OLEH
Cynthia
140100168
PEMBIMBING
DR. dr. Juliandi Harahap, MA
OLEH
Cynthia
140100168
PEMBIMBING
DR. dr. Juliandi Harahap, MA
i
Patient Satisfaction and How To Measure It
OLEH
Cynthia
140100168
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Cynthia
NIM : 140100168
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Patient
Satisfaction and How To Measure It”. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk melengkapi persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Medan, 12 Agustus2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit
dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang memenuhi standar pelayanan yang optimal. Hal tersebut sebagai
akuntabilitas rumah sakit supaya mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya.
Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif, mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta
sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat.1
Kualitas dan kepuasan tidak dapat dipisahkan seperti layaknya dua sisi
mata uang yang saling berhubungan dan memengaruhi. Kualitas memberikan
suatu dorongan kepada pasien untuk menjalin hubungan yang kuat dengan rumah
sakit. Hubungan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan rumah sakit
untuk memahami dengan seksama kebutuhan dan harapan pasien. Dengan
demikian, rumah sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit
melalui pengalaman pasien yang menyenangkan dan meminimalkan atau
meniadakan pengalaman yang kurang menyenangkan. Kepuasan pasien pada
akhirnya berpengaruh terhadap kesetiaan pasien kepada rumah sakit yang
memberikan kualitas yang memuaskan.
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.1.1 Pasien
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata
pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris.
Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti
dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter),
penderita (sakit).3
3
4
kesembuhan dari sakit, tetapi pasien juga merasakan dan menilai layanan
kesehatan yang ia terima.3
Menurut Kotler and Keller, kepuasan pasien adalah perasaan senang seseorang
yang timbul karena hasil yang pasien dapatkan sesuai dengan yang pasien
harapkan. Sedangkan Tjiptono menjelaskan bahwa kepuasan pasien adalah respon
pasien terhadap apa yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan hasil kinerja
yang didapatkan setelahnya. Untuk memudahkan dalam mengenali kepuasan
pasien, Ali Hasan menggunakan tiga ukuran, diantaranya apabila kinerja melebihi
harapan maka akan didapatkan hasil pasien sangat puas, apabila kinerja sama
dengan harapan diperoleh hasil pasien puas, namun apabila kinerja kurang dari
harapan maka hasilnya pasien akan kecewa.4
A. Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi
pasien terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu
kenyataan kualitas produk atau jasa dan komunikasi perusahaan, dalam hal ini
rumah sakit dalam mengiklankan tempatnya.
B. Mutu pelayanan, pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
C. Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap rumah
sakit yang dipandang “rumah sakit mahal”.
D. Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan
yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitassama tetapi berharga
murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
E. Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderung
puas terhadap jasa pelayanan tersebut.
A. Karakteristik pasien.
Faktor penentu tingkat pasien atau konsumen oleh karakteristik dari pasien
tersebut yang merupakan ciri-ciri seseorang atau kekhasan seseorang yang
membedakan orang yang satu dengan orang yang lain. Karakteristik tersebut
berupa nama, umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, suku bangsa,
agama, pekerjaan dan lain-lain.
B. Sarana fisik.
Berupa bukti fisik yang dapat dilihat yang meliputi gedung, perlengkapan,
seragam pegawai dan sarana komunikasi.
C. Jaminan.
Pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
dokter.
D. Kepedulian.
Kemudahan dalam membangun komunikasi baik antara dokter dengan pasien,
perhatian pribadi, dan dapat memahami kebutuhan pasien.
E. Kehandalan.
Kemampuan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat,
tepat, akurat, dan memuaskan.
Kepuasan pasien menurut Pohan dapat diukur dengan indikator berikut ini3 :
iii) Sejauh mana pasien mengerti bagaimana sistem layanan kesehatan itu
bekerja, keuntungan dan tersedianya layanan kesehatan.
B. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan.
Dinyatakan oleh sikap terhadap :
i) Kompetensi teknik dokter dan atau profesi layanan kesehatan lain yang
berhubungan dengan pasien.
ii) Keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang dirasakan oleh
pasien sebagai hasil dari layanan kesehatan
C. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar
manusia.
Ditentukan dengan melakukan pengukuran :
i) Sejauh mana ketersediaan layanan rumah sakit menurut penilaian
pasien.
ii) Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter dan atau profesi
layanan kesehatan lain.
iii) Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter.
iv) Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis.
v) Sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasehat dokter
atau rencana pengobatan.
D. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan.
Ditentukan oleh sikap terhadap :
i) Fasilitas fisik dan lingkungan layanan kesehatan.
ii) Sistem perjanjian, termasuk menungu giliran, waktu tunggu,
pemanfaatan waktu selama menunggu, sikap mau menolong atau
kepedulian personel, mekanisme pemecahan masalah dan keluhhan
yang timbul.
iii) Lingkup dan sifat keuntungan layanan kesehatan yang ditawarkan.
1. Bukti langsung.
Segala sesuatu yang termasuk seperti fasilitas, peralatan, kenyamanan
ruang, dan sifat petugas.
2. Keandalan
Elemen yang berkaitan dengan kemampuan untuk mewujudkan pelayanan
yang dapat diandalkan.
3. Daya tanggap
Elemen yang berkaitan dengan kesediaan petugas dalam membantu dan
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien, petugas dapat
memberikan informasi yang jelas, petugas dapat memberikan layanan
dengan segera dan tepat waktu, petugas memberikan pelayanan dengan
baik.
4. Jaminan
Hal yang mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya petugas. Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan
merupakan jaminan juga.
5. Empati
Meliputi perhatian pribadi dalam memahami kebutuhan para pasien.
2. Survei kepuasan.
Penelitian survey dapat melalui pos, telepon dan wawancara langsung.
Responden juga dapat diminta untuk mengurutkan berbagai elemen
penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik.
10
3. Ghost shopping.
Mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pasien
potensial, kemudian melaporkan temuannya mengenai kekuatan dan
kelemahan ruamh sakit dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka, salah
satu bentuk observasi yang memakai jasa orang yang menyamar sebagai
pelanggan atau pesaing untuk mengamati aspek-aspek pelayanan dan kualitas
produk.
Tingkat kepuasan pasien dapat diukur dengan beberapa metode diatas. Data
yang diperoleh dari hasil pengukuran tiap-tiap metode mempunyai hasil yang
berbeda. Metode survei kepuasan yang sangat populer dan telah digunakan dalam
berbagai bidang jasa pelayanan termasuk pada industri kesehatan adalah yang
diperkenalkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang telah diuji secara
empiris dan telah dikembangkan kedalam instrumen pengukuran untuk perspektif
mutu menurut pelanggan yang disebut dengan The SERVQUAL Instrument
(Service Quality). The SERVQUAL Instrument merupakan instrumen untuk
mengukur tingkat kepuasan pesien terhadap pelayanan kesehatan yang meliputi
lima dimensi, yaitu7:
2. Reliability (Kehandalan)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang tepat dan terpercaya.
Pelayanan yang terpercaya artinya adalah konsisten. Sehingga reliability
mempunyai dua aspek penting yaitu kemampuan memberikan pelayanan
seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mampu memberikan pelayanan yang
tepat atau akurat.11
3. Responsiveness (Ketanggapan)
Kesediaan atau kemauan untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan
yang cepat.11
4. Assurance (Jaminan)
Mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki dokter (bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan).11
5. Empathy (Empati).
Membina hubungan yang baik, pemahaman atas kebutuhan individual pasien,
dan memberikan pelayanan serta perhatian secara individual pada pasien.11
Menurut Azwar, di dalam situasi rumah sakit yang mengutamakan pihak yang
dilayani, karena pasien adalah klien yang terbanyak, maka manfaat yang dapat
diperoleh bila mengutamakan kepuasan pasien antara lain sebagai berikut3 :
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Purba WF. Pengetahuan dan Sikap Pasien Peserta BPJS Dalam Hal Kepuasan
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014
[Internet]. 25 Oktober 2016 [cited 17 Agustus 2019]. Available from :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/62230
2. Riska, Yusnita Sari. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan
Keperawatan dan Faktor-faktor determinannya di ruang rawat Inap RSUD dr.
Rasidin Padang Tahun 2017 [thesis]. Padang: Universitas Andalas; 2017. [cited
17 Agustus 2019]. Available from : http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/26660
3. Az-Zahroh TN. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang Dewasa Umum Rumah Sakit X
Kabupaten Gresik. [Internet]. Agustus 2017 [cited 17 Agustus 2019]; 12(2):
99-111.
4. Sari, Saputri. Hubungan Penampilan Perawat Dengan Kepuasan Pasien di RS
Muhammadiyah Yogyakarta. [Internet]. 19 Desember 2016 [cited 17 Agustus
2019]. Available from::
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7317?show=full
5. Handayani S. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Baturetno. [Internet]. September 2016 [cited 18 Agustus 2019].
Available from :
https://www.researchgate.net/publication/318951683_TINGKAT_KEPUASA
N_PASIEN_TERHADAP_PELAYANAN_KESEHATAN_DI_PUSKESMAS
_BATURETNO
6. Emilia S. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa
Kabupaten Cirebon. [Internet]. Juni 2016 [cited 18 Agustus 2019]. Available
from :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33155/1/Sri%20Emil
ia-FKIK.pdf
14
7. Kamil H. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di
RSUDZA Banda Aceh. [Internet].2010 [cited 18 Agustus 2019]. 3(1).
Available from : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6406/5255
8. Sangadji, EM dan Sopiah. Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Andi; 2013.
9. Parasuraman. Delivering Quality Service. New York : The Free Press; 1990
[cited 18 Agustus 2019].
10. Soeparmanto S.A. Program Akselerasi Peningkatan Gizi Masyarakat.
[Internet]. Jakarta: Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan; 2007 [cited 18 Agustus 2019]. Available from:
http://www.litbang.pertanian.go.id/special/HPS/program_akselerasi.pdf
11. Anisza H. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Perawat Dengan Kepuasan
Pasien di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah; 2012. [cited 19 Agustus 2019]. Available from :
http://eprints.ums.ac.id/21823/
15