Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul 1, Hammer Mill

Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015


Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

Abstrak
Dalam modul hammer mill ini, adapun bertujuan untuk memahami sistem kominusi dengan menggunakan alat remuk (hammer
mill), memahami mekanisme kerja alat hammer mill, menghitung kinerja alat hammer mill melalui RR80 ​ .​ Proses pelaksanaan
hammer mill ini adalah dengan memasukkan umpan (batugamping) ke dalam alat peremukan satu per satu dari
masing-masing plastik (10 plastik dengan berat masing-masing 2kg), hasil gerusan di masukkan ke dalam splitter, dimixing
dan dipisahkan hasil akhir mixing tersebut dan dibagi dua, mengayak hasil umpan splitter dan timbang hasil yang tertampung.
Kesimpulan dari praktikum hammer mill ini adalah mendapatkan hasil RR​80 dari perbandingan nilai umpan dengan nilai
pereduksian, sehingga diperoleh 48.86.

A. Tinjauan Pustaka yang berbentuk ½ lingkaran dan terletak pada bagian


Untuk dapat memisahkan mineral berharga dari mineral bawah hammer mill.
pengganggunya, material hasil penambangan harus 6. Discherge, sebagai tempat keluarnya poduksi hasil
direduksi / digerus hingga berukuran halus. Proses reduksi.
pengecilan ukuran menjadi fragmen yang lebih kecil untuk
mendapatkan ukuran batuan yang sesuai dengan kebutuhan ❖ Mekanisme Peremukan Batuan
disebut dengan kominusi ​(communition​). Tahapan Pecahnya batuan pada alat peremuk rahang disebabkan
pereduksian fragmen hasil penambangan ​(kominusi) dapat akibar kuat tekanan material umpan lebih kecil dan pada
dibagi dalam crushing dan grinding. Crushing kuat tekan yang ditimbulkanoleh alat peremuk, sudut
(​peremukan) merupakan tahapan pertama dalam pekerjaan singgung material nip anggel, dan aralr dan resultan gaya
kominusi. Crushing termasuk sebagai proses mereduksi akhir yang mengarah ke bawah sedemikian sehingga
material untuk memperoleh produk yang berukuran ½ ” batuan tersebut pecah. Adapun gaya yang bekerja pada
atau lebih. Crushing secara garis besar dibagi atas : peremuk ini adalah:

● Primary crusher ​(​peremukan primer) 1. Gaya tekan, Gaya yang dihasilkan oleh gerakan rahang
● Secondary crusher ​(peremukan sekunder) ayun yang bergerak menekan batuan.
● Fine crusher 2. Gaya gesek, Merupakan gaya yang berkerja pada
● Special crusher permukaan antara ratrang diam maupun rahang ayun
dengan batuan.
Jenis alat yang digunakan antara lain: 3. Gayagravitasi, Adalah gaya yang bekerja pada batuan
● Primary crusher : Jaw crusher, hammer mill, gyratory sehingga mempengaruhi arah gerak material kearah
crusher. bawah (gravitasi)
● Secondary crusher : Cone crusher, hammer mill, roll 4. Gaya menahan, Merupakan gaya tahan yang dimiliki
crusher, stamp mill. batuan atas gaya yang timbul akibat gerakan rahang
● Special used : Hammer mill yang dapat menghasilkan ayun terhadap rahang diam.Batuan akan pecah dengan
produk berukuran – 60 mesh. hasil partikel yang kasar, jika pecahnya batuan tersebul
akibat tekanan ataupun tarikan, sebaliknya akan halus
Bagian – bagian alat dari hammer mill : jika pecahnya batuan tersebut disebabkan akibat
1. Hopper, sebagai bak penampung material yang akan gesekan.
direduksi.
2. Revolving disk, sebagai tempat duduknya palu Primary crusher adalah peremuk yang digunakan untuk
(hammer) yang dihubungkan dengan mesin penggerak mengecilkan ukuran bijih yang datang dari tambang pada
dengan perantara sabuk ​(belt). tahap pertama dan dioperasikan secara terbuka. Untuk bijih
3. Palu ​(hammer)​ , sebagai pemecah umpan ​(feed​) yang yang keras dan kompak digunakan jaw crusher dan
masuk. gyratory crusher, sedangkan bahan galian yang lebih britle
4. Riffle (​penyekat​), sebagai pengatur banyaknya umpan menggunakan humer mill atau impact breaker.
yang masuk.
5. Screen, sebagai penyaring untuk memisahkan material

I-1
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)
❖ Operasi Peremukan Pemukul ​(hummer​) dipasang pada rotor yang berputar
Mekanisme Pecahnya batuan pada proses crushing Jaw dengan kecepatan tinggi. Bagian yang bergerak ini
Crusher meremuk material dengan kompresi didalam memindahkan energi kinitik ke partikel yang masuk dan
rongga peremuk (yaitu rongga diantara dua jaw). Material menyebabkan partikel terlempar dan membentur plat
yang masuk rongga remuk akan segera mendapat jepitan bentur. Gamber berikut memperlihatkan bagaimana
atau kompresi jaw yang bergerak dan turun hingga peremuk bentur ​(hummer mill​) bekerja. Dibagian bawah
mendapatkan jepitan baru. Material bebas turun diantara terdapat grate dimana partikel masih dihancurkan dengan
dua kompresi serta volumenya membesar karena bentuk attration. " Hammer Mill " merupakan salah satu alat yang
rongga diantara dua partikel. Peremukan seperti ini disebut digunakan pada proses penggerusan material untuk
"​arrested crushing​" sebagai lawan dari ​"choke crushing​" mendapatkan suatu produk material dengan ukuran kecil
yaitu material terus mederita kompresi sebelum keluar alat. seperti tepung yang sesuai dengan kebutuhan pasar
Pada arrested crushing peremukan hanya oleh alat, sehingga hasil dari keluaran " Hammer Mill " ini dapat
sedangkan choke crushing disamping oleh alat juga langsung dipasarkan.
material saling meremuk. Choke crushing banyak
menghasilkan material halus dan bila tidak dikendalikan Hammer mill secara luas menggunakan ​"impact crushing “
dapat merusak alat. dalam pengolahan bahan galian yang berguna untuk
memperkecil ukuran ​(size​) material. Hammer mill
Pada dasarnya apabila suatu gaya tekan dikenakan pada digunakan sebagai pekerjaan tahap awal​(primary crushing​)
suatu material dan material dapat mengimbangi gaya maupun tahap lanjutan ​(secondary crushing​). Alat ini
tersebut karena adanya sifat dalam ​(tenacity)​ dari material dapat diklasifikasikan dalam suatu type alat untuk
tersebut sehingga material tidak akan pecah. Apabila mendapatkan kapasitas gnnding service dan bila dipakai
batuan dikenakan gaya dan gaya itu kemudian ditiadakan dalam "​close sirkuit" maka dilengkap i dengan ​" fine
dengan tiba-tiba, maka ada beberapa kemungkinan screen"​ atau ​" air classifier​". Hammer mill ini terdiri dari
kejadian terhadap batuan tersebut. Bila gaya ditiadakan delapan pisau yang terikat pada suatu revolving disk dalam
maka batuan akan kembali pada bentuk dan volume crusher chumber dengan baut. Pada prinsipnya pemakaian
semula maka batuan berada pada fase deformasi anyal hammer mill dengan penyekat screen atau saringan yang
dimana gaya akan sebanding dengan perubahan. Bila gaya disebut dengan sistem metode 'closed circuit" dimana
ditingkatkan, dan batas anyal batuan itu terlampui maka produksinya langsung merupakan hasil akhir.
batuan akan berubah secara kekal, dimana batuan tersebut Bagian-bagian dari hamer mill :
berada pada fase deformasi plastis. Perubahan bentuk 1. Hopper ​berfungsi sebagai bak penampung material
batuan tersebut misalnya terjadi pemanjangan maupun yang akan direduksi.
pemendekkan dan lain sebagainya. 2. Revolping disk merupakan suatu alat tempat duduknya
palu, dimana revolping disk dihubungkan dengan
generator dan perantara belt.
3. Palu adalah alat pemukul yng dgunakan untuk
memecahkan material (feed) yang masuk kedalam
hammer mill melalui hopper,palu yang terbuat dari
besi "​forger high carbon steel​".
Penyekat adalah suatu alat yang digunakan untuk
memisahkan material yang bervariasi ,dari mulai
berukuran halus atau sesuai dengan ukuran yang kita
gunakan.Screen yang dgunakan pada hammer mill
berbentuk lengkung setengah lingkaran ,terletak dibagian
bawah dari hammer mill.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peremukan Dengan
Hummer Mill
Gambar 1.1. Makin kecil material digerus makin besar permukaan 1. Ketahanan Batuan, Ketahanan batuan dipengaruhi
sesifiknya kerepasan ​(friability)​ dan kerapuhan ​(brittleness​) dari
kandungan mineralnya. struktur mineral yang sangat

I-2
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)
halus biasanya lebih tahan daripada batuan yang
berstrukturkasar.
2. Ukuran material umpan, Apabila ukuran feed terlalu
besar maka material akan sulit dipecahkan oleh palu,
sehingga menimbulkan kesukaran pada palu dan
revolving disk, pdu akan berhenti memukuljika hal ini
terjadi akan mempercepat hammer mill rusak dan
tidak akan menghasilkan produkta yang baik.
3. Kekerasan material​, jika material terlalu keras maka
akan menyebabkan sulit bagi hammer mill untuk
beroperasi dengan baik, oleh karena itu pemilihan atau
pengenalan terhadap kekerasan material yang akan
diolatr sangatlah penting. umumnya hammer mill
dipergunakan untuk material yang agak lunak.

4. Material yang lembab akan menyebabkan proses


pengolahan yang agak sulit. Apabila material lembab Gambar 1.2. Foto dan Sayatan Melintang Hummer
akan dapat menyebabkan penumpukan material pada
celah-celah hammer mill yang kosong dan pada Pada Gambar 2.2 ditunjukkan irisan melintang peremuk
lubang screen. Keadaan kondisi seperti ini sulit untuk hammer. Pemakaian peremuk hammer bersifat spesifik,
meloloskan material dan membuat hammer mill cepat karena hanya dapat dipakai untuk materiar yang lunak saja,
rusak, sehingga menurunkan efisiensi produksi. dan ditujukan untuk langsung menghasilkan partikel
Besarnya kecilnya kadar air yang dikandung oleh dengan ukuran yang relatif halus. Pada Gambar 2.2
suatu material tentu akan mempengaruhi kinerja dari ditunjukkan suatu peremuk hummer, dengan tiga hammer
alat pengolahan yang digunakan dan hasil berputar memecah batuan yang masuk. putaran hammer
penggerusan yang berupa produk akhir dari rangkaian akan menimbulkan gaya centrifugal, sehingga material
pengolahan yang dilakukan, dalam hal ini kemampuan akan terpental membentur dinding, atau membentur
kerja ​"Hammer Mill”​ akan dipengaruhi oleh besar hammer, sampai menjadi ukuran tertentu. pada bagian
kecilnya kadar ak tersebut. bawah terdapat suatu- pengayak yang akan meloloskan
5. Jarak terhadap screen​, Jika palu terlalu dekat dengan material halus, sedang material kasar akan, kembali
screen akan menyebabkan sulitnya palu memukul dan terpental.
menggerakkan feed atau material. Jarak palu jauh dari
screen akan menyebabkan material terlalu lunak di B. Data Percobaan
proses, sebaiknya jarak spasi palu terhadap screen Tabel 1.1. Data pengukuran dimensi umpan
disesuaikan dengan bentuk palu, screen dan bahan %
galian. Dimensi Frekuensi F.kumulatif F.kumulatif
6. Pemasukan material kedalam hammer mill ikut juga 1.20 1 1 0.20
mempengaruhi produksi. Apabila feed dimasukkan 1.83 3 4 0.79
secara kontinyu, maka produksi yang diharapkan lebih 2.00 12 16 3.16
besar dengan waktu yang sama dari cara tersebut.
2.20 16 32 6.31
2.33 19 51 10.06
2.40 1 52 10.26
2.50 20 72 14.20
2.60 2 74 14.60
2.70 36 110 21.70
2.80 1 111 21.89
3.00 100 211 41.62
I-3
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

3.10 1 212 41.81


3.20 60 272 53.65
3.33 63 335 66.07
C. Pengolahan Data Percobaan
3.40 2 337 66.47 Langkah-langkah dalam percobaan ini adalah:
3.70 107 444 87.57 1. Siapkan sampel
3.83 24 468 92.31 2. Hidupkan alat
3.93 1 469 92.50 3. Masukkan sampel dengan waktu 2 menit per sampel
4. Mixing hasil pereduksian hingga semua sampel
4.00 21 490 96.65
menyatu
4.20 11 501 98.82
5. Sampling menggunakan splitter sebanyak 3 kali
4.33 5 506 99.80 6. Ayak selama 15 menit
4.70 1 507 100.00 7. Timbang hasil pengayakan dari masing-masing fraksi
507 8. Pengolahan data.

Tabel 1.2. Data hasil pengolahan

Ukuran Tertampung Lolos


No.
Mesh (#) mm Berat (gr) Berat kumulatif (gr) % Kumulatif Berat (gr) % Kumulatif
1 (+10) 2 429.9 429.9 14.8 2484.4 85
2 (-10 +20) 0.841 746.4 1176.3 40.4 1738.0 60
3 (-20 +40) 0.42 513.6 1689.9 58.0 1224.4 42
4 (-40 +60) 0.25 264.3 1954.2 67.1 960.1 33
5 (-60 +80) 0.177 182.6 2136.8 73.3 777.5 27
6 (-80 +100) 0.149 138.5 2275.3 78.1 639.0 22
7 (-100 +120) 0.125 150.2 2425.5 83.2 488.8 17
8 (-120 +140) 0.105 102.6 2528.1 86.7 386.2 13
9 (-140 +200) 0.075 40.9 2569 88.2 345.3 12
10 (-200) < 0.075 345.3 2914.3 100.0 0.0 0
2914

D. Analisa Hasil Percobaan

I-4
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

Gambar 1.3. % frekuensi kumulatif vs dimensi

Gambar 1.4. Perbandingan persen kumulatif dengan ukuran fraksi

Untuk mencari RR​80​, terlebih dahulu menghitung nilai F​80 80 = 7.8717x – 12.262
dan P​80​ , yaitu : 7.8717x = 80 + 12.262
F​80 x = 92.262
7.8717
y = 0.1371x + 1.4823 x = 11.721
80 = 0.1371x + 1.4823
0.1371x = 80 – 1.4823 RR​80 = F 80
P 80
x = 78.518
0.1371 = 572.7
11.721
x = 572.7 = 48.86
P​80
y = 7.8717x – 12,262 E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

I-5
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

F. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Sistem kominusi dengan menggunakan alat remuk
hammer mill dapat mengecilkan bahan galian yang
berukuran lebih kurang 1 meter menjadi ukuran kurang
dari 100 mikron
2. Sistem kerja hammer mill dapat meremukkan batuan
timbangan
atau bahan galian
3. Memperoleh nilai RR​80 dari
​ perbandingan umpan
dengan produk yaitu 48.86
Timbangan elektrik
G. Daftar Pustaka Skrap
Team asisten 2015. 2015. Penuntun Praktikum Pengolahan
bahan Galian. Medan: ITM

H. Lampiran

skop

Hammer mill

Sieve shaker

Kuas

plastik

I-6
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

Skop pengangkut

Splitter

Tanggal Keteranga Paraf Nilai


Diterima n

I-7
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

I-8
Laporan Modul 1, Hammer Mill
Chairunnisa (13306053) / Kel.7 / Rabu, 06-05-2015
Asisten : Hotden Manurung (12306058)
Michael Sijabat (14306045)

I-9

Anda mungkin juga menyukai