Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTIROID
MATRIKULASI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM ALIH JENJANG
PERTEMUAN TANGGAL 24 JULI 2017

I KADE ADI GUNAWAN


175070209111064

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
HIPERTIROID

A. DEFINISI
Hipertiroid adalah penyaakit yang disebabkan oleh penyakit
Graves yaitu jenis masalah autoimun yang menyebabkan kelenjar
tiroid untuk memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. ( Toft, D. 2014)
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid
terlalu aktif dan membuat berlebihan hormon tiroid. Kelenjar tiroi
dadalah organ yang terletak dibagian depan leher dan hormon ini
yang mengontrol metabolisme, bernapas, denyut jantung, sistem
saraf, berat badan,suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam
tubuh. Ketika kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) proses
tubuh mempercepat dan mungkin mengalami kegelisahan,
kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor tangan, keringat
berlebihan, penurunan berat badan, dan masalah tidur, antara gejala
lainnya. (Aleppo, G. 2015)

B. ETIOLOGI
Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin (T4) dan
triiodothyronine (T3) yang memainkan peran penting dalam cara
fungsi seluruh tubuh. Jika kelenjar tiroid membuat terlalu banyak T4
dan T3, ini didefinisikan sebagai hipertiroid.
Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit
gangguan autoimun Graves. Dalam gangguan ini, tubuh membuat
antibodi (protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melindungi
terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid membuat
terlalu banyak hormon tiroid. Penyakit Graves berjalan dalam keluarga
dan lebih sering ditemukan pada wanita.
Hyperteroi djuga bisa disebabkan oleh nodular atau
multinodular gondok beracun, yang merupakan benjolan atau nodul
pada kelenjar tiroid yang menyebabkan tiroid untuk memproduksi
berlebihan hormon tiroid. Selain itu, radang kelenjar tiroid yang
disebut tiroiditis-akibat virus atau masalah dengan sistem kekebalan
tubuh dapat menyebabkan sementara gejala hipertiroid. Selain itu,
beberapa orang yang mengonsumsi terlalu banyak yodium (baik dari
makanan atau suplemen) atau yang mengambil obat yang
mengandung yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan
kelenjar tiroid untuk kelebihan hormon tiroid. (Aleppo, G. 2015)
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan
merupakan penyebab hypertiroid yang paling sering dijumpai.
Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada
pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun, dimana
antibody yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating imunogirobulin (TSI anti bodies ), tyroid peroksidase
antibodies ( TPO ) dan TSA receptor antibodies ( TRAB )
pencetus kelainan ini adalah stress, merokok, radiasi, kelainan
mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir dimata, mata dapat menonjol keluar hingga
double vision.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tyroid yang berbentuk biji
padat, bisa satu atau banyak. Kata toksik berarti hypertiroid,
sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormon tyroid yang berlebihan.
3. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH
berlebihan sehingga merangsang tyroid mengeluarkan T3 dan T4
yang banyak.
4. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
5. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan hypertiroid,
kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya sipasien memang
sudah ada kelainan kelenjar tyroid.
6. Minum obat hormon tyroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa
laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga
pasien terus minum obat tyroid, adapula orang yang minum
hormon tyroid dengan tujuan menurunkan bada hingga timbul efek
samping. (NANDA NIC-NOC. 2013)

C. EPIDEMIOLOGI
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak
dapat dikontrol melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas
saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya
peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju
metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan
metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena
membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan
degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga
cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem
kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta
adrenergik, sehingga denyut nadi lebih cepat, peningkatan kardiak
output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adenergik
lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi
dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon
gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan
keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur.
(Tarwoto,dkk.2012).

D. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, hipertiroid dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Penyakit Graves
Penyebab tersering penyakit hypertyroidisme adalah suatu
penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh produksi antibodi
yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tyroid. Dalam serum
pasien ini ditemukan Antibodi Immunoglobulin (IgG). Anti bodi ini
agaknya bereaksi dengan reseptor TSH atau membran plasma
tiroid. Sebagai akibat interaksi ini antibodi tersebut dapat
merangsang fungsi tiroid tanpa tergantung dari TSH Hipofisis,
yang dapat mengakibatkan hipertiroid. Imunoglobulin yang
merangsang tiroid ini (TSI) mungkin diakibatkan karena suatu
kelainan imunitas yang bersifat herediter yang memungkinkan
kelompokan limfosit tersebut bisa bertahan, berkembang biak dan
mensekresi imunoglobulin stimulator sebagai respon terhadap
beberapa faktor perangsang.
Respon imun yang sama agaknya bertanggung jawab atas
oftalmopati yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut.
Penyebab penyakit Graves tidak diketahui, namun tampaknya
terdapat predisposisigenetik terhadap penyakit autoimun. Yang
paling sering terkena adalah wanita berusia 20an sampai 30
tahun.
2. Gondok Noduler Toksik
Adalah peningkatan ukuran kelenjar tyroid akibat
peningkatan kebutuhan hormon tyroid, yang terjadi selama
periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi pada
pubertas atau kehamilan. Dalam hal ini peningkatan hormon tyroid
disebabkan oleh pengaktifan hypotalamus yang didorong oleh
proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan
TRH dan TSH. Apabila kebutuhan berkurang, ukuran kelenjar
tyroid kembali normal. Kadang terjadi perubahan yang irreversibel
dimana kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar
walaupun tidak selalu tetap memproduksi hormon tyroid dalam
jumlah berlebihan. Bila individu yang bersangkutan mengalami
hypertyroid maka keadaan inilah yang disebut Gondok Noduler
Toksik.
3. Tirotoksikosis
Adalah merupakan temuan klinis fisiologis dan biokimiawi
yang dihasilkan saat jaringan terpajan dan memberikan respon
terhadap hormon tiroid yang berlebihan. Penyakit ini mengarah
pada pertahanan over produksi hormon oleh kelenjar tiroid itu
sendiri. Hiperfungsi kelenjar dihasilkan secara bervariasi dari
sekresi TSH yang berlebihan. Tirotoksikosis dibagi menjadi 2 yang
pertama kelainan yang disebabkan oleh hipertiroidisme dan
kelainan yang tidak disebabkan hipertiroid dan yang membedakan
adalah dengan pemeriksaan RAIU (radioaktif iodin uptake).
Berdasarkan asal penyebabnya, penyakit hipertiroid dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Hipertiroid Primer : Terjadinya hipertiroid karena berasal dari
kelenjar tiroid itu sendiri, contohnya :
a. Penyakit grave
b. Functioning adenoma
c. Toxic multinodular goiter
d. Tiroiditis
2. Hipertiroid Sekunder : Jika penyebab hipertiroid berasal dari luar
kelenjar tiroid, contohnya :
a. Tumor hipofisis
b. Pemberian hormone tiroid dalam jumlah besar
c. Pemasukan iodium berlebihan
E. PATOFISIOLOGI
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak
dapat dikontrol melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas
saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya
peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju
metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan
metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena
membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan
degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga
cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem
kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta
adrenergik, sehingga denyut nadi lebih cepat, peningkatan kardiak
output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adenergik
lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi
dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon
gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan
keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur.
(Tarwoto,dkk.2012).
Pathway Hipertiroid

F. MANIFESTASI KLINIS
MenurutTarwoto,dkk (2012) gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini:
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput,
peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan
vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole dan diastole
meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan,
penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan
cadangan adifose dan protein, penurunan serum lipid,
peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan
keram abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak
toleransi panas, kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin
terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf
Gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga,
tegang dan emosional.

G. TATALAKSANA MEDIS
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk
membawa tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah
komplikasi jangka panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak
bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang.Tiga pilihan
pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan
1. Obat-obatan Antitiroid
a. Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan,
tetapi mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga
sebelum di berikan harus dicek sel darah putihnya. PTU
tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
b. Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi
hormon tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping
agranulositosis, nyeri kepala,mual
muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk
tablet 3 dan 20 mg.
c. Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk
mengkontrol aktifitas saraf simpatetik.
d. Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis
tinggi PTU 300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap
akan melakukan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun
tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial
(tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan
penyakit graves. Efek samping yang mungkin terjadi pada
pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf
kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi
protein, 3000-4000 kalori.
REFERENSI

Allepo, G. (2015). Hyperthyroidism Overview. Retrieved from www.


Endocrineweb.com. Diakses pada tanggal 23 Juli 2017, 14:00

Toft, D. J. (2014). Graves’ Disease Overview. Retrieved from www.


Endocrineweb.com. Diakses pada tanggal 23 Juli 2017

Tarwoto, dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah gangguan system


endokrin. Jakarta: CV Trans Info Media.

Wartunah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan dasar manusia proses


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai