Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH : POST MODERN

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH : Ir. PILIPUS JERAMAN,MT.

ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA


(KASUS STUDI: ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA DI
INDONESIA KARYA W. LEMEI)

OLEH
NIXEN VERTSMEN ELDIO SENAK ( 221 17 070)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2019
Arsitektur kolonial belanda di Indonesia
karya arsitek W. Lemei
Disusun oleh

NIXEN V. ELDIO SENAK 221 17 070

Jurusan teknik arsitektur universitas katolik Widya Mandira Kupang

ABSTRAK

Arsitektur kolonial merupakan sebutan untuk langgam gaya arsitektur yang


berkembang di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Gaya ini sangat kuat
dipengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa seperti neo-klasik, rennaisance, art deco, dll.
Dalam perkembangannya di Indonesia tidak semua gaya arsitektur yang dibawa dari
Eropa cocok diterapkan di Indonesia. Pada akhirnya banyak arsitek-arsitek kolonial yang
melakukan improvisasi, penyelesaian desain dalam merancang bangunan-bangunan
dengan gaya arsitektur koloial. Salah satunya adalah Ir. W. Lemei. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang W.Lemei serta karya-karya
arsitekturnya di Indonesia. Tulisan ini membahas karya-karya W. Lemei yang besar dan
masih difungsikan hingga sekarang yakni Gedung Gubernur Jawa Timur, Kantor Bank
Pos Ujung Pandang dan Sekolah Tugu di Malang. Di dalamnya akan dibahas konsep
desain elemen arsitektur yang berkaitan dengan arsitektur kolonial di kawasan beriklim
tropis basah seperti: Orientasi bangunan, Denah, Dinding, Bukaan pintu dan jendela,
Lantai, Atap, Plafond, Bentuk Bangunan, serta material yang diguanakan.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang mendeskripsikan arsitektur


hindia belanda karya W. Lemei.

Kata kunci: Arsitektur kolonial, W. Lemei, Kantor Gubernur Jawa Timur, Kantor Bank
Pos Ujung Pandang, SMA Tugu
ABSTRACT

Colonial architecture is the term for architectural style styles that developed in
Indonesia during the Dutch colonial era. This style is strongly influenced by European
architectural styles such as neo-classical, rennaisance, art deco, etc. In its development
in Indonesia not all architectural styles brought from Europe are suitable to be applied
in Indonesia. In the end, many colonial architects improvised, completed designs in
designing buildings in a colloquial architectural style. One of them is Ir. W. Lemei. The
purpose of this paper is to find out more about W.Lemei and its architectural works in
Indonesia. This paper discusses the works of W. Lemei which are large and still
functioned today, namely the East Java Governor's Building, Ujung Pandang Post Office
and Tugu School in Malang. In it will be discussed the design concept of architectural
elements related to colonial architecture in wet tropical regions such as: building
orientation, floor plans, doors and window openings, floors, roofs, ceilings, building
shapes, and used materials

The method used is a descriptive method that describes Dutch Indian architecture by
W. Lemei.

Keywords: Colonial architecture, W. Lemei, East Java Governor's Office, Ujung Pandang
Post Office, Tugu High School
PENDAHULUAN peninggalannya hingga sekarang masih
berdiri dengan megah. Salah satu karya
Penjajahan bangsa Belanda selama 3,5
beliau yang paling terkenal adalah
abad meninggalkan banyak sejarah. Tak
Kantor Gubernur Jawa Timur. W. Lemei
terkecuali dalam arsitektur, banyak
ditunjuk sebagai juri sayembara
sekali bangunan-bangunan peninggalan
perancangan Balaikota Malang pada
Belanda yang masih berdiri utuh sampai
akhir tahun 1926. Pada penjurian ini W.
sekarang. Bangunan-bangunan tersebut
Lemai dibantu oleh Ir. Ph. N. te Winkel
mempunyai arsitektur yang khas yang
dan Ir. A. Grunberg. Kemudian pada
biasa disebut dengan arsitektur kolonial.
tahun 1903, dimulai suatu pelaksaanaan
Bangunan-bangunan kolonial tersebut
politik desentralisasi dimana
biasanya mengadopsi beberapa gaya
pemerintahan yang dibagi ke daerah-
arsitektur mulai dari arsitektur Eropa
daerah otonom, tidak terpusat.Pada
hingga arsitektur tradisional Indonesia.
tahun inilah, W. Lemei merancang karya
Ir.W.Lemei merupakan seorang dosen
arsitektur terbesarnya yakni Kantor
THS yang namanya tidak sebesar
Gubernur Jawa Timur. Selain
Mclaine Pont ataupun Thomas Karsten.
merancang kantor Gubernur Jawa
Namun karyanya seperti Kantor
Timur, terdapat beberapa karya
Gubernur Jawa Timur sudah diakui
W.Lemei yang lainnya yaitu diantaranya
sebagai karya besar dalam dunia
adalah Kantor Pos Bank di Ujung
arsitektur kolonial. Di samping Kantor
Pandang serta Sekolah Tugu di kota
Gubernur Jawa Timur terdapat
Malang. Oleh karena itu tulisan ini
beberapa karya W.Lemei yang penulis
diharapkan menambah pengatahuan
akan jabarkan. Karya-karya tersebut
kita mengenai gaya arsitektur pada
diantaranya adalah Kantor Pos Bank di
masa kolonial melalui karya W.Lemei
Ujung Pandang serta Sekolah Tugu di
yang akan dipaparkan dalam tulisan ini.
kota Malang
Penulis menyadari makalah ini memiliki
W. Lemei merupakan seorang arsitek kekurangan sehingga penulis
Belanda yang terkenal dan dihormati mengharapkan kritik dan saran dari
pada zamannya dan karya-karya
pembaca.Semoga tulisan ini bermanfaat HASIL DAN PEMBAHASAN
bagi pembaca.
Karakteristik umum arsitektur
METODE kolonial belanda di Indonesia

Metode yang digunakan dalam Ciri khas arsitektural dari rumah Belanda
pembuatan jurnal ini adalah metode
yang paling Nampak adalah
deskriptif dan metode komparatif
dimana deskriptif dengan penggunaan roof, Selain itu, tampilan
mendiskripsikan arsitektur kolonial
muka rumah Belanda eksterior atau
belnda karya W. Lemei dan komparatif
yang membandingkan karya – karya fasad yang cenderung simetris, meski
arsitektur W. Lemei. Data ini diperoleh
ada juga beberapa rumah Belanda yang
dari data sekunder studi pustaka dan
inventarisasi data sekunder yang mengaplikasikan fasad asimetris
tercantum dalam berbagai sumber, baik
tersendiri. Fasad biasanya berupa segi
didalam buku dan yang termuat dalam
situs jejaring internet yang akurat. empat, segi lima, atau segi enam. Pintu
Variabel pada studi ini adalah gaya
masuk bisa di bangun pada bagian
bangunan untuk mengetahui klasifikasi
gaya yang pada bangunan ini. Elemen tengah fasad, bisa juga berada di tepi
fasad
kanan. Ciri lain dari desain arsitektural
bangunan berupa atap, dinding, pintu,
jendela, lubang angin dan kolom untuk rumah Belanda ini adalah biasanya
menganalisis karakter visual pada
mempunyai dinding yang cukup
bangunan. Indikator yang digunakan
untuk mencari ciri tebal.Tak jarang, desain inilah yang
spesifik adalah bentuk, material, warna,
membuat secara tak langsung
ornamen, serta perubahan yang terjadi
memberikan kesan dingin ketika masuk
terkhususnya pada bangunan kantor
di dalamnya, meskipun kondisi cuaca
Gubernur jawa timur
saat itu panas yang cukup terik.
Kehebatan desain ini juga ada pada
permainan benang-benangan yang
tegas serta lebih banyak dalam
mengekspos detail arsitektur dengan
ketelitian tingkat tinggi.
Denah ruangan pada rumah Belanda tak Karakteristik arsitektur karya W.
jauh bedanya dengan denah ruangan Lemei.
pada rumah biasa, di mana terdapat
W.Lemei sering menggunakan gaya
area makan, area keluarga, kamar tidur,
arsitektur yang dibawa dari Barat
dan kamar tamu. Lantai atas biasa
sebagai preseden rancangannya di
digunakan untuk kamar anak. Di tengah
Indonesia. Terlihat dari bentuk massa
– tengah ruangan, terdapat area sentral
bangunan yang simetris seperti di
yang langsung mengarah ke ruang –
Kantor Gubernur Jawa Timur, konstruksi
ruang utama dalam rumah tersebut.
flying buttress di gallery SMA Tugu
Rumah Belanda sendiri juga mempunya seperti di gereja gothic, kemudian
nilai seni yang terpampang di beberapa penggunaan jendela-jendela dan pintu
sudut ruangan. Salah satunya adalah yang besar. Selain itu Lemei juga
lukisan dari cat minyak, karena di tempo nampak mengadopsi gaya arsitektur
dulu Belanda tengah gemar sekali modern yang memang sedang terkenal
melakukan eksplorasi ke berbagai di masa itu. Modernisme tercermin dari
tempat di dunia lewat jalur laut, tak pola-pola dekoratif yang sudah bebas,
jarang dalam hal karya seni pun tidak lagi berupa ukiran tapi lebih ke
pemandangan laut paling sering structural exposed. Selain itu modernism
ditemukan pada lukisan – lukisan juga terlihat dari pola-pola horiziontal
Belanda. Tak heran, lukisan yang paling yang terbentuk karena adanya tritisan
populer kala itu adalah lukisan bertema atap beton pada bangunan-bangunan
maritim. Lemei.
Kantor Gubernur Jawa Timur Kantor Gubernur yang terletak

berseberangan degan tugu pahlawan kolonial Belanda modern (Nieuwe


(bekas kantor pengadilan Belanda) Bouwen). Ciri khas yang paling kuat dari
dibangun pada Mei 1929-1931. Pada bangunan ini adalah berwarna putih
jaman kolonial, gedung ini digunakan pada seluruh fasadnya, serta memiliki
sebagai Gouverneurs Kantoor (Kantor menara jam dan ornamen kubah kecil
Gubernur), Residensi Kantoor (Kantor berwarna keemasan pada bagian
Residen), dan CKC.Pada masa puncaknya yang menjadikan bangunan
penjajahan Jepang bangunan ini di ini memiliki karakter visual berbeda dan
jadikan sebagai Kantor Syuucho paling menonjol diantara bangunan lain
(Karesidenan) dan sekarang bangunan di sekitar kawasan. Karakteristik spasial
ini berfungsi sebagai Kantor Gubernur pada bangunan ini juga unik, terlihat
Jawa Timur.Pembangunan gedung ini dari orientasi bangunannya yang
adalah karena adanya politik menghadap ke arah tugu pahlawan dan
desentralisasi (1903), di mana setiap viaduc yang merupakan satu-satunya
pemerintah lokal mempunyai otonomi. bangunan di Surabaya dengan orientasi
Kantor yang dibangun di Surabaya ini menghadap ke Tugu Pahlawan dan
adalah simbol dari modernisasi kota viaduct.
yang sudah sejak lama menjadi ibu kota (sumber:https://doi.org/10.32315/sem.1
dari Propinsi Jawa Timur. Pada waktu .a091)
itu gedung ini adalah gedung kantor
Kantor Gubernur Jawa Timur memiliki
Gubernur di Indonesia yang terbesar,
massa segiempat seperti terlihat dalam
termegah dan termewah (Ibid. H. V.
gambar 1 (di bawah), dengan innercourt
53), sehinggga hal ini menjadi bukti
ditengahnya yang dihiasi kolam.
bahwa sudah sejak dahulu Jawa Timur
Bangunan ini terdiri dari dua lantai.
merupakan daerah yang makmur dan
Hingga kini kantor ini masih tidak terlalu
mendapat perhatian khusus dari
berubah, hanya saja ada sebuah unit
pemerintah. Bangunan kantor gubernur
yang dibangun sehingga menutupi
mencerminkan langgam arsitektur
bagian kiri kantor. Unit tersebut
digunakan sebagai Kantor Dewan bangunan Kantor Gubernur Jawa Timur
Perwakilan Rakyat. adalah orientasi bangunan Kantor
Gubernur Jawa Timur menghadap ke
Timur yang merupakan jalan utama
(Heerenstret) yaitu Jalan Pahlawan
(Aloon-aloon Straat) dan Jalan
Johor(Johar-laan) yang terdapat
viaduct. Sedangkan orientasi ruang yang
dominan adalah menghadap ke arah

Gambar 1 Foto udara Kantor Gubernur ruang terbuka pada bangunan.

Jawa Timur(kiri) berhadapan dengan


(sumber:https://doi.org/10.32315/sem.1
Palais van Justice tahun 1932. Sumber:
.a091
Womser 1932, Foto 325
Terdapat unit yang menjorok keluar
dibagian depan sebelah kanan, unit ini
membentuk huruf L dengan unit
dibagian depan. Di depan unit tersebut
menjadi halaman yang cukup luas,
sedangkan di belakangnya berdiri
menara berbentuk balok yang sangat
tinggi dengan jam di bagian atasnya.
Gambar 2 orientasi bangunan kantor
Gubernur Jawa Timur. Sumber :jurnal
jurusan Arsitektur Tri Ajeng Prameswari
, Antariksa , Noviani Suryasari)

Karakter spasial bangunan yang terdiri


dariorientasi bangunan, fungsi ruang,
hubungan ruang, organisasi ruang,
sirkulasi ruang dan komposisi ruang
menghasilkan adanya karateristik
Gambar 3 Foto Kantor Gubernur Jawa Gambar 4 Foto Kantor Gubernur Jawa
Timur di Jalan Pahlawan pada tahun Timur tahun 1936, Halaman dalam
1929- dengan menara, kolam, serta gang-
1930.Sumber:http://surabayainfowisata. gang yang mengelilingi semua ruang-
blogspot .co.id/2015/08/kantor- ruang kantor.
gubernur-jatim-tempoedoeloe.html
(Sumber: Nieuw Soerabaia, 1936)
diakses 1 Maret 2017
Bangunan ini menggunakan
Menara ini selain menjadi aksen dan
modul jarak antar kolom sebesar 4.75m
kesan monumental, dapat menjadi
pada portico.Bagian dalam bangunan
penanda bagi lingkungan sekitarnya
dikelilingi oleh kolom yang mengahadap
karena dapat terlihat dari jauh dari
ke arah halaman.Pada bangunan ini
segala arah seperti pada gambar 3 di
dapat dilihat bahwa Lemei
atas. Dari kemiripan yang ada,
menghubungkan ruang-ruang
diasumsikan bahwa W. Lemei
menggunakan lorong yang memanjang.
menjadikan Balai Kota Hilversum di
Selain untuk menghubungkan ruang, ia
Nederland yaitu sebuah karya dari
juga berguna untuk mengisolasi panas
Willem Dudok tahun 1930 sebagai
matahari. Perpaduan gaya klasik zaman
preseden. Bangunan secara keseluruhan
Renaissance dan gaya modern awal
memiliki kemiripan yang sangat terlihat,
terlihat dalam keseluruhan bangunan
terutama bagian menara bangunan.
ini. Gaya klasik dapat dilihat dari
massanya yang simetris, segiempat,
adanya portico, serta memiliki lorong
atau gang yang mengelilingi taman.
Sedangkan gaya modern awal dapat
dilihat dari desain yang sederhana,
minim dekoras, dan bentuk-bentuk
kubus. Konsep-konsep yang diadopsi
dari kedua gaya sangat cocok
diterapkan untuk bangunan beriklim
tropis. Selain yang telah disebutkan, Pada sisi timur hall terdapat dua buah
banyaknya garis horizontal yang tangga besar sebagai akses meuju ke
dibentuk dari tritisan datar kontras lantai dua seperti pada gambar 5.
dengan garis vertical yang dibentuk oleh
menara pada sayap kanan. Ini adalah
sebuah bentuk gaya modern pada awal
abad ke-XX.

(Sumber: Nieuw Soerabaia, 1936)

Pada bangunan, terdapat sebuah hall


yang sangat luas dan mewah.Hall ini
memiliki plafond yang tinggi yang
dikelilingi oleh mezzanine.Terdapat
sebuah portico yang melebar menuju
pintu masuk utama, yang kemudian
Gambar 5 Foto Hall, Kantor Gubernur
mengantarkan kita kepada hall
Jawa Timur tahun 1936. (Sumber:
tersebut.Konstruksi-konstruksi balok
Nieuw Soerabaia, 1936).
dibiarkan terekspos menjadi suatu
elemen dekoratif tersendiri disandingkan
dengan plafond berbentuk pyramid. Disebelah utara hall, terdapat sebuah
Pada puncak balok yang pyramid ruang rapat yang dipisahkan oleh
terhubung di satu titik digantung lampu taman. Ruang rapat ini dapat diakses
yang besar memberikan kesan mewah melalui lorong atau gang yang
pada hall. Hall yang seluas tiga trafe ini mengelilingi halaman dalam.Ruangan ini
mempunyai pintu dan jendela yang berbentuk segiempat dengan tribun
lebar karena cukup luas dan untuk duduk para pimpinan rapat.Kesan
tinggi.Bukaan yang lebar pada hall ini megah dimunculkan pada ruang rapat
memberikan pencahayaan serta ini dengan membuat plafond yang
penghawaan ruangan alami yang sangat sangat tinggi.Plafondnya dihiasi oleh
baik. balok-balok besar yang disusun kotak-
kotak.Plafond ini disusun sedemikian Gambar 6 Foto ruang sidang, Kantor
rupa sehingga dapat memberikan efek Gubernur Jawa Timur tahun
akustik yang baik untuk ruang rapat 1936.(Sumber: Nieuw Soerabaia, 1936).
tersebut.Ruang rapat ini juga memiliki
Pembagian ruang-ruang untuk kantor
sistem penghawaan yang baik dan
pada gedung ini tidaklah menggunakan
alami, yaitu dengan adanya jendela
tembok bata seperti bangunan-
yang besar dan dapat diatur bukannya
bangunan kantor kebanyakan. Ruangan
secara manual.
disini dipisahkan oleh partisi-partisi
dengan material rangka kayu sehingga
mudah dipindahkan. Sistem ini
memberikan kemudahan dalam
pengaturan akan luas ruangan untuk
kantor dapat diatur sedemikian rupa,
sesuai dengan kebutuhan
Kantor Bank Pos Ujung Pandang

Kantor Postpaarbank (Bank Pos) Bangunan ini terdiri dari dua lantai
dibangun di Ravelijnsweg (sekarang Jl. dengan pembagian ruang yang
Balai Kota), Ujung Pandang pada tahun sederhana. Di lantai dasar terdapat
1932.Semenjak dari dulu hingga ruang arsip, ruang kluis , dan ruang
sekarang jalan ini merupakan sepeda. Sedangkan di lantai dua
lingkungan perkantoran yang sibuk.Di terdapat ruang kepala, ruang kerja
sekitar bangunan Kantor Pos ini karyawan, ruang kasir, ruang tunggu,
terdapat banyak kantor-kantor penting dan toilet.Pada unit utama terdapat
seperti Kantor Wali Kota, Kantor sebuah toilet di dalamnya.Perletakkan
Telepon, Kantor Gubernur dll.Sampai toilet di dalam ruangan merupakan
tahun 1988 Kantor Pos ini masih suatu hal yang baru pada masa itu,
difungsikan sebagai Kantor Kas Negara karena biasanya di fungsi bangunan
dan konstruksinya masih asli seperti apapun toilet diletakkan terpisah dari
saat awal dibangun. Seusainya ruangan utama.Bank ini dirancang
dialihfungsikan menjadi sebuah bank dengan system terbuaka berupa
dan mengalami banyak perubahan ruangan terbuka tanpa penyekat. Di
terutama di bagian depan kantor. lantai dua hanya terdapat sebuah
counter pemisah antara nasabah dan
karyawan.

Gambar 7 Foto Tampak depan


Postpaarbank tahun 1936. (Sumber:
Lemei, 1936).
Gambar 8 Postpaarbank Makassar,
denah lt 1 tahun 1936. (Sumber: Lemei,
1936).

Gambar 10 Postpaarbank Makassar,


ruang tunggu dan ruang kerja tahun
1936.

Gambar 9 Postpaarbank Makassar, (Sumber: Dr., Eng. Bambang S. B.,


denah lt 2 tahun 1936. S.T.,M.T.W. –arsitektur kolonial, 1936)

(Sumber: Dr., Eng. Bambang S. B., Gedung ini dengan gaya


S.T.,M.T.W. –arsitektur kolonial, 1936). kolonialismenya memiliki bukaan

Karena ruang pelayanan umum terletak jendela-jendela serta pintu-pintu yang

di lantai dua, pengunjung dari halaman lebar. Bukaan yang besar membuat

depan dapat langsung ke atas tanpa pencahayaan serta penghawaan ruang

perlu melalui lantai satu dengan alami pada gedung ini juga sangat

menggunakan unit tangga yang beratap baik.Jendela-jendela tersebut dilindungi

yang menempel di sudut kanan depan oleh tritisan dari beton.Dari luar tritisan

bangunan. Akses masuk ini tergolong beton tersebut membentuk garis-garis

unik karena jarang ditemukan di horizontal yang justru menjadi unsur

bangunan-bangunan modern, namun dekoratid pada arsitektur

malah mirip dengan system lego pada modern.Seluruh permukaan dinding

rumah-rumah tradisional Bugis dan pada lantai bawah dilapisi dengan batu

Makassar kali.Penyelesaian dengan batu kalo


sering dipilih karena selain memberikan
kesan alami juga dapat melindungi
dinding dari merembesnya air
tanah.Sedangkan untuk atap unit
utama, maupun unit kecil pada pintu
masuk utama menggunakan atap sirap
karena kemiringan atapnya yang sangat
curam.

(Sumber: Dr., Eng. Bambang S. B.,


S.T.,M.T.W. –arsitektur kolonial, 1936).
Gambar 11 SMA Tugu Malang. (Sumber
: Situs Budaya Indonesia)
SMA TUGU MALANG

Dahulu pada masa kolonial Belanda,


gedung ini digunakan sebagai sekolah
HBS dan AMS.Gedung ini dirancang oleh
Ir. W. Lemei dari
Landsegebouwendienst (Jawatan Gambar 11 Lokasi AMS dan HBS di

Gedung Negara) Jawa Timur dan selesai Malang tahun 1930. (Sumber: kitlv.nl).

dibangun pada tahun 1931.HBS


Gedung ini terletak di lokasi yang
(Hoogere Burger School) secara harfiah
sangat strategis yaitu di sekitar Alun-
adalah Sekolah Tinggi Warga Negara
alun Bunder yang merupakan pusat
adalah Sekolah Menengah Belanda,
pemerintahan kota Malang yang baru
sedangkan AMS (Algemeene Middelbare
dengan orientasi bangunan menghadap
School) adalah Sekolah Menengah
ke arah lapangan Jan Pieterzoon Coen.
Umum.Gedung sekolah ini saat ini
Waktu pembangunannya hampir sama
digunakan sebagai SMA Negeri 1, 3, dan
dengan pembangunan Balai Kota
4 Malang.SMA Negeri tersebut dikenal
Malang, sehingga agar tidak terkesan
juga dengan julukan SMA Tugu karena
menyaingi bangunan Balai Kota W.
terletak di Jalan Tugu.
Lemei merancangnya menyerupai
bangunan villa seperti pada gambar di ruang guru terdapat lambisering
atas. setinggi 2 meter yang dipasang
ditembok untuk pemasangan gambar
dan keperluan lainnya.Jalan masuk
sekolah dibuat menerus sampai
belakang menjangkau ke dekat kelas-
kelas.Sehingga pada waktu hujan
kendaraan-kendaraan dapat masuk
sampai ke dekat kelas.Di tengah serta di
sampingsamping bangunan dibuat
taman-taman untuk memberikan
Gambar 12 Tampak AMS dan HBS di
suasana yang asri bagi sekolah ini.
Malang tahun 1930. (Sumber: kitlv.nl).
Salah satu penyelesaian arsitektur yang
Terletak di lahan yang tidak simetris, paling menonjol dalam bagunan ini
tampak sekolah harus terlihat simetris adalah perletakan galeri yang lebar di
untuk menjaga kesan formal depan deretan ruang-ruang kelas yang
sekolah.Bangunan ini terdiri dari gedung menghadap ke timur-barat. Selain
satu lantai dan dua lantai.Gedung yang sebagai buffer matahari, galeri juga
ditengah berlantai satu yang terdiri dari menghalangi tampias air hujan. Galeri
ruang guru, perpustakaan, ruang baca, yang menghubungkan semua ruangan
aula, dsb.Sedangkan tiga gedung ini memakai konstruksi dinding pemikul
dibelakang terdiri dari dua lantai dengan bukaan berbentuk busur lancip
merupakan ruang-ruang kelas, yang sama dengan ciri khas konstruksi
labolatorium, ruang gambar, toilet gereja Gothic. Atap sekolah
dsb.Keseluruhan bangunan dihubungkan menggunakan sirap kayu dan besi,
dengan tempat sepeda dan sedangkan atap datar tempat parkir
galeri.Terdapat banyak ruang dengan sepeda memakai material yang relative
system sharing sehingga dapat baru yang berasal dari American Sheet
digunakan oleh kedua sekolah seperti and Tin Plate Compan.Untuk finishing
aula, gymnasium, dll.Di ruang kelas dan lantai aula digunakan kayu merbau yang
keras. Secara keseluruhan arsitektural kesatuan. Penambahan selasar pada
gedung yang dibangun tahun1930-an ini massa bangunan gedung lama yang
merupakan percampuran gaya arsitektur difungsikan untuk memudahkan akses

colonial dengan arsitektur modern. ke gedung baru mempengaruhi siluet

Dilihat dari penyelesaian detail serta bangunan. Bangunan termasuk dalam


periode Arsitektur transisi/peralihan dan
ragam hias yang tidak lagi
Arsitektur Kolonial Belanda Modern
menggunakan ukir-ukiran seperti
yang menganut langgam Niewe Bouwen
arsitektur abad 19.
dan Art Deco. Bangunan yang berada di
DISKUSI atas tahun 1920 memiliki langgam
Niewe Bouwen (Handinoto, 1996).
Kantor gubernur Jawa Timur
(Gouverneur Kantoor Van Oost Java)
adalah karya terbesar arsitek terkemuka
pada zaman Belanda, yaitu W. Lemei
yang pernah bekerja di Kementrian
Landgesbowen (Kepala Jawatan Atap pada bangunan beratap datar

Gedung Negara). Gedung ini memiliki merupakan ciri langgam Niewe Bouwen,

konsep matrik 4,75 m untuk jarak kolom, hiasan pada atap berupa tower dan

lorong atas maupun lorong bawah serta hiasan kemuncak atap pada atap tidak

pada koridornya (Yulianto1995). Jika terdapat perubahan yang mengubah

dilihat dari desain bangunannya, ide karakter asli, namun terdapat atap

gedung ini terlihat mirip dengan tambahan berupa atap drop off dan atap

bangunan gedung Balai Kota Hilversum pada selasar Fasad pada bangunan

di Belanda yang merupakan hasil karya mengalami beberapa kali perubahan

arsitek Belanda terkenal Ir. William. pada bagian barat, namun sudah

Dudok. dikembalikan ke bentuk awal sehingga

Massa bangunan tidak mengubah bentuk aslinya. Pada

Massa bangunan persegi panjang bagian selatan, timur dan barat terjadi

dengan lubang pada bagian tengahnya perubahan tampak fasad karena adanya

yang terlihat seperti terdiri dari banyak selasar baru yang menghubungkan

massa yang sebenarnya berupa satu kantor baru dengan kantor lama dan
kantor gubernur Jatim dengan Kantor
Bapeda yang mengubah tampilan
fasadnya, namun tidak merubah
karakter asli fasad. Fasad pada
bangunan ini memiliki kesan vertikal dan
horizontal yang sangat kuat pada
bagian kanannya, hal ini disebabkan
oleh ketinggian menara yang sangat
tinggi, yaitu 47,5m. Pada fasad lantai 1
terdapat balustrade di antara kolom-
kolom, juga dihiasi oleh lubang cahaya
dengan bentuk lengkungan tudor arch, Kolom pada bangunan kantor, kolom 1

yaitu adalah lengkungan yang memiliki sedikit sifat kolom tuscan tetapi

berbentuk setengah kubah yang pada lebih disederhanakan dengan tidak

bagian tengahnya berupa kaca bening adanya ornamen ukiran yang menghias

dan kolom yang sedikit terpengaruh pada kaki dan kepala meperlihatkan

gaya renaissance Inggris menunjukkan bahwa bangunan ini memadukan gaya

bahwa bangunan ini memiliki gaya arsitektur kolonial modern dan arsitektur

arsitektur transisi transisi. Lubang angin pada bagian ini


memiliki ornamen geometris yang
disusun selang seling pada setiap
ruang, material dan warna
mencerminkan langgam art deco
Elemen ruang dalam pada bangunan
memiliki keunikan dan ciri khas yang
tidak ditemukan pada bangunan lain
terutama pada bagian menara,
perubahan yang cukup
signifikan terjadi pada dinding lapisan
dalam 2 karena adanya tuntutan
kebutuhan ruang.
KESIMPULAN seperti penggunaan atap miring pada
bagunan, tritisan-tritisan beton,
Berdasarkan uraian mengenai W.Lemei
penggunaan batu kali sebagai pelapis
dan karya-karyanya dapat disimpulkan
dinding, bahkan sampai ke perletakan
bahwa W.Lemei sering menggunakan
ruang pada denah agar ruang utama
gaya arsitektur yang dibawa dari Barat
mendapat buffer dan terlindung dari
sebagai preseden rancangannya di
panas dan hujan.
Indonesia. Terlihat dari bentuk massa
Jika melihat hasil karya-karya W.Lemei,
bangunan yang simetris seperti di
meskipun namanya tidak terlalu besar
Kantor Gubernur Jawa Timur, konstruksi
namun W.Lemei termasuk arsitek
flying buttress di gallery SMA Tugu
kolonial yang sukses memadukan
seperti di gereja gothic, kemudian
arsitektur Eropa dengan kondisi di
penggunaan jendela-jendela dan pintu
Indonesia. Tentunya kesuksesannya ini
yang besar. Selain itu Lemei juga
dapat menjadi inspirasi bagi arsitek
nampak mengadopsi gaya arsitektur
kolonial lainnya dalam mengembangkan
modern yang memang sedang terkenal
gaya arsitektur kolonial di Indonesia.
di masa itu. Modernisme tercermin dari
pola-pola dekoratif yang sudah bebas,
tidak lagi berupa ukiran tapi lebih ke
structural exposed .

Namun W. Lemei yang merupakan


dosen THS ini menyadari bahwa
arsitektur harus tetap kontektual
dengan lingkungannya. Banyak
arsitektur lokal yang juga diadopsi.
Sehingga pada akhirnya banyak
penyelesaian desain yang ia buat untuk
mensiasati kondisi iklim tropis di
Indonesia yang berbeda dengan iklim
Eropa. Penyelesaian desain tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Nurshabira,Aysha.Adaptasi Gaya Eropa pada Kantor Gubernur Jawa Timur.Institut


Teknologi Bandung.Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI)
1, A 091-094 https://doi.org/10.32315/sem.1.a091

Dr., Eng. Bambang S. B., S.T.,M.T.W. Lemei dan Karya Arsitekturnya di Indonesia. AR
3231 – Arsitektur Kolonial

Premeswari Tri Ajeng, Antariska, Suryasari Noviani. Pelestarian Bangunan Kolonial


Belanda Kantor Gubernur Jawa Timur (Gouverneur Kantoor Van Oost Java).
Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Situs Budaya Indonesia diakses pada kamis,30 mei 2019 pukul : 21.00 WITA
https://situsbudaya.id/sejarah-berdirinyagedung-sma-tugu-malang/

Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Malang.


Malang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Kristen
Malang, Kota Pelajar Tempo Doeloe
https://sulurliar.wordpress.com/2010/06/01/malang-kota-pelajar-tempo-doeloe/

GalamediaLABS. Sejarah Berdirinya Balaikota Malang, diakses pada 18 Jun. 19, di


http://ngalam.id/read/3327/sejarah-berdirinya-balaikota-malang/

SUMALYO, YULANTO. ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA.

YOGYAKARTA: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS

arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 1, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai