Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan

perekonomian Indonesia, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna,

baik untuk pangan maupun pakan. Beberapa tahun terakhir proporsi penggunaan

jagung oleh industri pakan telah mencapai 50 % dari total kebutuhan nasional.

Penggunaan jagung untuk pakan diperkirakan terus meningkat untuk 20 tahun ke

depan bahkan setelah tahun 2020 lebih dari 60 persen dari total kebutuhan

nasional (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005).

Perkembangan produktivitas jagung nasional dalam kurun waktu 1980-

2000 menunjukkan trend yang semakin menurun, walaupun tingkat

produktivitasnya masih meningkat. Hal ini merupakan gambaran semakin

terbatasnya perkembangan dan aplikasi teknologi pertanian, baik karena potential-

trend yang semakin terbatas maupun karena kurangnya perhatian dan dukungan

bagi perkembangan produktivitas tersebut. Disebutkan bahwa indikasi adanya

penurunan produktivitas jagung nasional lebih ditegaskan dengan kondisi yang

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan produktivitas lahan dan tenaga kerja

pertanian dalam 30 tahun (1967-2001). 3 Luasan penguasaan lahan yang semakin

terbatas dan jumlah tenaga kerja yang semakin banyak (relatif terhadap lahan

yang tersedia) menyebabkan rendahnya produktivitas serta terbatasnya alternatif

solusi yang bisa ditawarkan (Krisnamurthi, 2010).

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.

Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
2

tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir

umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau

liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi banyaknya

curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya

evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),

tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau

kandungan garam-garam dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah

(Hanafiah, 2012).

Hubungan air dan tanaman, pertumbuhan tanaman sangat bergantug pada

interaksi antara sel dan lingkungannya. Hilangnya air melalui tanaman, maka

kandungan air dalam tanah akan berkurang. Begitupun dengan tanaman, melalui

proses transpirasi akan mengurangi kandungan air dalam jaringan tanaman. Agar

tanaman terhindar dari kekeringan maka suplai air dalam tanah harus dapat

mencukupi untuk menunjang kebutuhan (Hariyati, 2004).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tanaman

pada perlakuan tanah dan air yang berbeda.


TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Klasifikasi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan

siklus hidupnya selama 80-150 hari. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat

tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Division : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. (Iriany et al., 2007)

Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

a. Akar

Akar tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan akar serabut. Sistem

perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar udara.

Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah dengan

sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar 7 dari

buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji
4

berkecambah. pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah bawah,

berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar (Syukur, 2014).

b. Batang

Batang tanaman jagung bulat silindris dan beruas-ruas, dan pada bagian

pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Rata-rata

tinggi tanaman jagung antara satu sampai tiga meter dia atas permukaan tanah

sedangkan daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis dan jumlah daunnya

sekitar 8–48 helai tiap batangnya, tergantung pada jenis atau varietas yang

ditanam. Panjang daun 30 cm–45 cm dan lebarnya antara 5 cm–15 cm (Syukur,

2014).

Daun

Jumlah daun jagung bervariasi antar 8 helai sampai dengan 15 helai.

Berwarna hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas

kelopak daun. lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita

dengan ujung meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan

melindungi buah. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun

relatif lebih banyak dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh didaerah

beriklim sedang (Syukur, 2014).


5

Bunga

Setiap tanaman jagung biasanya terdapat bunga jantan dan bunga betina

yang letaknya terpisah. Bung jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman,

sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga jantan yang terdapat

di ujung tanaman masak lebih dahulu dari pada bunga betina. Persarian yang

terbaik terjadi pada pagi hari, jumlah serbuk sari yang ada diperkirakan sekitar

dua sampai lima juta per tanaman. Pada waktu itu terjadi proses penempelan

serbuk sari pada rambut. Serbuk sari terbentuk selama 7–15 hari. Persarian jagung

umumnya dibantu oleh angin (Syukur, 2014).

Buah

Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji

jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi,

tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang

melitit secara lurus atau berkelok-kelok pada tongkol dan berjumlah antara 8-20

baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan

embrio (Syafruddin & Fadhly, 2004).

Biji

Biji jagung terletak dan berkembang pada tongkol jagung. Letak biji

jagung dibagi menjadi 3 tempat, yaitu: 20% bagian pangkal, 60% bagian tengah
6

dan 20% bagian ujung tongkol. Pada umumnya biji yang digunakan sebagai

bijihanya bagian tengahnya saja, yaitu sekitar 60%, dan yang bagian pangkal serta

ujung masing-masing 20% dijadikan sebagai bahan konsumsi (Syukur, 2014).

Syarat Tumbuh

Syarat Tumbuh tanaman jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah

maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34

°C. pH tanah antara 5,6-7,5 dengan ketinggian antara 1000-1800 m dpl.

Ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Tanaman jagung membutuhkan air

sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus

memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah

hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Perlu dilakukan pengamatan curah hujan

dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat

ditentukan dengan baik dan tepat (Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluh

Pertanian, 2009).

Tanah

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan

baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama

nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena

pada umumnya tanah miskin hara dan rendah bahan organiknya, maka

penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun pupuk


7

kandang) sangat diperlukan (Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluh Pertanian,

2009).

Kelembapan

Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah.

Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakkan. Kekurangan air dapat mengganggu proses fotosintesis atau

penyusunan makanan yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi dari

tanaman jagung tersebut (Rochani, 2007).

Derajat Keasaman Tanah

Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsur

kimia dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung

basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya bersifat asam. Sebaliknya

tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih bersifat basa.

Untuk tanaman jagung sebenarnya toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi

pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan kemampuan hidup maksimal pada

derajat keasaman antara 5,5 sampai 7. Tingkat keasaman tanah yang paling baik

untuk tanaman jagung adalah pada pH 6,8 (Rochani, 2007).

Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman

Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyedikan

berbagai macam kebutuhannya. Tanah berperan penopang tegaknya tumbuhan,


8

disamping menyuplai seluruh nutrisi yang dibutuhkan. Air merupakan salah satu

komponen tanah sebagai pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah. Keberadaan

air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk, meliputi air gravitasi, air kimia,

air hidroskopis dan air kapiler. Air kapiler dan air hidroskpis dapat dimanfaatkan

akar tumbuhan, sedangkan yang lain tidak. Kesediaan air dalam tanah sangat

dipengaruhi oleh strukrur dan tektur tanah itu sendiri. Tanah bertektur pasir, debu

dan liat memiliki daya ikat air yang berbeda (Mudakir, 2006).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas

lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga

bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang

dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik

layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan

pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik

layunya telah ditunjukkan dengan baik (Mudakir,2006).

Tekstur tanah berkaitan erat dengan ukuran partikel primer penyusun

tanah. Tanah dengan tekstur tertentu memiliki sebaran ukuran partikel yang khas.

Ukuran yang beraneka tersebut dinamakan menurut dua system. Dapat dikatakan

semua tanah merupakan campuran antara pasir, debu, dan tanah liat. Tanah yang

mengandung 10-25% tanah liat, dan sisanya terdiri atas pasir yang sama, disebut

lempung. Struktur tanah sama pentingnya dengan tekstur tanah. Struktur tanah

merupakan susunan partikel atau agregat tanah sekunder. Jika agregasi tidak

terjadi, sebagian besar tanah tidak akan berpori cukup besar untuk memungkinkan

aliran air atau diterobosi akar secara baik. Struktur tanah dapat berubah melalui
9

pemadatan, yang dapat menjadi masalah yang serius pada tanah pertanian yang

menggunakan mesin berat. Tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang

tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah

bertekstur sedang) mampu menahan air paling banyak, tapi bila strukturnya buruk,

ruang diantara partikelnya menjadi kurang. Tumbuhan memerlukan oksigen untuk

mendukung respirasi akarnya, maka tanah seperti itu tidak baik bagi pertumbuhan

tumbuhan. Penerobosan akar mungkin akan terhambat di tanah liat (Nurhidayati,

2006).

Tanah Pasir Dan Kandungan Bahan Organik

Tanah pasir yang didominasi oleh mineral-mineral primer terutama kuarsa

(SiO2) tahan terhadap pelapukan dan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara

sehingga tidak mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Kemampuan

menahan air rendah pada tanah pasir juga menjadikan banyak unsur hara terlarut

hilang lewat pencucian (leaching). Mineral-mineral lambat tersedia misalnya Ca-

P atau Mg-P dapat menyediakan unsur hara fosfor apabila unsur Plepas dari ikatan

mineralnya. Mikorhiza dapat membebaskan unsur fosfor dari ikatan tidak tersedia

sehingga menjadi tersedia bagi tanaman dengan enzim fosfatase yang

dihasilkannya (Saptiningsih, 2007).

Terdapat banyak bakteri bacillus yang dapat melarutkan senyawa fosfat

dan kalium di dalam tanah. Produktivitas lahan pasir yang rendah disebabkan oleh

factor pembatas yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah,

infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah
10

danefisiensi penggunaan air rendah (Bambang Kertonegoro, 2001). Hasil

penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa potensi kesuburan fisik

lahanpasir pantai Selatan Yogyakarta cukup rendah, kadar air (0,32 %), fraksi

pasir (93%), fraksi debu (6,10 %), fraksi liat (0,54 %), bobot isi (2,97 g/cm3),

bobot volume (1,93 g/cm3), porositas tanah total (35,07 %). Potensi kimianya

juga rendah, hal tersebut ditunjukan dari hasil pengukuran kadar C-organik (0,29

%) dan N-total (0,043 %), P-tersedia (4,84 ppm), K-tersedia (2,23 ppm), N-

tersedia (0,020 %) dan pH (7,01) (Partoyo, 2005).

Tanah pasir selain miskin akan hara fosfor juga miskin hara N. Nitrogen

yang tersedia dalam tanah dalam bentuk NO3- dan NH4+ seringkali hilang terlarut

karena tidak terikat pada struktur tanah. Kondisi seperti ini dapat dapat

diperbaikilewat mekanisme pengikatan nitrogen udara dalamtanah atau dalam pori

makro tanah pasir (Saptiningsih, 2007).

Tanah Liat Dan Kandungan Bahan Organik

Tanah liat adalah campuran partikel-partikel pasir dan debu dengan

bagian-bagian tanah liat yang mempunyai sifat-sifat karakteristik yang berlainan

dalam ukuran yang kira-kira sama. Salah satu ciri partikel-partikel tanah liat yaitu

mempunyai muatan ion positif yang dapat dipertukarkan. Material tanah liat

mempunyai daya serap yang baik terhadap perubahan kadar kelembapan karena

tanah liat mempunyai luas permukaan yang sangat besar. Sifat-sifat yang dimiliki

tanah liat atau lempung. Ukuran butir halus kurang dari 0,002 mm, permeabilitas
11

rendah, bersifat sangat kohesif, kadar kembang susut yang tinggi, proses

konsolidasi lambat (Hardiyatmo, 2010).

Tanah pasir merupakan jenis tanah dengan kandungan bahan organik yang

rendah, sedangkan tanah liat mempunyai kandungan bahan organik yang relatif

lebih tinggi. Bahan organik dalam tanah berperan penting dalam menentukan

tingkat kesuburan tanah. Salah satu fungsi penting dari bahan organik tanah

disamping untuk penyediaan nutrisi bagi tumbuhan adalah kemampuannya dalam

meningkatkan agregat tanah melalui pengikatan antar partikel tanah (Bot dan

Benites, 2005).

Tanah Padang Rumput Dan Kandungan Bahan Organik

Tanah mollisol yang termasuk ordo mollisol merupakan tanah dengan

tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan

organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik,

sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang

berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah

Chernozem, Brunizem, Rendzina dan lain-lain ciri utama dari tanah Mollisol yaitu

mempunyai lapisan permukaan yang berwarna gelap dan mengandung bahan

organiK yang tinggi. Tanah jenis Mollisols memiliki kandungan kation basa yang

tinggi, sehingga tanah jenis ini tergolong sangat subur (Sugiharyanto, 2009).
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Tanah liat

2. Tanah padang rumput

3. Pasir

4. Benih jagung

5. Air

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Gelas air mineral 9 buah

2. Paku 1 buah

3. Permanent marker (spidol permanen)

4. Cangkul

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Maret 2018 jam

08.00 – 09.15 WITA di Halaman Rumah Kaca Budidaya Pertanian Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.


13

Prosedur Kerja

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Melubangi gelas air mineral dengan paku sebanyak 5 buah lubang di dasar

gelas.

2. Masukkan 3 jenis media tanam dengan 3 ulangan (9 satuan percobaan).

3. Masukkan 2 benih jagung ke dalam masing-masing media.

4. 3 perlakuan media disiram 1 kali sehari, 3 perlakuan disiram 3 kali sehari, 3

perlakuan terakhir disiram seminggu sekali (siram dengan volume air sama

dan waktu yang sama).

5. Beri tanda dengan permanent marker.

6. Amati pertumbuhan dengan parameter tinggi tanaman, jumlah daun selama 12

hari. Hari penanaman dihitung hari pertama.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan Jagung


Hari Tanah Padang
Tanah Pasir Tanah Liat
Rumput
Penyira Pengambil
man an Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
Data (cm) daun (cm) daun (cm) daun

Hari ke-3 3,3 1 2,9 1 1,8 1

Hari ke-6 6,7 2 5,9 2 3,6 1


1X
sehari
Hari ke-9 17 3 17 3 9,5 2

Hari ke-12 18,4 3 20 3 9,8 2

Hari ke-3 3,5 1 - - - -

Hari ke-6 7,1 2 - - - -


3X
sehari
Hari ke-9 19 3 11,5 3 4,5 2

Hari ke-12 21,8 3 18 3 7 2

Hari ke-3 2,9 1 2,2 1 1,8 1

Hari ke-6 5,9 2 4,5 2 3,6 1


1 X saja
Hari ke-9 8,5 2 17 3 4 2

Hari ke-12 19 3 18 3 6 3
15

Pembahasan

Dari hasil diatas, diketahui bahwa pertumbuhan tanaman jagung dengan

media tanam dan perlakuan air yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda

pula. Pertumbuhan jagung yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun

yang tumbuh yang dilakukan setiap 3 hari sekali.

Benih jagung yang ditanam pada tanah pasir cenderung lebih cepat

tumbuh saat diberi perlakuan penyiraman 3 x sehari. Demikian pula halnya bibit

jagung dengan media tanam tanah padang rumput yang cenderung lebih cepat

tumbuh saat diberi perlakuan penyiraman 3 x sehari. Berbeda dengan bibit jagung

dengan media tanam tanah pasir dan tanah padang rumput, bibit jagung yang

ditanam di tanah liat cenderung lebih cepat tumbuh saat diberi perlakuan

penyiraman 1 x sehari.

Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman, namun hal

tersebut tidak terjadi pada pengamatan yang dilakukan. Tanaman yang diberi

perlakuan penyiraman 1 kali saja dapat tumbuh dengan baik, bahkan lebih baik

dari pada perlakuan penyiraman 3 kali sehari pada tanah liat dan padang rumput.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya fasilitas tempat yang memadai, sehingga

saat hujan turun tanaman jagung yang diberi perlakuan penyiraman 1 kali saja

terkena air hujan, yang menjadikan hasil dari pengamatan ini tidak begitu akurat.

Setiap hari tanaman jagung mengalami pertumbuhan, termasuk

didalamnya ialah pertumbuhan tinggi dan bertambahnya jumlah daun yang


16

tumbuh. Namun beberapa daun ada yang tampak menguning dan terserang hama,

sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung menjadi tidak optimal.

Pengamatan dilakukan ditempat teduh tetapi karena posisi tanaman paling

ujung sehingga panas matahari terlalu maksimal terhadap tanaman jagung

menyebabkan kelembapan menjadi tinggi. Semua proses fisiologi di dalam

jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air yang berperan penting dalam

proses tersebut. Selama pertumbuhan tanaman air memiliki peranan penting di

antaranya berperan sebagai pelarut bahan-bahan organik, bahan utama proses

fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan

dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat pada praktikum ini adalah :

1. Pertumbuhan tanaman jagung dengan perlakuan tanah dan air yang berbeda

menghasilkan hasil yang berbeda pula.

2. Setiap tanaman jagung mengalami pertumbuhan, termasuk didalamnya ialah

pertumbuhan tinggi tanaman dan bertambahnya jumlah daun yang tumbuh.

3. Kurangnya air dan adanya serangan hama dapat mengakibatkan pertumbuhan

tanaman menjadi tidak optimal.

4. Pada perlakuan penyiraman 1 kali sehari yang paling baik pertumbuhan tinggi

dan jumlah daunnya pada tanah padang rumput.

5. Pada perlakuan penyiraman 3 kali sehari yang paling baik pertumbuhan tinggi

dan jumlah daunnya pada tanah pasir.

6. Pada perlakuan penyiraman 1 kali saja yang paling baik pertumbuhan tinggi

dan jumlah daunnya pada tanah pasir.

Saran

Sebaiknya pengamatan dilakukan ditempat yang teduh agar hasil yang

didapat setelah pengamatan menjadi lebih akurat. Asisten dosen sebaiknya juga

dapat menjelaskan dengan lebih baik lagi agar praktikan dapat dengan mudah

memahami apa yang dijelaskan oleh asisten dosen.

Anda mungkin juga menyukai