Anda di halaman 1dari 4

2.

Penyidikan pada kasus penembakan


Dalam menghadapi kasus penembakan khususnya yang berakibat fatal,
penyidikan harus dapat memperoleh kejelasan dari permasalahan sebagai berikut
:
-Apakah luka yang diperiksa benar-benar luka tembak
-Apakah luka tembak tersebut luka tembak masuk atau luka tembak keluar
-Termasuk jenis apa senjata yang menyebabkan luka
-Pada jarak berapa penembakan dilakukan
-Bagaimana posisi korban dan posisi penembak
-Apakah penembakan tersebut yang menyebabkan kematian, dan
-Berapa kali korban terkena tembakan (Idries, 2011)

Untuk dapat memperoleh kejelasan tersebut perlu diketahui :


2.1 Luka masuk, sebab akibat yang ditimbulkan
2.1.1 Akibat Api (Flame Effect): Luka bakar, dimana kulit yang terbakar
tampak kering, hangus dan kaku pada perabaan. (Idries, 2011)
2.1.2 Akibat Asap (Smoke Effect): Jelaga, dimana kelim jelaga akan tampak
sebagai suatu lapisan berwarna kelabu kehitaman disekitar lubang luka
mudah dihilangkan dengan cara dihapus. (Idries, 2011)
2.1.3 Akibat butir-butir mesiu (Gun Powder Effect): tattoo/stippling,
dimana kelim tattoo akan tampak sebagai bintik-bintik hitam yang
bercampur dengan luka lecet dan pendarahan, dan tidak dapat
dihilangkan apabila dihapus oleh karena butir-butir mesiu tersebut
masuk kedalam kulit. (Idries, 2011)
2.1.4 Akibat anak peluru (bullet effect): luka terbuka yang dikelilingi oleh
kelim lecet; dan bila senjata yang dipakai itu sering dibersihkan maka
pada dinding luka dan kelim lecet akan didapatkan pula kelim
kesat/kelim lemak. (Idries, 2011)
2.1.5 Akibat partikel logam (metal effect): “fouling”, yang tampak sebagai
luka-luka lecet atau luka-luka robek kecil-kecil disekitar lubang luka;
hal ini disebabkan oleh partikel-partikel logam yang terbentuk akibat
goresan antara anak peluru dengan laras yang beralur, partikel logam
tersebut dapat masuk kedalam kulit atau menempel pada pakaian.
(Idries, 2011)
2.1.6 Akibat moncong senjata (muzzle effect): jejas laras, hal ini dapa
terjadi pada kasus luka tembak temple dan tampak sebagai suatu luka
lecet atau memar yang bentuknya sesuai dengan moncong senjata. Jejas
laras dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ada tidaknya tulang
yang dekat dengan permukaan kulit, tebalnya tulang dan posisi senjata
terhadap tubuh korban. (Idries, 2011)
2.1.7 Kelainan pada tulang, yang akan tampak jelas pada tulang yang
berbentuk pipih, misalnya tengkorak, dimana kerusakan pada
permukaan tulang bagian luar (tabula externa) akan lebih kecil bila
dibandingkan dengan kerusakan pada bagian dalam (tabula interna), ini
akan memberikan gambaran lubang yang berbentuk corong. Pada
luka tembak keluar terjadi keadaan yang sebaliknya. (Idries, 2011)
2.2 Luka tembak keluar, dimana dapat memberikan informasi dalam beberapa
hal, yaitu :
-Arah tembakan
-Sikap dari korban pada saat penembakan
-Jumlah peluru yang masih terdapat pada tubuh korban.
Pada umumnya luka tembak masuk dan luka tembak keluar tidak mempunyai
kelim lecet. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya perbedaan
besarnnya luka tembak keluar tersebut antara lain :
-Velocity (Keceptan) dari anak peluru sewaktu keluar
-Luasnya permukaan anak peluru pada tempat keluar
-Yawing & tumbling of the bullet (pergerakan anak peluru yang tidak
beraturan dalam tubuh dan pergerakan berpikir menurut poros memanjang
(end to end).
-Ada tidaknya fragment-fragment tulang yang ikut keluar
-Ada tidaknya tulang dibawah kulit tempat luka keluar, dan
-Ada tidaknya benda yang menekan kulit pada tempat keluarnya anak peluru
2.3 Luka tembak masuk akibat senjata api yang tidak beralur (Entrance Shotgun
Wound): akan tampak kelainan yang disebabkan oleh komponen-komponen
yang keluar sewaktu penembakan, yaitu: mesiu,api,asap,pellet,dan sumbat
peluru (wad). (Idries, 2011)
2.4 Luka tembak keluar akibat senjata api yang tidak beralur dapat membantu
didalam menentukan arah tembakan dan sikap korban sewaktu penembakan,
yang pada umumnya akan memberikan gambaran yang variabel akan tetapi
pada umumnya lukanya berbentuk bundar atau oval dengan tepi yang
terangkat keluar (everted margins). (Idries, 2011)
2.5 Pemeriksaaan mikroskopis dari luka tembak masuk.
Pemeriksaan ini diperlukan pada kasus-kasus yang meragukan, kelainan yang
didapatkan pada dasarnya merupakan akibat dari trauma mekanis dan
thermis.
Kompresi dari epithel, elongasi, distorsi dan tampaknya pendarahan serta
butir-butir mesiu, nekrosis koagulatif dan sembabnya epithel dan vakuolisasi
sel-sel basal, demikian pula dengan piknotiknya inti sel dan pada pewarnaan
dengan H.E > akan lebih banyak mengambil warna biru (basophilic staining),
adalah merupakan kelainan yang dapat ditentukan pada pemeriksaan
mikroskopis. (Idries, 2011)
2.6 Pemeriksaan kimiawi dari luka tembak masuk
Prinsipnya adalah dapat dideteksi unsur-unsur yang terdapat dalam mesiu,
misalnya: pada smokeless goundpowder dapat didetksi nitrit dan cellulose
nitrate, sedangkan pada black powder black gunpowder yang dapat dideteksi
adalah korban, nitrit, sulfide, sulfat, karbonat, tiosianat, dan tiosulfat, dan
tiosulfat sedangkan pada senjata yang lebih modern timah hitam, antimony
dan merkuri. (Idries, 2011)
Selain unsur-unsur kimia yang berasal dari mesiu dapat pula ditemukan
unsur-unsur yang berasal dari laras senjata dan anak peluru, yaitu : timah
hitam, antimony, nikel, tembaga, bismuth, perak, dan thalium. (Idries, 2011)
2.7 Pemeriksaan secara radiologis
Pemeriksaan dengan sinar-X ini dapat banyak membantu didalam hal
mencari anak peluru dan partikel logam dalam tubuh korban, menentukan
apakah korbagn merupakan korban penembakan dengan senjata api yang
tidak beralur dan pada kasus khusus, yaitu dimana jumlah anak peluru lebih
banyak dari jumlah luka tembak pada penembakan dengan senjata api yang
beralur (tandem bullet injury). (Idries, 2011)
2.8 Internal ricochet
Internal ricochet dapat terjadi bila kekuatan anak peluru tidak dapat cukup
untuk dapat menembus dari jaringan tubuh, misalnya pada kasus dimana
anak peluru mengenai kepala. Dengan demikian dapat terjadi variasi dari
perjalanan anak peluru didalam kepala yang perlu diketahui, yaitu : single
ricochet, double-ricochet, inner tangential at contralateral side, inner
tangential at contra lateral side and ricochet and innertangential at entrance
side. (Idries, 2011)

Anda mungkin juga menyukai