OLEH
NIXEN VERTSMEN ELDIO SENAK ( 221 17 070)
FAKULTAS TEKNIK
KUPANG
2019
Arsitektur kolonial belanda di Indonesia
karya arsitek W. Lemei
Disusun oleh
ABSTRAK
Kata kunci: Arsitektur kolonial, W. Lemei, Kantor Gubernur Jawa Timur, Kantor Bank
Pos Ujung Pandang, SMA Tugu
ABSTRACT
Colonial architecture is the term for architectural style styles that developed in
Indonesia during the Dutch colonial era. This style is strongly influenced by European
architectural styles such as neo-classical, rennaisance, art deco, etc. In its development
in Indonesia not all architectural styles brought from Europe are suitable to be applied
in Indonesia. In the end, many colonial architects improvised, completed designs in
designing buildings in a colloquial architectural style. One of them is Ir. W. Lemei. The
purpose of this paper is to find out more about W.Lemei and its architectural works in
Indonesia. This paper discusses the works of W. Lemei which are large and still
functioned today, namely the East Java Governor's Building, Ujung Pandang Post Office
and Tugu School in Malang. In it will be discussed the design concept of architectural
elements related to colonial architecture in wet tropical regions such as: building
orientation, floor plans, doors and window openings, floors, roofs, ceilings, building
shapes, and used materials
The method used is a descriptive method that describes Dutch Indian architecture by
W. Lemei.
Keywords: Colonial architecture, W. Lemei, East Java Governor's Office, Ujung Pandang
Post Office, Tugu High School
PENDAHULUAN peninggalannya hingga sekarang masih
berdiri dengan megah. Salah satu karya
Penjajahan bangsa Belanda selama 3,5
beliau yang paling terkenal adalah
abad meninggalkan banyak sejarah. Tak
Kantor Gubernur Jawa Timur. W. Lemei
terkecuali dalam arsitektur, banyak
ditunjuk sebagai juri sayembara
sekali bangunan-bangunan peninggalan
perancangan Balaikota Malang pada
Belanda yang masih berdiri utuh sampai
akhir tahun 1926. Pada penjurian ini W.
sekarang. Bangunan-bangunan tersebut
Lemai dibantu oleh Ir. Ph. N. te Winkel
mempunyai arsitektur yang khas yang
dan Ir. A. Grunberg. Kemudian pada
biasa disebut dengan arsitektur kolonial.
tahun 1903, dimulai suatu pelaksaanaan
Bangunan-bangunan kolonial tersebut
politik desentralisasi dimana
biasanya mengadopsi beberapa gaya
pemerintahan yang dibagi ke daerah-
arsitektur mulai dari arsitektur Eropa
daerah otonom, tidak terpusat.Pada
hingga arsitektur tradisional Indonesia.
tahun inilah, W. Lemei merancang karya
Ir.W.Lemei merupakan seorang dosen
arsitektur terbesarnya yakni Kantor
THS yang namanya tidak sebesar
Gubernur Jawa Timur. Selain
Mclaine Pont ataupun Thomas Karsten.
merancang kantor Gubernur Jawa
Namun karyanya seperti Kantor
Timur, terdapat beberapa karya
Gubernur Jawa Timur sudah diakui
W.Lemei yang lainnya yaitu diantaranya
sebagai karya besar dalam dunia
adalah Kantor Pos Bank di Ujung
arsitektur kolonial. Di samping Kantor
Pandang serta Sekolah Tugu di kota
Gubernur Jawa Timur terdapat
Malang. Oleh karena itu tulisan ini
beberapa karya W.Lemei yang penulis
diharapkan menambah pengatahuan
akan jabarkan. Karya-karya tersebut
kita mengenai gaya arsitektur pada
diantaranya adalah Kantor Pos Bank di
masa kolonial melalui karya W.Lemei
Ujung Pandang serta Sekolah Tugu di
yang akan dipaparkan dalam tulisan ini.
kota Malang
Penulis menyadari makalah ini memiliki
W. Lemei merupakan seorang arsitek kekurangan sehingga penulis
Belanda yang terkenal dan dihormati mengharapkan kritik dan saran dari
pada zamannya dan karya-karya
pembaca.Semoga tulisan ini bermanfaat HASIL DAN PEMBAHASAN
bagi pembaca.
Karakteristik umum arsitektur
METODE kolonial belanda di Indonesia
Metode yang digunakan dalam Ciri khas arsitektural dari rumah Belanda
pembuatan jurnal ini adalah metode
yang paling Nampak adalah
deskriptif dan metode komparatif
dimana deskriptif dengan penggunaan roof, Selain itu, tampilan
mendiskripsikan arsitektur kolonial
muka rumah Belanda eksterior atau
belnda karya W. Lemei dan komparatif
yang membandingkan karya – karya fasad yang cenderung simetris, meski
arsitektur W. Lemei. Data ini diperoleh
ada juga beberapa rumah Belanda yang
dari data sekunder studi pustaka dan
inventarisasi data sekunder yang mengaplikasikan fasad asimetris
tercantum dalam berbagai sumber, baik
tersendiri. Fasad biasanya berupa segi
didalam buku dan yang termuat dalam
situs jejaring internet yang akurat. empat, segi lima, atau segi enam. Pintu
Variabel pada studi ini adalah gaya
masuk bisa di bangun pada bagian
bangunan untuk mengetahui klasifikasi
gaya yang pada bangunan ini. Elemen tengah fasad, bisa juga berada di tepi
fasad
kanan. Ciri lain dari desain arsitektural
bangunan berupa atap, dinding, pintu,
jendela, lubang angin dan kolom untuk rumah Belanda ini adalah biasanya
menganalisis karakter visual pada
mempunyai dinding yang cukup
bangunan. Indikator yang digunakan
untuk mencari ciri tebal.Tak jarang, desain inilah yang
spesifik adalah bentuk, material, warna,
membuat secara tak langsung
ornamen, serta perubahan yang terjadi
memberikan kesan dingin ketika masuk
terkhususnya pada bangunan kantor
di dalamnya, meskipun kondisi cuaca
Gubernur jawa timur
saat itu panas yang cukup terik.
Kehebatan desain ini juga ada pada
permainan benang-benangan yang
tegas serta lebih banyak dalam
mengekspos detail arsitektur dengan
ketelitian tingkat tinggi.
Denah ruangan pada rumah Belanda tak Karakteristik arsitektur karya W.
jauh bedanya dengan denah ruangan Lemei.
pada rumah biasa, di mana terdapat
W.Lemei sering menggunakan gaya
area makan, area keluarga, kamar tidur,
arsitektur yang dibawa dari Barat
dan kamar tamu. Lantai atas biasa
sebagai preseden rancangannya di
digunakan untuk kamar anak. Di tengah
Indonesia. Terlihat dari bentuk massa
– tengah ruangan, terdapat area sentral
bangunan yang simetris seperti di
yang langsung mengarah ke ruang –
Kantor Gubernur Jawa Timur, konstruksi
ruang utama dalam rumah tersebut.
flying buttress di gallery SMA Tugu
Rumah Belanda sendiri juga mempunya seperti di gereja gothic, kemudian
nilai seni yang terpampang di beberapa penggunaan jendela-jendela dan pintu
sudut ruangan. Salah satunya adalah yang besar. Selain itu Lemei juga
lukisan dari cat minyak, karena di tempo nampak mengadopsi gaya arsitektur
dulu Belanda tengah gemar sekali modern yang memang sedang terkenal
melakukan eksplorasi ke berbagai di masa itu. Modernisme tercermin dari
tempat di dunia lewat jalur laut, tak pola-pola dekoratif yang sudah bebas,
jarang dalam hal karya seni pun tidak lagi berupa ukiran tapi lebih ke
pemandangan laut paling sering structural exposed. Selain itu modernism
ditemukan pada lukisan – lukisan juga terlihat dari pola-pola horiziontal
Belanda. Tak heran, lukisan yang paling yang terbentuk karena adanya tritisan
populer kala itu adalah lukisan bertema atap beton pada bangunan-bangunan
maritim. Lemei.
Kantor Gubernur Jawa Timur Kantor Gubernur yang terletak
Kantor Postpaarbank (Bank Pos) Bangunan ini terdiri dari dua lantai
dibangun di Ravelijnsweg (sekarang Jl. dengan pembagian ruang yang
Balai Kota), Ujung Pandang pada tahun sederhana. Di lantai dasar terdapat
1932.Semenjak dari dulu hingga ruang arsip, ruang kluis , dan ruang
sekarang jalan ini merupakan sepeda. Sedangkan di lantai dua
lingkungan perkantoran yang sibuk.Di terdapat ruang kepala, ruang kerja
sekitar bangunan Kantor Pos ini karyawan, ruang kasir, ruang tunggu,
terdapat banyak kantor-kantor penting dan toilet.Pada unit utama terdapat
seperti Kantor Wali Kota, Kantor sebuah toilet di dalamnya.Perletakkan
Telepon, Kantor Gubernur dll.Sampai toilet di dalam ruangan merupakan
tahun 1988 Kantor Pos ini masih suatu hal yang baru pada masa itu,
difungsikan sebagai Kantor Kas Negara karena biasanya di fungsi bangunan
dan konstruksinya masih asli seperti apapun toilet diletakkan terpisah dari
saat awal dibangun. Seusainya ruangan utama.Bank ini dirancang
dialihfungsikan menjadi sebuah bank dengan system terbuaka berupa
dan mengalami banyak perubahan ruangan terbuka tanpa penyekat. Di
terutama di bagian depan kantor. lantai dua hanya terdapat sebuah
counter pemisah antara nasabah dan
karyawan.
di lantai dua, pengunjung dari halaman lebar. Bukaan yang besar membuat
perlu melalui lantai satu dengan alami pada gedung ini juga sangat
yang menempel di sudut kanan depan oleh tritisan dari beton.Dari luar tritisan
rumah-rumah tradisional Bugis dan pada lantai bawah dilapisi dengan batu
Gedung Negara) Jawa Timur dan selesai Malang tahun 1930. (Sumber: kitlv.nl).
Gedung Negara). Gedung ini memiliki merupakan ciri langgam Niewe Bouwen,
konsep matrik 4,75 m untuk jarak kolom, hiasan pada atap berupa tower dan
lorong atas maupun lorong bawah serta hiasan kemuncak atap pada atap tidak
dilihat dari desain bangunannya, ide karakter asli, namun terdapat atap
gedung ini terlihat mirip dengan tambahan berupa atap drop off dan atap
bangunan gedung Balai Kota Hilversum pada selasar Fasad pada bangunan
arsitek Belanda terkenal Ir. William. pada bagian barat, namun sudah
Massa bangunan persegi panjang bagian selatan, timur dan barat terjadi
dengan lubang pada bagian tengahnya perubahan tampak fasad karena adanya
yang terlihat seperti terdiri dari banyak selasar baru yang menghubungkan
massa yang sebenarnya berupa satu kantor baru dengan kantor lama dan
kantor gubernur Jatim dengan Kantor
Bapeda yang mengubah tampilan
fasadnya, namun tidak merubah
karakter asli fasad. Fasad pada
bangunan ini memiliki kesan vertikal dan
horizontal yang sangat kuat pada
bagian kanannya, hal ini disebabkan
oleh ketinggian menara yang sangat
tinggi, yaitu 47,5m. Pada fasad lantai 1
terdapat balustrade di antara kolom-
kolom, juga dihiasi oleh lubang cahaya
dengan bentuk lengkungan tudor arch, Kolom pada bangunan kantor, kolom 1
yaitu adalah lengkungan yang memiliki sedikit sifat kolom tuscan tetapi
bagian tengahnya berupa kaca bening adanya ornamen ukiran yang menghias
dan kolom yang sedikit terpengaruh pada kaki dan kepala meperlihatkan
bahwa bangunan ini memiliki gaya arsitektur kolonial modern dan arsitektur
Dr., Eng. Bambang S. B., S.T.,M.T.W. Lemei dan Karya Arsitekturnya di Indonesia. AR
3231 – Arsitektur Kolonial
Situs Budaya Indonesia diakses pada kamis,30 mei 2019 pukul : 21.00 WITA
https://situsbudaya.id/sejarah-berdirinyagedung-sma-tugu-malang/