Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN

PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

OLEH :
NAMA : RAGITA AYU DEWI NARASAVITRI
NIM : P07120017147
KELAS : 2.4

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
2018
STRATEGI PELAKSANAAN
PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

KASUS
Ny. W sudah beberapa hari merasakan tidak mampu akan kemampuannya,
pandangan hidup yang pesimis, tidak nafsu makan, terlihat kurang
memperhatikan perawatan diri. Klien juga tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk. Saat dikaji, klien mengatakan jika dirinya
merasa tidak mampu akan kondisinya dan mengkritik dirinya sendiri
dengan penyakit yang dideritanya yaitu stroke. Klien merasa tidak
berguna, untuk melakukan hal-hal yang sederhanapun ia masih
memerlukan bantuan dari orang yang berada didekatnya. Klien tampak
murung dan lebih banyak menunduk

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Tujuan Umum :
a. Mampu mengatasi harga diri rendah
4. Tujuan Khusus:
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
f. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
5. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara :
1) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
2) Perkenalkan diri dengan pasien
3) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4) Buat kontrak asuhan
5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi
6) Tunjukkan sikap empati terhadap klien
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungakapkan perasaannya
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
B. STRATEGI KEPERAWATAN
1. Tahap Orientasi
a. Salam Teraupetik
P: “Selamat pagi Ibu ! Boleh saya duduk?”
K: “Ya. Silahkan sus.”
P: “Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, saya perawat ragita. Saya
bertugas di Ruang Angsa ini dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti.
Kalau boleh saya tau dengan ibu siapa saya berbicara? “
K: “Saya ibu Mia Lestari sus. ”
P: “Ibu senangnya dipanggil apa?”
K: “Ibu Mia saja sus... “
b. Evaluasi/validasi
P: “Oke Ibu Mia, bagaimana perasaan Ibu hari ini? “
K: “saya merasa tidak berguna dan tidak bisa melakukan apa-apa saat
dirawat disini, sus.”
P: “oh begitu jadi ibu merasa tidak berguna kalau saat dirawat disini”
K: “iya sus”
c. Kontrak
P: “Sekarang apa yang ibu pikirkan? Bagaiman kalau kita bercakap-cakap
tentang perasaan yang ibu rasakan?”
K:“hmmmm...boleh sus”
P:”Mau berapa lama, ibu? bagaimana kalau 15 menit?
K:”iya boleh sus”
P:”Kita bicaranya disini saja atau di mana, ibu....?”
K: “disini sajalah, sus...”

2. Tahap Kerja
P:”Tadi ibu katakan, ibu merasa tidak percaya diri saat akan melakukan
kegiatan disini, coba ibu ceritakan lebih lanjut tentang perasaan ibu? apa
yang ibu sedang pikirkan?
K:”Begini sus, saya sering mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu,
pandangan hidup yang pesimis, selera makan kurang, tidak berani menatap
lawan bicara, dan saya lebih banyak menunduk.
P:”Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?”
K:”Baru kali ini sus”
P:”Jadi kalau ibu punya masalah, ibu akan memikirkan terus masalah itu
sehingga ibu merasa tidak percaya diri untuk mengatasi masalah ibu?”
K:”Iya sus, saya sampai tidak ingin bergaul dan enggan mencoba hal baru”
P: “Apa pekerjaan ibu sehari-hari? Apakah ibu selama ini puas dengan
pekerjaan yang ibu lakukan? Bagaimana dengan penghasilan ibu?”
K: “Saya dulu bekerja sebagai buruh cuci, uang gaji saya saja hanya cukup
untuk makan sehari-hari”
P: “Oh begitu, lalu saat ini hal apa yang membuat ibu merasa tidak percaya
diri, enggan untuk bergaul?”
K: “Sekarang saya harus berpikir tentang penyakit stroke yang merubahan
fungsi fisik yang terjadi pada diri saya”
P: “Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan
untuk menyelesaikan masalah ini?
K:”Saya biasanya meminta bantuan dengan saudari sepupu saya. Tapi untuk
saat ini saya merasa malu untuk meminta bantuan kepada saudari saya”
P:”Apakah ibu berhasil menyelesaikan masalah tersebut?”
K:”Untuk saat ini tidak sus”
P:“Sebaiknya ibu mulai menceritakan masalah ini sehingga ibu mampu
menyelesaikan masalah yang cukup berat, saya yakin sekali ibu sekarang juga
akan mampu menyelesaikan ketidakpercayaan dir yang ibu rasakan.
P: “Ibu seharusnya tidak perlu khawatir. Ibu juga tidak akan hidup sendiri.
Ibu masih punya saudara-saudara, anak-anak dan orang lain yang sayang dan
peduli sama Ibu. Dan ibu sebaiknya mulai menceritakan hal tersebut”
K: “Iya sus”

3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
P: ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu
rasakan?”
K: “ Saya sudah mulai agak lega sekarang, sus.”
P: “iya, benar sekali."
4. Tahap Terminasi
b. Evaluasi
P: ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu
rasakan ?”
K: “ Saya sudah mulai agak tenang sekarang, sus.” begini sus?”
P: “iya, benar sekali"
c. Tindak lanjut
P:“ jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini dengan
menceritakan segala sesuatu yang sedang ibu rasakan? Mari, kita
masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa tidak percaya
diri, ibu bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.”
K: “ Baiklah suster”
d. Kontrak yang akan datang
P: ”Sudah 15 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah
cukup. Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk
membicarakan tentang hobi Ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-
bincang di taman depan ya Bu.
K: “Iya sus”
P: ”Apa ada yang ingin Ibu tanyakan?
K: “Tidak sus”
P: “Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu. Selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai