PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia dikaruniai
akal, pikiran, cipta, rasa dan karsa. Dari berbagai kelebihan yang dimiliki manusia inilah, maka
manusia menjadi raja di muka bumi ini. Alam ini diciptakan untuk manusia, maka segala sesuatu
yang ada disekitar manusia menjadi obyek kajian manusia mulai dari lingkungan alam, hewan
dan sebagainnya.
Keberadaan manusia di muka bumi adalah suatu yang menarik. Selain manusia selalu menjadi
pokok permasalahan, ia juga dapat melihat bahwa segala peristiwa dan masalah apapun yang
terjadi di bumi ini pada akhirnya berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, menurut
Nawawi (Jalaluddin & Idi, 2010, pp. 131-132)dalam usaha mempelajari hakikat manusia
diperlukan pemikiran yang filosofis karena setiap manusia akan selalu berpikir tentang dirinya
sendiri. Pemikiran filosofis dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil
pemikiran yang sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar. Jawaban seperti itu juga
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan
manusia, termasuk apa hakikat manusia dan bagaimana kedudukannya dalam realitas dirinya,
alam semesta dan hubungan dengan penciptanya beserta semua aspek yang berhubungan dengan
upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan
dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan yang baik dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat
dicapai seperti yang dicita-citakan.
Alexis Carrel (Muhmidayeli, 2011, hal. 43) menyebutkan bahwa sebenarnya manusia telah
mencurahkan perhatian besar untuk mengetahui tentang dirinya, namun manusia itu hanya
mampu mengetahui sekelumit saja dari dirinya. Kendati pun telah banyak temuan-temuan dan
hasil penelitian dari para filsuf, ilmuwan, sastrawan, bahkan para ahli di bidang keruhanian,
namun mereka belum berhasil mengetahui manusia secara utuh, sehingga persoalan-persoalan
yang mereka ajukan sampai saat ini pun masih tetap tanpa jawaban yang pasti.Hal itu didasarkan
pada pemikiran bahwa selain sebagai subjek pendidikan manusia juga merupakan objek
pendidikan itu sendiri (Jalaluddin & Idi, 2010, p. 132).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Manusia merupakan sebuah subjek dan objek dalam setiap pemikiran filosofis. Sudah
berabad-abad lamanya manusia berusaha memecahkan masalah yang senantiasa hadir
menyelimuti dirinya dan berusaha mengungkap kebenaran-kebenaran tentang dirinya. Hakikat
adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengankata lain dapat dirumuskan, hakikat
adalah unsur utama yang mewujudkan sesuatu. Hakikat mengacu kepada faktor utama yang
lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu kemestian. Hakekat
selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu
tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan karena hakekat merupakan faktor
utama yang wajib ada, maka esensinya itu tidak dapat dipungkiri atau dinafikan.
Keberadaannya (eksistensinya) itu di setiap tempat dan waktu tidak berubah. Dengan kata lain
hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada. Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak
ada hakikat.
Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk sosial.Dalam
kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai
sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan
sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan
kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat
dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban.
Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi
melalui suatu proses pendidikan (disiplin).
Jalaluddin, & Idi, A. (2010). Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jogjakarta:
Ar Ruzz Media.
Wahyudin, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas terbuka
Khobir, Abdul. 2010. Hakikat Manusia dan Implikasinya Dalam Proses Pendidikan. Vol 8(1) :
1-7