Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tanda bahaya kehamilan


Sasaran : Ibu hamil
Tanggal : 20 Agustus 2019
Waktu : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Kelas Ibu hamil Desa Kepuh Klagen
Oleh : Mahasiswa Kebidanan Sutomo (D4 Kebidanan Sutomo REG-B Semester 7)

1. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan peserta diharapkan dapat mengetahui apa saja tanda
bahaya dalam kehamilan..

b. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1) Menyebutkan tanda bahaya kehamilan
2) Menjelaskan tanda bahaya kehamilan
3) Menjelaskan cara penanganan awal terhadap tanda bahaya kehamilan
2. Materi Penyuluhan
1) Terlampir
3. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
4. Media
 Leaflet
 Hadiah dooprize
5. Pelaksanaan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media

1 Pendahuluan - Salam Pembuka  Menjawab salam 5 menit


 Mendengarkan
- Memperkenalkan diri

- Menyampaikan topik

& tujuan penyuluhan


2 Isi 1. Penyampaian Materi  Mendengarkan 15 menit  Leaflet
dengan penuh
Menjelaskan tentang:
perhatian
1) Menyebutkan
tanda bahaya
kehamilan
2) Menjelaskan
tanda bahaya
kehamilan
3) Menjelaskan
cara
penanganan
awal terhadap
tanda bahaya
kehamilan
 Menjawab
2. Tanya Jawab
pertanyaan
Memberikan
kesempatan kepada
5 menit
peserta untuk bertanya

3. Evaluasi

Memberikan pentanyaan
10 menit
tentang:

a. Pengertian Tanda
Bahaya Kehamilan
b. Macam-macam
Tanda Bahaya
Kehamila
c. Pencegahan Taanda
Bahaya Kehamilan
3 Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan 10 menit
 Salam Penutup  Menjawab salam
6. Pengorganisasian
Moderator : Zahrani Karbella
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan.

Penyaji : Kholifatur Robbaniyah Musthofa

Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan.

Notulen : Zahrani Karbella

Tugas : Mencatat pertanyaan, dan menyimpulkan hasil penyuluhan.

Fasilitator : Kholifatur Robbaniyah Musthofa

Tugas : Menyiapkan fasilitas penyuluhan dan membagikan leaflet kepada peserta

7. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa DIV Kebidanan Sutomo
Surabaya. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan selesai
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan penyaji
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Moderator,penyuluh,fasilitator, dan peserta mampu menjalankan fungsi dan perannya
dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
penyaji
MATERI TANDA BAHAYA KEHAMILAN

I. Pengertian
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan merupakan gejala berbahaya yang terjadi saat
kehamilan dan dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada janin jika tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi.

II. Macam-macam tanda bahaya kehamilan

1. Perdarahan lewat jalan lahir atau perdarahan pervaginam


Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit
(spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan
implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal dengan tanda
Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan
ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini
mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua:
Perdarahan pada masa awal kehamilan
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22 minggu.
Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda:
 Keluar darah merah
 Perdarahan yang banyak
 Perdarahan dengan nyeri
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya:
Abortus
Adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu
atau sebelum plasenta selesai.
Macam-macam abortus:
a. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar
(buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan
penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien
sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk), temukan
dan hentikandengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan ketat
tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan. (Sarwono,
2001: 145).
b. Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik
dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
c. Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan
bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter
ahli.
d. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan– tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
e. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian
cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.
f. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang
sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba
kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–
tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan
kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
g. Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan
akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan
memberikan obat–obat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat.
Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan
melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan
berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji
kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
h. Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan:
berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat
dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya
juga diberikan uterotonika dan antibiotika.(Mohctar, 1998 : 211–212)
Mola hidatidosa (hamil anggur)
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit
dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau
mioma uteri.(Sarwono, 2007 : 142).
Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan
evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi
berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap
perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat)

Kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)


Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu sampai sebelum
persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda:
 Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.
 Perdarahan kadang banyak atau tidak terus menerus.
 Perdarahan disertai rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atau
dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.

2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang


Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristriahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.

4. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)


Penglihatan ibu bisa berubah pada masa kehamilan. Perubahan penglihatan yang
ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya tiba-tiba pandang kabur atau terbayang, melihat bintik-
bintik (spot), serta mata bekunang-kunang. Perubahan penglihatan ini bisa bisa disertai
denagn sakit kepala yang hebat. Jika hal ini terjadi, kemungkinan suatu tanda preeklamsi.

4. Nyeri perut hebat


Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah
nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat
disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus
buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborstus (keguguran), penyakit
radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), solutio placenta, penyakit menular
seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

5. Bengkak pada muka dan tangan


Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau
dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala. Bengkak dapat menjadi masalah
serius jika ditandai dengan:
Muncul pada muka dan tangan.
Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya.
Jika hal ini merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung
ataupun pre eklampsia.Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak)
karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh
berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada
darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan
sel-sel darah merahnya.

6. Bayi kurang bergerak seperti biasa


Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu
(primigravida, baru pertama kali hamil). Jika janin tidur, gerakannya akan melemah. janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).
Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat, makan dan minum.

7. Muntah terus menerus


Mual dan muntah ketika hamil memang hal yang wajar terjadi, namun bisa menjadi
hal yang serius jika tidak terkendali dan parah. Mengapa? Ketika merasa mual, ibu hamil
kemungkinan tidak bisa makan dan minum apapun. Akibatnya, ibu hamil dan janin
beresiko terkena dehidrasi dan kekurangan gizi.

8. Demam atau panas tinggi


Ibu hamil lebih rentan terjangkit flu. Oleh karena itu, jangan heran jika ibu hamil
terkadang mengalami demam. Tapi, segera hubungi dokter jika demam berlangsung lebih
dari 24 – 36 jam dan suhu tubuh lebih dari 37,5 C tapi tidak menunjukkan gejala flu. Karena
dapat membahayakan bayi dalam kandungan. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring,
minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat
disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke
dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala –
gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

9. Keluar air ketuban sebelum waktunya


Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya
tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban
di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test)
merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).
Air ketuban pecah lebih awal bisa disebabkan beberapa hal seperti berikut:
 Infeksi rahim, leher rahim, atau vagina. Ini adalah pemicu umum ketuban pecah dini.
 Trauma, akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
 Rahim dan kantung ketuban yang terlalu melar. Hal tersebut diakibatkan oleh jumlah
janin dalam kandungan lebih dari satu atau volume cairan ketuban yang terlalu banyak.
 Stres atau merokok selama masa kehamilan.
 Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.
 Perdarahan vagina selama kehamilan.
 Indeks massa tubuh ibu hamil rendah.
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol

III. Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan


Cara mencegah tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami tanda
bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga dapat dilakukan rujukan ke tempat
fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
2. Meningkatkan mutu perinatal care.
3. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA.
4. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit yang dapat
diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
5. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan ujung
tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
6. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas,
Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
7. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
8. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
9. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. (Rachmat, 2007).

Anda mungkin juga menyukai