PENDAHULUAN
menurut Levey dan Loomba adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
(Puspita, 2009).
semakin tinggi need masyarakat hal ini di dukung oleh Prasetya (2011) yang
1
2
bahwa citra pelayanan rawat inap dan kondisi lingkungan puskesmas sangat
9.754 unit, yang terdiri dari 3.396 unit Puskesmas rawat inap dan 6.358 unit
Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2014 yaitu
sebanyak 9.731 unit, dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak 3.378 unit
dan Puskesmas non rawat inap sebanyak 6.353 unit (Kemenkes RI, 2015)
9.321 unit menjadi 9.754 unit pada tahun 2015. Namun demikian, peningkatan
kesehatan dasar dapat dilihat secara umum oleh indikator rasio Puskesmas
cenderung meningkat pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, namun
menurun pada tahun 2014 sebesar 1,16 dan tahun 2015 sebesar 1,15. Hal ini
Puskesmas Sidua Ori Kecamatan Sidua Ori, kegiatan yang dilakukan apabila
pemeriksaan fisik kepada pasien dan dilakukan anamnesa setelah itu pasien di
bawa ke ruang rawat inap. Pada umumnya pasien yang rawat inap di puskesmas
hanya berkisar 1-2 hari saja dan jika tidak sanggup maka pasien dirujuk ke rumah
sakit terdekat. Hal ini mencerminkan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh
dinyatakan menjadi suatu kebutuhan bila terjadi hubungan timbal balik yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan. Keramahtamahan dan perhatian yang
baik dari petugas kesehatan serta fasilitas kesehatan yang memadai akan
penelitian tentang pengaruh citra pelayanan rawat inap terhadap need masyarakat
di Puskesmas Sidua Ori Kecamatan Sidua Ori Kabupaten Nias Selatan Tahun
2017.
Sidua Ori Kecamatan Sidua Ori Kabupaten Nias Selatan Tahun 2017”.
Nias Selatan.
5
1. Manfaat Teoritis
sidua ori.
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan mengenai need yang perlu digaris bawahi adalah bahwa tidak
seluruh need akan dapat dipenuhi, dengan demikian akan terdapat sebuah
ranking need dalam pengertian ceteris paribus. Kita akan lebih memilih satu
need untuk dipenuhi dibanding need yang lain, bila need yang dipilih tadi akan
dipilih tetapi kemungkinan untuk memenuhi suatu need merupakan fungsi dari
biaya dan manfaat yang terkandung dibelakangnya yaitu biaya dan manfaat
yang lebih besar. Need bukan merupakan sesuatu yang absolut maupun
terbatas. Need adalah sesuatu yang dinamis dan cenderung untuk terus tumbuh
bersama dengan berjalannya waktu dan dalam kasus ini pertumbuhan need
serta dapat juga merupakan bentuk dasar bagi alokasi sumber daya. Pada
umumnya akan lebih baik untuk memasukkan sekaligus need ketika melakukan
dapat memberikan dasar yang cukup bagi pengambilan keputusan yang tepat.
Alokasi sumber daya sektor kesehatan tetap kurang efisien tanpa adanya
6
7
benefits value yang sering masih berbeda antara satu orang dan yang kedua
berbeda mengenai need yang lazim digunakan oleh peneliti dan praktisi social
policy, yaitu :
ahli. (standar desirable disini bisa saja bervariasi antara satu ahli dengan
yang lain).
kesehatan).
masyarakat yang tercermin dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk
pertolongan kesehatan. Selain dipengaruhi faktor di atas ada beberapa faktor lagi
b. Fasilitas
c. Pelayanan personil
sehingga pemakai jasa pelayanan kesehatan menjadi puas. Personil itu terdiri
dari dokter maupun perawat, tenaga para medis serta penunjang non medis.
d. Lokasi
jarak yang dekat akan mempengaruhi bagi pencari pelayanan kesehatan untuk
f. Informasi
Dengan adanya iklan dan promosi sangat efektif karena dapat langsung
didengar dan dilihat baik itu mengenai fasilitas, harga yang akan
Faktor - faktor lain yang berpengaruh antara lain pendapatan, harga, lokasi, dan
hanya kepada hubungan massa saja. Suatu organisasi yang baik tidak akan
merupakan fungsi dari semua yang sedang atau telah dilakukan, dan juga semua
citra yang seperti itu sudah cenderung mempunyai banyak pengertian. Citra
diperoleh seseorang dari suatu objek (Kotler dan Clarke, 1987 dalam
11
Prasetya,2011).
berdasarkan pada data yang ada pada waktu itu. Misalnya kita dapat
menggambarkan dalam pikiran kita seekor sapi tanpa ada sapi di depan mata kita,
hanya berdasarkan sapi yang kita lihat dahulu atau gambarnya dalam buku. Jadi,
citra itu merupakan pencipataan ulang atau representasi mental dari suatu
persepsi sebelumnya.
atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi.
bersangkutan.
masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang atau buruk.
kegiatan pelayanan yang diberikan. Citra buruk melahirkan dampak negatif bagi
Menurut Kotler dan Clark (1987) dalam Prasetya (2011) ada dua
familiar dan favorable citra organisasi itu, dan yang kedua yaitu mengukur lokasi
semantik).
gagasan dan kesan yang dianut seseorang tentang sebuah objek. Sikap dan
tindakan seseorang terhadap objek akan sangat tergantung pada objek tersebut.
familiaritas, para responden diminta untuk memeriksa salah satu dari berikut :
pilihan pertama, kedua dan ketiga, maka organisasi tersebut mempunyai suatu
favorabilitas :
Jika responden memilih pilihan pertama, kedua dan ketiga maka organisasi
substansi citranya. Salah satu alat paling popular untuk mencapainya adalah
ditanyai : hal-hal apa yang sering dirasakan pasien bila sedang berada di
maka hal ini dapat diklasifikasikan kepada skala bipolar, dengan pilihan
responden. Ada tiga jenis skala dasar yakni ; skala evaluasi (kualitas baik-
3. Memeriksa varians citra, Karena setiap profil citra adalah garis rata-rata,
14
maka hal ini tidak menggambarkan seberapa jauh variabilitas citra yang
sesungguhnya.
bagaimana publik dan segmen pasar yang berbeda memandangnya dan juga
ataupun peningkatan citra yang nyata (Kotler dan Clarke, 1987 dalam Prasetya,
2011).
menentukan citra yakni ada dua teori pembentukan citra. Pertama menegaskan
bahwa citra sebagian besar ditentukan oleh objek, yakni orang menerima realita
objek begitu saja. Pandangan citra yang berorientasi pada objek mengasumsikan
bahwa : (1) Orang cenderung untuk memiliki pengalaman pertama dengan objek,
(2) Orang mendapatkan data yang terpercaya dari objek, dan (3) Orang
cenderung tergantung dengan apa yang dilihat dengan cara yang sama selain
bahwa : (1) Orang memiliki tingkat kontak yang berbeda dengan objek, (2)
Orang yang ditempatkan di depan objek, akan secara selektif menerima aspek-
aspek berbeda dari objek tersebut, (3) orang memiliki cara masing-masing
berbeda tentang objek yang sama. Yakni, ada hubungan lemah antara citra dan
karena mereka mengira bahwa citra memiliki pengaruh besar terhadap perilaku
orang. Mereka mengasumsikan bahwa ada hubungan erat antara citra orang atas
organisasi dan perilaku mereka terhadap itu. Namun, hubungan antara citra dan
perilaku tidak demikian sesungguhnya. Citra hanya satu komponen dari sikap,
Dua orang dapat memandang sebuah rumah sakit sebagai rumah sakit besar dan
sebaliknya seseorang juga memiliki sikap yang berlawanan terhadap rumah sakit
tersebut. Selanjutnya, hubungan antara sikap dan perilaku juga lemah, seorang
pasien mungkin lebih menyukai rumah sakit kecil daripada rumah sakit besar,
karena rumah sakit kecil lebih dekat ke rumahnya atau karena dokter pasien
memiliki hak istimewa memberi rujukan hanya pada rumah sakit kecil
(Prasetya,2011)
16
dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat,
rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien menurut
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
terapi, rehabilitasi medik atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997 dalam
Pahlevi, 2009).
b. Pelayanan Medik
d. Pelayanan Perawatan
e. Pelayanan Obat
f. Pelayanan Makanan
17
Menurut Revans (1986) dalam Pahlevi (2009) bahwa pasien yang masuk pada
2.9.2. Posisi Unit Rawat Inap Dalam Sistem Pelayanan Rumah Sakit
Gambar 2.2.
Rekam Medis
Rekam Medis
Rekam Medis
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik
dengan kapasitas kurang lebih 10 tempat tidur. Rawat inap itu sendiri berfungsi
sebagai rujukan antara yang melayani pasien sebelum dirujuk ke institusi rujukan
asuhan perawatan tindak lanjut oleh petugas perawat kesehatan masyarakat dari
puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit, (2) puskesmas mudah
dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai, (4)
jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari, (5) penduduk wilayah
sebagai berikut:
keluarga berencana.
Selain itu ruang rawat inap dilengkapi dengan fasilitas tambahan berupa :
1. Ruangan tambahan seluas 246 meter persegi yang terdiri dari ruangan
pelangan sebelum mencoba atau membeli suatu produk dan jasa, yang dijadikan
standard atau acuan dalam menilai kinerja produk atau jasa tersebut. Harapan
yang timbul karena apa yang didengar oleh konsumen dari konsumen lain,
adalah mereka yang dapat dipercaya pelangan, seperti teman, keluarga dan
dan komunikasi yang dimaksud bisa lewat iklan, selebaran, leaflet dan
sebagainya.
baru karena orang tersebut merasa kekurangan sepatu yang baru. Menurut
Abraham Maslow, kebutuhan memiliki lima tingkatan. Mulai dari yang terendah
1. Kebutuhan Fisiologis
3. Kebutuhan sosial
makanan apa yang diinginkan, berbeda – beda. Ada yang menginginkan nasi
beserta lauk – pauk, roti, bakso dan lain – lain. Jadi, kebutuhan bisa sama tetapi
keinginan berbeda – beda. Manusia memiliki keinginan yang tak terbatas, sumber
– sumber daya yang ingin diperolehnya yang terbatas. Oleh karena itu, setiap
orang akan berusaha untuk memperoleh keinginan yang optimal dengan sumber
daya yang ada. Keinginan yang disertai daya beli yang cukup dinamakan
permintaan. Ini tentu berbeda dari pengertian permintaan dalam ekonomi mikro,
22
yang menyatakan bahwa permintaan adalah jumlah produk yang pada tingkat
Definisi Konsep :
terhadap puskesmas didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka
Puskesmas Sidua Ori Kecamatan Sidua Ori Kabupaten Nias Selatan Tahun
2017.
METODE PENELITIAN
Puskesmas Sidua Ori Kecamatan Sidua Ori Kabupaten Nias Selatan Tahun 2017.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 s/d September
3.3.1. Populasi
rawat inap di puskesmas Sidua Ori Kecamatan Sidua Ori Kabupaten Nias Selatan.
24
25
3.3.2. Sampel
sampel (Arikunto, 2006). Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30
Total Sampling.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
Selatan Tahun 2017. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
menggunakan kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data didapat dan ditemukan dari tempat penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dengan
mengambil data-data demografi dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari
a. Citra Pelayanan rawat inap adalah merupakan fungsi dari semua yang sedang
2. Sedang
3. Buruk
setuju (bobot nilai 4), kurang setuju (bobot 3), tidak setuju (bobot 2) sangat
tidak setuju (bobot nilai 1), maka total skor untuk variabel pengetahuan
pilihan benar (bobot nilai 2) dan jawaban pilihan salah (bobot nilai 1),
2. Sedang
3. Buruk
Kecamatan Sidua Ori Kabupaten Nias Selatan Tahun 2017 dengan menggunakan
Artati, D.K. 2005. Amalisis Kebutuhan Dan Kesediaan Pasien Akan Pelayanan
Rawat Inap Di Poliklinik 24 Jam PT. Rumah Sakit Pelabuhan
Surabaya Cabang Semarang. Tesis Undip: diunduh dari website
eprints.undip.ac.id pada tanggal 25 Juni 2017.
Prasetya, W.H. 2011. Pengaruh Citra Pelayanan Rawat Inap Terhadap Need
Masyarakat Di Puskesmas Gelugur Darat Medan Tahun 2010.
Skripsi Usu : diunduh dari website repository.usu.ac.id pada tanggal
20 Juni 2017 pukul 15.00 WIB.
Puspita, I. 2009. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan
Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh
Tamiang. Tesis Usu : diunduh dari website repository.usu.ac.id pada
tanggal 20 Juni 2017 pukul 15.00 WIB
No responden :
Jenis kelamin :
1. Perempuan
2. Laki- laki
Pekerjaan :
1. Pegawai swasta
2. Buruh
3. Pegawai negeri sipil
4. Tidak bekerja
Pendapatan :
1. < UMR (<Rp. 1.350.000)
2. ≥ UMR ( ≥Rp. 1.350.000)
Pendidikan terakhir :
1. SD
2. SMP
3. SLTA
4. DI/ DIII/ S1
Alternatif Jawaban :
1. = Sangat Setuju
2. = Tidak Setuju
3. = Kurang Setuju
4. = Setuju
5. = Sangat Setuju
PROPOSAL
Oleh :
HOTLI H. NABABAN
1515192451