Anda di halaman 1dari 4

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Kesehatan merupakan salah
satu unsur dasar kesejahteraan keluarga. Dalam memperbaiki tingkat sosial
ekonomi masyarakat, kesehatan keluarga merupakan salah satu syarat mutlak
yang harus dipenuhi, karena keluarga sehat akan menghasilkan anak-anak
yang tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas. Bila salah
satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan /
keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga
lain, termasuk salah satu penyakit yang mengancam kesehatan keluarga
adalah penyakit TB Paru (Sholeh, 2014).
Tuberkulosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini erat
kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, gaya hidup yang tidak sehat seperti
merokok dan lain-lain. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan berulang
kali, artinya walaupun seorang sudah pernah menderita tuberkulosis paru,
orang tersebut tidak kebal padanya dan mungkin akan terserang lagi terutama
apabila daya tahan tubuhnya lemah (Wijaya, 2013).
Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA).
Sebagian besar kuman TB sering menyerang parenkim paru dan
menyebabkan TB paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (TB
ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru
lainnya (Sylvia, 2012).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013
terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB (WHO, 2014).

1
2

Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi kuman TB
(WHO, 2015). Di Indonesia, prevalensi TB paru dikelompokkan dalam tiga
wilayah, yaitu wilayah Sumatera (33%), wilayah Jawa dan Bali (23%), serta
wilayah Indonesia Bagian Timur (44%) (Depkes, 2013). Di Jawa Timur pada
tahun 2013 kasus TB paru terdapat 41.472 kasus terbanyak di kota Surabaya
4.212 kasus, kota Jember 3.225 kasus, dan kota Banyuwangi berada diurutan
ke lima dengan 1.703 kasus (Depkes, 2013). Pada tahun 2014 kasus TB paru
di Jawa Timur mengalami penurunan yaitu sebanyak 39.313 kasus terbanyak
yaitu kota Surabaya 4.019 kasus, namun di kota Banyuwangi mengalami
peningkatan yaitu 1.743 kasus (Depkes, 2014). Pada tahun 2015 TB paru
mengalami kenaikan yang sangat tinggi yaitu 48.379 kasus. Kota Mojokerto
paling banyak dengan jumlah 8.609 kasus, sedangkan kota Banyuwangi
meningkat 1.786 kasus (Depkes, 2015). Sedangkan pada tanggal 25 Oktober
2017 data yang diperoleh di RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi
periode Januari 2017 sampai dengan September 2017 ditemukan insiden
penyakit Tuberkulosis Paru berjumlah 201 jiwa dari pasien yang dirawat di
Ruang Penyakit Dalam 1.
Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan yang akan menjadi
masalah yang lebih besar jika tidak di tanggulangi sejak dini. Penyakit ini
dapat ditanggulangi dengan mendapatkan pengobatan dan pencegahan
penularan. Penyakit TB Paru apabila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi dini yang membahayakan seperti pleuritis, efusi
pleura, emfisiema, laringitis sampai menjalar ke organ lain seperti usus,
tulang dan otak. Komplikasi lanjut seperti obstruksi jalan napas, kerusakan
parenkim berat, amiloidosis, kanker paru dan sindrom gagal napas
dewasa. Untuk mencegah komplikasi tersebut maka dibutuhkan peran dan
fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilakukan secara
komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, antara
lain dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatan status
kesehatan klien, memeriksakan kondisi secara dini, memberikan obat anti
3

mikroba sesuai dengan jangka waktu tertentu untuk mengobati penyebab


dasar dan dalam perawatan diri klien secara optimal, sehingga muncul
pentingnya asuhan keperawatan dalam menanggulangi klien dengan
tuberkulosis paru yang dirawat diruang Penyakit Dalam 1 RSUD
Blambangan Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk memilih judul
makalah ilmiah “ Asuhan Keperawatan pada klien Tn. M dengan
Tuberkulosis Paru di Ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan
Kabupaten Banyuwangi ”.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komperensif
pada pasien Tuberkulosis Paru di ruang Penyakit Dalam 1 RSUD
Blambangan Banyuwangi.
1.2.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini antara lain adalah :
1. Melakukan pengkajian pada pasien Tuberkulosis Paru di ruang
Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan Banyuwangi 2017
2. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru
di ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan Banyuwangi 2017
3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru
di ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan Banyuwangi 2017
4. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Tuberkulosis
Paru di ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan Banyuwangi
2017
5. Mengevaluasi pasien Tuberkulosis Paru di ruang Peyakit Dalam 1
RSUD Blambangan Banyuwangi 2017
6. Mengetahui kesinambungan antara konsep dasar teori dengan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis Paru secara
langsung di ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan 2017
4

1.3 Manfaat Penulisan


Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.3.1 Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi
dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan
dilakukan tentang penanganan Tuberkulosis Paru.
1.3.2 Bagi tempat penelitian
Hasil karya tulis ilmiah ini nantinya dapat digunakan sebagai
informasi tentang Tuberkulosis Paru.
1.3.3 Bagi peneliti
Mengkaji secara ilmiah suatu permasalahan dengan
mengaplikasikan teori yang pernah peneliti peroleh sepanjang
mengikuti kuliah dan menambah pengetahuan penulis tentang
Tuberkulosis Paru.
1.3.4 Bagi pasien
Mencegah Terjadinya komplikasi dan mendapatkan
penanganan yang tepat. Serta memberikan asuhan keperawatan dan
pendidikan kesehatan tentang masalah-masalah Tuberkulosis Paru
yang dialaminya serta tindakan apa saja yang harus dilaksanakan.
1.4 Pengumpulan Data
Adapun cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data
guna penyusunan penulisan, yaitu dengan Observasi – partisipatif dan
Interview dimana penulis melakukan pengamatan dan turut serta dalam
melakukan tindakan keperawatan serta penulis melakukan pengumpulan data
dengan tanya jawab (pengkajian).

Anda mungkin juga menyukai