Pemerintah Kalah
Secara terpisah, Direktur Centre for Indonesian Mining and Resources Law Ryad A
Chairil mengungkapkan, pemerintah tidak mungkin memenangi gugatan arbitrase NNT. Sejak
17% saham itu ditawarkan, menurut Ryad, pemerintah pusat maupun daerah tidak bisa
menunjukkan dengan jelas pihak mana yang akan membeli saham tersebut.
“Secara finansial, pemerintah bahkan mengakui tidak cukup uang untuk menebus 17% saham
Newmont. Karena itu, gugatan arbitrase tersebut adalah cara elegan untuk membebaskan
pemerintah dari hak pertama membeli saham dan membolehkan Newmont menawarkan pada
pihak lain yang mampu membeli saham tersebut,” katanya.
Pemerintah disarankan menunjuk BUMN yang memiliki kemampuan secara finansial
untuk mengakuisisi saham Newmont. Ryad menambahkan, pemerintah salah fatal dan
melanggar kesepakatan yang tertera dalam KK terkait dugaan lalai (default) yang diajukan
Dirjen Minerbapabum (saat itu Simon Felix Sembiring) terkait belum tuntasnya penawaran 17%
saham NNT kepada pemda. “Menurut kesepakatan, default hanya bisa diajukan bila para pihak
tidak sedang terlibat dalam masalah. Pemerintah sudah melanggar kesepakatan tersebut,”
ujarnya.
Analisa Kasus;
Di zaman sekarang ini, dalam menyelesaikan sengketanya, para pihak dihadap banyak
sekali pilihan. Tidak hanya melalui pengadilan, mereka juga bisa menyelesaikan sengketanya di
luar pengadilan, yang salah satu bentuknya yaitu Arbitrase. Masing-masing media
penyelesaian sengketa mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut tergantung pada
pada beberapa faktor yang mempengaruhinya misalnya jenis dan sifat penyelesaian
sengketa; strategi masing-masing pihak yang bersengketa dan pelaksanaannya.
Seperti halnya dalam kasus di atas yaitu perselisihan sengketa antara Pemerintah RI Indonesia
dan PT. Newmont Nusa Tenggara. Kedua belah pihak dalam menyelesaikan sengketanya
memilih Arbitrase sebagai tempat mencari penyelesaian sengketa. Pemerintah Indonesia
mempermasalahkan kelalaian PT Newmont yang gagal melaksanakan kewajibannya dan
menyatakan bahwa dapat diakhirinya kontrak PT Newmont. Kasus sengketa antara Pemerintah
RI dengan PT Newmont NNT dilatar belakangi dengan tuduhan wan prestasi atau pengingkaran
janji yang dilakukan oleh PT Newmont telah melewati sebuah perdebatan hebat di forum
arbitrase internasional, akhirnya putusan arbitrase international memutus PT Newmont NNT
bersalah dan dibebani kewajiban untuk mendivestasikan saham sesuai dengan besaran yang
tertera dalam perjanjian kontrak yang telah disepakati.
https://id.scribd.com/doc/25097767/KASUS-ARBITRASE
DUALISME PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH DICEMASKAN
Oleh Liputan 6 pada 19 Jun 2011, 16:20 WIB
Analisa Kasus;