I. REFERENSI
1. SNI 2417: 2008. Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
2. Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 Divisi 6.3.
II. TUJUAN
1. Dapat memahami manfaat dari pengujian keausan agregat akibat gesekan dan benturan, dan
persyaratan mutu agregat berdasarkan nilai keausannya yang dijelaskan dalam dasar teori,
3. Dapat menyebutkan peralatan yang digunakan dalam uji keausan agregat dengan mesin
abrasi Los Angeles .
4. Dapat menggunakan peralatan uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles sesuai
dengan prosedur pengujian yang digunakan.
5. Dapat menjelaskan prosedur pengujian uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
6. Dapat menganalisa dari hasil perhitungan keausan agregat dengan cara membandingkan
antara hasil perhitungan dengan persyaratan.
Pengujian abrasi adalah merupakan salah satu pengujian sifat mekanis dari agregat kasar
yang digunakan untuk menentukan kelayakan mutu agregat yang digunakan sebagai bahan
campuran aspal beton untuk bahan perkerasan yang mendapat tekanan dan gesekan secara
kontinu akibat adanya beban kendaraan yang melalui perkerasan tersebut.
.Oleh karena itu, agregat harus memiliki daya tahan yang cukup terhadap:
- Pemecahan (crushing) artinya kemampuan agregat tidak mengalami proses
pemecahan ketika pencampuran atau akibat gaya pada waktu penghamparan dan pemadatan.
- Penghancuran (disintegration) artinya ketahanan agregat terhadap pengikisan akibat
roda-roda baja saat di buatnya jalan, cuaca dan pengausan oleh roda-roda kendaraan (lalu lintas)
setelah jalan dioperasikan.
Akibat dari agregat yang tidak tahan aus, antara lain sebagai berikut:
- Terganggunya kestabilan konstruksi perkerasan
- Terganggunya pelekatan aspal terhadap batuan
Pada saat pencampuran agregat berlangsung di Asphalt Mixing Plant (AMP), agregat
tersebut akan mengalami gesekan antara agregat yang satu dengan agregat yang lainnya pada
suhu tinggi, jika nilai abrasi agregat besar maka agregat akan mudah pecah, yang berakibat
semakin besar luas permukaan agregat yang harus diselimuti aspal, sehingga kadar aspal yang
diperlukan akan lebih besar dibandingkan dengan kadar aspal rencana.
Pengujian abrasi agregat menggunakan Mesin Los Angeles dilakukan pada agregat kasar,
59
baik itu untuk bahan split maupun screen, dalam keadaan kering oven dimasukkan ke dalam
teromol Mesin Los Angeles beserta bola baja dalam jumlah tertentu, kemudian diputar dengan
kecepatan dan jumlah putaran tertentu. Jika % agregat yang hancur dari hasil uji ini, yaitu lolos
ayakan no.12 (1,70mm) dibandingkan dengan berat agregat awal semakin besar berarti agregat
tersebut mutu ketahanan terhadap abrasinya rendah, sebaliknya jika kecil maka agregat tersebut
mutu ketahanan terhadap abrasinya tinggi. Pengujian abrasi dilakukan setelah pengujian analisa
ayak sehingga dapat diketahui besar butir maksimum agregat tersebut untuk menentukan jenis
gradasi benda uji abrasi pada Tabel 2.3.1.
Tabel 2.3.1. Daftar gradasi dan berat benda uji untuk pengujian abrasi
Besarnya nilai abrasi dari agregat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
(W 1 W 2)
Nilai Abrasi = x 100% ……………..1.1
W1
Keterangan :
W1 = Berat Benda Uji Awal, gr
W2 = Berat Benda Uji tertahan saringan no.12 (1,70mm), gr
Persyaratan Teknis mutu agregat untuk bahan campuran aspal beton berdasarkan Spesifikasi
Umum Bina Marga 2010 revisi 3 divisi 6.3 ditunjukan pada Tabel 2.3.2.
Tabel 2.3.2. Persyaratan Mutu Agregat Kasar Untuk Campuran Aspal Beton 60
a. Alat Bantu
No. Nama alat Gambar Keterangan
1. Sendok spesi yang berguna sebagai alat
untuk mengambil benda uji di
ember.
2. Cawan yang berguna sebagai tempat
menyimpan benda uji.
IV.2. Bahan
V. PROSEDUR PENGUJIAN
3. Cuci agregat
4. Oven agregat dengan suhu 110˚ selama 24 jam sehingga beratnya tetap.
7. satukan agregat yang tertahan ayakan 12,5 mm dan 9,5 mm dan masukkan ke mesin
los angeles beserta bola baja sebanyak 11 buah.
8. Putar mesin Los Angles dengan kecepatan 30-33rpm dan diputar sebanyak 500 dan
100 kali putaran.
9. Keluarkan benda uji dari mesin, kemudian ayak dengan ayakan berdiameter 4,75 mm.
10. Cuci benda uji, ketika membuang air kita menggunakan ayakan 4,75mm untuk
menahan agregat tidak ikut terbuang air.
11. Masukan kedalam cawan dan keringkan menggunakan oven hingga beratnya tetap.
VII. PERHITUNGAN
Nilai Abrasi =
W2=3281,2 gram
IX. KESIMPULAN
Dari pengujian yang kami lakukan didapatkan hasil abrasi sebesar 8,961 % untuk 100 putaran
dan 34,3% untuk 500 putaran. Maka menurut SNI 2417 :2008 dapat disimpukan bahwa :
Agregat yang diputar 100 putaran tidak memenuhi persyaratan karena >8% oleh karena itu
perlu diadakan perubahan campuran atau komposisi dari agregat tersebut.
Agregat yang diputar 500 putaran memenuhi persyaratan karena <40% maka agregat
tersebut dapat digunakan untuk semua jenis campuran aspal bergradasi.