Diabetes mellitus tipe 2, yang paling ser merupakan suatu penyakit dimana kadar glukosa di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan insulin secara cukup. Kondisi
tersebut membuat seseorang mengalami Hiperglikemia, atau terlalu banyaknya kadar
glukosa dalam darah, sehingga dapat terjadinya resistensi insulin.
Menurut kriteria diagnostik dari konsensus Diabetes melitus tipe 2 oleh
PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2015, seseorang dikatakan menderita
diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.
Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-
110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya antara 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan
atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Yang beresiko terkena DIABETES adalah umur > 40 tahun, kegemukan, Hipertensi, Riwayat
Keluarga DM, riwayat melahirkan bayi > 4kg, Riwayat DM saat melahirkan, dan dislipidemia.
Diabetes Mellitus menimbulkan beberapa komplikasi di antaranya adalah kerusakan
pembuluh darah mikrovaskular (penyakit ginjal, mata), kerusakan makrovaskular ( jantung
koroner, pembuluh darah kaki/otak), neuropati, rentan infeksi dan impotensi pada pria.
Faktor keturunan tidak bisa dicegah tapi gaya hidup bisa diubah.
DM tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dikendalikan. Sehinnga, langkah penting pertama
dalam pengelolaan DM adalah menentukan kadar gula darah yang ingin dicapai. Tujuan dari
pengelolaan gula darah untuk mencegah komplikasi DM seperti gangguan jantung, stroke,
ginjal, kaki diabetes, gangguan mata,
Untuk mengendalikan gula darah tidak hanya dengan obat – obatan namun faktor lain dapat
mempengaruhi, dan membantu capaian gula darah yang diinginkan itu yaitu makanan yang
dikonsumsi, jumlahnya, jenisnya, bagaimana mengkonsumsinya, aktifitas sehari-hari yang
dilakukan, bahkan pengetahuan dasar seseorang tentang diabetes itu juga sangat berperan.
Bagaimana cara untuk mengelola diabetes?
2. Aktifitas Fisik.
Seperti pola makan yang sehat, aktifitas fisik, olahraga juga sangat menentukan regulasi gula
darah. Olahraga membantu menurunkan gula darah secara alami, karena meningkatnya
sensitifitas insulin, kebutuhan kalori yang meningkat, bertambahnya massa otot, tetapi juga
penyakit-penyakit lain yang sering menyertai penyandang diabetes seperti hipertensi,
hiperlipidemi, obesitas, stress, juga lebih mudah dikendalikan. Penelitian juga menunjukkan
bahwa olahraga memperbaiki gangguan toleransi glukosa, menurunkan gula darah,
mengurangi kebutuhan obat-obatan. Semakin besar massa otot terutama otot-otot besar
seperti paha, bokong, lengan yang dibangun dengan olahraga maka akan semakin banyak gula
yang diambil dari peredaran darah.
3. Obat-Obatan.
Obat-obatan, makan yang sehat, olahraga harus beriringan dalam pengelolaan DM.
Keteraturan penggunaan obat-obatan, termasuk Insulin sangat penting dalam mengelola DM.
Obat-obatan mempunyai masa kerja tertentu, sehingga keteraturan dalam
mengkonsumsinya juga mempengaruhi fluktuasi gula darah.
4. Edukasi.
Dapatkan informasi tentang apa saja mengenai diabetes, dapat memotivasi pasien untuk
mengontrol melakukan hal-hal yang terbaik untuk dirinya. Mereka yang memahami tentang
bagaimana penyakit ini berkembang, tahu faktor resikonya, menyadari kemungkinan
komplikasi yang mengancamnya, tentunya akan menjadi lebih waspada. Seorang pasien yang
paham bagaimana obat berkerja, mengerti efek sampingnya, tentu saja akan lebih siap
melakukan sesuatu bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemungkinan komplikasi
kejadian hipoglikemi yang dapat mengancam nyawa pasien, akan mudah diatasi bagi pasien
yang menyadari gejala dan tahu tindakan yang harus dilakukan.