Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SEPTHEA DWI PRATIWI

NIM : 12030118420048

KELAS : REGULAR PAGI

MATKUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

-1-

RESUME

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL


PEMERINTAH ( PP NOMOR 60 TAHUN 2008)

Undang-undang di bidang keuangan negara membawa implikasi perlunya sistem


pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru dapat
dicapai jika seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas
keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing. Dengan demikian maka
penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan
secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem
yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu
Instansi Pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan
pengelolaan keuangan negara secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem ini dikenal sebagai Sistem
Pengendalian Intern yang dalam penerapannya harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah tersebut.
Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara memerintahkan pengaturan lebih lanjut ketentuan mengenai
sistem pengendalian intern pemerintah secara menyeluruh dengan Peraturan
Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini dilandasi pada
pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi
oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan mutlak.
Berdasarkan pemikiran tersebut, dikembangkan unsur Sistem Pengendalian
Intern yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian
efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern. Pengembangan unsur Sistem
Pengendalian Intern perlu mempertimbangkan aspek biaya- manfaat (cost and benefit),
sumber daya manusia, kejelasan kriteria pengukuran efektivitas, dan perkembangan
- 2 komprehensif.
teknologi informasi serta dilakukan secara - Unsur Sistem Pengendalian
Intern dalam Peraturan Pemerintah ini mengacu pada unsur Sistem Pengendalian Intern
yang telah dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai negara, yang meliputi:
a. Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan
memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan
perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen
yang sehat.
a. Penilaian risiko
Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi
unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
b. Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan
Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan
efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
c. Informasi dan komunikasi
Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi
Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu
bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan
Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.
d. Pemantauan
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan
memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera
ditindaklanjuti. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen
atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Lingkup pengaturan
pengawasan intern mencakup kelembagaan, lingkup tugas, kompetensi sumber
daya manusia, kode etik, standar audit, pelaporan, dan telaahan sejawat.
Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis
- 3 -dan pelatihan, dan pembimbingan dan
penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan
konsultansi SPIP, serta peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern
pemerintah.

Poin penting didalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008


Tugas Pimpinan Instansi dari mulai Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyelenggarakan sistem pengendalian
intern di bidang perbendaharaan, Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang menyelenggarakan sistem pengendalian intern atas masing-masing
penyelanggaraan kegiatan pemerintahan, dan Gubernur/Bupati/Walikota selaku pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mengatur lebih lanjut dan melakukan pengendalian atas
penyelanggaraan kegiatan pemerintahan di lingkungan pemerintah daerah yang dipimpinnya. Hal
ini tak lain untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel.
SPIP memiliki empat tujuan, yaitu :
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
Negara
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Pengamanan aset Negara
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Unsur SPIP di Indonesia mengacu pada unsur Sistem Pengendalian Intern yang telah
dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai negara. Salah satunya mengadopsi
dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO).
Ada 5 komponen yang harus ada dalam sistem pengendalian internal, yaitu:
1. Control Environment (Lingkungan Pengendalian)
2. Risk Assessment (Penilaian Resiko)
3. Control Activities (Kegiatan Pengendalian)
4. Information & Communication (Informasi dan Komunikasi)
5. Monitoring (Pemantauan)
Berikut penjelasan mengenai 5 komponen COSO yang ada dalam PP no. 60 tahun 2008
1. Lingkungan pengendalian (Control -Environment)
4-
Unsur ini menekankan bahwa semua jajaran pejabat pemerintah harus
mengkondisikan dan menciptkan lingkungan Instansi Pemerintah yang nantinya mampu
memengaruhi efektivitas pengendalian intern, dengan harapan akan tecipta perilaku positif
dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat. Lingkungan
pengendalian dapat diwujudkan melalui:
 Penegakan integritas dan nilai etika;
 Komitmen terhadap kompetensi;
 Kepemimpinan yang kondusif;
 Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
 Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia;
 Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;
 Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
2. Penilaian risiko
Unsur SPIP Penilaian Resiko merupakan kegiatan penilaian atas kemungkinan
kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah baik dari
luar maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri atas:
 Identifikasi Risiko; dan
 Analisis Risiko.
Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan:
 Tujuan Instansi Pemerintah; dan
 Tujuan pada tingkatan kegiatan.
Tujuan Instansi Pemerintah; memuat pernyataan dan arahan yang spesifik,
terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu, dan wajib dikomunikasikan kepada
seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah pimpinan Instansi
Pemerintah menetapkan:
 strategi operasional yang konsisten; dan
 strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.
Tujuan pada tingkatan kegiatan, sekurang-kurangnya dilakukan dengan
-5-
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Instansi Pemerintah;
b. saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan lainnya
c. relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah
d. mengandung unsur kriteria pengukuran;
e. didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; dan
f. melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.
3. Kegiatan pengendalian
Unsur SPIP Kegiatan Pengendalian ini merupakan tindakan yang diperlukan untuk
membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan.
Kegiatan pengendalian diantaranya review atas kinerja, pelaksanaan kebijakan organisasi.
Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah
dilaksanakan secara efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
yang bersangkutan. Karakteristik kegiatan Pengandalian sebagai berikut:
 kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah;
 kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
 kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi
Pemerintah;
 kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
 prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara
tertulis; dan
 kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.
Kegiatan Pengendalian terdiri dari:
 review atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
 pembinaan sumber daya manusia;
 pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
 pengendalian fisik atas aset;
 -6
penetapan dan reviu atas indikator - ukuran kinerja;
dan
 pemisahan fungsi
 otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
 pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
 pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
 akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
 dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian
penting.
4. Informasi dan komunikasi
Unsur SPIP yang keempat ini harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan
Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi merupakan data yang
diolah yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sehingga
memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung
jawabnya. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian atau penyebaran informasi
dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu dalam bentuk dan waktu yang tepat.
Berkaitan dengan pengkomunikasian informasi, wajib diselenggarakan secara efektif,
dengan cara sebagai berikut:
 Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan
 Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus
menerus.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian atas kualitas kinerja Sistem Pengendalian
Intern dari waktu ke waktu. Hasil pemantauan (monitoring) akan memastikan bahwa
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti. Pimpinan
Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern, melalui :
1. Pemantauan Berkelanjutan,
2. Evaluasi Terpisah, dan

BAB I (Ketentuan Umum)


Pasal 1
- 7 -proses yang integral pada tindakan dan
Sistem Pengendalian Intern adalah
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Pasal 2
Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,
dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib
melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pengendalian
atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini.
BAB II ( Unsur Sistem Pengendalian Internal Pemerintah)

Pasal 3

SPIP terdiri atas unsur:


a. lingkungan pengendalian;
b. penilaian risiko;
c. kegiatan pengendalian;
d. informasi dan komunikasi; dan
e. pemantauan pengendalian intern
Pasal 4
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem
Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:
a. penegakan integritas dan nilai -etika;
8-
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;
dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Pasal 5
a. Penegakan integritas dan nilai etika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a sekurang-kurangnya dilakukan dengan:
b. menyusun dan menerapkan aturan perilaku;
c. memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat
pimpinan Instansi Pemerintah;
d. menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap
kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku;
e. menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau
pengabaian pengendalian intern; dan
f. menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak
etis.
Pasal 18 (Kegiatan Pengendalian)
1. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
2. Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sekurang- kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
- kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi
Pemerintah;
- kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian
risiko; -9-
- kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus
Instansi Pemerintah;
- kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
- prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang
ditetapkan secara tertulis; dan
- kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai