TONSILITIS AKUT
Oleh:
Annisa Suhaimi 1740312047
Preseptor:
dr. Citra Manela, Sp. F
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi ............................................................................................ 2
2.2. Klasifikasi ....................................................................................... 2
2.3 Etiologi ............................................................................................. 3
2.4 Manifestasi Klinis ........................................................................... 4
2.5 Pemeriksaan Fisik ........................................................................... 4
2.6 Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 5
2.7 Penatalaksanaan ............................................................................. 5
2.8 Konseling dan Edukasi ................................................................... 6
BAB III LAPORAN KASUS ............................................................................. 7
BAB IV DISKUSI............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer. Tonsilitis disebabkan peradangan pada tonsil yang diakibatkan
oleh bakteri, virus, dan jamur.5 Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar
limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ),
tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba
Eustachius ( lateral band dinding faring / Gerlach’s tonsil).5,6
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan perjalanan penyakitnya, tonsilitis dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut : 7,8
1. Tonsilitis Akut
Disebabkan oleh kuman grup A streptokokus β hemolitikus,
pneumokokus, streptokokus viridan, dan streptokokus pyogenes. Bentuk
tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila
bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan
terjadi tonsilitis lakunaris. Bercak detritus ini dapat melebar sehingga
terbentuk membran semu (pseudomembrane) yang menutupi tonsil.5
Tonsilitis akut dapat dibagi menjadi : 9
a) Acute superficial tonsilitis, biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan
biasanya merupakan perluasan dari faringitis serta hanya mengenai
lapisan lateral.
b) Acute folicular tonsilitis, infeksi menyebar sampai ke kripta sehingga
terisi dengan material purulen, ditandai dengan bintik – bintik kuning
pada tonsil.
c) Acute parenchymatous tonsilitis, infeksi mengenai hampir seluru bagian
tonsil sehingga tonsil terlihat hiperemis dan membesar.
2
d) Acute membranous tonsilitis, merupakan stase lanjut dari tonsilitis
folikular dimana eksudat dari kripta menyatu membentuk membran di
permukaan tonsil.5
2. Tonsilitis Kronis
Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi
akut atau subklinis yang berulang.10 Ukuran tonsil membesar akibat
hiperplasia parenkim atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil,
namun dapat juga ditemukan tonsil yang relatif kecil akibat pembentukan
sikatrik yang kronis.
2.3 Etiologi
Tonsil berfungsi membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh melalui
mulut. Tonsil akan berubah menjadi tempat infeksi bakteri maupun virus,
sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.11 Penyebab
tonsilitis adalah infeksi kuman Streptococcus beta Hemolyticus, Streptococcus
viridans, dan Streptococcus pyogenes. Streptococcus pyogenes merupakan
patogen utama pada manusia yang menimbulkan invasi lokal, sistemik dan
kelainan imunologi pasca streptococcus.10
Tabel 2.1 Etiologi terjadinya tonsilitis
3
Gambar 2.1 Gambaran tonsilitis akut.
4
Ukuran pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi : 5
a. T0 : Tonsil sudah diangkat
b. T1 : Tonsil masih di dalam fossa tonsil
c. T2 : Tonsil keluar dari fossa tonsil tapi belum melewati garis tengah antara
pinggir lateral faring-uvula
d. T3 : Tonsil sudah melewati garis tengah namun tidak sampai uvula
e. T4 : Tonsil sudah mencapai uvula atau lebih.
2.7 Penatalaksanaan
a. Tonsilitis viral: istirahat, minum cukup, analgetika dan antivirus diberikan bila
gejala berat.
b. Tonsilitis bakterial: antibiotika spektrum luas penisilin, eritromisin; antipiretik
dan obat kumur yang mengandung desinfektan. Diberikan antibiotik peroral
selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam
bentuk suntikan.5
5
f. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan
nafas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor
pulmonale.
g. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak
berhasil hilang dengan pengobatan
h. Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
i. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A streptococcus B
hemoliticus
j. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
k. Otitis media efusa/ Otitis media supuratif
6
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
a. Nama : An. AH
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 4 tahun
d. Alamat : Korong Gadang
2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Jumlah bersaudara : 2 orang (pasien anak ke 2)
b. Status Ekonomi Keluarga :
Berasal dari golongan ekonomi menengah
Kondisi Rumah :
- Rumah permanen
- Ventilasi baik
- Listrik ada
- Sumber air : Air PDAM, Sumber air minum : air galon
- Jamban ada 1 buah, dalam rumah
- Sampah dikumpulkan dan dibakar
3. Aspek psikologis di keluarga
- Hubungan dalam keluarga baik.
4. Keluhan Utama
Pasien datang ke poli KIA Puskesmas Kuranji dengan keluhan nyeri menelan
sejak 1 hari yang lalu.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
a) Nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu. Awalnya menurut ibu pasien
keluhan dirasakan setelah pasien meminum-minuman dingin. Pasien
merasakan ada yang mengganjal di tenggorok, sehingga sulit untuk
menelan.
b) Demam sejak 1 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil dan tidak
berkeringat banyak.
c) Sesak napas tidak ada.
7
d) Suara parau tidak ada.
e) Penurunan nafsu makan ada.
f) Riwayat mulut berbau disangkal pasien.
g) Riwayat rasa nyeri pada kedua telinga tidak ada.
h) Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada.
i) Riwayat gangguan pendengaran tidak ada.
8. Riwayat Persalinan
a) Lama hamil : 38-39 minggu (cukup bulan)
b) Cara lahir : Pervaginam
c) Ditolong oleh : Bidan
8
11. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
- Keadaan Umum : sedang
- Kesadaran : CMC
- Nadi : 88x/ menit
- Nafas : 20x/menit
- Suhu : 37 0C
- BB : 12,9 kg TB : 100 cm
9
Status Lokalis THT
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Orofaring dan mulut :
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Simetris/
Simetris
Tidak
Palatum mole
Warna Hiperemis Hiperemis
+ Arkus faring
Edema Tidak Ada Tidak Ada
Bercak/eksudat Tidak ada Tidak ada
Warna Merah muda
Dinding Faring
Permukaan Licin
Ukuran T3 T2
Warna Hiperemis Hiperemis
Permukaan Licin LIciin
Tonsil Muara Kripti Tidak melebar Tidak melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Warna Merah muda Merah muda
Edema Tidak ada Tidak Ada
Peritonsil Abses Tidak ada Tidak ada
Perlengketan Tidak ada Tidak ada
Lokasi
Bentuk
Tumor Ukuran
Permukaan Tidak ada
Konsistensi
Karies/radiks Tidak Ada
Gigi
Kesan Oral higene cukup baik
Warna Merah muda
Bentuk Normal
Lidah
Deviasi Tidak ada
Massa Tidak ada
10
Gambar
b) Promotif :
Menjelaskan kepada orangtua pasien dengan bahasa yang dipahaminya
mengenai penyakit dan pencegahannya.
Menjelaskan mengenai faktor risiko, pengobatan dan pencegahannya.
11
c) Kuratif :
Parasetamol sirup (3 x 1 cth).
Vitamin C tab 1x1 selama 5 hari.
d) Rehabilitatif :
Istirahat cukup
Makan makanan dan minuman yang lunak dan hangat.
Kontrol kembali ke puskesmas setelah 5 hari untuk melihat keefektifan
pengobatan.
-
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Kuranji
Pro : An. AH
Umur : 4 tahun
Alamat : Korong Gadang
12
BAB IV
DISKUSI
13
pada tonsilitis akut akibat bakteri. Antibiotik golongan penisilin merupakan
antibiotik pilihan. Namun, pada kasus ini pasien tidak diberikan antibiotik karena
dari anamnesis dan pemerikaan fisik mengarahkan pada tonsilitis akut akibat
virus. Pasien diberikan terapi simtomatis saja, berupa paracetamol 3 x 5 mg.
Upaya rehabilitatif yang dilakukan pada pasien tonsilitis akut meliputi
istirahat cukup, makan makanan lunak, hindari pencetus, hindari makanan yang
mengiritasi, menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi
serta menjaga higiene mulut.
14
Daftar Pustaka
15