ABSTRAK
Artikel ini mengulas berbagai jenis tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antivirus
terhadap Influenza A (H1N1). Virus Influenza A (H1N1) merupakan penyakit influenza yang
sangat parah jika dibandingkan dengan Influenza B dan C. Dalam pencegahan dan
pengobatannya dilakukan dengan pemberian vaksinasi dan antivirus. Tetapi dalam
penerapannya hal itu dibatasi, karena dapat terjadi mutasi virus sehingga timbul strain virus
baru yang resisten dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, penggunaan antivirus herbal dari
suatu ekstrak tanaman dijadikan sebagai solusi. Keunggulan antivirus herbal yaitu dapat
menghambat replikasi virus, inaktivasi virus secara langsung, mengurangi resiko resistensi,
dapat digunakan dengan dosis relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta memiliki efek
samping kecil sehingga relatif aman digunakan. Dalam artikel ini, telah diulas dalam bentuk
tabel data mengenai lima jenis ekstrak tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antivirus
herbal terhadap Influenza A (H1N1) yang telah diidentifikasi secara in vitro dan in vivo
dalam pengujian biologis yang berbeda.
Kata Kunci : Antivirus herbal, Influenza A (H1N1), Uji In vivo dan In vitro
ABSTRACT
This following article reviews goal is to identify different types of plants that have antiviral
activity against Influenza A (H1N1). Virus Influenza A (H1N1) is a very severe influenza
disease when compared with the Influenza B and C. In the prevention and treatment carried
out by vaccination and antiviral. But it is limited in its application, because the viral
mutations can occur so that the resulting new virus strain that is resistant and can not be
avoided. Therefore, the use of antiviral herbal extract of a plant used as a solution.
Advantages of antiviral herbs that can inhibit the replication of the virus, inactivated virus
directly, reducing the risk of resistance, can be used with relatively low doses, has a
synergistic effect, and has little side effects so relatively safe to use. In this article, reference
was made in the form of data tables about five types of plant extracts that have activity as an
antiviral herb against Influenza A (H1N1) has been identified in vitro and in vivo in different
biological testing.
Keywords: Antivirus herbs, Influenza A (H1N1), In vivo test and in vitro test
yang berada di permukaan virus. Serotipe dengan cara menginhibisi saluran ion M2
virus influenza A ditentukan oleh HA dan sehingga proses replikasi virus terhambat,
NA.2 Virus Influenza A ditandai dengan dan golongan ini bekerja spesifik terhadap
mutasi genetik antigenic drift dan influenza A yang hanya memiliki saluran
antigenic shift yang sering terjadi dan ion M2. Sedangkan, golongan inhibitor
strain virus baru, setiap strain memiliki sehingga pelepasan virus terhambat.5,6
menembus ke dalam sel inang dengan Influenza dan tidak memiliki alergi
khususnya unggas dan babi. Virus ini pemberian vaksin hanya diberikan kepada
masih menjadi masalah kesehatan yang orang yang memiliki resiko tinggi kontak
masih belum dapet diberantas, hal ini dengan unggas atau pasien tersebut telah
vaksinasi. Terdapat dua golongan agen melawan influenza, namun vaksin yang
antivirus Influenza yaitu golongan saluran tepat tidak dapat dikembangkan sebelum
(amantadine dan rimantadine) dan inhibitor beberapa kekurangan vaksinasi dan terapi
jika digunakan secara ekstensif, efektivitas satu asam amino pada neuraminidase
obat dan vaksin mulai terbatas (NA), yaitu mutasi H274T. Selain itu
yang terjadi karena penggunaan obat-obat antivirus herbal dari suatu ekstrak tanaman
antivirus tersebut. Munculnya masalah dijadikan sebagai solusi. Hal ini mulai
penggunaan obat golongan adamantane antivirus yang kuat dari tanaman obat
terhadap virus influenza B, dan dalam yang kaya akan molekul baru terhadap
resistensi akan terjadi jika penggunaan sel dan pada tikus. Selain itu, aktivitas
obat tersebut terus digunakan. Kasus yang antivirus dari CYSTUS052 terhadap virus
dilaporkan diantaranya adalah resistensi influenza musiman dan flu biasa juga
urutan 26 (Leu→Phe), 27 (Val→Ala atau diambil dari ekstrak suatu tanaman yang
(Ser→Asn atau Arg) dan 34 (G→E) dalam Keunggulan antivirus herbal yaitu dapat
resistensi, dapat digunakan dengan dosis secara manual dengan menskrining data
relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta primer yang sesuai sehingga dapat
memiliki efek samping kecil sehingga digunakan sebagai pustaka dalam artikel.
relatif aman digunakan.8,9,10. Dalam artikel Pustaka artikel yang diinklusi adalah
ini, akan diulas dalam bentuk tabel data artikel ilmiah yang berkaitan dengan
telah diidentifikasi secara in vitro dan in berbeda yaitu secara in vivo dan in vitro.
pengumpulan data primer. Data primer Data yang disajikan diperoleh berdasarkan
yang penulis gunakan diambil dari jurnal penelusuran pustaka jurnal dan atikel
dan artikel ilmiah yang diperoleh melalui ilmiah melalui hasil pencarian secara
dengan menggunakan mesin pencari online secara manual dengan menskrining data
yaitu Google dan Google Scholar. yang berkaitan dengan efektivitas tanaman
“ëxtract antiviral Influenza A”, “Herbal dilakukan berbeda yaitu secara in vivo dan
etract Influenza A” dan “extract antiviral in vitro. Dari hasil skrinning tersebut
Influenza A in vivo and in vitro”. didapatkan lima jenis herbal antiviral yang
Tabel 1. Lima Jenis Tanaman berdasarkan Efektivitasnya melalui pengujian in vivo dan in
vitro
Jenis Bagian Senyawa Aktivitas Aktivitas Referen
Tanaman Tanaman Aktif In Vivo In Vitro si
Glycine Biji Aglikon Ekstrak dapat Ekstrak menghambat 11
max L. menurunkan aktivitas enzim
replikasi virus Neuraminidase (NA)
influenza dalam dengan nilai IC50
tubuh mencit dan tinggi pada
tidak menimbulkan Fluorescence - based
toksisitas. neuraminidase (NA)
inhibition assay,
Momordica Biji dan Flavonoid, - Ekstrak metanol 12
charantia Buah polifenol Momordica charantia
L. dan dapat menghambat
alkaloid. HA (Hemaglutinin)
dalam sel darah merah
pada Telur Ayam
Berembrio (TAB),
berpotensi sebagai
Antiviral influenza A.
Ribes Daun Ladania06 Ekstrak Ekstrak Ladania067 13
nigrum L. 7. Ladania067 dari memiliki sifat
Ribes nigrum, virucidal kuat dengan
dapat menghambat menghambat replikasi
replikasi virus virus. Didapat indeks
dalam tubuh mencit selektif (SI = CC50 /
dan memiliki EC50) dengan terapi
toksisitas rendah. luas artinya fungsi
profilaksis tanaman
ini tidak beracun
dalam kultur sel.
Cryptoporu Buah Ekstrak Ekstrak dapat Ekstrak dapat 14
s volvatus air, perlu menghambat menghambat replikasi
penelitian replikasi virus di virus didapat nilai
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 364
ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dari nilai IT, artinya Ladania067
dimana nilai IC50 tinggi (konsentrasi sangat efektif terhadap inhibisi siklus
obat yang dibutuhkan untuk awal proses infeksi virus. Pengujian
menghambat waktu paruh secara in vivo, dimana ekstrak
neuraminidase).11 Ladania067 sebanyak 500μg yang
2. Momordica charantia L. disuntikan secara intranasal terhadap
Pengujuian aktivitas antivirus mencit dapat menghambat virus dalam
Momordica charantia L menggunakan paru-paru mencit hingga 85%
metode TAB (Telur Ayam Berembrio). penghambatan. Fungsi profilaksis dari
Metode TAB termasuk uji secara in ekstrak tanaman ini tidak menimbulkan
ovo, yang berada di antara in vivo dan toksisitas dalam kultur sel, dan
in vitro. Metode ini digunakan untuk Ladania067 memiliki sifat virucidal
melihat toksisitas dari ekstrak yang kuat dengan cara menghambat
Momordica charantia L dihasilkan replikasi virus.13
konsentrasi tertinggi yaitu 1000 ppm 4. Cryptoporus volvatus
ekstrak tidak menimbulkan kematian Penelitian secara in vivo menunjukkan
pada embriyo ayam. Kemudian bahwa ekstrak dapat melindungi
dilanjutkan Uji HA (Hemaglutinasi) kematian mencit dari virus Influenza
yang ditandai dengan penurunan nilai A/H1N1/09 ketika diberikan ekstrak
titer HA artinya senyawa tersebut dapat dosis tinggi yaitu 50 mg/gBB. Secara
menginhibisi proses replikasi virus in vitro menggunakan Madin-Daby
dengan nilai penghambatan terbesar canine kidney (MDCK) cells diperoleh
dari ekstrak metanol Momordica nilai EC50 Cryptoporus volvatus dari
charantia L sebesar 75,5% .12 ekstrak sebesar 0,45mg/mL yang
3. Ribes nigrum L. selanjutnya dilanjutkan uji viabilitas
Ribes nigrum L merupakan tanaman dengan MTT Assay diperoleh nilai
herbal yang berasal dari Jerman. CC50 sebesar 148 mg/mL. Sehingga
Tanaman tersebut berpotensi memiliki didapatkan Indeks Terapi tertinggi
aktivitas antivirus karena kandungan (CC50/EC50) dalam sel MDCK sebesar
senyawa aktifnya yaitu Ladania067. 328 sehingga ekstrak dapat
Ladania067 memiliki nilai EC50 menghambat replikasi virus Influenza
sebesar 49,3 ± 1.1ng/mL dan nilai CC50 A. Hal tersebut juga didukung oleh
pada sel A549 memiliki nilai >1 senyawa kimia Cryptoporus volvatus
mg/mL. Sehingga diperoleh nilai IT mengandung banyak aktivator fisiologi
(EC50/CC50) > 20.408. Besarnya luas seperti polisakarosa, asam amino,
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 366
minyak atsiri, dan asam kriptoporik. tanamanan sebagai antiviral herbal tersebut
Penelitian yang sebelumnya dilakukan dijadikan sebagai solusi yang tepat untuk
menemukan bahwa aqueous extract mengurangi resistensi yang disebabkan
dari Cryptoporus volvatus yang oleh obat antivirus yang digunakan
berpotensi sebagai antiviral akibatnya munculnya strain virus baru.
Influenza.14 Keuntungan penggunaan antiviral herbal
5. Jatropha curcas L. tersebut diantaranya dapat menghambat
Jatropha curcas L merupakan tanaman replikasi virus, inaktivasi virus secara
herbal yang berasal dari India. langsung, mengurangi resiko resistensi,
Penelitian menggunakan ekstrak air dan dapat digunakan dengan dosis relatif
metanol dari Jatropha curcas L untuk rendah, memiliki efek sinergis, serta
melihat sitotoksitasnya dengan memiliki efek samping kecil dehingga
menggunakan Madin-Daby canine relatif aman digunakan.16 Untuk metode
kidney (MDCK) cells kemudian yang digunakan ternyata terdapat metode
dilanjutkan uji secara in vitro dengan uji yang lebih efektif jika dibandingkan
HA (Hemaglutinnin). Penghambatan dengan in vivo dan in vitro. Metode
protein HA virus menggunakan tersebut yaitu in ovo, yang tingkatannya
konsentrasi minimal ekstrak 102.5 berada di antara in vivo dan in vitro.
TCID50 (titer HA sebanyak 64) terhadap Pengujian secara in ovo tersebut yaitu
Influenza A (H1N1), artinya tidak melalui media Telur Ayam Berembrio
menimbulkan toksik dengan konsentrasi (TAB) atau media sel (MDCK). Media
ekstak air Jatropha curcas L senilai TAB tersebut memiliki syarat yang harus
15.57 mg/mL dan ekstrak metanol dipenuhi dimana antivirus tidak boleh
Jatropha curcas L senilai 33.62 mg/mL menyebabkan toksik pada media, dan telur
pada sel MDCK. Dapat disimpulkan ayam yang dipilih berusia 9-11 hari. Media
bahwa ekstrak dapat menghambat TAB memiliki keuntungan dapat
replikasi virus influenza A saat proses mengurangi penggunaan menit sebagai
adsorpsi dan penetrasi virus.15 media percobaan. Karena media TAB ini
Berdasarkan data pengujian lima jenis memerlukan sel darah merah ayam untuk
tanaman yang dilakukan secara in vivo dan melihat aktivitas antivirus dengan uji
iv vitro tersebut, ternyata kelima jenis penghambatan hemaglutinin (HA), dimana
tanaman tersebut memiliki kandungan inhibisi replikasi virus ditandai dengan
senyawa aktif yang berbeda namun penurunan nilai titer HA. Menurut WHO,
memiliki potensi yang sama yaitu untuk virus influenza A bersifat sudah tidak
mereplikasi virus. Penggunaan lima jenis menular jika nilai titer dibawah 24.16,17.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 367