Anda di halaman 1dari 10

Inovasi Tanam Jagung Rapat, Menghasilkan Produksi Tinggi 29 September 2015 17:29:38 Diperbarui: 22

Oktober 2015 05:58:56 Dibaca : 58,445 Komentar : 41 Nilai : 11 Durasi Baca : 3 menit Bagian 1 Jagung
adalah komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi, peranan jagung sangat besar bagi
budidaya peternakan unggas, maupun ternak berkaki 4, sebagai sumber makanan bergizi yang di
perlukan dalam industri pakan ternak, karena produktifitas Jagung nasional masih rendah maka import
jagung menjadi pilihan, ditambah lokasi penanaman jagung yang tersebar di luar pulau Jawa, dan Pabrik
pakan ternak masih terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, menyebabkan biaya tranportasi
pengangkutan jagung menjadi mahal dan sulit bersaing dengan jagung import, sementara bila bicara
kualitas maka jagung lokal lebih baik dari jagung import. Pola tanam jagung selama ini sudah di tentukan
oleh produsen benih jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih
sangat sulit, ditambah factor kebiasaan petani menanam jagungi tidak dengan pola intensif, mereka
masih mengharapkan hujan sebagai sumber air ,masih tradisional, sehingga produktifitas nya masih
rendah, sedangkan bila saya pelajari masih bisa dibuat pola tanam yang lebih rapat, sehingga populasi
tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak tanam biasa adalah 70cm x 40 cm
dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000 pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh,
biasa yang tumbuh 80% sehingga populasinya menjadi 56.000 pohon per hektar, dalam perjalanan nya
banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor lain, kita anggap saja hilang lagi
20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi 44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2
tongkol jagung, maka dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2 (
biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat pertongkol pipilan
jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168 kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya
petani mendapatkan hasil panen di bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk
membuat inovasi pola tanam rapat. Pola tanam rapat 110 cm x 12,5 cm ( double row ) x 1 benih
perlubang tanam = 144.000 pohon, dimana benih jagung sebelum di tanam saya sortir dulu, dengan cara
di rendam air yang sudah diberi inovasi bioteknologi sebanyak 5 ml per 30 kg benih jagung selama 2 jam,
bila benih jagung mengambang, maka benih tersebut akan di singkirkan ( dimusnahkan dengan di bakar
karena sudah mengandung fungisida yang sudah di berikan oleh produsen benih untuk menghindari
penyakit bulai ) karena bisa di buang secara sembarangan akan berbahaya bagi ayam kampung yang
memakannya, setelah perlakukan maka benih jagung sudah siap di tanam, saya lampirkan photo
penunjang artikel ini ,agar kompasioner bisa mengikutinya. Umur tanaman jagung 1
minggu setelah tanam Dengan pola tanam rapat maka kebutuhan akan pupuk juga meningkat, saya
memakai pupuk hijau dari Gulma Enceng Gondok sebagai penutup lubang tanam saat benih di tanam,
kebutuhan 600 kg ( pupuk buatan sendiri ), sehingga kebutuhan makanan untuk benih bertumbuh
tercukupi, pupuk kimia susulan saya biasakan diberikan umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam, dengan
masing masing pupuk majemuk 2 gr per pohon per aplikasi ( dibutuhkan total 600 kg pupuk campuran
NPK + Urea ), pengairan dilakukan setiap minggu dimusim panas, dan diberikan secara dibanjiri dengan
pompa alkon, aplikasi Bioteknologi di berikan setiap 2 minggu sekali sebanyak 50 ml / hektar sebanyak 4
kali 1 musin tanam. Pengairan dengan cara pompa air dari sumber air dengan pipa bongkar pasang.
Hasilnya bisa dilihat tanaman jagung tumbuh subur, batang besar dan daun lebar, sehingga bisa
menghasilkan panen jagung pipil yang tinggi. Batang tanaman besar dan terlihat terawat baik
Pola tanam jagung rapat, jarak tanam 110 cm x 12,5 cm ( Double row )= 144.000 pohon Alasan
menanam jagung populasi rapat, adalah waktu dan luas lahan tetap sama, yang berbeda adalah benih,
pupik dan pekerjaan nya lebih banyak, tetapi tetap menarik untuk di lakukan secara masal, pola intensif
harus di lakukan sehingga tanaman Jagung terawat baik dan enak untuk di pandang, bahkan jadi
baground untuk photo-photo. Mba Lula Kamal berphoto saat berkunjung ke kebun
jagung Setelah 100 hari panen jagung dihasilkan sebanyak 14,7 ton / hektar ,jagung pipilan panen
dengan kadar air 25%, secara matematis bisa di hitung 144.000 pohon x 80% ( populasi yang tumbuh ) x
2 tongkol x 80 gr per tongkol = 18.432 kg , saat panen banyak yang berkurang dan itu hal biasa, sehingga
yang terhitung sebanyak 14,7 ton / hektar adalah panen tertinggi yang saya dapatkan, biaya yang di
keluarkan menjadi sepadan, kami menanam sebanyak 8 hektar. Kong Atong adalah innovator
penanaman jagung terpadat, beliau sudah bertani sejak muda, usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi
tetap sehat dan kuat bekerja, inovasinya menjadi bahan percontohan bagi petani di sekitarnya.
Tulisan ini sekedar ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menanam jagung berkolaborasi dengan
Kong Atong sebagai teknikal dan saya sebagai inovator teknologinya, dengan kolaborasi ini
menghasilkan pola tanam yang menarik untuk di duplikasi, tentunya untuk kesejahteraan petani dan
meningkatkan produktifitas tanaman jagung per hektarnya, tanpa perlu menambah areal penanaman
,tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang,
Bandung sampai Merauke. Saya akan tulis pengalaman saya ber inovasi secara berseri, saya harap
pengalaman ini bermanfaat bagi pembaca, salam inovasi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/davebekam/inovasi-tanam-jagung-rapat-menghasilkan-
produksi-tinggi_560a68054523bd2d1443bd4b

JAGUNG HIBRIDA

A. PELUANG USAHA

Jagung adalah salah satu jenis tanaman unggulan dalam dunia usaha Agrobisnis, karna tumbuhan ini
bisa tumbuh subur di beberapa tempat dengan ketinggian yang berbeda, dataran rendah, sedang , dan
tinggi.

Keutamaan jagung , selain perawatan nya yang mudah, masa panen yang singkat ( +- 110 – 120 hari ),
juga jagung jarang sekali terkena hama atau penyakit bahkan hampir tidak ada.

Ada banyak sekali perusahaan yang memerlukan komodity ini, baik untuk pasaran

Dalam negeri maupun export, salah satu perusahaan besar yang siap menampung

dan membeli jagung skala besar adalah PT x.

Perusahaan yang memproduksi pakan ternak ini bisa menerima hasil panen jagung
Hingga diatas 500 Ton / hari, dengan tiga pabrik utama yang terletak di daerah cirebon,

sragen dan brebes dengan kapasitas produksi masing-masng mencapai 300 ton / pabrik

atau +- 900 ton / hari.

Sebuah potensi pasar yang sangat besar sekaligus merupakan peluang usaha yang sangat prospektif
untuk para pelaku usaha menengah dan besar ( pengembangan ).

B. LOKASI-LOKASI LAHAN YANG TERSEDIA

Ada beberapa lokasi lahan yang siap digunakan untuk penanaman dan budidaya

Jagung ini, mulai dari lahan-lahan tidur milik pemerintah , lahan-lahan HGU serta

Lahan-lahan hak milik masyarakat , diantaranya adalah :

1. Di daerah leuwiliang – bogor +- 230 hektar ( dua lokasi ).

2. Di daerah ceugenang – cianjur +- 300 hektar ( satu lokasi ).

3. Di daerah sumedang – jawa barat +- 700 hektar ( satu lokasi ).

Lahan – lahan tersebut diatas yang nanti nya akan digunakan untuk penanaman dan budidaya
jagung ini sebagian besar adalah lahan – lahan milik masyarakat setempat dengan surat – surat SHM (
sertifikat hak milik ), dengan sistem sewa tahunan ( 1 s/d 5 tahun ).

C. ANALISA USAHA.

1. Lahan.

a. Sewa lahan Rp 2.000.000/ ha. ( 12 bln atau 1 tahun)

b. Pembersihan lahan Rp 700.000/ ha. ( 20 Hk @ Rp 3a.000 )

c. Pembajakan lahan Rp 700.000/ ha. ( 20 Hk @ Rp 35.000 )

d. Perataan dan bedengan Rp 700.000/ ha. ( 20 Hk @ Rp 35.000 )

Total Rp 4.100.000/ ha.


2. Bibit dan pupuk.

a. Bibit P 27 Rp 1.000.000/ ha. ( 20 kg @ Rp 50.000 )

b. Pupuk dasar Rp 400.000/ ha. ( 500 kg @ Rp 800 )

c. Pupuk Urea Rp 320.000/ ha. ( 200 kg @ Rp 1.600 )

d. Pupuk NPK Rp 575.000/ ha. ( 250 kg @ Rp 2.300 )

e. Pestisida Rp 300.000/ ha. ( 2 Ltr @ Rp 150.000)

Total Rp 2.595.000/ ha.

3. Tenaga kerja.

a. Penanaman Rp 350.000/ ha. ( 10 Hk @ Rp 35.000 )

b. Pemupukan dasar Rp 350.000/ ha. ( 10 Hk @ Rp 35.000 )

c. Penyiangan 1 dan 2 Rp 700.000/ ha. ( 20 Hk @ Rp 35.000 )

d. Pemupukan 1 dan 2 Rp 350.000/ ha. ( 10 Hk @ Rp 35.000 )

e. Pengendalian OPT Rp 175.000/ ha. ( 5 Hk @ Rp 35.000 )

Total Rp 1.925.000/ ha.

4. Panen.

a. Upah panen dan angkut Rp 875.000/ ha. ( 25 Hk @ Rp 35.000 )

b. Pengeringan Rp 350.000/ ha. ( 10 Hk @ Rp 35.000 )

c. Pemipilan Rp 700.000/ ha. ( 20 Hk @ Rp 35.000 )

d. Pengeringan biji pipilan Rp 350.000/ ha. ( 10 Hk @ Rp 35.000 )

e. Pembersihan dan packing Rp 350.000/ ha. ( 10 Hk @ Rp 35.000 )

Total Rp 2.625.000/ ha.


5. Total biaya produksi.

a. Lahan Rp 4.100.000/ ha.

b. Bibit dan pupuk Rp 2.595.000/ ha.

c. Tenaga kerja Rp 1.925.000/ ha.

d. Biaya panen Rp 2.625.000/ ha.

e. Operasional Rp 500.000/ ha.

f. Lain – lain Rp 250.000/ ha.

Total Rp 11.995.000/ ha.

6. Hasil panen.

a. 1 ( Satu ) kg bibit menghasilkan 500 kg jagung basah.

b. 20 kg bibit mengasil kan 10.000 kg jagung basah.

c. Penyusutan kadar air (+-) 30% atau 3.000 kg.

d. Hasil jagung kering (+-) 7.000 kg/ ha.

e. Harga jual jagung kering Rp 2.500/ kg.

f. Total 7.000 kg x Rp 2.500 = Rp 17.500.000/ ha.

Total hasil panen pertama Rp 17.500.000/ ha.

7. Estimasi hasil.

1. Hasil panen ke 1

- Penjualan Rp 17.500.000/ ha.

- Modal awal Rp 11.995.000/ ha.

- Laba kotor Rp 5.505.000/ ha.


- Pengeluaran :

Tenaga ahli Rp 700.000/ ha. ( 4 bln @ Rp 175.000/ ha )

Mandor Rp 600.000/ ha. ( 4 bln @ Rp 150.000/ ha )

Laba bersih Rp 4.205.000/ ha.

2. Hasil panen ke 2.

- Penjualan Rp 17.500.000/ ha.

- Modal awal Rp 9.995.000/ ha.

- Laba kotor Rp 7.505.000/ ha.

- Pengeluaran :

Tenaga ahli Rp 700.000/ ha. ( 4 bln @ Rp 175.000/ ha )

Mandor Rp 600.000/ ha. ( 4 bln @ Rp 150.000/ ha )

Laba bersih Rp 6.205.000/ ha.

3. Hasil panen ke 3.

- Penjualan Rp 17.500.000/ ha.

- Modal awal Rp 9.995.000/ ha.

- Laba kotor Rp 7.505.000/ ha.

- Pengeluaran :

Tenaga ahli Rp 700.000/ ha. ( 4 bln @ Rp 175.000/ ha )

Mandor Rp 600.000/ ha. ( 4 bln @ Rp 150.000/ ha )

Laba bersih Rp 6.205.000/ ha.


D. PROFIT SHARING.

1. Panen ke 1 ( laba bersih ) Rp 4.205.000/ ha.

- Investor 70% Rp 2.943.500/ ha. ( 70% dari laba bersih 1 )

- Pelaksana 20% Rp 841.000/ ha. ( 20% dari laba bersih 1)

- Infak 10% Rp 420.500/ ha. ( 10% dari laba bersih 1)

2. Panen ke 2 ( laba bersih ) Rp 6.205.000/ ha.

- Investor 70% Rp 4.343.500/ ha. ( 70% dari laba bersih 2 )

- Pelaksana 20% Rp 1.241.000/ ha. ( 20% dari laba bersih 2 )

- Infak 10% Rp 620.500/ ha. ( 10% dari laba bersih 2 )

3. Panen ke 3 ( laba bersih ) Rp 6.205.000/ ha.

- Investor 70% Rp 4.343.500/ ha. ( 70% dari laba bersih 3 )

- Pelaksana 20% Rp 1.241.000/ ha. ( 20% dari laba bersih 3 )

- Infak 10% Rp 620.500/ ha. ( 10% dari laba bersih 3 )

E. HASIL PANEN ( laba bersih ) PER 1 ( SATU ) TAHUN Rp 16.615.000,-

Dari modal awal Rp 11.995.000/ ha.

1. Investor 70% Rp 11.630.500/ ha. ( 70% dari laba bersih 1 th )

2. Pelaksana 20% Rp 3.323.000/ ha. ( 20% dari laba bersih 1 th )

3. Infak 10% Rp 1.661.500/ ha. ( 10% dari laba bersih 1 th )

F. ESTIMASI HASIL PANEN 10 HEKTAR (laba bersih per tahun) Rp 166.150.000.


1. Modal awal Rp 119.995.000 ( 10 ha x Rp 11.995.000 )

2. Investor 70% Rp 116.305.000 ( 10 ha x Rp 11.630.500 )

3. Pelaksana 20% Rp 33.230.000 ( 10 ha x Rp 3.323.000 )

4. Infak 10% Rp 16.615.000 ( 10 ha x Rp 1.661.500 )

Bisnis Agro Sangat Menguntungan

Bersama Jagung BP79

Tongkol Besar dan Panjang, Hasil Tinggi (13-14 Ton/Ha)

Analisa Usaha (pada lahan 1 Hektar):

A. Hasil Brutho

Penyusutan pipil basah (25-30 %) ke kering (13-14%) atau rata-rata 15 % (0,15 x 13 500:= 2.025), hasil
panen pipil keringnya ( 13 500 – 2.025 =11.475 Kg. Harga rata-rata Rp 4.500;/Kg, maka hasil brutho-nya
(11.475 Kg x Rp 4.500;)= Rp 51.637.500; (bruto)

B. Pembiayaan

Berikut tabel pembiayaannya:

Jenis Biaya

Sarana Produksi

-Benih jagung BP79 20 Kg @Rp 55.000; /Kg Rp 1.100. 000;

-Pupuk NPK Ponska 300 Kg @Rp 2.500; /Kg Rp 750.000;

-Pupuk Urea 350 Kg @Rp 1.800; /Kg Rp 630.000;

-POC Top G2 7 Liter @Rp 100.000; /Ltr Rp 700.000;


- Beka 2 liter @Rp 80.000; /Ltr Rp 160.000;
- SOT 4 liter @Rp100.000; /Ltr Rp 400.000;
- Gledek (Pestisida organik) @Rp125.000; /Ltr Rp 500.000;
-Pengairan Rp 2000.000

Sub Total Rp 6.240.000;

Tenaga Kerja
-Traktor olah tanah Rp 800.000

-Merapikan bedengan tanah 10 orang @Rp 50.000; /orang Rp 500.000;

-Tanam 3 pria @Rp 50.000; /orang Rp 150.000;

-Tanam 10 wanita @Rp 35.000;/orang Rp 350.000;

-Pemupukan 3x; 2 pria @Rp 50.000;/orang Rp 300.000;

-Pemupukan 3x; 3 wanita @Rp 35.000;/orang Rp 315.000;

-Penyiangan /dangir dengan mesin Rp 700.000

-Panen borongan Rp 1.500.000;

-Treser selep jagung 13.500 Kg @Rp60 /Kg Rp 810.000;

Sub Total Rp 5.425.000;

Lain-lain

-Sewa Lahan 1 Ha, 1 musim (100 Hari) Rp 3.500.000

Sub Total Rp 3.500.000;

Grand Total Rp 15.165.000;

Hasil Bersih = Rp 51.637.500 – Rp 15.165.000 = Rp 36.472.500;

Catatan:
- berbagai data diatas sifatnya variabelistik, artinya bisa berubah disesuaikan dengan perubahan data
biaya atau harga yang ada, misalnya: harga jagung, biaya upah pekerja, harga pupuk, dll.
- Untuk mendapatkan hasil optimal (13-14 ton/Ha), hendaknya mentaati cara tanam jagung hibrida,
termasuk jarak tanamnya 70 x 20 (antar larikan 70 cm, antar lubang dalam larikan 20 cm, 1 lubang 1 biji.

- Untuk mengurangi biaya tanamnya, bisa menggunakan alat tugal / gejig modern. Dengan alat
penanam benih ini, proses penanaman biji benih menjadi lebih mudah dan praktis. Tingkat efisiensi
tanam dengan alat penanam benih ini mencapai 8.000 – 10.000 m2/hari... Harga : Rp 2,7 jt (belum ongkos
kirim)

Info Lebih Lanjut Hubungi: 0823 2371 0379 (AS)

Anda mungkin juga menyukai