STATEMENT FRAUD) Kecurangan laporan keuangan adalah sebuah kesalahan penyajian yang disengaja atas kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan melalui salah saji yang disengaja atau penghilangan jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Sebagaimana dinyatakan dalam International Standard on Auditing (ISA) 240, Tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan penipuan dalam Audit laporan keuangan adalah “salah saji dalam laporan keuangan dapat timbul dari kesalahan atau penipuan”. Penipuan laporan keuangan biasanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan yaitu kepentingan pribadi dan golongan. Penipuan laporan keuangan biasanya terkait dengan melebih-lebihkan asset, pendapatan dan laba serta meminimalkan kewajiban dna beban. Namun dapat juga dilakukan sebaliknya. Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen operasi. Dengan demikian penipuan laporan keuangan biasanya dilakukan oleh seseorang dalam peran manajerial yang tidak hanya memiliku kemampuan untuk mengubah laporan keuangan, tetapi juga memiliki insentif untuk melakukannya.
2. KERUGIAN AKIBAT KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Penipuan laporan keuangan sering memiliki efek yang menghancurkan pada reputasi organisasi dan posisi keuangan, serta pada orang-orang yang terlibat. Perusahaan yang melakukan tindakan ini dapat merusak kepercayaan investor terhadap kemampuan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan. Harga saham dipasaran pun akan menurun dan berakibat terhadap kontinuitas perusahaan atau organisasi. Selain itu banyak pekerjaan yang hilang karena perusahaan melakukan restrukturisasi untuk mengembalikan profitabilitas. Tindakan kecurangan terhadap laporan keuangan ini akan berdampak terhadap karyawan. Salah satunya menyebabkan hilangnya pekerjaan, dana pensiun dan tabungan yang di investasikan dalam bentuk saham.
Penipuan laporan keuangan biasanya dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan terlihat baik di mata stakeholder nya. Penipuan laporan keuangan terjadi dengan berbagai metode, seperti penilaian dan memanipulasi waktu pencatatan transaksi. Jenis penipuan yang ini sering dianggap sebagai kesalahan dalam penilaian dan estimasi. Beberapa alasan mengapa orang melakukan kecurangan laporan keuangan diantaranya adalah : Untuk peningkatan pembayaran deviden/ distribusi Untuk menutupi keterbatasan menghasilkan kas Untuk memenuhi tujuan dan sasaran perusahaan Untuk meningkatkan harga pembelian pada perusahaan akuisisi Untuk menghindari persepsi pasar negative Untuk mendapatkan tambahan pembiayaan Untuk menunjukkan kepatuhan melalui perjanjian pembiayaan Untuk peningkatan investasii dengan penjualan saham yang bertambah Terkadang alasan dilakukan penipuan dalam laporan keuangan tidak hanya dikarenakan kepentingan atau mengambil keuntungan pribadi, terkadang juga diakibatkan adanya tekanan dari perusahaan atau manajemen dan karena ada kesempatan untuk melakukan kecurangan / penipuan. Tekanan yang dimaksudkan diantaranya adalah sebagai berikut : Menurunnya pendapatan atau pangsa pasar secara mendadak yang dialami oleh perusahaan atau industri Tekanan anggaran yang tidak realistis, terutama untuk hasil jangka pendek. Tekanan keuangan yang dihasilkan dari rencana bonus yang bergantung pada kinerja jangka pendek. Tekanan ataupun kesempatan terjadinya kecurangan atau penipuan laporan keuangan ini dikarenakan kurangnya pengawasan atau ppengendalian internal didalam perusahaan yang dapat menyebabkan timbulnya peluang terjadinya kecurangan laporan keuangan tersebut. peluang tersebut diantaranya sebagai berikut : Tidak adanya dewan direksi atau komite audit Pengawasan yang tidak benar atau sikap lalai lainnya yang dilakukan oleh dewan direksi atau audit komite Lemahnya pengendalian internal perusahaan, termasuk staf audit internal yang tidak efektif dan kurangnya audit eksternal. Transaksi yang tidak biasa atau kompleksp dan kurangnya pemahaman tentang transaksi sehingga dapat mencegah timbulnya kecurangan laporan keuangan Estimasi keuangan yang membutuhkan penilaian subjektif yang signifikan oleh manajemen
4. TREN DALAM KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
ACFE tahun 2016 Report to Nations on Occupational Fraud and Abuse, menyatakan bahwa kecurangan laporan keuangan terdiri kurang dari 10 persen dari penipuan yang dilaporkan dalam penelitian, dengan kerugian rata-rata $ 975.000. Namun, penting diketahui bahwa kerugian akibat dari kecurangan laporan keuangan sering mengukur kapitalisasi pasar yang hilang atau kehilangan nilai pemegang saham daripada kerugian langsung dari aset keuangan. Hilangnya nilai / kepercayaan dari pemegang saham yang dihasilkan dari penipuan laporan keuangan dapat mengakibatkan kehancuran perusahaan. Ini juga dapat memiliki dampak yang luar biasa pada pemegang saham organisasi.
5. SKEMA KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Penipuan didalam laporan keuangan : a. Asset atau pendapatan yang dibesar-besarkan b. Menurunnya kewajiban dan pengeluaran Asset atau pendapatan yang terlalu tinggi mencerminkan bahwa perusahaan secara keuangan lebih kuat, dengan cara memasukkan aset fiktif atau pendapatan palsu. Namun dalam beberapa kasus kecurangan laporan keuangan mengambil bentuk : a. Aset dan pendapatan tidak terlalu besar b. Kewajiban dan biaya tidak terlalu besar
Ada 5 klasifikasi skema laporan keuangan :
A. Pendapatan fiktif Pendapatan fiktif atau palsu merupakan tindakan pencatatan penjualan atau jasa yang tidak terjadi. Penjualan fiktif sering kali menggunakan pelanggan paslu, atau terkadang juga menggunakan pelanggan yang sah. Misalnya faktur fiktif untuk barang yang tidak dikirim kepada pelanggan yang sah, kemudian pada akhir periode penjualan akan dibatalkan yang akan membantu menyembunyikan penipuan. B. Perbedaan waktu Pencatatan pendapatan atau pengeluaran dalam periode yang tidak tepat. Ini dilakukan untuk menggeser pendapatan atau pengeluaran antara periode satu dengan periode berikutnya. Pendapatan diakui sebelum transaksi selesai Secara umum, pendapatan harus diakui dalam catatan akuntansi ketika penjualan selesai, yaitu ketika barang diteruskan dari penjual ke pembeli. Berdasarkan IFRS pendapatan umumnya diakui atau dicatata ketika itu pendapatan tersebut diperoleh. Menurut akuntansi akrual pendapatan tidak boleh diakui untuk pekerjaan yang harus dilakukan dalam periode akuntansi berikutnya, meskipun pekerjaan tersebut saat ini sedang dalam kontra. Artinya pendapatan harus diakui pada periode dimana pekerjaan dilakukan. Penjualan dengan ketentuan Penjualan dengan ketentuan adalah perjualan yang memiliki persyaratan yang belum selesai dan memiliki hak dan risiko kepemilikan yang belum diserahkan kepada pembeli. Kontrak jangka panjang Berbagai kiriman Channel Stuffing Mencatat biaya dalam periode yang salah C. Penilaian asset yang tidak tepat Salah satu cara melakukan penipuan laporan keuangan adalah dengan memanipulasi penilaian asset perusahaan. Penilaian asset tidak tepat biasanya mengambil bentuk salah satu dari klasifikasi ini : Inventarisasi penilaian Piutang usaha Kombinasi bisnis Aktiva tetap
D. Kewajiban dan pengeluaran tersembunyi
Memahami kewajiban dan ppengeluaran adalah salah satu cara memanipulasi laporan keuangan, yang membuat perusahaan tampak lebih menguntungkan dari pada yang sebenarnya. Ada tiga metode umum untuk menyembunyikan kewajiban dan pengeluaran : Pengabaian kewajiban atau biaya Biaya kapitalisasi yang tidak tepat Kegagalan pengungkapan biaya garansi dan kewajiban pengembalian produk E. Pengungkapan yang tidak benar Catatan laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi penting secara tepat serta memuat analisis manajemen. Selain itu informasi yang diungkapkan tidak boleh menyesatkan. Pengungkapan yang tidak tepat yang mengakibatkan kecurangan laporan keuangan biasanya melibatkan hal-hal berikut : o Pengabaian kewajiban o Peristiwa selanjutnya o Manjemen fraud o Transaksi pihak terkait o Perubahan akuntansi o Opsi saham Backdating 6. RED FLAGS KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN SECARA UMUM Komunikasi tidak efektif Arus kas negatif yang berulang kali terjadi dari arus kas operasi Pertumbuhan yang cepat atau profitabilitas yang tidak biasa Transaksi pihak terkait tidak dalam kegiatan bisnis biasa Dominasi manajemen Pembatasan formal atau informal pada auditor
1. Analisis vertical Yaitu teknik untuk menganalisis hubungan antara item pada laporan laba rugi, neraca atau laporan arus kas dengan mengekspresikan komponen sebagai persentase dari nilai dasar yang ditentukan. 2. Analisis horizontal Yaitu teknik untuk menganalisis perubahan persentase dalam item baris laporan keuangan individu dari satu period eke periode berikutnya. 3. Analisis rasio, yang terdiri dari: - Current Ratio, yaitu menilai asset lancer terhadap kewajiban lancer - Quick Ratio, yaitu perbandingan asset yang paling lancer dengan kewajiban lancer - Account receivable turnover, yaitu perputaran penjualan terhadap piutang perusahaan - Collection ratio, yaitu rasio terhadap penagihan piutang tak tertagih - inventory turnover, yaitu mengukur julah persediaan yang terjual selama periode - Average number of days is in stock, yaitu nilai rata-rata persediaan harian dalam stock - Debt to equity ratio, yaitu membagi total kewajiban dengan total ekuitas - Profit margin, yaitu mengungkapkan keuntungan yang diperoleh - Asset turnover, yaitu menentukan efisiensi dalam menggunakan asset selama periode pelaporan 8. PIHAK-PIHAK DALAM PENCEGAHAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen dan direksi Auditor internal Auditor eksternal