Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan 10% penyulit kehamilan dan menjadi penyebab
utama morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal di seluruh dunia. Secara
global, tiga penyebab utama kematian ibu berturut-turut yaitu perdarahan (30%),
hipertensi dalam kehamilan (25%) dan infeksi (20%).1 Menurut National High
Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure
in Pregnancy, terdapat 4 jenis hipertensi dalam kehamilan. Keempat jenis
hipertensi dalam kehamilan tersebut antara lain hipertensi gestasional,
preeklampsia dan eklampsia, superimposed preeklampsia pada hipertensi
kronik, dan hipertensi kronik. ( Unila )
Salah satu bagian dari dari hipertensi dalam kehamilan yang paling banyak
disoroti adalah preeklamsia. Preeklamsia, baik secara mandiri maupun yang
terjadi pada hipertensi kronis, memiliki berbagai risiko dan penyulit yang paling
mengkhawatirkan. Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia
berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan
masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko
penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya.2 ( Kevin )
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dan proteinuria ( Williams )
Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh preeklamsia berat adalah
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) . Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
merupakan istilah yang digunakan dalam mendeskripsikan keadaan fetus dengan
estimated fetus weight (EFW) <10 persentil, oligohidroamnion, abnormal doppler
dan atau interval kecepatan pertumbuhan dan atau EFW <3 sentil. IUGR berkaitan
erat dengan Preeklampsia Berat (PEB), bahkan beberapa literatur menggunakan
IUGR sebagai kriteria diagnosis untuk PEB. ( Majority )
Hingga saat ini penanganan hipertensi dalam kehamilan beserta
kualitasnya di Indonesia masih beragam di antara praktisi dan rumah sakit. Hal ini
dapat tidak hanya didasari karena belum ada teori yang mampu menjelaskan
pathogenesis penyakit ini secara jelas, namun juga didasari karena kurangnya
kesiapan sarana dan prasarana di daerah. Belum adanya evaluasi skrining secara
aktif terhadap risiko terjadinya kasus hipertensi dalam kehamilan sehingga upaya
pencegahan tidak optimal. Rendahnya kualitas dan kuantitas Antenatal Care
(ANC) di Indonesia tersebut menyebabkan masih tingginya angka morbiditas dan
mortalitas dari hipertensi dalam kehamilan.2 ( Kevin )

Anda mungkin juga menyukai