Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN GEROTIK

PADA NY. F DENGAN HIPERTENSI

DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KALIDAWIR

KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

Dibuat Guna Melengkapi Tugas Dalam Memenuhi


Syarat Pada Mata Kuliah Keperawatan Gerotik

Disusun Oleh :

DISUSUN OLEH

Kelompok 7

PRODI D3 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Nama Kelompok
1. Trio Wisnu Nugroho 201703071
2. Tristiawati Ananda Putri 201703072
3. Tya Seftiani 201703073
4. Upik Dyan Palupi 201703074
5. Vina Ngismatul Maulana 201703075
6. Wahidah Nur Azizah 201703076
7. Weni Retnowati 201703077
8. Weni Wandansari 201703078
9. Zidni Ilma Nafia 201703080
10. Zuchrufa Qurrota Ayun 201703081
11. Fachrio Desfran Syah Putra 201703082
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Gerontik Dengan Judul : Asuhan Keperawatan Gerotik Pada Ny.F Dengan
Hipertensi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kalidawir Kabupaten
Tulungagung Jawa Timur

Mengetahui

Dosen Pembimbing Ketua Kelompok


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allaj


S.W.T, karena dengan berkahnya dan rahmatnya sehingga penulisan dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Gerotik Pada Ny. F Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kalidawir Kabupaten Tulungagung Jawa Timur” dapat
terselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas wajib
untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan Stikes
Karya Husada kediri.

Pada kesempatan ini, peulis menyampaikan terima kasih kepada

1. Bapak/ibu dosen D3 keperawatan selaku pembimbing.

2. Kepada institusi Stikes Karya Husada Kediri.

3. Serta teman teman seperjuangan program D3 keperawatan


angkatan 2019 dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh


karena itu segala kritik dan saran membangun dari para pembaca sangat diharapkan
oleh penyusun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Kediri, 7 juli 2019

penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keperawatan Gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000)
keperawatan Gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada
lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan ststus fungsional,
perencanaan, implementasi, serta evaluasi.
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang bisa
dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan
menopouse. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh
dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan
ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih
mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lansia sangat tergantung belas
kasiahan.
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda deng
an orangdewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan ji
ka asupan gizitidak dijagaDi Indonesia, prevalensi penyakit degeneratif sangat ren
tan terkena pada lansia.Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan menin
gkat sebanyak 7,2% dariestimasi tahun 2010. Data tahun 20072010 menunjukkan
bahwa sebanyak 81,5% penderita hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka men
derita hipertensi, 74,9%menerima pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan
darahnya terkontrol (tekanandarah sistolik). Sekitar 69% pasien serangan jantung
, 77% pasien stroke, dan 74% pasiencongestive heart failure (CHF) menderita hip
ertensi dengan tekanan darah >140/90mmHg. Hipertensi menyebabkan kematian
pada 45% penderita penyakit jantung dan 51%kematian pada penderita penyakit s
troke pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000)

Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan
dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI,
2001) .Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di angkat adalah bagaimana asuhan keperawatan
Gerontik Pada Ny.F Dengan Hipertensi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit
hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami gangguan rasa nyaman (nyeri).
b. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia
hipertensi yang mengalami insomnia.
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami risiko jatuh
1.4 Manfaat Penulis
1.4.1 Manfaat Teoritis Dapat menjelaskan cara mengatasi penyebab
kekambuhan hipertensi seperti kualitas tidur sehingga dapat digunakan
sebagai kerangka dalam mengembangkan terapi hipertensi non
farmakologi agar tidak meningkaktan nyeri pada lansia.
1.4.2 Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan laporan asuhan keperawatan ini
dapat menjadi tambahan informasi bagi petugas kesehatan khususnya
mengenali nyeri pada lansia terhadap tingkat kekambuhan pada pasien
hipertensi.
1.4.3 Bagi lansia Dapat meningkatkan kualitas tidur sebagai upaya untuk
melakukan kontrol untuk meningkatkan rasa nyaman.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Lansia
2.1.1 Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia)
apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit , namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi,2009).
2.1.2 Batasan Lansia
Departemen kesehatan RI (dalam Mubarak et all, 2006) membagi
lansia sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 tahun >) sebagi senium
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan
umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas”.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 thun,
lanjut usia (elderly) ialah 60-47 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun,
usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, fase keempat (fase senium) ialah
65 hingga tutup usia.
d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age):
> 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getriatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur , yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80
tahun), dan very old (>80 tahun) ( Efendi,2009).
2.2.3 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Menurut Mubarak et all (2006), perubahan yang terjadi pada lansia
meliputi perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi mental, perubahan
psikososial, perubahan kognitif dan perubahan spiritual.
a. Perubahan kondisi fisik meliputi perubahan tingkat sel sampai ke
semua organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal,
gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integumen
1) Keseluruhan
Berkurangnya tinggi badan dan berat badan, bertambahnya fat-to-
lean body mass ratio dan berkurangnya cairan tubuh.
b. Sistem integumen
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang
elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat
dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan
menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan
kaki menjadi tebal dan rapuh, pada wanita usia > 60 tahun rambut wajah
meningkat, rambut menipis atau botak dan warna rambut kelabu, kelenjar
keringat berkurang jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit sebagai proteksi
sudah menurun
2) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun, keterbatasan reflek mengigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak diakibatkan oleh rendahnya
aktifitas otot.
3) Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang,
pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos
tidak begitu terpengaruh.
4) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardic
output, berkurangnya heart rate terhadap respon stres, kehilangan
elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningkat akibatnya
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, serta Tn.Sanjang
dan lekukan, arteria termasuk aorta, intima bertambah tebal, fibrosis
5) Sistem perkemihan
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%, filtrasi glomelurus menurun sampai 50%,
fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mampu mempekatkan
urin, BJ urin menurun, proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat, kapasitas kandung kemih menurun
200 ml karena otot-otot yang melemah, frekuensi berkemih
meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada priaakibatnya
retensi urin meningkat, pembesaran prostat (75% usia diatas 65
tahun), bertambah nya glomeruli yang abnormal, berkurangnya
renal blood flow, berat ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron
menurun, kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal
menurun.
6) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunya aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli
ukurannya melebar dari biasa dan jumlah berkurang, oksigen arteri
menurun menjadi 75 mmHg, berkurangnya maximal oxygen
uptake, berkurangnya reflek batuk.
7) Sistem gastrointestinal
Kehilangangigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa
lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan
lambung menurun, peristaltik melemah sehingga dapat
mengakibatkan konstipasi, kemampuan absorbsi menurun, produksi
saliva menurun, produksi HCI, dan pepsin menurun pada lambung.
8) Rangka tubuh
Osteoartritis,hilangnya bone subtance.
9) Sistem penglihatan
Korne lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan
hilangnya repon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya
ambang pengamatan sinar(daya adaptasi terhadap kegelapn lebih
lambat, suasah melihat cahaya gelap), berkurangnya atau hilangnya
daya akomodasi, menurunnya lapang pandang 9 berkurangnya luas
pandangan, berkurangnya sensitivitas terhadap warna yaitu
menurunnya daya membedakan warna hijau atau biru pad skala dan
depth perception)
10) Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunya pendengaran pada lansia, membran
timpani menjadi atropi menyebabkan otoklerosis, penumpukan
serumen sehingga mengeras karena meningkatnya keratin,
perubahan degeneratif osikel, bertambahnya obstruksi tuba
estachii, berkurangnya persepsi nada tingi.
11) Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20% , berkurangnya sel
kortikol, reaksi menjadi lambat,kurangnya sensitiv terhadap
sentuhan, berkurangnya aktifitas sel T, hantaran neuron motorik
melemah kemuduran fungi saraf otonom.
12) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurunya, berkurangnya
ATCH,TSH, FSH dan LH, menurunnya aktivitas tiroid akibatnya
basal metabolisme menurun, menurunnya produksi aldosteron,
menurunnya sekresi hormon gonands yaitu progesteron, estrogen
dan aldosteron.Bertambahnya insulin, norefrinefrin, parathormon
13) Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie dan
uterus, atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun
adanya penurunan berangsur-angsur dan doronganseks menetap
sampai diatas usia 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik,
penghentian produksi ovum pada saat menepouse.
14) Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan
pembauan , sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu
gula,garam, mentega ,asam, setelah usi 50 tahun.
c. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif
dan psikomotor. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis
, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut,
merasa terancam akan timbulny suatu penyakitatau takut ditelantarkan
karena tidak berguna lagi. Faktor yang mempengaruhi perubhan kondisi
mental yaitu:
1. Perubhan fisik, terutama organ perasa
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. Lingkungan
6. Gangguan syaraf panca indera
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8. Kehilangan hubungn tema dan famili
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri, perubahn konsep diri.
d. Perubahan Psikososial
Pada saat ini orang yag telah menjalani kehidupannya dengan
bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinnya dengan masa
pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk
pensiun dengan menciptakan minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga
masa pensiun memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya.
Tetapi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-
teman yang akrab dan disingkarkan untuk duduk-duduk di rumah .
Perubahan psikosisal yang lain adalah merasakan atau sadr akan kematian ,
kesepian akibat pengasingan diri lingkungan sosial, kehilanggan hubungan
teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketengangan fisik, perubahan
kosep diri dan kematian pasangan hidup.
e. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antarannya adalah:
1) kemunduran umunya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan
menetap bila tidak ada penyakit
f. Perubahan spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan ke agamaanya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut fowler:
univerzalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara
mencintai dan keadilan.

2.2 Konsep dasar Hipertensi


2.2.1 Definisi Hipertensi
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140
mmHg atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini
dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu
yang terpisah (FKUI, 2001).

2.2.2 Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain.
c. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita
hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi
sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan
pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac
output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a) Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi
atautransport Na.
b) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanan darah meningkat.
c) Stress Lingkungan.
d) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang
tua serta pelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Faktor keturunan. Dari data statistik terbukti bahwa
seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri perseorangan
yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), Jenis
kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ), Ras (
ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
b) Kebiasaan hidup. Kebiasaan hidup yang sering
menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : Konsumsi
garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), Kegemukan
atau makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol,
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis
tubular akut, Tumor
2. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis,
Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis
3. Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme
4. Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
5. Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
2.2.3 Patofisiologi

2.2.4 Manifestasi Klinis


a. Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut :
Edward K Chung, 1995 ). Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Menurut
Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual muntah
f) Epistaksis
g) Kesadaran menurun
2.2.5 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
2.2.6 Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin / hematokritUntuk mengkaji hubungan dari sel – sel
terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor
– factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia. BUN : memberikan
informasi tentang perfusi ginjal.
b. Glukosa. Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi )
dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan
hipertensi ).
c. Kalium serum. Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum. Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
e. Kolesterol dan trigliserid serum. Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
f. Pemeriksaan tiroid.
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
g. Kadar aldosteron urin/serum. Untuk mengkaji aldosteronisme primer (
penyebab ).
h. Urinalisa. Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
i. Asam urat. Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi.
j. Steroid urin. Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
k. IVP. Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
l. Foto dada. Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung.
m. CT scan. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
n. EKG. Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.

2.2.7 Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

Tangal Pengkajian :07 JULI 2019

3.1. DATA BIOGRAFI


Nama : Ny. F L / P
Tempat & Tgl Lahir : Tulungagung, 23 April 1958 Gol. Darah : O
Pendidikan Terakhir : SD / SLTP / SLTA / D. I / D. III / D.IV / S.1 / S. 2
Agama : Islam / Protestan / Katolik / Hindu / Budha
Status Perkawinan : Kawin / Belum/Janda/Duda( Cerai : Hidup / Mati )
TB / BB : 156 Cm / 65 Kg
Penampilan : Penampilan secara umum masih terlihat sehat dan
segar
Ciri-Ciri Tubuh : Tubuh gemuk, badan sedikit membungkuk ke depan,
wajah sedikit berkeriput dan terdapat kantung mata, gigi
lengkap tetapi terdapat caries
Alamat : Ds. Joho, Kec. Kalidawir, Kab.Tulungagung.
Telp :-
Yang Dapat Dihubungi : Ny. N L/P
Hubungan dengan Usila : Anak Kandung
Alamat : Ds. Joho, Kec. Kalidawir, Kab.Tulungagung.
Telp : 08515343968
3.2. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

p
x

Keterangan :

Simbol Keterangan

Laki-laki meninggal

Perempuan meninggal

Laki-laki

Perempuan

_____ Ikatan Pernikahan

Garis Keturunan

Tinggal Serumah

3.3. RIWAYAT PEKERJAAN


Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
Alamat Pekerjaan : Di Rumah
Berapa Jarak Dari Rumah : - Km
Alat Tarnsportasi :-
Pekerjaan Sebelumnya : Petani
Berapa Jarak Dari Rumah : - Km
Alat Tarnsportasi :-
Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan : Sawah dan
hewan ternak

3.4. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe Tempat Tinggal : Permanen
Jumlah Kamar : 4 kamar
Kondisi Tempat Tinggal : Bersih, luas, kondisi rumah terawat
beratap genteng, beralaskan keramik
dan nyaman
Jumlah orang yang tinggal di rumah : Laki-laki = 2 orang /
Perempuan = 3 orang
Derajat Privasi : Terbuka
Tetangga Terdekat : Anak-anaknya dan sanak saudara
Alamat/Telepon :-

3.5. RIWAYAT REKREASI


Hobbi / Minat : Memasak dan memberi makan ayam
Keanggotaan Organisasi :Mengikuti kegiatan muslimat, Manaqiban dan yasinan
di desa
Liburan / Perjalanan : Selalu memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan
keluarga besar dan tetangga

3.6. SISTEM PENDUKUNG


Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : dr. Santo
Jarak dari rumah : 5 Km
Rumah Sakit : RSUD dr. Iskak Tulungagung Jaraknya
: 20 Km
Klinik : Klinik Satiti : 10 Km
Pelayanan Kesehatan di rumah : Puskesmas Kalidawir
Makanan yang dihantarkan : Nasi, lauk pauk dan sayur
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu memasak, membantu
membersihkan rumah, mengantar berobat ketika sakit
Lain – lain : Tidak ada

3.7. DISKRIPSI KEKHUSUSAN


Kebiasaan ritual :Pasien beribadah dengan rajin
Yang lainnya :Pasien juga sering ikut kegiatan pengajian disekitar rumahnya
dan kegiatan keagamaan lainnya

3.8. STATUS KESEHATAN


Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Pasien mengalami hipertensi (tekanan darah mencapai 180/120mmhg) hingga
dirawat di klinik terdekat kurang lebih selama 5 hari.

Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :


Pasien pernah di diagnosa gejala Stroke ringan sempat kesulitan/ mengalami
gangguan gerak dan dirawat di RSUD dr Iskak Tulungagung

Keluhan Utama :
Pasien mengeluh pusing
 Provokative/Paliative : Ny.F mengatakan sering pusing, hal ini terjadi jika
Ny.F kelelahan dan kecapekan
 Quality / Quantity : Pusing yang dirasakan seperti ditusuk tusuk hingga
membuat mata seperti berkunang kunang
 Region : Terasa di tengkuk
 Severity Scale : Skala nyeri/pusing 4
 Timming : Pusingnya hilang timbul, kadang muncul setelah
melakukan aktifitas yang berat seperti memasak, dengan durasi kurang lebih 5
menit, dan berkurang ketika dibuat untuk beristirahat/ tidur

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :


Ny.F mengetahui bahwa dirinya memiliki penyakit hipertensi tetapi Ny.K
masih sering melanggar Faktor resiko yang memicu kambuhnya hipertensi yakni
masih mengonsumsi santan. Tindakan yang sudah di lakukan Ny. F untuk
mengurangi pusing dan nyeri karena hipertensinya adalah meminum obat yang di
berikan oleh puskesmas, dan Ny.K mulai rutin berolah raga setiap pagi.

Obat-Obatan :

No. Nama Obat Dosis Keterangan

1 Paracetamol 250 mg 3x1


2 Amlodipine besilate 50 mg 3x1

Status Immunisasi : (catat tanggal terbaru)


Tetanus, Difteri : -
Influensa : 3 bulan yang lalu (tanggal lupa)
Vaksin Meningitis : 2 bulan yang lalu (tanggal lupa)

Alergi : Dingin
Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada alergi makanan
Faktor Lingkungan: Lebih suka makanan yang bersantan, dan lauk kemair
(blendrang) jarang makan sayuran.
Penyakit Yang Diderita :
Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia
Lain -lain : Ya Sebutkan : Riwayat Stroke dan batuk
3.9. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
3.9.1. Indeks Katz :A/B/C/D/E/F/G
Klien mempunyai indeks kemandirian pada aktivitas sehari-hari dengan skore A
yaitu mampu dan mandiri dalam melakukan makan, BAB dan BAK, mandi,
berpakaian mencuci pakaian dan pindah dari satu tempat ke tempat lain.
a. Oksigenasi :
Klien bernapas dengan bebas, tidak membutuhkan bantuan alat pernapasan.
b. Cairan &Elektrolit :
Klien minum air putih secukupnya dan tidak ditemukan keluhan kekurangan
cairan dan elektrolit.
c. Nutrisi :
Klien makan tiga kali sehari dengan menu yang dimasaknya setiap hari. Klien
mengatakan masih suka mengonsumsi santan dalam masakannya.
d. Eliminasi :
BAB 1x sehari, BAK sering khususnya malam hari 3-4 kali, masih bisa
menahan / mengontrol kencing.
e. Aktivitas :
Klien masih bisa melakukan aktifitas dengan normal setiap harinya, misalnya
menyapu rumahnya, memasak untuk suaminya, hingga mandi sendiri
f. Istirahat & Tidur :
Kurang, klien mengatakan kadang terbangun di malam hari (sulit tidur) jika ia
pusing, tidur pukul 22.00 – 03.30 wib sedangkan pada siang hari klien tidak
dapat tidur siang.
g. Personal Hygiene :
Klien masih mampu mandi 2-3 kali sehari, mencuci pakaian, merapikan
tempat tidur sendiri
h. Seksual :
Klien merasa sudah tua tidak memikirkan kebutuhan seksual.
i. Rekreasi :
Jarang rekreasi karena klien merasa sudah tua, tapi terkadang anaknya
mengajak klien mengunjungi rumah saudaranya dalam rangka mempererat
silaturahmi.
j. Psikologis : Sedikit terganggu
a) Persepsi Klien :Sesuai dengan kondisi dirinya dan menerima keadaan
semakin tua tak mampu bekerja seperti saat muda dulu
b) Konsep diri :Klien merasa memiliki usia paling tua di keluarganya.
c) Emosi :Tidak stabil dan mudah tersinggung. Hal itu
disebabkan oleh kondisi fisik dan perubahan hormon (post-menopause)
d) Adaptasi :Klien mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Klien senang berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.
e) Mekanisme Pertahanan Diri : Apabila mengeluh sakit segera minta bantuan
pada naknya untuk mengantar berobat ke puskesmas.

3.10. TINJAUAN SISTEM


Keadaan Umum : Kondisi klien baik, raut wajah keriput, terdapat
kantung mata, tidak menggunakan alat bantu
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma
Skala Koma Glasgow :Verbal = 4 Psikomotor = 5 Mata = 6 (15)
Tanda-Tanda Vital :TD=160/100mmhg N=100x/mnt S=36,5oC
RR=22x/mnt
1. Kepala : Bentuk kepala simetri, tidak ada luka dan lesi,
rambut panjang warna putih, rambut rontok, rambut terlihat bersih, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata, Telinga, Hidung : Mata : Bentuk simetris, tidak ada lesi,
konjungtiva tampak anemis, sklera tidak
ikterik, terdapat rabun dekat, menggunakan
kaca mata jika sedang membaca.
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada luka,
terlihat bersih, tidak ada serumen pendengaran
masih bagus, px tampak memakai aksesoris
anting, tidak ada nyeri tekan.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada luka,
tampak bersih tidak ada sekret pada hidung,
penciuman masih baik.
3. Leher :Bentuk Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada luka atau lesi, klien mengeluh nyeri
pada leher bagian belakang.
4. Dada & Punggung :Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
Punggung : pasien agak membungkuk ke depan.
5. Abdomen & Pinggang :Abdomen : Bentuk normal, tidak ada luka,
tidak ada masa tidak ada nyeri tekan, tidak ada
bekas luka.
Pinggang : bentuk simetris

5 5
6. Ekstremitas Atas & Bawah :
5 5

7. Sistem Immune : Sering terkena batuk pilek


8. Genetalia : Tidak Terkaji
9. Sistem Reproduksi : Sudah Menopouse
10. Sistem Persyarafan : Normal
11. Sistem Pengecapan : Normal
12. Sistem Penciuman : Normal
13. Tactil Respon : Normal
3.11. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
3.11.1 Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia
Tanggal : Minggu, 7 Juli 2019
Nama Paasien : Ny.F
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Suku : Jawa

Pertanyaan :

Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban


√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 7 Juli 2019

√ 2 Hari apa sekarang ? Minggu

√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah

√ 4 Dimana alamat anda ? Kalidawir

√ 5 Berapa umur anda ? Lupa

√ 6 Kapan anda lahir ? Lupa

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Jokowi


Siapa presiden Indonesia
√ 8 Jokowi
sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ? Siti
Kurangi 3 dari 20 dan tetap
√ 10 pengurangan 3 dari setiap Benar
angka baru, secara menurun
Jumlah :
benar : 8
salah : 2
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil
benar 8 dan salah 2 ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.F masih
utuh.

3.11.2 Mini-Mental State Exam (MMSE)


Aspek Nilai Nilai Kriteria
No
Kognitif Maksimal Klien
Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2019 (Benar)
Musim : kemarau (Benar)
1 Orientasi 5 5
Tanggal : 10 (Benar)
Hari : Minggu (Benar)
Bulan : Juli (Benar)
Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
2 Orientasi 5 5 Kabupaten/kota : tulungagung
(Benar)
Panti :-
Wisma:-
Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudia
ditanyakan kepada klien, menjawab :
3 Registrasi 3 3
1. kursi
2. almari
3. tv
1. kurs

Meminta klien memulai dari 100


kemudian kurangi 7 sampai 5
tingkat.
Jawaban :
Perhatian
4 dan 5 5
1. 93
kalkulasi
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
Minta klien untuk mengulangi ketiga
5 Mengingat 3 2 obyek pada poin ke- 2 (tiap poin
nilai 1)
Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
6 Bahasa 9 9 “ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30 29

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasil Mini-Mental State Exam (MMSE) didapatkan total nilai 29 yang
berarti Ny.F tidak ada gangguan kognitif

3.11.3 Inventaris Depresi Beck


PERTANYAAN JAWABAN SKOR
YA/ TIDAK
Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya 0
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau minat Ya 1
atau kesenangan anda?
Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? Tidak 0
Apakah anda merasa sering bosan? Tidak 0
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya 0
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Tidak 0
anda?
Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup anda? Ya 0
Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak 0
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi Ya 1
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Tidak 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya 0
menyenangkan?
Apakah anda merasa berharga? Ya 1
Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 0
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak 0
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada Tidak 0
anda?
Jumlah 3

Penilaian:
Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya

Penilaian
0 – 4 Depresi tidak ada atau minimal.
5 – 7 Depresi ringan
8 – 15 Depresi sedang.
16 + Depresi berat.
Dari Beck AT, Beck RW : Screening depresed patients in family practice
(1972)

Skor akhir = 3
Kesimpulan : Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 3 sehingga
disimpulkan Ny. F tidak depresi atau minimal
3.11.4. APGAR KELUARGA
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
(2)
(1) (0)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga ( teman-teman ) saya √
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya membicarakan √
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya.
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-
teman ) saya menerima & √
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya

mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya, seperti
marah, sedih atau mencintai.
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman

saya dan saya menyediakan waktu
bersama- sama mengekspresikan
afek dan berespon

JUMLAH 8
Penilaian :
Nilai 7 - 10 mengidentikasikan keluarga memiliki fungsi yang baik.
Nilai 4-6 menunjukkan keluarga tersebut mengalami disfungsi tingkat
menengah.
Nilai 0-3 menunjukkan keluarga tersebut mengalami disfungsi tingkat tinggi
Hasil : Setelah dilakukan penilaian dengan pertanyaan APGAR keluarga,
dapat disimpulkan bahwa keluarga Ny.F mendapat nilai 8 dan termasuk
keluarga yang memiliki fungsi yang baik.

3.12. DATA PENUNJANG


3.12.1. Laboratorium : belum ada hasil pemeriksaan laboratorium
3.12.2. Radiologi : belum ada pemeriksaan radiologi
3.12.3. EKG : belum ada pemeriksaan EKG
3.12.4. USG : belum ada pemeriksaan USG
3.12.5. CT – Scan : belum ada pemeriksaan CT-Scan
3.12.6. Obat-Obatan : Paracetamol, Amlodipine besilate
A. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds: Ansietas Gangguan
1. Klien mengatakan memiliki penyakit pola tidur
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Saat ini Ny. F masih mengkonsumsi obat anti
hipertensi secara rutin.
3. Klien mengatakan sering terbangun pada
malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
4. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang,
karena tidak bisa tidur pada saat siang hari.
5. Klien mengatakan mengalami susah tidur,
gelisah, tetapi tidak banyak pikiran.
Do :
1. Klien tampak tidak tidur di waktu siang hari.
2. TD 160/120 mmHg
Ds : Proses Nyeri kronis
1. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin penyakit
dan merasa sakit pada bagian tengkuknya.
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan
terkadang mengganggu aktivitasnya.
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu
banyak melakukan aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk (Q)
5. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
6. Klien mengatakan skala nyeri 4 (S)
7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
Do :
1. Klien tampak memegangi kepala yang sakit
karena pusing.

2 Ds: Resiko jatuh


1. Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar
saat berjalan.
2. Klien mengatakan bahwa jika pusing timbul
klien merasakan pandangannya kabur.

Do:
1. Klien tampak gemetar saat memegang gelas
berisi susu yang mau dipindahkan ke kamar.
2. Hasil postural hypotensi lebih dari 20 mmHg
pada tekanan diastolik.
3. Pada saat diminta berdiri dan mengangkat
satu kaki klien hanya melakukan sebentar dan
kembali duduk.
B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
3. Risiko jatuh berhubungan dengan pusing kepala

C. NURSING CARE PLAN

N Diagnosa NOC NIC


o
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan asuhan Pain management
berhubungan keperawatan selama 1x 12 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan proses nyeri dapat berkurang dengan komprehensif.
penyakit 2. Observasi reaksi non verbal dari
kriteria hasil :
Pain level ketidak nyamanan.
1. Nyeri berkurang dari 4 3. Monitor TTV
menjadi 2 dengan 4. Ajarkan tehnik non farmakologi
menggunakan menejemen (relaksasi dengan tarik nafas dalam
nyeri. dan senam ergonimis)
2. .Pasien merasa nyaman setelah
nyeri berkurang.
3. TD dalam batas normal TD
sekitar 130/80 mmHg, Nadi:
60-100x/menit, R:20-24x/menit,
S:36,5-37°C.
2 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
tidur keperawatan selama 1x12 jam, 2. Lakukan penyuluhan tentang
berhubungan diharapkan masalah insomnia Ny. F tekhnik relaksasi otot progresif
dengan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil: kepada klien
1. Mata klien tidak nampak merah 3. Latih klien untuk melakukan
(mengantuk) tekhnik relaksasi otot progresif
2. Ny.K tidak terbangun pada 4. Evaluasi tekhnik relaksasi otot
malam hari progresif yang dilakukan oleh klien
3. Melaporkan secara verbal
bahwa insomnia berkurang
3 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penyuluhan tentang apa
berhubungan keperawatan selama 1x12 jam Ny. saja bahaya lingkungan yang ada
dengan pusing F tidak mengalami jatuh, dengan disekitar rumah yang dapat
kepala. kriteria: menyebabkan resiko jatuh
1. Mampu mengidentifikasi 2. Anjurkan untuk memakai alat
bahaya lingkungan yang dapat bantu jalan (jika membutuhkan)
meningkatkan cedera 3. Ajarkan gerakan latihan
2. Mampu menggunakan alat keseimbangan
bantu untuk menghindari
cidera
3. Mampu mempraktekan
gerakan latihan keseimbangan
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnos Hari,
No Jam Implementasi Evaluasi Ttd
a tanggal
1 Nyeri Minggu, 09.30 1. Mengkaji nyeri klien S:
kronis 07 Juli 2. Melatih relaksasi P: klien mengatakan
berhubun 2019 napas dalam masih nyeri
gan 3. Mengukur TTV Q: nyeri seperti ditusuk-
dengan tusuk
proses R: nyeri di tengkuk
penyakit S: skala 4
T: hilang timbul

O: TD: 150/100mmHg,
Nadi: 80x/menit, ,
RR: 22x/menit.

A: Masalah nyeri kronis


belum teratasi

P:
1. Kaji nyeri klien
2. Evaluasi senam
ergonomis
Minggu, 16.00 1. Mengkaji nyeri klien S:
07 juli 2. Mengevaluasi P: klien mengatakan
2019 senam ergonomis nyeri mulai berkurang
3. Mengukur TTTV Q: nyeri terasa
mencengkram
R: nyeri di tengkuk
S: skala 3
T: hilang timbul
O: TD: 140/70 mmHg,
Nadi: 84x/menit, ,
RR: 20x/menit.
A: Masalah nyeri kronis
teratasi sebagian
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk
melakukan senam
ergonomis
Minggu, 19.30 1. Mengkaji nyeri klien S:
07 Juli 2. Mengevaluasi P: klien mengatakan
2019 senam ergonomis nyeri sudah
3. Mengukur TTV berkurang
Q: nyeri terasa
mencengkram
R: nyeri di tengkuk
S: skala 2
T: hilang timbul

O: TD: 140/80 mmHg,


Nadi: 80x/menit, ,
RR: 22x/menit.
A: Masalah nyeri kronis
teratasi sebagian

P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk
selalu melakukan
senam ergonomis
2 Ganggua Minggu 10.00 1. Mengukur tekanan S:
n pola 07 Juli darah Klien mengatakan
tidur 2019 2. Mengajarkan klien senang diajarkan senam
berhubun tentang relaksasi relaksasi otot progresif.
gan otot progresif: O:
dengan a. Relaksasi otot Klien nampak
ansietas. mempraktikan relaksasi
tangan
otot progresif sesuai
b. Relaksasi otot muka intruksi meskipun ada
c. Relaksasi otot perut beberapa gerakan yang
d. Relaksasi otot kaki kurang tepat.
TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah keperawatan
insomnia teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk
melakukan relaksasi otot
progresif setiap
sebelum.bangun tidur.

Minggu, 16.30 1. Mengukur tekanan S:


07 Juli darah 1. Klien mengatakan
2019 2. Mengevaluasi masih ada beberapa
tentang relaksasi gerakan yang belum
otot progresif di kuasai.
2. Klien mengatakan
dapat tidur pada
siang hari 15 menit
tetapi tidur pada
malam hari masih
terbangun.
O:
Klien mampu
melakukan gerakan
senam relaksasi
progresif tetapi masih
sering lupa.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan
insomnia teratasi
sebagian
P:
Motivasi klien untuk
melakukan relaksasi otot
progresif .
Minggu, 19.00 1. Mengukur tekanan S:
07Juli darah 1. Klien mengatakan
2019 2. Mengevaluasi sudah
tentang relaksasi mempraktekkan
otot progresif setelah bangun tidur.
2. Klien mengatakan
masih terbangun di
malam hari karena
pipis
O:
Klien mampu
mempraktekkan kembali
senam seralksasi otot
progresif, meskipun
tidak berurutan.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan
insomnia teratasi
sebagian
P:
Motivasi klien untuk
melakukan relaksasi otot
progresif .
3 Risiko Minggu 09.00 1. Mengajarkan klien S:
07 juli tentang latihan 1. Klien mengatakan
jatuh
2019 keseimbangan. senang diajarkan
berhubun tentang latihan
keseimbangan.
gan
2. Klien mengatakan
dengan akan melakukan
latihan keseimbangan
pusing
.
kepala O:
Klien tampak mampu
mempraktekkan latihan
keseimbangan.
A:
Masalah keperawatan
resiko jatuh teratasi
sebagian.
P:
Evaluasi latihan
keseimbangan.
Minggu, 13.00 1. Mengevaluasi S:
07 Juli latihan Klien mengatakan masih
2019 keseimbangan. ingat sebagian gerakan
latihan keseimbangan.
O:
Klien mampu
mempraktekkan latihan
keseimbangan,
meskipun gerakan yang
lainnya masih lupa.

A:
Masalah keperawatan
resiko jatuh teratasi
sebagian.

P:
Motivasi klien untuk
latihan keseimbangan.
Minggu , 20.00 1. Mengevaluasi S:
7 Juli latihan Klien mengatakan belum
2019 keseimbangan. perlu menggunakan alat
bantu untuk berjalan.
O:
Klien masih mampu
berjalan tanpa
menggunakan alat bantu.
A:
Masalah keperawatan
resiko jatuh teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk
latihan keseimbangan.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Menurut Bruner dan Suddarth (2001)
hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan
diastolik sedikitnya 90 mmHg.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi petugas kesehatan
Bagi perawat dalam memiliki tanggung jawab untuk selalu
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya perawat juga harus
memperhatikan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien
khususnya lansia yang mengalami hipertensi untuk menerapkan terapi
relakasi otot progresif untuk dilakukan sehari-hari.
4.2.2 Bagi lansia
Bagi lansia relaksasi otot progresif ini di harapkan dapat menjadi terapi
mandiri untuk lansia saat lansia mengalami
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/45020612/Asuhan-Keperawatan-Pada-Keluarga-Ny-s-
Khususnya-Pada-Ny-s-Dengan-Diabetes-Melitus

Anda mungkin juga menyukai