Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kapita Selekta Geografi

ISSN Print: 2622-4925


ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Analisis Tingkat Kebisingan di Sekitar Bandar Udara


Internasional Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman
Ilham Gusrianda, Nur Azimah YY, Edrinaldi, Tio Buana Putra, Ronal Wilnika, Lafzia Tri
Mahzuro, Wely Yelvia Sartika, Aprizon Putra

Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang


Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131 INDONESIA
E-mail: gusriandailham08@gmail.com

Abstrak
Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) adalah bandar udara bertaraf internasional
utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan untuk Kota Padang. Kebisingan
pada bandar udara dapat bersumber dari mesin jet primer pesawat seperti fan, compresor, dan
sudu-sudu turbin. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan
bandar udara pada titik tertentu dan mempelajari baku mutu tingkat kebisingan pada suatu
lokasi. Intensitas kebisingan di bandara selain ditentukan oleh jumlah pesawat udara yang
beroperasi (secara kumulatif selama 24 jam) dengan segala aktifitasnya, baik waktu mendarat,
tinggal landas, pergerakan menuju landasan pacu dan uji mesin, maupun jenis mesin yang
digunakan oleh pesawat-pesawat udara tersebut. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini
berbasis Sistem Informasi Geografis menggunakan metode Buffering yaitu Multi Ring Buffer
sejauh 3 km dari sisi terluar bangunan bandara. Hasil penelitian menunjukan Tingkat
kebisingan ekivalen BIM sudah melebihi baku mutu lingkungan yaitu (68,04-84,99) dB yang
2
berdampak pada permukiman terdampak seluas yaitu 3,15 km , 4 masjid dan 7 sekolah
sehingga perlu upaya pengendalian.

Kata Kunci : Kebisingan, Buffering, Baku Mutu, BIM.

Abstract

Minangkabau International Airport (BIM) is the main international airport in West Sumatra
province which serves flights for the city of Padang. Noise at airports can be sourced from
aircraft primary jet engines such as fans, compressors, and turbine blades. This study was
conducted aimed at knowing the noise level of airports at a certain point and studying the noise
level quality standards at a location. The intensity of noise at the airport is determined by the
number of aircraft operating (cumulatively for 24 hours) with all activities, both landing time,
takeoff, movement to the runway and engine tests, and the type of engine used by the aircraft.
The method used in this study is based on Geographic Information System using the Buffering
method, namely Multi Ring Buffer, 3 km from the outer side of the airport building. The results
showed that the equivalent noise level of BIM had exceeded the environmental quality standards,
namely (68.04-84.99) dB which had an impact on the affected settlements of 3.15 km2, 4
mosques and 7 schools so it was necessary to control.

Keyword : Noise, Buffering, Quality Standard, BIM.

PENDAHULUAN
Adanya bandara Internasional di suatu wilayah merupakan ciri perkembangan di
daerah tersebut. Bandara merupakan pintu gerbang untuk menghubungkan pusat–
pusat perekonomian, daerah wisata, dan pusat-pusat pemerintahan. Untuk
menghubungkan tempat-tempat tersebut dipergunakan sarana transportasi antara
lain pesawat terbang. Perkembangan transportasi ini sebagai bentuk dari program

1
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

pembangunan. Pencemaran suara dapat berupa kebisingan yang berdampak terhadap


lingkungan sekitar. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Kepmen LH 1996). Tingkat
kebisingan dipengaruhi oleh beberapa sumber kebisingan, antara lain berasal dari
aktivitas bandar udara yang mempengaruhi tingkat kebisingan baik di dalam maupun
di luar wilayah bandara. Selain itu, kebisingan bandar udara juga dapat dipengaruhi
oleh operasi penerbangan (Chaeran 2008). Paparan kebisingan dan terjadinya
peningkatan yang terus menerus dari berbagai aktifitas lingkungan bandara, dapat
mengakibatkan gangguan fisiologis dan psikologis manusia. Gangguan fisiologis dapat
berupa bergesernya ambang pendengaran dan dapat mempengaruhi kerja organ-
organ tubuh (Wardhana dan Wisnu 2001). Efek psikologis bagi manusia yaitu
membuat kaget, mengganggu, stress, dan mengacaukan konsentrasi (Chaeran 2008;
Hermon, 2010). Masalah tersebut akan menjadi besar bila diluar wilayah bandara
dikelilingi oleh pemukiman penduduk, dimana penduduk yang bermukim pada lokasi
tersebut akan menerima efek dari kebisingan.
Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) adalah bandar udara bertaraf
internasional utama di provinsi Sumatra Barat yang melayani penerbangan untuk
Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang dan terletak
di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
tingkat kebisingan bandar udara pada titik tertentu dan mempelajari baku mutu
tingkat kebisingan pada suatu lokasi. Intensitas kebisingan di bandara selain
ditentukan oleh jumlah pesawat udara yang beroperasi (secara kumulatif selama 24
jam) dengan segala aktifitasnya, baik waktu mendarat, tinggal landas, pergerakan
menuju landasan pacu dan uji mesin, maupun jenis mesin yang digunakan oleh
pesawat-pesawat udara tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi
masalah kebisingan dan mengetahui tingkat kebisingan di kawasan bandara agar
upaya pengendalian kebisingan di lingkungan bandara lebih efektif.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian ini adalah Bandara Internasional Minangkabau yang terletak di
Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman merupakan bandara bertaraf
internasional di Provinsi Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam menganalisis
zonasi tingkat kebisingan Bandara Internasional Minagkabau dalam penelitian ini
menggunakan metode Buffering yaitu Multi Ring Buffer. Buffering, yaitu analisis yang
akan menghasilkan Buffer/penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang
melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga kita bisa mengetahui berapa
parameter objek dan luas wilayahnya (Putra, 2017). Proses Buffering dilakukan dengan
menggunakan software berbasis Geography Information System (GIS) dengan
menggunakan software ArcGIS 10.4 pada Feature Arctoolbox yang ada pada ArcMap
yaitu pada pilihan Analysis Tools pilihan Proximity, Multi Ring Buffer akan dilakukan
menurut pembagian kelas jarak. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa data sekunder diantaranya sebagai berikut.

2
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Tabel 1. Jenis dan sumber data


No Jenis Data Sumber Data
1 Data SHP Bandara Internasional Minangkabau Citra Spot 6 Tahun 2015
2 Data SHP Fasilitas Umum Badan Informasi Geospasial
3 RTRW Kabupaten Padang Pariaman BAPPEDA Kabupaten Padang
Pariaman
4 Baku Mutu Kebisingan KepMen LH No. 48/11/1996 dan
KepMenhub No.48 Tahun 2002

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan (Kep.MenLH. No. 48 Tahun 1996; Chandra, 2013).
Peningkatan tingkat kebisingan yang terus-menerus dari berbagai aktifitas pada
lingkungan bandara dapat berujung kepada gangguan kebisingan, efek yang
ditimbulkan kebisingan (Sasongko, 2000):1) Efek psikologis pada manusia (kebisingan
dapat membuat kaget,mengganggu, mengacaukan konsentrasi); 2) Menginterferensi
komunikasi dalam percakapan dan lebih jauh lagi akan menginterferensi hasil
pekerjaan dan keselamatan kerja; dan 3) Efek fisis kebisingan dapat mengakibatkan
penurunan kemampuan pendengaran danrasa sakit pada tingkat yang sangat tinggi.
Pada umumnya kebisingan sangat berkaitan dengan ketergangguan (annoyance).
Kebisingan ada dimana-mana dan ketergangguan adalah salah satu reaksi yang paling
umum terhadap bising (Michaud dkk, 2005). Kebisingan dengan level yang cukup
tinggi diatas 70 dB dapat menimbulkan kegelisahan, kurang enak badan, masalah
pendengaran, dan penyempitan pembuluh darah. Sedangkan untuk tingkat kebisingan
diatas 80 dB dapat mengakibatkan kemunduran yang serius pada kesehatan seseorang
pada umumnya dan jika berlangsung lama dapat menimbulkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen.
Menurut KepMen LH No. 48/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dalam tingkat dan waktu tertentu
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.Untuk mencegah efek bising bagi masyarakat, pemerintah telah
menetapkan baku mutu tingkat kebisingan yang diperolehkan sesuai dengan
peruntukannya. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996,
baku tingkat bising adalah batas maksimal tingkat bising yang diperbolehkan dibuang
kelingkungan.
Tabel 2. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan dB(A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Rumah Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60
7. Rekreasi 70

3
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan dB(A)


8. Khusus:
● Bandara Udara *) 80
● Stasiun Kereta Api *) 80
● Pelabuhan Laut 70
● Cagar Budaya 60
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisny

3.1 Kebisingan pada Bandara


Menurut Hutapea (2000), kebisingan pada bandara bersumber pada pesawat
yang sedang dioperasikan atau sedang dalam perawatan. Besarnya kebisingan
tergantungpada jenis mesin yang digunakan. Besarnya kebisingan yang sampai pada
objek tergantung pada jarak antara sumber kebisingan, kondisi cuaca pada daerah
yang terkena bising serta hambatan-hambatan yang merintangi bising dengan
pemukiman, perkantoran dan lain sebagainya. Disamping itu pula, pemaparan
kebisingan akan sangat berbeda pada siang hari dibandingkan dengan malam hari.
Pengukuran kebisingan dilakukan pada saat adanya aktivitas (gerakan) pesawat,
karena pada saat ini intensitas kebisingan akan lebih tinggi dengan adanya gerakan
pesawat udara baik yang tinggal landas maupun yang sedang mendarat. Besarnya
intensitas kebisingan pada bandar udara disamping tergantung dari jenis pesawat,
arah dan kecepatan angin, juga tergantung dari jarak pengukuran terhadap sumber
kebisingan.
3.2 Indeks kebisingan
Menurut Civil Aviation Authority (2009); Chandra (2013), indeks kebisingan yang
digunakan oleh Bandara Internasional Minangkabau adalah Weighted Equivalent
Continuous Perceived Noise Level (WECPNL). WECPNL digunakan oleh negara Jepang,
dapat dianggap sebagai hibrida dari EPNL, karena menggabungkan EPNL, yang nada
dan durasi dikoreksi, tetapi juga termasuk energi waktu hari, rata-rata, dan koreksi
musiman berdasarkan suhu. Jepang adalah salah satu sedikit negara yang mengadopsi
WECPNL, tetapi sekarang bergerak menuju huruf Leq berdasarkan metrik.
3.3 Batas Kawasan Kebisingan
Setiap bandara dan lingkungan di sekitarnya memerlukan pengaturan dan
pengendalian tata ruang dan penggunanaan tanah.Untuk pengaturan dan
pengendaliantersebuat maka dibuat batas kawasan bising untuk bandar udara.
Pengertian dan Fungsi Batas Kawasan Bising
Batas Kawasan Bising adalah kawasan tertentu di sekitar bandara yang
terpengaruh oleh bising operasi pesawat udara saat pemanasan mesin, taxiing,
mendarat, lepas landas, serta melintas yang dapat mengganggu lingkungan (Depkes,
2004). Batas Kawasan Bising mempunyai fungsi dalam perencanaan bandara, antara
lain: 1) Untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan tanah dan ruang udara di
sekitar bandar udara sesuai dengan peruntukannya; dan 2) Sebagai bahan masukan
untuk peraturan daerah tentang penggunaan tanah dan ruang udara di sekitar
bandara.

4
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Pembagian Batas kawasan Kebisingan Bandar Udara


Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. KM 48 tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, batasan kawasan kebisingan di sekitar bandara
yang terpengaruhi oleh gelombang suara mesin pesawat udara. Kawasan yang
terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara yang terdiri atas :
Tabel 3. Kawasan dan Indeks Kebisingan
Kawasan Kebisingan Indeks WECPNL
Rendah 70 < WECPNL < 75
Sedang 75 < WECPNL < 80
Tinggi WECPNL > 80
Dari hasil penelitian Sri Hayati Indah (2006), didapatkan hasil nilai tiap-tiap
parameter kebisingan di BIM didapatkan nilai sebagagai berikut :
Tabel 4. Hasil Penelitian
No Hasil perhitungan
1 Nilai tingkat tekanan suara (Lp) adalah (35,8-96,6) dB
2 Nilai tingkat kebisingan ekivalen (Leq) perhitungan adalah (46,81-85,57) dB
3 Tingkat kebisingan ekivalen pada siang hari (LS) adalah (69,73-86,75) dB
4 Tingkat kebisingan ekivalen pada malam hari (LM) adalah (49,81-65,08) dB
5 Tingkat kebisingan ekivalen siang malam hari (LSM) adalah (68,04-84,99) dB
Pada siang hari dengan suhu tinggi diperoleh tingkat kebisingan tinggi, pada
malam hari dengan suhu rendah diperoleh tingkat kebisingan rendah. Hal ini
disebabkan karena adanya aktivitas lalu lintas yang padat pada siang hari, yaitu
pesawat yang melandas di bandara dari pada malam hari. Tingkat kebisingan pada
malam hari lebih kecil dengan kelembapan yang tinggi dibandigkan dengan siang hari
dengan kelembapan rendah. Lama waktu operasional suatu kendaraan menyebabkan
semakin tinggi tingkat kebisingan yang dihasilkan. Berdasarkan KepMen LH No.
48/11/1996 dan KepMenhub No.48 Tahun 2002 bahwa baku mutu lingkungan untuk
Apron bandara adalah 80 dB. Tingkat kebisingan ekivalen BIM sudah melebihi baku
mutu lingkungan yaitu (68,04-84,99) dB sehingga perlu upaya pengendalian. Pada
penelitan ini, peneliti membagi Zona tingkat kebisingan menjadi 3 zonasi dengan
buffering 1 km dari batas terluar dari bangunan bandara seperti tabel berikut :
Tabel 5. Buffering zonasi kebisingan
2
Buffer (Km) Luas Area Buffering (Km )
1 11,44
2 17,14
3 23,39
Dari tabel di atas dapat di bahwa zonasi tingkat kebisingan bisa di kategori kan
menjadi tinggi (1 km), sedang (2 km) dan rendah (3 km). Pada tiap-tiap zonasi
buffering terdapat permukiman dan fasilitas umum yang terdampak efek kebisingan
aktivitas bandara tersebut seperti tabel berikut :
Tabel 6. Fasilitas terdampak Buffering zona kebisingan
Buffer Fasilitas Terdampak Buffering
2
Permukiman seluas 0,99 Km
1 Km
Masjid Ukhuwah Bandara Internasional
(Tinggi)
Minangkabau
2
2 Km Permukiman seluas 0,37 Km
(Sedang) Masjid Nurul Azhar

5
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

Buffer Fasilitas Terdampak Buffering


SD Negeri 22 Batanganai
SD Negeri 27 Batanganai
SMK Penerbangan Nusantara Ketaping
2
Permukiman seluas 1,79 Km
Masjid Raya Nurul Falah
3 Km Masjid At-Taqwa
(Rendah) SMK Indonesia Raya
SD Negeri Batanganai
SD Negeri 24 Batanganai
SD Negeri 21 Batanganai

Dari tabel diatas terdapat permukiman dan fasilitas umum yaitu sarana ibadah
dan sarana pendidikan yang terdapat dalam zonasi kebisingan tersebut yaitu
permukiman terdampak seluas yaitu 3,15 km2, 4 masjid dan 7 sekolah.

Gambar. Peta Zonasi Tingkat Kebisingan BIM


KESIMPULAN
Berdasarkan KepMen LH No. 48/11/1996 dan KepMenhub No.48 Tahun 2002
bahwa baku mutu lingkungan untuk Apron bandara adalah 80 dB. Tingkat kebisingan
ekivalen BIM sudah melebihi baku mutu lingkungan yaitu (68,04-84,99) dB dimana
terdapat permukiman dan fasilitas umum yaitu sarana ibadah dan sarana pendidikan
yang terdapat dalam zonasi kebisingan tersebut yaitu permukiman terdampak seluas

6
Jurnal Kapita Selekta Geografi
ISSN Print: 2622-4925
ISSN Online: 2622-4933
Volume 2 Nomor 6: Juni 2019 (Halaman: 1- 7)
http://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo

yaitu 3,15 km2, 4 masjid dan 7 sekolah yang akan mempengaruhi aktivitas masyarakat
terutama zona paling dekat dengan bandara sehingga perlu upaya pengendalian dari
pihak pemerintah, BIM dan partisipasi sadar masyarakat terkhusus dekat bandara.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, S H. 2015. Studi Analisis Tingkat Kebisingan di Sekitar Bandar Udara Internasional
Hasanuddin. Jurnal Teknik Lingkungan.
Chandra, D. 2013.Noise Influence to Employees in PLTD Sentral II PT Semen Padang.
Jurnal Geografi. 2(2), pp.86-94.
Handayani, N J. 2018. Kajian Tingkat Kebisingan di Bandara Internasional Halim
Perdana Kusuma, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Jurnal Lingkungan, 4, 565-571.
Hermon, D. 2010. Geografi Lingkungan: Perubahan Lingkungan Global. Padang: UNP
Press.
Hermon, D. 2012. Hydrometeorological Disaster Mitigation. Padang: UNP Press.
Hertanto, E. 2012. Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2002 Tentang Penyelanggaraan
Bandar Udara Umum. Jakarta: Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 64 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2014
tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara. Jakarta:
Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup Bandar Udara. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Putra, A. 2017. Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pesisir Teluk
Bungus Kota Padang [Tesis]. Pascasarjana Universitas Andalas.
Yudhistira, D D. 2016. Penentuan Tingkat Kebisingan Bandar Udara Ahmad Yani,
Semarang Menggunakan Metode Weighted Equivalen Countinoes Perceived Noise
Level (WECPNL). Jurnal Lingkungan.
Indah, S H. 2006. Analisis dan Evaluasi Tingkat Kebisingan di Kawasan Bandara
Internasionasional Minangkabau. Skripsi. Padang : Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai