Anda di halaman 1dari 4

Tugas Geomigas

Darrian 3715100055

1. Rock Properties
a. Porositas

Dalam batuan reservoir, pori-pori yang ada pada batuan tersebut merupakan tempat fluida berada seperti
air, gas, maupun minyak. kuantitas pori-pori dalam suatu batuan dinyatakan dalam istilah porositas yang
berarti perbandingan volume pori-pori pada batuan dibandingkan dengan volume bulknya. sehingga
porositas dapat menyatakan kapasitas suatu batuan untuk menyimpan fluida. jenis porositas sendiri
bermacam-macam bergantung pada dasar penggolongannya.Berdasarkan pembentukannya porositas
dibagi dalam dua macam yaitu :

porositas primer yaitu porositas yang terbentuk saat pembentukan batuannya. saat proses
sedimentasi butiran batuannya akan terdapat rongga diantara butiran-butiran tersebut. nah
rongga - rongga tersebut merupakan porositas primer. porositas yang demikian merupakan
porositas intergranular atau porositas interparticle. untuk batuan yang berupa kristal, ternyata
memiliki pori-pori yang terdapat diantara butir kristalnya, pada kisi-kisi kristalnya, dan belahan
pada bidang kristalnya(untuk ini saya belum bisa membayangkannya hehe) dan disebut sebagai
porositas intercrystalline. pada bidang perlapisan biasanya akan terdapat porositas yang
disebabkan oleh perbedaan jenis batuan dan ukuran butir yang dibatasi oleh bidang
perlapisannya. hal ini terjadi pada saat proses sedimentasi misalnya terjadi peralihan arus
pengendapan sehingga terjadi perbedaan ukuran butir dan susunannya pada pengendapan
butiranya. nah bada batas perbedaan tersebut akan terbentuk space. hal ini sangat dipengaruhi
oleh lingkungan pengendapannya.
porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk karena proses geologi yang dialami oleh
batuan yang sudah jadi sehingga mengakibatkan terbentuknya space yang dapat menjadi
porositas yang baru. contohnya, pada batuan karbonat jika sudah mengalami disolusi oleh air
sehingga menyebabkan timbulnya rongga - rongga baru. proses ini terjadi karena adanya reaksi
antara karbonat dengan air bisa juga karena adanya pergantian ion kalsium oleh ion magnesium
atau yang sering dikenal dengan dolomitisasi. karbonat yang pernah terekspose keluar karena
pengaruh berbagai faktor seperti sinar matahari, angin, dll dapat menyebabkan terbentuknya
pori-pori baru pada batuan tersebut. selain itu, prositas sekunder dapat terbentuk akibat adanya
tektonik yang menyebabkan terbentuknya rekahan-rekahan pada batuan tersebut.
gambar dibawah ini menunjukan contoh dari porositas primer dan sekunder.

Selain itu dikenal juga istilah porositas efektif, yaitu apabila bagian rongga – rongga di dalam batuan
berhubungan, sehingga dengan demikian porositas efektif biasanya lebih kecil daripada rongga pori – pori
total yang biasanya berkisar dari 10 sampai 15 persen. Porositas absolut merupakan rongga pori yang
fluidanya tidak bisa keluar (terkekang)

b. Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan
cairan melalui pori – pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau
kerangka batuan tersebut.
Defenisi permeabilitas dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut ;

Dimana q dinyatakan dalam sentimeter per sekon, k dalam darcy (permeabilitas), viskositas
m dinyatakan dalam sentipoise, dan dp/dx adalah gradient hidrolik yang dinyatakan dalam
atmosfer per sentimeter. Dengan demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah k yang
dinyatakan dalam Darcy.
c. Wettabilitas merupakan salah satu parameter petrofisik yang didefinisikan sebagai suatu
kecenderungan fluida yang tidak saling mencampur satu sama lain. Apabila
dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi
permukaan benda padat tersebut, hal ini akan menyebabkan timbulnya tegangan adhesi (gaya
tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis).
Suatu cairan dikatakan membasahi zat padat apabila memiliki tegangan adhesi positif (θ < 90°).
Pada suatu batuan yang memiliki tegangan adhesi positif menandakan bahwa batuan tersebut
bersifat water wet. Sebaliknya, apabila air tidak membasahi zat padat, maka tegangan adhesinya
menjadi negatif (θ > 90°). Pada batuan, hal tersebut menandakan bahwa suatu batuan akan
bersifat oil wet.
Penentuan wettabilitas ini sangat penting untuk mengetahui tingkah laku suatu reservoir karena
parameter inilah yang menyebabkan tekanan kapiler pada batuan mampu memberikan
dorongan sehingga fluida (minyak atau gas) dapat bergerak.
Besaran wettabilitas secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Jenis mineral yang terkandung dalam reservoir


2. Ukuran butir batuan (semakin halus ukuran butir pada batuan maka semakin besar
tegangan adhesi yang akan terjadi)
3. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak mentah
Wettabilitas dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan jenis komponen yang berperan, yaitu:

1. Water wet
Water wet terjadi ketika suatu batuan memiliki sudut kontak fluida (sudut kontak antara minyak dan
air) terhadap batuan itu sendiri yang besarnya lebih kecil dari 90° (θ<90°). Kejadian ini merupakan
akibat dari tegangan adhesi yang nilainya lebih besar pada sudut lancip yang dibentuk antara air
dengan batuan dibandingkan tegangan adhesi pada sudut yang tumpul yang dibentuk antara minyak
dengan batuan.
2. Oil wet
Oil wet terjadi ketika suatu batuan memiliki sudut kontak fluida (sudut kontak antara minyak dan air)
terhadap batuan itu sendiri yang nilai sudutnya lebih besar dari 90° (θ>90°). Karakter oil
wet pada reservoir tidak diharapkan terjadi. Hal tersebut dikarenakan sifat oil wet akan
menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal pada batuan reservoir saat diproduksi lebih besar
daripada water wet.
d. Kombinasi dari semua tegangan permukaan yang aktif akan menentukan tekanan kapiler
dan kebasahan dari batuan porous.

Tekanan kapiler ( Pc ) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan
dua fluida yang tidak bercampur ( cairan-cairan atau gas-cairan ) sebagai akibat dari
terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka ( Amyx, J. W. 1960 ).
Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida non wetting fasa (
Pnw ) dengan fluida wetting fasa ( Pw ) atau :

Pc = Pnw – Pwf
Tekanan kapiler mempunyai dua pengaruh yang penting dalam reservoir minyak atau gas,
yaitu :

Mengontrol distribusi fluida di dalam reservoir

Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir melalui
pori-pori reservoir

e. Saturasi fluida adalah fraksi atau persentasi perbandingan volume fluida yang menempati
pori-pori batuan dengan total volume pori batuan. Secara sistematis, saturasi dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Saturasi fluida = Volume Fluida / Volume Batuan

Saturasi dibagi menjadi tiga berdasarkan fluida yang mengisi batuan tersebut:

Saturasi Minyak (So)

Saturasi Gas (Sg)

Saturasi Air (Sw)

Secara matematis, total ketiga saturasi itu adalah 1 atau 100%. Saturasi juga merupakan
parameter sifat fisik batuan yang sangat penting dalam melakukan evaluasi formasi dan estimasi
cadangan hidrokarbon in place. Hubungan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:

Sw+Sg+So=1

f. Kompresebilitas adalah

Kemampuan batuan untuk diberi gaya tekan, Perubahan bentuk batuan pada saat diberikan
gaya tekan, Kemampuan batuan untuk menerima gaya tekan, danGaya tekan terhadap batuan.

Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang bekerja padanya, yaitu gaya
akibat beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yang timbul akibat adanya fluida yang
terkandung dalam pori-pori batuan tersebut. Pada keadaan statik, kedua gaya berada dalam
keadaan setimbang.

Bila tekanan reservoir berkurang akibat pengosongan fluida, maka kesetimbangan gaya ini
terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori¬-pori, perubahan batuan
dan Menurut Geerstma (1957)2), mengemukakan tiga konsep mengenai kompressibilitas
batuan, yaitu:

1. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksi perubahan volume material padatan (grains)
terhadap satuan perubahan tekanan.
2. Kompressibilitas total batuan, yaitu fraksi perubahan volume total batuan terhadap satuan
perubahan tekanan
3. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksi perubahan volume pori-pori batuan terhadap
satuan perubahan tekanan.

Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam tekanan, antara lain:

1. Tekanan hidrostatik fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan.


2. Tekanan-luar (external stress) yang disebabkan oleh berat batuan yang ada diatasnya
(overburden pressure).

Pengosongan fluida dari ruang pori-pori batuan reservoir akan mengakibatkan perubahan
tekanan-dalam dari batuan, sehingga resultan tekanan pada batuan akan mengalami perubahan
pula. Adanya perubahan tekanan ini akan mengakibatkan perubahan pada butir-butir batuan,
pori-pori dan volume total (bulk) batuan reservoir. Untuk padatan (grains) akan mengalami
perubahan yang serupa apabila mendapat tekanan hidrostatik fluida yang dikandungnya.

2. a. Faktor – Faktor yang mempengaruhi porositas

• Bentuk Grain (Particle sphericity & angularity)


- Semakin rounded (membulat) bidang sentuh antara grain yang satu dengan yang lain akan semakin
kecil sehingga volume rongga yang dihasilkan antar grain tersebut akan semakin besar dan Φ semakin
membesar.
- Semakin pipih bentuh grain bidang sentuh antara dua grain akan semakin besar sehingga ruang pori
yang dihasilkan akan semakin kecil dan Φ semakin kecil.
- Bentuk butir yang bersudut-sudut akan memperkecil porositas karena kemungkinan saling tindih antar
grain semakin besar, sehingga pori-pori semakin kecil dan Φ semakin kecil juga.

Anda mungkin juga menyukai