Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 359

EFEKTIVITAS LIMA JENIS TANAMAN OBAT SEBAGAI ANTIVIRUS


INFLUENZA A (H1N1) SECARA IN VIVO DAN IN VITRO: ARTIKEL REVIEW

Amelia Suci Prafitriyani, Anas Subarnas


Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia
Email: ameliasucip@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini mengulas berbagai jenis tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antivirus
terhadap Influenza A (H1N1). Virus Influenza A (H1N1) merupakan penyakit influenza yang
sangat parah jika dibandingkan dengan Influenza B dan C. Dalam pencegahan dan
pengobatannya dilakukan dengan pemberian vaksinasi dan antivirus. Tetapi dalam
penerapannya hal itu dibatasi, karena dapat terjadi mutasi virus sehingga timbul strain virus
baru yang resisten dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, penggunaan antivirus herbal dari
suatu ekstrak tanaman dijadikan sebagai solusi. Keunggulan antivirus herbal yaitu dapat
menghambat replikasi virus, inaktivasi virus secara langsung, mengurangi resiko resistensi,
dapat digunakan dengan dosis relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta memiliki efek
samping kecil sehingga relatif aman digunakan. Dalam artikel ini, telah diulas dalam bentuk
tabel data mengenai lima jenis ekstrak tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antivirus
herbal terhadap Influenza A (H1N1) yang telah diidentifikasi secara in vitro dan in vivo
dalam pengujian biologis yang berbeda.

Kata Kunci : Antivirus herbal, Influenza A (H1N1), Uji In vivo dan In vitro

ABSTRACT
This following article reviews goal is to identify different types of plants that have antiviral
activity against Influenza A (H1N1). Virus Influenza A (H1N1) is a very severe influenza
disease when compared with the Influenza B and C. In the prevention and treatment carried
out by vaccination and antiviral. But it is limited in its application, because the viral
mutations can occur so that the resulting new virus strain that is resistant and can not be
avoided. Therefore, the use of antiviral herbal extract of a plant used as a solution.
Advantages of antiviral herbs that can inhibit the replication of the virus, inactivated virus
directly, reducing the risk of resistance, can be used with relatively low doses, has a
synergistic effect, and has little side effects so relatively safe to use. In this article, reference
was made in the form of data tables about five types of plant extracts that have activity as an
antiviral herb against Influenza A (H1N1) has been identified in vitro and in vivo in different
biological testing.

Keywords: Antivirus herbs, Influenza A (H1N1), In vivo test and in vitro test

Pendahuluan sedikitnya 12 protein, termasuk RNA-


Influenza A termasuk dalam
dependent RNA polymetase complex
keluarga Orthomyxoviridae, merupakan
(RdRp) : PA, PB1, PB2 dan NP, di
virus RNA yang mengandung 8 rantai
membran luar protein : M2, HA, dan NA.1
RNA negatif dengan genom RNA
HA dan NA merupakan protein terbanyak
bersegmen yang dapat mengkode
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 360

yang berada di permukaan virus. Serotipe dengan cara menginhibisi saluran ion M2

virus influenza A ditentukan oleh HA dan sehingga proses replikasi virus terhambat,

NA.2 Virus Influenza A ditandai dengan dan golongan ini bekerja spesifik terhadap

mutasi genetik antigenic drift dan influenza A yang hanya memiliki saluran

antigenic shift yang sering terjadi dan ion M2. Sedangkan, golongan inhibitor

penyerangannya tidak terduga. Dimana neuraminidase bekerja dengan

mutasi tersebut meyebabkan munculnya menginhibisi enzim neuraminidase

strain virus baru, setiap strain memiliki sehingga pelepasan virus terhambat.5,6

konfigurasi yang berbeda-beda pada Selain itu pemberian vaksinasi terhadap

permukaannya yang memungkinkan untuk orang yang beresiko terkena virus

menembus ke dalam sel inang dengan Influenza dan tidak memiliki alergi

mudah.2,3. Virus Influenza A memiliki terhadap kandungan vaksin yang diberikan.

target utama terhadapa manusia dan ternak, WHO merekomendasikan bahwa

khususnya unggas dan babi. Virus ini pemberian vaksin hanya diberikan kepada

masih menjadi masalah kesehatan yang orang yang memiliki resiko tinggi kontak

masih belum dapet diberantas, hal ini dengan unggas atau pasien tersebut telah

disebabkan karena besarnya reservoir terinfeksi yaitu dengan pemberian terapi

alami dari virus tersebut.4 profilaksis oseltamivir sebesar 75 mg

Dalam upaya pencegahan dan sekali sehari selama 7-10 hari.7

pengobatan terhadap Influenza A Diantara keduanya, vaksinasi

dilakukan pemberian obat antivirus dan merupakan perlindungan terbaik untuk

vaksinasi. Terdapat dua golongan agen melawan influenza, namun vaksin yang

antivirus Influenza yaitu golongan saluran tepat tidak dapat dikembangkan sebelum

ion M2 blockers atau adamantane munculnya strain virus baru. Terdapat

(amantadine dan rimantadine) dan inhibitor beberapa kekurangan vaksinasi dan terapi

neuraminidase (oseltamivir, zanamivir, dan antivirus dalam menangani Influenza A

peraivir).5 Golongan adamantane bekerja diantaranya virus influenza cepat


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 361

mengalami resistensi terhadap antiviral neuraminidase terjadi karena substitusi

jika digunakan secara ekstensif, efektivitas satu asam amino pada neuraminidase

obat dan vaksin mulai terbatas (NA), yaitu mutasi H274T. Selain itu

penggunaannya.8 Resistensi Oseltamivir terhadap mutasi

Selain itu, dalam penggunaannya A/H3N2, A/H1N1 dan A/H5N1.8,9

telah banyak dilaporkan kasus resistensi Oleh karena itu, penggunaan

yang terjadi karena penggunaan obat-obat antivirus herbal dari suatu ekstrak tanaman

antivirus tersebut. Munculnya masalah dijadikan sebagai solusi. Hal ini mulai

resistensi tersebut merupakan masalah banyak dilakukan, terbukti dari beberapa

yang serius. Diantaranya potensi laporan yang menggambarkan aktivitas

penggunaan obat golongan adamantane antivirus yang kuat dari tanaman obat

terbatas karena kurangnya aktivitas tradisional, ditunjukkan dengan sumber

terhadap virus influenza B, dan dalam yang kaya akan molekul baru terhadap

distribusinya amantadine resisten terhadap strain virus influenza. Beberapa penelitian

Influenza A dan menimbulkan efek melaporkan bahwa ekstrak polifenol yang

samping neurologis.9 Sedangkan untuk kaya tanaman, CYSTUS052 menunjukkan

Golongan inhibitor neuraminidase antiviral terhadap influenza A dalam kultur

resistensi akan terjadi jika penggunaan sel dan pada tikus. Selain itu, aktivitas

obat tersebut terus digunakan. Kasus yang antivirus dari CYSTUS052 terhadap virus

dilaporkan diantaranya adalah resistensi influenza musiman dan flu biasa juga

pada turunan adamantane terjadi karena ditunjukkan pada manusia.10

adanya substitusi asam amino tunggal pada Penggunaan antivirus herbal

urutan 26 (Leu→Phe), 27 (Val→Ala atau diambil dari ekstrak suatu tanaman yang

Thr), 30 (Ala→Thr atau Val), 31 memiliki aktivitas spektrum yang luas.

(Ser→Asn atau Arg) dan 34 (G→E) dalam Keunggulan antivirus herbal yaitu dapat

domain trans membran M2. Sedangkan menghambat replikasi virus, inaktivasi

resistensi pada golongan inhibitor virus secara langsung, mengurangi resiko


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 362

resistensi, dapat digunakan dengan dosis secara manual dengan menskrining data

relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta primer yang sesuai sehingga dapat

memiliki efek samping kecil sehingga digunakan sebagai pustaka dalam artikel.

relatif aman digunakan.8,9,10. Dalam artikel Pustaka artikel yang diinklusi adalah

ini, akan diulas dalam bentuk tabel data artikel ilmiah yang berkaitan dengan

mengenai berbagai jenis ekstrak tanaman efektivitas tanaman yang memiliki

yang mempunyai aktivitas sebagai aktivitas sebagai antivirus terhadap

antivirus herbal terhadap Influenza A yang Influenza A yang pengujiannnya dilakukan

telah diidentifikasi secara in vitro dan in berbeda yaitu secara in vivo dan in vitro.

vivo dalam pengujian biologis yang Pencarian data primer menghasilkan 15

berbeda. jurnal dan kemudian dilakukan tahap

Metode skrinning jurnal yang digunakan sebanyak

Data yang disajikan dalam artikel ini, 10 jurnal.

diperoleh berdasarkan metode Hasil

pengumpulan data primer. Data primer Data yang disajikan diperoleh berdasarkan

yang penulis gunakan diambil dari jurnal penelusuran pustaka jurnal dan atikel

dan artikel ilmiah yang diperoleh melalui ilmiah melalui hasil pencarian secara

hasil pencarian langsung secara online online, kemudian dilakukan pencarian

dengan menggunakan mesin pencari online secara manual dengan menskrining data

yaitu Google dan Google Scholar. yang berkaitan dengan efektivitas tanaman

Pencarian data dilakukan dengan yang memiliki aktivitas sebagai antivirus

menggunakan kata kunci “Influenza A”, terhadap Influenza A yang pengujiannnya

“ëxtract antiviral Influenza A”, “Herbal dilakukan berbeda yaitu secara in vivo dan

etract Influenza A” dan “extract antiviral in vitro. Dari hasil skrinning tersebut

Influenza A in vivo and in vitro”. didapatkan lima jenis herbal antiviral yang

Kemudian pencarian lebih lanjut dilakukan ditunjukkan pada Tabel 1.


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 363

Tabel 1. Lima Jenis Tanaman berdasarkan Efektivitasnya melalui pengujian in vivo dan in
vitro
Jenis Bagian Senyawa Aktivitas Aktivitas Referen
Tanaman Tanaman Aktif In Vivo In Vitro si
Glycine Biji Aglikon Ekstrak dapat Ekstrak menghambat 11
max L. menurunkan aktivitas enzim
replikasi virus Neuraminidase (NA)
influenza dalam dengan nilai IC50
tubuh mencit dan tinggi pada
tidak menimbulkan Fluorescence - based
toksisitas. neuraminidase (NA)
inhibition assay,
Momordica Biji dan Flavonoid, - Ekstrak metanol 12
charantia Buah polifenol Momordica charantia
L. dan dapat menghambat
alkaloid. HA (Hemaglutinin)
dalam sel darah merah
pada Telur Ayam
Berembrio (TAB),
berpotensi sebagai
Antiviral influenza A.
Ribes Daun Ladania06 Ekstrak Ekstrak Ladania067 13
nigrum L. 7. Ladania067 dari memiliki sifat
Ribes nigrum, virucidal kuat dengan
dapat menghambat menghambat replikasi
replikasi virus virus. Didapat indeks
dalam tubuh mencit selektif (SI = CC50 /
dan memiliki EC50) dengan terapi
toksisitas rendah. luas artinya fungsi
profilaksis tanaman
ini tidak beracun
dalam kultur sel.
Cryptoporu Buah Ekstrak Ekstrak dapat Ekstrak dapat 14
s volvatus air, perlu menghambat menghambat replikasi
penelitian replikasi virus di virus didapat nilai
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 364

lebih paru-paru tikus. EC50 dalam Madin-


lanjut Daby canine kidney
mengenai (MDCK) cells
senyawa dilanjutkan uji
aktif viabilitas sel dengan
tersebut. MTT Assay diperoleh
nilai 50% cytotoxic
concentration (CC50),
Jatropha Daun Saponin, - Ekstrak metanol dan 15
curcas L. Tanin, dan air dari Jatropha
Flavonoid. curcas dapat
menghambat replikasi
virus influenza A saat
proses adsorpsi dan
penetrasi virus dalam
sel MDCK dan sel
darah merah dan
menghambat HA
(Hemaglutinin) virus
dalam Hemagglutinin
Assay.

Pembahasan fermentasi. Penelitian dilakukan


secara In Vivo dengan menggunakan
1. Glycine max L.
tikus yg diinokulasi 107.0EID50/0.1mL
Ekstrak Glycine max L difermentasi
A/NWS/33(H1N1), kemudian diberi
dengan menggunakan Bacillus subtilis
perlakuan pemberian ekstrak
yang kemudian dinamakan
Cheonggukjang (0,2g/Kg)
Cheonggukjang sebagai ekstrak
menyebabkan menurunnya replikasi
makanan tradisional yang
virus pada tikus tanpa adanya
dikembangkan oleh Korea.
toksisitas. Kemudian, secara In Vitro
Kandungan senyawa kimia yang
dengan Fluorescence-based
berpotensi sebagai antivirus influenza
neuraminidase (NA) inhibition assay
A tersebut adalah flavonoid glikosida
dengan menggunakan fraksi etil asetat,
yang mengalami tahap hidrolisis
butanol, dan air. Namun hasil terbaik
menjadi Aglycone ketika proses
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 365

ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dari nilai IT, artinya Ladania067
dimana nilai IC50 tinggi (konsentrasi sangat efektif terhadap inhibisi siklus
obat yang dibutuhkan untuk awal proses infeksi virus. Pengujian
menghambat waktu paruh secara in vivo, dimana ekstrak
neuraminidase).11 Ladania067 sebanyak 500μg yang
2. Momordica charantia L. disuntikan secara intranasal terhadap
Pengujuian aktivitas antivirus mencit dapat menghambat virus dalam
Momordica charantia L menggunakan paru-paru mencit hingga 85%
metode TAB (Telur Ayam Berembrio). penghambatan. Fungsi profilaksis dari
Metode TAB termasuk uji secara in ekstrak tanaman ini tidak menimbulkan
ovo, yang berada di antara in vivo dan toksisitas dalam kultur sel, dan
in vitro. Metode ini digunakan untuk Ladania067 memiliki sifat virucidal
melihat toksisitas dari ekstrak yang kuat dengan cara menghambat
Momordica charantia L dihasilkan replikasi virus.13
konsentrasi tertinggi yaitu 1000 ppm 4. Cryptoporus volvatus
ekstrak tidak menimbulkan kematian Penelitian secara in vivo menunjukkan
pada embriyo ayam. Kemudian bahwa ekstrak dapat melindungi
dilanjutkan Uji HA (Hemaglutinasi) kematian mencit dari virus Influenza
yang ditandai dengan penurunan nilai A/H1N1/09 ketika diberikan ekstrak
titer HA artinya senyawa tersebut dapat dosis tinggi yaitu 50 mg/gBB. Secara
menginhibisi proses replikasi virus in vitro menggunakan Madin-Daby
dengan nilai penghambatan terbesar canine kidney (MDCK) cells diperoleh
dari ekstrak metanol Momordica nilai EC50 Cryptoporus volvatus dari
charantia L sebesar 75,5% .12 ekstrak sebesar 0,45mg/mL yang
3. Ribes nigrum L. selanjutnya dilanjutkan uji viabilitas
Ribes nigrum L merupakan tanaman dengan MTT Assay diperoleh nilai
herbal yang berasal dari Jerman. CC50 sebesar 148 mg/mL. Sehingga
Tanaman tersebut berpotensi memiliki didapatkan Indeks Terapi tertinggi
aktivitas antivirus karena kandungan (CC50/EC50) dalam sel MDCK sebesar
senyawa aktifnya yaitu Ladania067. 328 sehingga ekstrak dapat
Ladania067 memiliki nilai EC50 menghambat replikasi virus Influenza
sebesar 49,3 ± 1.1ng/mL dan nilai CC50 A. Hal tersebut juga didukung oleh
pada sel A549 memiliki nilai >1 senyawa kimia Cryptoporus volvatus
mg/mL. Sehingga diperoleh nilai IT mengandung banyak aktivator fisiologi
(EC50/CC50) > 20.408. Besarnya luas seperti polisakarosa, asam amino,
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 366

minyak atsiri, dan asam kriptoporik. tanamanan sebagai antiviral herbal tersebut
Penelitian yang sebelumnya dilakukan dijadikan sebagai solusi yang tepat untuk
menemukan bahwa aqueous extract mengurangi resistensi yang disebabkan
dari Cryptoporus volvatus yang oleh obat antivirus yang digunakan
berpotensi sebagai antiviral akibatnya munculnya strain virus baru.
Influenza.14 Keuntungan penggunaan antiviral herbal
5. Jatropha curcas L. tersebut diantaranya dapat menghambat
Jatropha curcas L merupakan tanaman replikasi virus, inaktivasi virus secara
herbal yang berasal dari India. langsung, mengurangi resiko resistensi,
Penelitian menggunakan ekstrak air dan dapat digunakan dengan dosis relatif
metanol dari Jatropha curcas L untuk rendah, memiliki efek sinergis, serta
melihat sitotoksitasnya dengan memiliki efek samping kecil dehingga
menggunakan Madin-Daby canine relatif aman digunakan.16 Untuk metode
kidney (MDCK) cells kemudian yang digunakan ternyata terdapat metode
dilanjutkan uji secara in vitro dengan uji yang lebih efektif jika dibandingkan
HA (Hemaglutinnin). Penghambatan dengan in vivo dan in vitro. Metode
protein HA virus menggunakan tersebut yaitu in ovo, yang tingkatannya
konsentrasi minimal ekstrak 102.5 berada di antara in vivo dan in vitro.
TCID50 (titer HA sebanyak 64) terhadap Pengujian secara in ovo tersebut yaitu
Influenza A (H1N1), artinya tidak melalui media Telur Ayam Berembrio
menimbulkan toksik dengan konsentrasi (TAB) atau media sel (MDCK). Media
ekstak air Jatropha curcas L senilai TAB tersebut memiliki syarat yang harus
15.57 mg/mL dan ekstrak metanol dipenuhi dimana antivirus tidak boleh
Jatropha curcas L senilai 33.62 mg/mL menyebabkan toksik pada media, dan telur
pada sel MDCK. Dapat disimpulkan ayam yang dipilih berusia 9-11 hari. Media
bahwa ekstrak dapat menghambat TAB memiliki keuntungan dapat
replikasi virus influenza A saat proses mengurangi penggunaan menit sebagai
adsorpsi dan penetrasi virus.15 media percobaan. Karena media TAB ini
Berdasarkan data pengujian lima jenis memerlukan sel darah merah ayam untuk
tanaman yang dilakukan secara in vivo dan melihat aktivitas antivirus dengan uji
iv vitro tersebut, ternyata kelima jenis penghambatan hemaglutinin (HA), dimana
tanaman tersebut memiliki kandungan inhibisi replikasi virus ditandai dengan
senyawa aktif yang berbeda namun penurunan nilai titer HA. Menurut WHO,
memiliki potensi yang sama yaitu untuk virus influenza A bersifat sudah tidak
mereplikasi virus. Penggunaan lima jenis menular jika nilai titer dibawah 24.16,17.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 367

Simpulan 4. Zimmer SM, Burke DS. Historical


perspective-emergence of influenza A
Lima jenis Antiviral Herbal yang diulas
(H1N1) viruses. N Engl J Med.
dalam artikel ini yaitu Glycine max L, 2009;361:279-285.
5. Wang C, Takeuchi K, Pinto LH, Lamb
Momordica charantia L, Ribes nigrum L,
RA. Ion channel activity of influenza
Cryptoporus volvatus,dan Jatropha curcas. A virus M2 protein: Characterization
of the amantadine block. J Virol.
Penggunaan antiviral herbal tersebut
1993;67:5585–5594.
dijadikan sebagai suatu solusi untuk 6. Matrosovich MN, Matrosovich TY,
Gray T, Roberts NA, Klenk HD.
mengurangi resistensi dari obat antivirus
Neuraminidase is important for the
Influenza A (H1N1). Kelima jenis antiviral initiation of influenza virus infection
in human airway epithelium. J Virol.
tersebut memiliki kandungan senyawa
2004;78:12665–12667.
aktif yang berpotensi menghambat proses 7. Radji M. Avian influenza A:
patogenesis, pencegahan dan
replikasi virus Influenza A (H1N1) dimana
penyebaran pada manusia. Majalah
efektivitasnya diketahui melalui pengujian Ilmu Kefarmasian. 2006;3:55-65.
8. Whitley R.J, Boucher CA, Lina B,
secara In Vivo dan In Vitro.
Nguyen VT, Osterhaus A, Schutten M,
et al. Global Assessment of Resistance
to Neuraminidase Inhibitors: 2008–
Ucapan Terimakasih 2011. The Influenza Resistance
Information Study (IRIS). Clin Infect
Penulis menyampaikan terima kasih
Dis. 2013;56:1197–1205.
kepada Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc., 9. Nguyen JT, Hoopes JD, Le MH, Smee
DF, Patick AK, Faix DJ, et al. Triple
Apt. selaku dosen pembimbing atas kritik,
combination of amantadine, ribavirin,
saran, dan kesediaannya dalam menelaah and oseltamivir is highly active and
synergistic against drug resistant
artikel ini.
influenza virus strains in vitro. PLoS
Konflik Kepentingan One. 2010;5:9332.
10. Kitazato K, Wang Y, Nobayashi K.
Penulis menyatakan tidak terdapat
Viral infectious disease and natural
potensi konflik kepentingan dengan products with antiviral activity. Drug
Discov Ther. 2007;1:14–22.
penelitian, kepenulisan (authorship), dan
11. Wei B, Se-Yeoun C, Min K, Young
atau publikasi artikel ini. JK, Chang WC, Young KR, et al.
Antiviral activity of Chongkukjang
Daftar Pustaka
extracts against influenza A virus in
1. Ho JY, Chang HW, Lin CG, Liu CJ, vitro and in vivo. J Ethn Foods.
Hsieh CF, Horng JT. Characterization 2015;2:47-51.
of the Anti-Influenza Activity of the 12. Purwitasari N, Herra S, Kadek R.
Chinese Herbal Plant Paeonia Aktivitas antivirus influenza dari
lactiflor. J Viruses. 2014;6:1861-1875. ekstrak metanol buah Momordica
2. El Zowalaty ME, Bustin SA, Husseiny charanti. Jurnal Farmasi dan Ilmu
MI, Ashour HM. Avian influenza: Kefarmasian Indonesia. 2015;2:2.
virology, diagnosis and surveillance. 13. Haasbach E, Carmen H, Alice H,
Future Microbiol. 2013;8:1209-27. Alicja S, Ulrich W, Christina E, et al.
3. De Clercq E. Antiviral agents active Antiviral activity of Ladania067, an
against influenza A viruses. Nat Rev extract from wild black currant leaves
Drug Discov. 2006;5:1015-1025.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 368

against influenza A virus in vitro and


in vivo. 2014;5:171.
14. Gao L, Sun Y, Si J, Liu J, Sun G,et al.
Cryptoporus volvatus Extract Inhibits
Influenza Virus Replication In Vitro
and In Vivo. PLoS ONE. 2014;9:12.
15. Patil D, Soumen R, Ritwik D,
Shreewardhan R, Sweta K, Ranjana D,
et al. Evaluation of Jatropha curcas
Linn. leaf extracts for its cytotoxicity
and potential to inhibit hemagglutinin
protein of Influenza virus. Indian J
Virol. 2013;24(2):220–226.
16. Wang JX, Zhou JY, Yang QW, Chen
Y, Li X, Piao YA, et al. An improved
embryonated chicken egg model for
the evaluation of antiviral drugs
against influenza A virus. Journal of
Virological Method. 2008;153:218-
222.
17. Chattopadhyay D, Sarkar MC,
Chatterjee T, Dey RS, Bag P,
Chakraborti S, at al. Recent
advancements for the evaluationof
anti-viral activities of natural products.
New Biotechnology. 2009;25(5):347-
368.

Anda mungkin juga menyukai