Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH
Kelompok 7
PRODI D3 KEPERAWATAN
Mengetahui
penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keperawatan Gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000)
keperawatan Gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada
lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan ststus fungsional,
perencanaan, implementasi, serta evaluasi.
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang bisa
dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan
menopouse. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh
dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan
ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih
mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lansia sangat tergantung belas
kasiahan.
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda deng
an orangdewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan ji
ka asupan gizitidak dijagaDi Indonesia, prevalensi penyakit degeneratif sangat ren
tan terkena pada lansia.Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan menin
gkat sebanyak 7,2% dariestimasi tahun 2010. Data tahun 20072010 menunjukkan
bahwa sebanyak 81,5% penderita hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka men
derita hipertensi, 74,9%menerima pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan
darahnya terkontrol (tekanandarah sistolik). Sekitar 69% pasien serangan jantung
, 77% pasien stroke, dan 74% pasiencongestive heart failure (CHF) menderita hip
ertensi dengan tekanan darah >140/90mmHg. Hipertensi menyebabkan kematian
pada 45% penderita penyakit jantung dan 51%kematian pada penderita penyakit s
troke pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan
dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI,
2001) .Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di angkat adalah bagaimana asuhan keperawatan
Gerontik Pada Ny.F Dengan Hipertensi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit
hipertensi.
2.2.2 Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain.
c. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita
hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi
sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan
pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac
output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a) Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi
atautransport Na.
b) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanan darah meningkat.
c) Stress Lingkungan.
d) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang
tua serta pelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Faktor keturunan. Dari data statistik terbukti bahwa
seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri perseorangan
yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), Jenis
kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ), Ras (
ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
b) Kebiasaan hidup. Kebiasaan hidup yang sering
menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : Konsumsi
garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), Kegemukan
atau makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol,
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis
tubular akut, Tumor
2. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis,
Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis
3. Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme
4. Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
5. Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
2.2.3 Patofisiologi
2.2.7 Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
p
x
Keterangan :
Simbol Keterangan
Laki-laki meninggal
Perempuan meninggal
Laki-laki
Perempuan
Garis Keturunan
Tinggal Serumah
Keluhan Utama :
Pasien mengeluh pusing
Provokative/Paliative : Ny.F mengatakan sering pusing, hal ini terjadi jika
Ny.F kelelahan dan kecapekan
Quality / Quantity : Pusing yang dirasakan seperti ditusuk tusuk hingga
membuat mata seperti berkunang kunang
Region : Terasa di tengkuk
Severity Scale : Skala nyeri/pusing 4
Timming : Pusingnya hilang timbul, kadang muncul setelah
melakukan aktifitas yang berat seperti memasak, dengan durasi kurang lebih 5
menit, dan berkurang ketika dibuat untuk beristirahat/ tidur
Obat-Obatan :
Alergi : Dingin
Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada alergi makanan
Faktor Lingkungan: Lebih suka makanan yang bersantan, dan lauk kemair
(blendrang) jarang makan sayuran.
Penyakit Yang Diderita :
Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia
Lain -lain : Ya Sebutkan : Riwayat Stroke dan batuk
3.9. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
3.9.1. Indeks Katz :A/B/C/D/E/F/G
Klien mempunyai indeks kemandirian pada aktivitas sehari-hari dengan skore A
yaitu mampu dan mandiri dalam melakukan makan, BAB dan BAK, mandi,
berpakaian mencuci pakaian dan pindah dari satu tempat ke tempat lain.
a. Oksigenasi :
Klien bernapas dengan bebas, tidak membutuhkan bantuan alat pernapasan.
b. Cairan &Elektrolit :
Klien minum air putih secukupnya dan tidak ditemukan keluhan kekurangan
cairan dan elektrolit.
c. Nutrisi :
Klien makan tiga kali sehari dengan menu yang dimasaknya setiap hari. Klien
mengatakan masih suka mengonsumsi santan dalam masakannya.
d. Eliminasi :
BAB 1x sehari, BAK sering khususnya malam hari 3-4 kali, masih bisa
menahan / mengontrol kencing.
e. Aktivitas :
Klien masih bisa melakukan aktifitas dengan normal setiap harinya, misalnya
menyapu rumahnya, memasak untuk suaminya, hingga mandi sendiri
f. Istirahat & Tidur :
Kurang, klien mengatakan kadang terbangun di malam hari (sulit tidur) jika ia
pusing, tidur pukul 22.00 – 03.30 wib sedangkan pada siang hari klien tidak
dapat tidur siang.
g. Personal Hygiene :
Klien masih mampu mandi 2-3 kali sehari, mencuci pakaian, merapikan
tempat tidur sendiri
h. Seksual :
Klien merasa sudah tua tidak memikirkan kebutuhan seksual.
i. Rekreasi :
Jarang rekreasi karena klien merasa sudah tua, tapi terkadang anaknya
mengajak klien mengunjungi rumah saudaranya dalam rangka mempererat
silaturahmi.
j. Psikologis : Sedikit terganggu
a) Persepsi Klien :Sesuai dengan kondisi dirinya dan menerima keadaan
semakin tua tak mampu bekerja seperti saat muda dulu
b) Konsep diri :Klien merasa memiliki usia paling tua di keluarganya.
c) Emosi :Tidak stabil dan mudah tersinggung. Hal itu
disebabkan oleh kondisi fisik dan perubahan hormon (post-menopause)
d) Adaptasi :Klien mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Klien senang berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.
e) Mekanisme Pertahanan Diri : Apabila mengeluh sakit segera minta bantuan
pada naknya untuk mengantar berobat ke puskesmas.
5 5
6. Ekstremitas Atas & Bawah :
5 5
Pertanyaan :
Total nilai 30 29
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasil Mini-Mental State Exam (MMSE) didapatkan total nilai 29 yang
berarti Ny.F tidak ada gangguan kognitif
Penilaian:
Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Penilaian
0 – 4 Depresi tidak ada atau minimal.
5 – 7 Depresi ringan
8 – 15 Depresi sedang.
16 + Depresi berat.
Dari Beck AT, Beck RW : Screening depresed patients in family practice
(1972)
Skor akhir = 3
Kesimpulan : Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 3 sehingga
disimpulkan Ny. F tidak depresi atau minimal
3.11.4. APGAR KELUARGA
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
(2)
(1) (0)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga ( teman-teman ) saya √
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya membicarakan √
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya.
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-
teman ) saya menerima & √
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya
√
mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya, seperti
marah, sedih atau mencintai.
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman
√
saya dan saya menyediakan waktu
bersama- sama mengekspresikan
afek dan berespon
JUMLAH 8
Penilaian :
Nilai 7 - 10 mengidentikasikan keluarga memiliki fungsi yang baik.
Nilai 4-6 menunjukkan keluarga tersebut mengalami disfungsi tingkat
menengah.
Nilai 0-3 menunjukkan keluarga tersebut mengalami disfungsi tingkat tinggi
Hasil : Setelah dilakukan penilaian dengan pertanyaan APGAR keluarga,
dapat disimpulkan bahwa keluarga Ny.F mendapat nilai 8 dan termasuk
keluarga yang memiliki fungsi yang baik.
Do:
1. Klien tampak gemetar saat memegang gelas
berisi susu yang mau dipindahkan ke kamar.
2. Hasil postural hypotensi lebih dari 20 mmHg
pada tekanan diastolik.
3. Pada saat diminta berdiri dan mengangkat
satu kaki klien hanya melakukan sebentar dan
kembali duduk.
B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
3. Risiko jatuh berhubungan dengan pusing kepala
Diagnos Hari,
No Jam Implementasi Evaluasi Ttd
a tanggal
1 Nyeri Minggu, 09.30 1. Mengkaji nyeri klien S:
kronis 07 Juli 2. Melatih relaksasi P: klien mengatakan
berhubun 2019 napas dalam masih nyeri
gan 3. Mengukur TTV Q: nyeri seperti ditusuk-
dengan tusuk
proses R: nyeri di tengkuk
penyakit S: skala 4
T: hilang timbul
O: TD: 150/100mmHg,
Nadi: 80x/menit, ,
RR: 22x/menit.
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Evaluasi senam
ergonomis
Minggu, 16.00 1. Mengkaji nyeri klien S:
07 juli 2. Mengevaluasi P: klien mengatakan
2019 senam ergonomis nyeri mulai berkurang
3. Mengukur TTTV Q: nyeri terasa
mencengkram
R: nyeri di tengkuk
S: skala 3
T: hilang timbul
O: TD: 140/70 mmHg,
Nadi: 84x/menit, ,
RR: 20x/menit.
A: Masalah nyeri kronis
teratasi sebagian
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk
melakukan senam
ergonomis
Minggu, 19.30 1. Mengkaji nyeri klien S:
07 Juli 2. Mengevaluasi P: klien mengatakan
2019 senam ergonomis nyeri sudah
3. Mengukur TTV berkurang
Q: nyeri terasa
mencengkram
R: nyeri di tengkuk
S: skala 2
T: hilang timbul
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk
selalu melakukan
senam ergonomis
2 Ganggua Minggu 10.00 1. Mengukur tekanan S:
n pola 07 Juli darah Klien mengatakan
tidur 2019 2. Mengajarkan klien senang diajarkan senam
berhubun tentang relaksasi relaksasi otot progresif.
gan otot progresif: O:
dengan a. Relaksasi otot Klien nampak
ansietas. mempraktikan relaksasi
tangan
otot progresif sesuai
b. Relaksasi otot muka intruksi meskipun ada
c. Relaksasi otot perut beberapa gerakan yang
d. Relaksasi otot kaki kurang tepat.
TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah keperawatan
insomnia teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk
melakukan relaksasi otot
progresif setiap
sebelum.bangun tidur.
A:
Masalah keperawatan
resiko jatuh teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk
latihan keseimbangan.
Minggu , 20.00 1. Mengevaluasi S:
7 Juli latihan Klien mengatakan belum
2019 keseimbangan. perlu menggunakan alat
bantu untuk berjalan.
O:
Klien masih mampu
berjalan tanpa
menggunakan alat bantu.
A:
Masalah keperawatan
resiko jatuh teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk
latihan keseimbangan.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Menurut Bruner dan Suddarth (2001)
hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan
diastolik sedikitnya 90 mmHg.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi petugas kesehatan
Bagi perawat dalam memiliki tanggung jawab untuk selalu
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya perawat juga harus
memperhatikan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien
khususnya lansia yang mengalami hipertensi untuk menerapkan terapi
relakasi otot progresif untuk dilakukan sehari-hari.
4.2.2 Bagi lansia
Bagi lansia relaksasi otot progresif ini di harapkan dapat menjadi terapi
mandiri untuk lansia saat lansia mengalami
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/45020612/Asuhan-Keperawatan-Pada-Keluarga-Ny-s-
Khususnya-Pada-Ny-s-Dengan-Diabetes-Melitus