Anda di halaman 1dari 2

Bahasa Indonesia di Indonesia memiliki kedudukan atau posisi sebagai bahasa nasional

(bahasa persatuan) dan sebagai bahasa resmi negara (bahasa negara). Mengapa peristiwa
“Sumpah Pemuda” dirujuk sebagai landasan historis penetapan kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional (persatuan) dan UUD ’45 dirujuk sebagai landasan konstitusional
(yuridis) penetapan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Kemukakan
argumentasi kritis Anda yang diperkuat dengan referensi yang relev

LANDASAN HISTORIS

Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang
dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah mencakup segala kejadian dalam alam ini,
termasuk hal-hal yang dikembangkan oleh budi daya manusia.
Di dalam suatu masyarakat, bahasa mempunyai suatu peranan yang penting dalam
mempersatukan anggotanya. Sekelompok manusia yang menggunakan bahasa yang sama akan
merasakan adanya ikatan batin di antara sesamanya sehingga dapat berkomunikasi secara
sempurna. Bahasa Indonesia merupakan topik yang senantiasa menarik untuk dikaji dan
dikembangkan, baik secara teoritis, praktis maupun secara historis.
Untuk mengembangkan bahasa Indonesia, dilakukan kongres-kongres bahasa. Hal ini penting
dilakukan karena bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan dan berperan sebagai
bahasa NKRI.
Kapan bahasa Indonesia lahir?
Bahasa Indonesia dianggap lahir pada 28 Oktober 1928 dan 18 Agustus 1945. Dianggap lahir
pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 karena hasil putusan kongres ini menyebut bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan.Dianggap lahir pada 18 Agustus 1945 karena keberadaan
bahasa Indonesia secara resmi diakui melalui Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36.
Kerajaan Sriwijaya (dari abad ke-7 Masehi) memakai bahasa Melayu(sebagai bahasa Melayu
Kuno) sebagai bahasa kenegaraan. Hal ini diketahui dari empat prasasti berusia berdekatan yang
ditemukan di Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan berangka tahun 900 Masehi juga
menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa Melayu
(Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi. Pada
periode ini mulai terbentuklah “bahasa Indonesia” yang secara perlahan terpisah dari bentuk
semula bahasa Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan
sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang
menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang
jumlahnya mencapai 360 bahasa.

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saatSumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas
usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya
pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa
depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang
bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua
bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa
persatuan.“

Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh


sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir
Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak
mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Selain penjelasan di atas, perkembangan Bahasa Indonesia juga dibagi menjadi dua periode,
yaitu sebelum dan sesudah kemerdekaan.

1. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka


Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa
Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang
digunakan dalam perdagangandalam nusantara dan dari luar nusantara.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama islam di
wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena
bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar
pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa
Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan
rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928)

2. Perkembangan Bahasa Indonesia Setelah Merdeka


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat, dan para pemuda tersebut mengucapkan
ikrar yang dikenal dengan nama“Sumpah Pemuda”.Unsur yang ketiga dari “Sumpah
Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional.Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada taggal 18
Agustus 1945,karena pada saat itu Undang – Undang dasar 1945 di sahkan sebagai Undang –
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “Bahasa
Negara Adalah Bahasa Indonesia” (Bab XV, Pasal 36) Prolamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengkukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan
masyarakat Indonesia.
Diposting oleh Unknown di 23.54
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke Twitter

Anda mungkin juga menyukai