JURNAL
Oleh
HIDAYAT SALAM
NIM. 141 407 040
HIDAYAT SALAM
Pembimbing I Dra.Hj.Nurhayati Liputo, M.Pd
Pembimbing II Zulkifli Lamusu,S.Pd,M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN
ABSTRAK
Hidayat Salam, skripsi 2013. Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya
Jongkok Pada Cabang Olah Raga Atletik Melalui Pembelajaran Deduktif Siswa
Kelas VII Mts Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango pembimbing I
Dra.Hj.Nurhayati Liputo, M.Pd dan pembimbing II Zulkifli Lamusu,S.Pd,M.Pd.
Masalah dalam penelitian ini adalalah apakah gerak dasar lompat jauh
gaya jongkok pada cabang olahraga Atletik siswa dikelas VII MTs Negeri
Suwawa Kabupaten Bone bolango dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
deduktif? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik melalui pembelajaran deduktif
pada siswa kelas VII MTs Negeri suwawa kabupaten Bone Bolango.
Hipotesis tindakan yakni jika digunakan strategi pembelajaran melalui
pembelajaran deduktif maka gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang
olahraga atletik siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango
akan meningkat? Dengan indikator kinerja rata-rata keterampilan siswa kelas VII
MTs negeri suwawa kabupaten bone bolango dapat melakukan gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok dengan sempurna minimal 75%.
Berdasarkan analisis data maka dapat diketahui terjadi peningkatan pada
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik pada siswa
dikelas VII MTs Negeri suwawa kabupaten bone bolango. Dan observasi awal
58,07% siklus I 75% dan siklus II 77,94%. Maka dapat di simpulkan bahwa gerak
dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik dapat melalui
pembelajaran deduktif. Dengan hasil analisis tersebut maka hipotesis tindakan
yaitu dengan menggunakan pembelajaran deduktif, maka gerak dasar lompat jauh
gaya jongkok pada cabang olahraga atletik pada siswa kelas VII MTs Negeri
suwawa kabupaten bone bolango dapat meningkat dan dapat diterima.
1
PENDAHULUAN
terjadi interaksi edukasi antara guru dan siswa. Interaksi edukasi antara guru dan
guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Karena itu, salah satu
gerak dari teknis dasar umum ketugas gerak yang spesitip pendidikan jasmani
memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh. Keutuhan tersebut ialah
pikiran, perasaan dan perlakuan yang serasi, selaras dan seimbang. Berkaitan
2
Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu oleh karena itu,
pendidikan jasmani tidak hanya berorientasikan pada fisik saja. Uraian diatas
tindakan yang selalu berubah-ubah secara nalar. Oleh karena siswa mempunyai
sifat yang selalu dinamik pada saat mereka tumbu, maka pertukaran satu element
pendidikan jasmani mendidik anak secara seluruhan tidak hanya mendidik pisik
penguasaan ketrampilan dasar yang serasi, selaras dan seimbang melalui aktivitas
dan manipulasi gerakan lompat jauh dengan berbagai aktivitas jasmani siswa, di
bina dan sekaligus dibentuk. Dikatakan dibina karena yang ditumbuh kembangkan
yang seimbang.
Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan
sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VII tersebut
memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani
khususnya lompat jauh Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan
3
temannya sendiri, mengantuk, malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan
oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan
Dari permasalahan umum yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan materi
khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, maka peneliti merasa tertarik
melakukan penilitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VII MTs negeri
Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Cabang Olah Raga Atletik Melalui
Pembelajaran Deduktif Siswa Kelas VII Mts Negeri Suwawa Kabupaten Bone
Negeri Suwawa kabupaten bone bolango yaitu pada pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok.
jasmani dan menitik beratkan pada pembekalan ketiga ketrampilan dasar secara
menyeluruh. Karena itu, olahraga atletik lompat jauh merupakan proses sosialisasi
tertuju pada aspek jasmani atau ketrampilan saja. Didalamnya juga menyangkut
pembekalan nilai-nilai dalam olahraga atletik lompat jauh yang mengandung nilai
4
atletik lompat jauh sangat peduli dengan keseimbangan antara pikiran (kognitif),
itu, peningkatan ketrampilan gerak lompat jauh yang serasi, selaras, dan
seimbang.
Kepentingan dasar hakiki siswa adalah gerak lompat jauh yang dilakukan
secara sadar dan bertujuan. Gerakan lompat jauh merupakan keniscayaan dan
tergolong keperluan dasar seperti halnya makan dan minum. Karena bergerak
siswa mampu bertahan hidup dan melalui gerak siswa mencapai beberapa tujuan
untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan tujuan untuk
dengan penjelasan dan contoh teknik skanara yang boleh disebut selain istilah
“pembelajaran deduktif” dimulai teknik dasar umum ketugas gerak yang lebih
khusus.Karena itu hampir tidak ada kesempatan kepada siswa untuk mencoba
5
pendidikan jasmani melalui cabang olahraga atletik, khususnya nomor lompat
jauh.
lompat jauh gaya jongkok pada siswa dikelas VII MTs Negeri Suwawa?
benar maka, gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa dikelas VII MTs
Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Cabang Olah Raga Atletik Melalui
Pembelajaran Deduktif Siswa Kelas VII Mts Negeri Suwawa Kabupaten Bone
Bolango
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
terapkan.
6
2. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran
profesional.
d. Bagi peneliti
METODE PENELITIAN
salah satu pendidikan formal yang mampu melahirkan putra-putri terbaik bangsa.
(PTK).Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri
7
orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan dengan latar belakang yang
dalam melakukan lompat jauh serta terkesan acuh tak acuh dengan materi yang di
melompat pada lompat jauh yang diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Variabel input
serta kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta sarana dan
jauh.
b. Variabel proses
pembelajaran deduktif.
c. Variabel output
Variabel output adalah: pencapaian hasil akhir setelah adanya tindakan yakni
penguasaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dilihat/diukur cara, posisi
badan pada saat melakukan awalan, posisi badan pada saat melakukan
tolakan, posisi badan pada saat melayang dan, sikap badan pada saat
8
melakukan gerak dasar lompat jauh yang maksimal sehingga tujuan
Adapun sub variabel penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut.
a. Tahap awalan
salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Menurut Jes Jerver (2005:
sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan tersebut antara 30-40
awalan harus cukup jauh dan lari cepat untuk mendapatkan momentum
yang paling besar. Kecepatan awalan dan irama langkah harus tetap. Pada
atas dengan lebih sempurna. Sikap lari seperti pada lari jarak pendek.
Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat
9
memperoleh kecepatan yang maksimal. Kecepatan awalan harus sudah
dicapai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat
b. Tahap Tolakan
menolakkan salah satu kaki pada papan tumpu untuk menumpu tanpa
yang besar.
c. Tahap Melayang
Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus
semakin kuat tolakan yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama
akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih jauh, karena kedua kecepatan
gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan pada
10
fase melayang bertujuan untuk mendapatkan posisi mendarat yang paling
d. Tahap Mendarat
Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok
menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan Pada saat badan akan
1. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan
Tahap Persiapan
11
b. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian
Tahap Tindakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini secara kolaboratif melalui kerja sama
dengan guru kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango adapun
kegiatan harian, satuan layanan dan alat yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran
dan dokumentasi.
12
Pemantauan dan evaluasi berlangsung dalam setiap siklus yang
dilaksanakan dan hasil setiap siklus dibawa pada tahap analisis dan
a. Semua aspek yang menjadi indikator dan gerak dasar dalam melakukan
lompat jauh
Pada tahap ini semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
evaluasi materi dari observasi awal, siklus I dan siklus II akan dianalisis serta
hasilnya akan direfleksikan dari hasil proses kegiatan pembelajaran yang telah
apakah masih perlu diberikan tindakan atau tidak. Dari hasil tersebut dapat di
amati apakah masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi guru atau
13
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs
dengan pihak sekolah, dan dari pihak sekolah sangat setuju dan siap mendukung
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini maka diadakan
observasi awal mengenai gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada cabang
olahraga atletik siswa dikelas VII Mts negeri suwawa kabupaten bone bolango
berdasarkan kriteria siswa. Kriteria penilaian untuk siswa adalah tahap awalan,
tahap tolakan, tahap melayang diudara dan, sikap badan pada saat mendarat.
Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus setiap siklus dirancang menjadi
Observasi awal
Dari kegiatan pembelajaran atletik mengenai gerak dasar lompat jauh siswa
dikelas VII MTs Negeri suwawa Kabupaten Bone Bolango (dengan persiapan
pembelajaran yang terlampir) diperoleh data sebagai berikut: dari data tersebut
(tabel 1) terlihat pada aspek sangat baik dengan 90 dan 100 belum ada (0%) dan
aspek baik yang memperoleh nilai 75 dan 89 belum ada (0%) aspek sedang 7
orang dengan nilai 60 dan 74 (35%) aspek kurang baik 13 orang dengan nilai 40
dan 59 (65%) aspek sangat kurang sekali yang memperoleh 0 dan 39 tidak ada
(0%) data selengkapnya dilihat pada lampiran. Secara keseluruhan dibagi dengan
14
banyaknya siswa sehingga memperoleh data awal siswa 58,37%. Proses
a. Pendahuluan
1. Absensi
2. Formasi barisan
3. Stretching (peregangan)
4. Waning-Up(pemanasan)
5. Apersepsi
b. Kegiatan inti
c. Penutup
1. Formasi barisan
2. Kesimpulan
3. Evaluasi
pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat.
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati melalui
Di lakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspek-aspek tersebut berjumlah dari
15
penelitian dari 12 aspek yang di amati pada guru belum semuanya di laksanakan,
dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru, yaitu sikap saat mendarat.
peneliti dan guru mitra, dengan 4 aspek yang diamati. Pada observasi data awal ini
yang memperoleh kriteria cukup (C) 13 orang (65%) dan kurang (K) 7 orang
(35%). Data selengkapnya di sajikan pada tabel 1 dan hasil lengkapnya dapat
Data awal
1.4 Siklus 1
16
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dapat di sajikan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1. Absensi
2. Formasi barisan
3. Streching (peregangan)
4. Waning-Up (pemanasan)
5. Apersepsi
b. Kegiatan inti
a. awalan
b. tolakan
d. sikap mendarat
c. tes :secara bergantian siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok
d. Penutup
1. Formasi barisan
2. Kesimpulan
3. Evaluasi
17
Pengamatan siklus I di lakukan bersama-sama oleh peneliti dan guru
pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat.
Kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati melalui
yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspek-aspek tersebut berjumlah
dari 12 kriteria penilaianya diberi kode pada kolam YA atau TIDAK. Berdasarkan
dari penelitian dari 12 aspek yang diamati pada guru belum semuanya
dilaksanakan. Dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru yaitu sikap saat
mendarat.
guru mitra, denga 4 aspek yang diamati. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini
selengkapnya disajikan pada tabel 2 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Siklus 1
18
3 Cukup 60-74 8 40%
refleksi itu sendiri. Dari diskusi yang telah di laksanakan, maka di simpulkan
bahwa tindakan kelas ini belum terlaksana sebagai mana yang diharapkan, hal ini
terbukti dari kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh yang
Siklus II
a. Pendahuluan
1. Absensi
2. Formasi barisan
3. Streching (peregangan)
19
4. Waning-Up (pemanasan)
5. Apersepsi
b. Kegiatan inti
a. awalan
b. tolakan
d. sikap mendarat
2. tes :secara bergantian siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok
c. Penutup
a. Formasi barisan
b. Kesimpulan
c. Evaluasi
pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat,
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran langsung diamati melalui
20
Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada guru dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspek-aspek tersebut berjumlah
dari 12 kriteria penilaianya diberi kode pada kolam YA atau TIDAK. Berdasarkan
dari penelitian dari 12 aspek yang diamati pada guru belum semuanya
dilaksanakan. Dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru yaitu bagaimana
cara melakukan sikap mendarat yang baik dan benar. Untuk jelasnya disajikan
pada lampiran.
guru mitra, denga 4 aspek yang diamati. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini
selengkapnya disajikan pada tabel 3 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada
Siklus II
21
Jumlah Total 20 100%
Hasil Kegiatan Belajar Mengajar
pengamat, dalam hal ini guru mitra sendiri yang bertindak sebagai guru pengamat,
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran langsung diamati melalui
yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat. Aspek-aspek tersebut berjumlah
dari 12 kriteria penilaianya diberi kode pada kolam YA atau TIDAK. Berdasarkan
dari penelitian dari 12 aspek yang diamati pada guru belum semuanya
dilaksanakan. Dalam hal ini ada 1 aspek yang terlewati oleh guru yaitu bagaimana
cara melakukan sikap mendarat yang baik dan benar. Untuk jelasnya disajikan
pada lampiran.
guru mitra, denga 4 aspek yang diamati. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini
selengkapnya disajikan pada tabel 3 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran
22
refleksi dilaksanakan pada akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui
hasil yang telah di peroleh dan untuk mendapatkan gambaran apakah tindakan
melakukan gerak dasar lompat jauh khususnya gaya jongkok. Berdasarkan refleksi
tersebut maka hasil yang diperolah telah mencapai target yang diharapkan dengan
pengertian bahwa tidak perlu lagi untuk melanjutkan pada siklus berikutnya
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam II siklus, yang terlebih dulu
dilaksanakan dengan observasi awal. Dari hasil observasi awal terlihat bahwa
kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh 58,07%untuk tidak
segera dilanjutkan disiklus I. siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan
siswa dalam melakukan lompat jauh pada pertemuan terakhir siklus I tidak
mencapai apa yang telah ditargetkan, yakni 75%. Maka peneliti kemudian
Siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pada akhir (evaluasi) siklus II
ini diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menguasai gerak dasar lompat jauh
Dengan demikian dapat dikatakan hipotesis yang telah diajukan, yakni: dengan
23
Negeri Suwawa dalam meningkatkan gerak dasar lompat jauh pada cabang olah
SIMPULAN
Dalam pembahasan penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini, dapat ditarik
dibuktikan dengan digemarinya olah raga Atletik ini oleh para siswa yag
kelas VII.
b. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini,
pada siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa yang di buktikan dengan
dan meningkat lagi sebesar 3,94% sehingga menjadi 77,94% pada siklus II,
setelah adanya pemberian tindakan sebanyak tiga kali pada setiap rentang
siklus.
24
SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
Mujahir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Untuk Smp Kelas
VIII. Bandung Yudhistira
26