Anda di halaman 1dari 30

1

KARYA TULIS ILMIAH


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH
TANGGA
DI KELURAHAN LANGGAM KECAMATAN
LANGGAM
TAHUN 2019

Di Susun Oleh:
KELOMPOK I
ANGKATAN I

1. Nana Dwiyana, SKM


2. Emita Yonie Nurpratiwi, SKM
3. Ridwan, SKM
4. Ns. Sri Elfidila Roza, S.Kep
5. Zulfahera, SKM
6. Riati, SKM
7. Yulia Agustina, SKM
8. Letsi Marni, SKM
9. Intan Niah, SKM
10. Surati, SKM
11. Lila Ayusta, SKM
12. Afoisia Bunga Pastiawan Marbun, SKM
13. Meliza Harni, SKM. M.Kes
14. Zolmi Wardi, SKM. M.Kes
15. Dwi Darsono, SKM

JABATAN FUNGSIONAL ADMINISTRASI KESEHATAN


UPT. BAPELKES DINAS KESEHATAN
PROVINSI RIAU
2019
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

terwujud, melalui terciptannya masyarakat,bangsa dan negara Indonesia yang

ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginnya

diseluruh wilayah Republuk Indonesia.

Paradigma yang akan mengarakan pembangunan kesehatan untuk lebih

mengutamakan upaya-upaya pencegaahan penyakit atau masalah kesehatan

(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif) tanpa mengesampingkan upaya-

upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

Fitriani Sinta, 2011.

Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang menyeluruh,

pembangunan kesehatan di indonesia diarahkan untuk mencapai visi indonesia

sehat 2010 yaitu suatu keadaan masa depan dimana bangsa indonesia hidup dalam

lingkungan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,adil dan


3

merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Dengan visi ini, maka

pembangunan kesehatan dilandasan kepada paradigma sehat (Fitriani Sinta,2011)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup

keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota

keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang dibidang

kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyrakat

merupakan pengertian lain dari PHBS (Proverawati A dan Rahmawati E, 2012).

Program lingkungan sehat, akses masyarakat terhadap air bersih dan

senitasi telah berhasil ditingkatkan, seperti peningkatan pada presentasi keluarga

menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan dari 70,9% menjadi 73,23%

belum mencapai target sebesar 75% pada tahun 2009, presentasi keluarga

menggunakan air bersih meningkat dari 58,3% menjadi 60,33% dari target 85%

pada tahun 2009, dan peningkatan presentasi tempat umum (TTU) sehat 78%

menjadi 78,5% namun belum mencapai target 80% pada tahun 2009, selain itu kita

juga perlu memberikan perhatian pada terjadinya peningkatan rumah tangga yang

tidak memiliki saluran pembuangan air limbah, dan masih ada rumah tangga yang

memelihara unggas atau ternak dalam rumah (Kementrian kesehatan jakarta,2010).

Beberapa indikator yang digunakan dalam Riskesdas 2013 ini berbeda

dengan indikator yang digunakan dalam Riskesdas 2007, sehingga tidak bisa

menggambarkan kecenderungan kenaikan atau penurunan proporsi rumah tangga

ber-perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut ini adalah proporsi rumah tangga

dengan beberapa indikator PHBS yang dikumpulkan dalam Riskesdas 2013,


4

sumber air bersih 82,2%, BAB dijamban 81,9%, tidak merokok didalam rumah

78,8%, cuci tangan dengan benar 47,2% konsumsi sayur dan buah tiap hari 10,7%

(Riskesdas,2013).

Realisasi indikator Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS tahun

2013 sebesar 55,06%. Presentasi capaian kinerja sebesar 84,71% dari target yang

ditetapkan. Hasil tersebut menunjukan bahwa target 60% Rumah Tangga yang

melaksanakan PHBS pada tahun 2013 belum tercapai serta terjadi penurunan

capaian pada tahun 2013 sebesar 1,44% dibandingkan dengan tahun 2012 serta ada

kenaikan 4,96% dari capaian tahun 2010 berikut adalah presentasi rumah tangga

yang melaksanakan phbs tiap provinsi berdasarkan laporan capaian kinerja dari

provinsi dari tahun 2013 sulawesi utara mencapai target 70,7%. (Kementrian

kesehatan RI,2013).

Berdasarkan survei awal pada februari 2019 didapatkan jumlah Keluarga

di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam sebanyak 185 kk. Selain itu masih ada

penduduk yang belum menggunakan sarana pembuangan tinja yang layak dan

kurangnya pengetahuan cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta masih

banyak juga Rumah tangga yang belum menerapkan pola perilaku hidup bersih dan

sehat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk

meneliti tentang studi pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat

Di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

“Bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga di Kelurahan

Langgam Kecamatan Langgam?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga di

Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penggunaan air bersih

b. Mengetahui Penggunaan jamban sehat

c. Mengetahui cara Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

d. Mengetahui Melakukan aktivitas fisik

e. Mengetahui Merokok dalam rumah

f. Mengetahui pemberantasan jentik nyamuk

D. Manfaat penelitian

1. Untuk Desa

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar lebih lagi memperhatikan perilaku

hidup bersih dan sehat, terutama dilingkungan rumah tangga


6

1. Untuk Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan pendidikan

keperawatan, dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain,

yang ingin melakukan penelitian selanjutnya

2. Untuk peneliti

Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang perilaku

hidup bersih dan sehat dikalangan rumag tangga, dan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(Makhluk hidup) yang bersangkutan.oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan

manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.

Sehingga yang dimakud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan

atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentengan yang sangat

luaas antara lain berjalan,berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kulia,menulis,

membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner ini disebut teori S-O-R

atau stimulus organisme respons.

1. Responden response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut


8

eliciting stimulution karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

Misalnya makan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya yang

menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya respondent response ini juga

mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi

sedih atau menangis,lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan

mengadakan pesta, dan sebagainya.

2. Operan response atau instrumental response yakni respon yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena

memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan

melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh penhargaan dari

atasannya, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam

melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan perilaku dari skiner tersebut, maka perilaku kesehatan

adalahsuatu respon seseorang (organisme) terhadapstimulus atau objek yang

berkaitan dengansakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan

minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo S, 2012)

B. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra Manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
9

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (Over behavior). Tingkat pengetahuan didalam

kognitif pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

(Fitriani Sinta,2011).

1. Tingkat Pengetahuan

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya,oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat penge-

tahuan yang paling rendah

b. Memahami (Komprehensif)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui,dan dapa menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagiannya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus memecahkan masalah

didalam pemecahan masalah dari kasus yang diberikan.


10

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau satu

object kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), mebedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya

e. Sintesis (synthes)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseuruhan yang

baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,

menyesuiakan, dan sebagainnya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan

yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemammpuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau object. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukkan sendiri, atau

menggunakan kriterian yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subject penelitian atau

responden, kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang diatas.


11

C. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah Perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).

UU No. 10 tahun 1992 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami istri, atau ayah dan anaknya, ibu dan

anaknya (Padila,2012).

a. Fungsi Keluarga

Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat

dijalankan. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut (Harmoko,2012).

1) Fungsi biologis yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan

membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga

2) Fungsi psikologis yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan

kedewasaan kepribadian anggota keluarga

3) Fungsi sosialisasi pada anak membentuk norma-norma tingka laku sesuai

dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai

budaya

4) Fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi

kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang


12

5) Fungsi pendidikan yaitu menyekolakan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya.

b. Macam- macam struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam diantaranya sebagai berikut

(Harmoko,2012)

1) Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

2) Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedara

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

3) Matrilokal

Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedara istri.

4) Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.

c. Tipe keluarga

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai

tipe keluarga tradisional dan nontradisional (Padila, 2012).


13

1) Keluarga tradisional

a) Keluarga inti, ysitu terdiri dari suami,istri dan anak.biasanya keluarga

yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua

campuran atau orang tua tiri

b) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi

perceraian

c) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan

d) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua

2) Keluarga non tradisional

a) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak

b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu

c) Pasangankumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah

d) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama

hidup bersama sabagai pasangan yang menikah.


14

D. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Rumah Tangga

1. Pengertian

PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Proverawati A dan

Rahmawati E,2012)

Ada 10 PHBS dirumah tangga yang harus dilakukan

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

b. Memberi ASI eklusif

c. Menimbang balita setiap bulan

d. Menggunakan air bersih

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu

h. Makan buah dan sayur setiap hari

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

j. Tidak merokok didalam rumah

(Proverawati A dan Rahmawati E,2012)

2. Manfaat rumah tangga ber-PHBS

a. Bagi Rumah Tangga

1) Setiap anggota rumah tangga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3) Anggota keluarga giat bekerja.


15

4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

keluarga,pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan

keluarga (Proverawati A dan Rahmawati E,2012)

b. Bagi masyarakat

1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

2) Masyarakat mampu mencega dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan.

3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (Proverawati A

dan Rahmawati E,2012

3. Gambara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Lingkup Kesehatan Dalam

Rumah Tangga

a. Menggunakan air bersih

1). Syarat-syarat air bersih

a) Air tidak berwarna, harus bening atau jernih

b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa,

dan kotoran lainnya.

c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, dan tida berasa

pahit

d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyer, busuk, atau bau belerang

2). Manfaat menggunakan air bersih

a) Terhindar dari gangguan penyakit seprti diare, kolera, disentri, typus,

kecacingan, penyakit kulit atau keracunan.

b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.


16

3). Sumber-sumber air bersih

Mata air, Air sumur atau air sumur pompa, Air hujan, Air dalam kemasan,

air ledeng atau perusahaan air minum

b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

1) Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun

a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat

makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh

b) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena

tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan

2) . Kapan saja harus mencuci tangan

Setiap kali tangan kita kotor, setelah buang air besar, setelah menceboki

bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang

makanan, sebelum menyusui bayi

3) Cara mencuci tangan yang benar

a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun

b) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan punggung

tangan

c) Setelah itu keringkan dan lap dengan bersih

c. Menggunakan jamban sehat

1) Pengertian jamban
17

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran Manusia yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk

dengan leher angsa (cemplung)

2) Mengapa harus menggunakan jamban

a) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau

b) Tidak mencemari air yang ada disekitarnya

c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi

penularan diare, kolera, typus, kecacingan, penyakit kulit dan

keracunan

d. Memberantas jentik Rumah sekali seminggu

1) Hal-hal yang dilakukan agar Rumah bebas jentik engan cara 3 M plus yaitu

a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak

mandi, pot kembang, dan tempat minum burung

b) Menutup rapat-rapat penampungan air seperti lubang pohon dan

lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan

c) Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air

2) Cara menghindari gigitan nyamuk

a) Menggunakan kelambu ketika tidur.

b) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didala kamar.

c) Memperbaiki saluran talang air yang rusak.

d) Mengupayakan penchayaan dan ventilasi yang memadai.

(Arman,2011)
18

Kerangka Konsep

Perilaku Keluarga Tentang PHBS Rumah Tangga

1. Menggunakan air
bersih

2. Menggunakan
jamban sehat

3. Mencuci tangan
dengan air bersih
dan sabun
Baik
4. Melakukan aktivitas
fisik

5. Tidak merokok
dalam rumah
Kurang
6. Memberantas jentik
nyamuk

7. makan sayur dan


buah setiap hari

8. Memberi Asi eklusif

9. Menimbang balita
setiap bulan

10. Persalinan di
tolong tenaga kesehatan

Keterangan :

: Yang Diteliti

: Yang Tidak Diteliti


19

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penilitian

Penelitian ini adalah jenis penilitian deskriptif yaitu penilitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keluarga berperilaku

hidup bersih dan sehat di Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting.

B. Lokasi Penilitian

Lokasi penilitian yaitu di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam,

Februari-Juni 2019.

C. Definisi Oprasional

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga adalah tindakan nyata

responden dalam melaksanakan PHBS Rumah Tangga dalam lingkup kesehatan

yaitu menggunakan air bersih,menggunakan jamban sehat, mencuci tangan air

bersih dan sabun, memberantas jentik nyamuk, melakukan aktivitas fisik, tidak

merokok dalam Rumah.

Nilai Kategori

Mencuci tangan dengan air bersih dan Baik ≥ 7


sabun
Kurang < 7

Air bersih Baik > 3

Kurang ≤ 3

Jamban sehat Baik ≥ 5


20

Kurang < 5

Melakukan aktivitas fisik Baik > 2

Kurang ≤ 2

Memberantas jentik nyamuk Baik ≥ 6

Kurang < 6

Merokok dalam rumah Baik ≥ 4

Kurang < 4

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi penilitian ini adalah seluruh keluarga yang tinggal menetap di

Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam, dengan jumlah KK 185 KK.

2. Sampel

Teknk pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu

didasarkan atas pertimbangan peneliti. Sampel yang diperoleh peneliti sebanyak 65

responden dengan menggumakan rumus (Suyanto, 2011), yaitu :

N 185 185
𝑛 = 1+N(d2) = 𝑛 = 1+185×(0,12) = 𝑛 = 2,85 = 65

Kriteria Inklusif : a. Keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan

Langgam Kecamatan Langgam

b. Keluarga yang bersedia menjadi responden


21

c. Keluarga yang berada ditempat saat penelitian

Kriteria Eksklusif : Keluarga yang bukan berdomisili ditempat

tersebut tapi mereka tinggal di Lingkungan II

kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 20 pertanyaan

yang terbagi menjadi beberapa aspek yaitu: menggunakan air bersih, menggunakan

jamban sehat, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, melakukan aktivitas

fisik, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok dalam rumah. Setiap jawaban

Tidak pernah di beri skor 0, jawaban kadang-kadang diberi skor 1, dan jawaban

Sering di beri skor 2.

F. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Data Primer : Diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh keluarga yang

menjadi sampel dengan menggunakan kuesioner dari Rumah ke Rumah.

2. Data Sekunder : yaitu data pendukung yang akan diambil dari lokasi penelitian

Lingkungan II Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting.

3. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan

dan ditanyakan pada responden

4. Hasil penelitian dilakukan setalah data diperoleh yang kemudian ditabulasi.


22

G. Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan

dalam bentuk narasi kemudian disimpulkan, Distribusi, frekuensi, median, modus.


23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini di laksanakan di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam.

Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Rumah Tangga dengan jumlah 65

responden. Yang menjadi responden yaitu masyarakat yang tinggal di Kelurahan

Langgam Kecamatan Langgam. Adapun gambaran penelitian sebagai berikut :

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Geografis

Daerah Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam dengan luas wilayah daerah :

• Sebelah Utara Berbatasan Dengan Bandar Seikijang

• Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Kampar

• Sebelah Timur Berbatasan Dengan Pangkalan Kerinci

• Sebelah Barat Berbatasan Dengan Ukui

Kelurahan Langgam memiliki 2 buah Masjid, 3 Mushola,dan 5 Sekolah

Dasar.

2. Demografi

Ditinjau dari kondisi demografi, Kelurahan Langgam memiliki penduduk

sebanyak 679 jiwa dan terdapat 185 Kepala Keluarga.


24

B. Hasil Penelitia

Melalui hasil penelitian di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam dengan

menggunakan kuesioner dan diperoleh 65 responden. Hasil penelitian ini

ditampilkan menyeluruh sebagai berikut:

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Umur di


Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam

No Umur Jumlah Persentasi (%)

1 26-35 28 43,1

2 36-45 12 18,5

3 46-55 8 12,3

4 56-65 17 26,1

Total 65 100

Sumber : Data Primer 2019

Tabel 1 menggambarkan bahwa sebagian besar umur responden berada

pada umur 26-35 tahun berjumlah 28 responden (43,1%)

Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam

No Jenis Kelamin Jumlah Persentasi (%)

1 Laki-laki 34 52,3

2 Perempuan 31 47,7

Total 65 100

Sumber : Data Primer 2019


25

Tabel 2 menggambarkan bahwa responden terbanyak adalah laki-laki

dengan jumlah 34 responden (52,3%).

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Rumah Tangga di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi %

1 SD 16 24,6

2 SMP 23 35,4

3 SMA 25 38,5

4 S1 1 1,5

Total 65 100

Sumber : Data Primer 2019

Tabel 3 menggambarkan bahwa responden yang memiliki tingkat

pendidikan yang paling banyak adalah SMA dengan jumlah 25 responden (38,5%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden PHBS Rumah Tangga di Kelurahan


Langgam Kecamatan Langgam

PHBS Baik Presentase Kurang Persentasi

% %

Mencuci tangan 34 52,3 31 47,7

Menggunakan air bersih 51 78,5 14 21,5

Jamban sehat 46 70,8 19 29,2

Aktivitas fisik 10 15,4 55 84,6

Memberantas jentik nyamuk 27 41,5 38 58,5


26

Tidak merokok dalam rumah 52 80 13 20

Berdasarkan Tabel 4, dari 65 responden dalam penelitian ini yang terbanyak

pada kategori baik yaitu tidak merokok dalam rumah dengan jumlah 52 responden

(80%) dan kurang berjumlah 13 responden (20%) sedangkan yang paling sedikit

pada kategori baik yaitu aktivitas fisik dengan jumlah 10 responden (15,4%) dan

kurang berjumlah 55 responden (84,6%)

C. Pembahasan

Hasil penelitian dari 65 responden berdasarkan pada Tabel 1 menunjukan

bahwa yang terbanyak responden berada pada kelompok umur 26-35 tahun dengan

jumlah 28 responden (43,1%). Hal ini menunjukan bahwa keluarga termasuk dalam

kategori umur dewasa akhir, meskipun umur masuk dewasa akhir tetapi masih ada

keluarga yang masih tinggal dengan orang tuanya. Hal tersebut didukung oleh hasil

penelitian Harmoko, S.Kep.Ns (2012) yang mengatakan tahap ini dimulai pada saat

anak terakir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak

dalam keluarga atau anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang

tua. Tujuan utama adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan

dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Menurut Depkes (2009) kelompok

umur ini masuk dalam kategori masa dewasa akhir

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden terbanyak berjenis kelamin

laki-laki dengan jumlah 34 responden (52,3%). Pria lebih cenderung berperilaku

tidak sehat dibandingkan wanita. Dapat dilihat dari perokok pada umumnya
27

berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Proverawati

dkk (2012) yang mengatakan pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak

subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya merokok dapat

menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas

sampai usia dewasa.

Pada tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan

SMA dengan jumlah 25 responden (38,5%). Tingkat pendidikan akan

mempengaruhi perilaku seseorang. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian

Pricilia (2012) yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang akan semakin mudah untuk menerima serta mengembangkan

pengetahuan dan teknologi.

Tabel 4, dari 65 responden dalam penelitian ini yang terbanyak pada kategori

baik yaitu tidak merokok dalam rumah dengan jumlah 52 responden (80%) dan

kurang berjumlah 13 responden (20%) sedangkan yang paling sedikit pada kategori

baik yaitu melakukan aktivitas fisik dengan jumlah 10 responden (15,4%) dan

kurang berjumlah 55 responden (84,6%).Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian

Proverawati dkk (2012) yang mengatakan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat

merupakan cermin pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan

menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat. Pendapat peneliti jika responden dikategorikan


28

baik namun jawaban responden hampir keseluruhan tidak pernah dilakukan tapi

beberapa point dalam kuesioner dijawab sering dilakukan sehingga skor yang

didapat pada kuesioner responden yaitu 10-20 yang dikategorikan perilaku hidup

bersih dan sehat rumah tanggga baik. Point dalam kuesioner yang di jawab sering

dilakukan misalnya apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan air bersih yang

mengalir, sebelum menghidangkan makanan mencuci tangan dengan air bersih

yang mengalir, setelah memegang hewan/kotoran mencuci tangan dengan air bersih

yang mengalir, mandi menggunakan air bersih yang mengalir, memasak

menggunakan air bersih yang mengalir.


29

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai :“Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat

rumah tangga di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam”, Setelah data di analisa

dapat disimpulkan bahwa dari 65 responden yang diteliti, diperoleh hasil :

1. Mencuci tangan yang baik (52,3%)

2. Menggunakan air bersih yang baik (78,5%)

3. Menggunakan jamban sehat yang baik (70,8%)

4. Aktivitas fisik yang baik (15,4%)

5. Memberantas jentik nyamuk yang baik (41,5%)

6. Tidak merokok dalam rumah (80%)

B. Saran

1. Untuk Desa

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar lebih lagi memperhatikan perilaku

hidup bersih dan sehat, terutama dilingkungan rumah tangga.

2. Untuk Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan pendidikan

keperawatan, dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain,

yang ingin melakukan penelitian selanjutnya


30

3. Untuk peneliti

Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang perilaku

hidup bersih dan sehat dikalangan rumag tangga, dan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai