Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Entomologi yang dibimbing oleh Ibu Sofia Ery Rahayu, S.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Aufa Zatin Nirwana (170342615538)


Hanif Amirusdi Puteno (170342615586)
Rizki Berliana (170342615501)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2019
I. TOPIK

Pengamatan morfologi serangga

II. TUJUAN

Untuk mengamati dan mendeskripsikan morfologi serangga secara umum

III. DASAR TEORI

Serangga merupakan golongan binatang yang besar, kira-kira 75% dari jumlah
binatang yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga ada yang
menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat merugikan karena
merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan binatang ternak. Serangga
merupakan kelompok hewan dengan keragaman terbesar bila dibandingkan dengan golongan
hewan lain yaitu hampir 75% dari total hewan yang hidup di dunia (Listiani. 2008).

Serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat


yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis makanan yang
berbeda dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya. Serangga juga memegang
peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem yakni sebagai herbivora, predator,
parasit, dekomposer maupun sebagai penyerbuk dalam pembungaan dan pembuahan
(Campbell et al. 2000; Koneri et al. 2010; Listiani 2008).

Secara morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip
cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa
suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami
penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari 9
ruas. Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat melekatnya antena,
mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi
menjadi tiga bagian yaitu hypognathous, prognathous, dan
ephistognathous. Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh
serangganya adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke
depan, contoh serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous apabila alat
mulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo Hemiptera
(Koneri et al. 2010; Listiani 2008; Mason et al. 1993; Syarifah et al. 2012).
Daftar rujukan
Campbell, N.A., J.B. Reece & L.G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi kelima - jilid 2. Penerbit Erlangga.
Jakarta. Hal: 234-289.
Koneri, R., Solihin, D.D., Buchori, D., dan Tarumingkeng, R. 2010. Keanekaragaman Kumbang
Lucanid (Coleoptera: Lucanidae) pada Berbagai Ketinggian Tempat di Hutan Konsensi
Unocal Gunung Salak, Jawa Barat. Jurnal Matematika dan Sains . Vol. 15, No. 2.
Listiani, L., 2008, Pengaruh Pola Perkawinan Poliandri Kumbang Ulat Tepung (Tenebrio molitor L.)
Terhadap Jumlah Larva Dan Jumlah Kumbang Anaknya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Mason,Bill and Huber T, Jhon. 1993. Hymenoptera of The World : an Identification to Famili. Canada
Commuication Group Publishing, Canada.
Syarifah, N.N., 2012, Keanekaragaman dan Kelimpahan Ordo coleopteran di Kawasan Gunung
Manglayang Bagian Barat Kabupaten Bandung. Skripsi.Universitas Pendidikan,Bandung.

Anda mungkin juga menyukai