Resume Modul Ibu Tati Panyingkiran
Resume Modul Ibu Tati Panyingkiran
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Perkembangan berlansung secara kontinyu dan tidak terputus, berlangsung dalam
urutan terpola, irama dan tempo perkembangan bersifat individual, bergerak dari yang
umum ke khusus, hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang dicapai,
proses perkembangan dipengaruhi oleh fakta hereditas (keturunan) dan lingkungan,
perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat dalam batas-
batas tertentu, adanya perbedaan pekembangan antara anak laki-laki dan anak perempuan,
bagian sifat-sifat individu saling berkorelasi secara positif dalam perkembangannya dan
setiap individu yang normal akan melewati segenap fase perkembangan.
B. FAKTOR EKSTERNAL :
Asupan gizi, gangguan fisik dan penyakit yang di derita, lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Karakteristik anak usia dini
Batas AUD ( Earluchildhood) : 0 – 8 tahun (Kls 1 – 3 SD) TK Kelompok bermain
TPA, batasan anak usia dini : Anak Usia 4 – 7 tahun.
Lingkungan Perkembangan Anak
Lingkup Nilai Agama dan Moral, Fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional
dan seni
A. Lingkup Perkembangan Nilai Agama
Sifat-sifat pemahaman anak TK terhadap Nilai Agama :
A. UNREFLECTIVE : Dalam mempelajari nilai-nilai agama sering
menampilkan suatu hal yang tidak serius,
tidak memhami konsep agama dengan
mendalam.
B. EGOCENTRIS : Dalam mempelajari nilai-nilai Agama belum
mampu bersikap dan bertindak konsisten.
C. MISUNDERSTAND : Anak mengalami salah pengertian dalam
memahami suatu ajaran agama yang bersifat
abstrak.
D. VERBALIS & RITUALIS : Dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-
0nilai agama pada diri mereka dengan
memperkenalkan istilah, bacaan, dan
ungkapan yang bersifat agamis (menghapal,
mengucap, memperagakan).
E. IMITATIVE : Banyak belajar dari apa yang mereka lihat
secara langsung (meniru)
B. Lingkup Perkembangan Nilai Moral
Menurut Plaget, berpikir moralitas dalam 2 cara :
a. Cara Heteronomous (usia 4-7 tahun) : Anak menganggap keadilan dan aturan
sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah dan lepas dari kendali
manusia.
b. Cara Autonomous (usia 10 tahun ke atas) : Anak sudah menyadari bahwa aturan-
aturan hukum itu diciptakan oleh manusia.
2. Fisik / Motorik
Tugas-tugas perkembangan Fisik/Motorik usia 4 – 6 tahun dibagi 3 bagian utaram
yaitu : Moroik kasar, Motorik halus dan kesehatan dan perilaku keselamatan.
3. Kognitif
Tugas-tugas perkembangan aspek kognitif usia 4 – 6 tahun terbagi menjadi 3 bagian
utama yaitu belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, dan berfikir simbolik.
4. Bahasa
Tugas-tugas perkembangan bahasa usia 4 – 6 tahun terbagi menjadi 3 bagian utama
yaitu memahami bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan.
5. Sosial Emosional
Tugas-tugas perkembangan sosial emosional usia 4 – 6 tahun terbagi menjadi 3
bagian utama yaitu kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk diri sendiri danorang
lain dan perilaku prososial.
6. Seni
Tugas-tugas perkembangan seni usia 4 – 6 tahun dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu
anak mampu menikmati berbagai alunan lagu dan suara dan tertarik dengan kgiatan
seni.
MENTESSORI berpendapat bahwa pendidikan anak tidak terlepas dari pengaruh pikiran
ahli lain seperti Rousseaa dan Pestalozzi yang menekankan pola kondisi lingkungan
bebas dan penuh kasih agar anak dapat berkembang optimal.
PIAGET berpendpat bahwa anak kecil mungkin tidak lebih bodoh daripada anak-
anakyang lebih besar/orang dewasa hanya karena anak berfikir dengan cara yang
seluruhnya berbeda dengan orang dewasa.
Piaget : Pikiran Praoperasional bercirikan egesentrisme, animisme, heteromoni,
moral, memandang mimpi sebagai peristiwa diluar dirinya
Pada wilayah moral, egosentrisme bergandeng tangan dengan heteromony moral
artinya anak-anak melihat yang mutlak yang diturunkan dari atas
→ mereka tidak bisa melihat perbedaan dan melihat dua aspek dalam situasi
bersamaan.
Anak-anak pada tahap operasi berfikir konkret sanggup memahami dua aspek suatu
persoalan secara serentak.
VYGOTSKY
Beberapa Teori Psikologi “Vygotsky yang paling terkenal adalah UJARAN,
ESGOSENTRIS dan UCAPAN DALAM HATI :
1) UJARAN
Satu-satunya alat psikologi yang paling penting adalah ujaran-ujaran
membeaskan pikiran dan perhatian pada perseptual langsung, sebuah kebebasan
yang membedakan kita dengan spesies lain.
2) UJARAN EGESESNTRIS
Vysgotsky menyampaikan bahwa ujaran egosentrisme sangat berguna dan
menjadi jalan utama menuju ucapan dalam hati.
Esensi Metode mentesori meliputi empat hal yaitu semua pendidikan adalah
pendidikan diri sendiri (child centered), kebebasan (dalam proses belajar anak diberi
kebebasan seluas-luasnya), ketertiban (seperangkat aturan untuk menunjang
lancarnya proses belajar secara bebas, pengembangan indera (masuknya segala
pengertian dan konsep-konsep dalam pikiran anak adalah indera semata, sebagai
gerbang jiwa anak, harus berapa aktivitas secara konkret dan jelas.
Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah metode yang paling tepat dalam mendidik dan
mengajar anak usia dini adalah melalui pembiasaan dan suri tauladan dari beberapa
metode dan model permainan yang dikemukakan oleh Ibnu Qoyyum Al-Jauziyah,
jelas bahwa pendidikan dan pembentukan jiwa anak usia dini has emallui permainan
yang mengarahkan pada pembiasaan keteladanan dan praktek nyatanya sehingga
dapat membentuk akhlak yang baik.
KP 1.
PENGERTIAN KURIKULUM PAUD:
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 146 pada pasal 1 ayat
1 => Kurikulum 2013 PAUD terdiri atas:
a. Kerangka Dasar Kurikulum
b. Standar Kurikulum
c. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
d. Pedoman Pengembangan KTSP
e. Pedoman Pembelajaran
f. Pedoman Penilaian
g. Buku-Buku Panduan Pendidik
Pengertian Tema:
Tema: ide-ide pokok atau sentral yang mengandung konsep-konsep yang dapat
diperluas serta dipelajari guna membangun pengetahuan anak/peserta didik.
Pengembangan tema/sub tema menjadi materi, => KD => Tema => Sub tema
=> cakupan materi
KP. 3 Penyusunan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Permendikbud RI. No. 146 tahun 2004 pada lampiran III tentang KTSP
menetapkan bahwa: KTSP PAUD merupakan kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di sebuah satuan pendidikan anak usia dini sesuai dengan
kondisi daerah, satuan PAUD, dan kebutuhan anak, KTSP PAUD tersusun dalam
dokumen kurikulum yang terdiri dari Dokumen I dan Dokumen II.
a. Dokumen I KTSP berisi: Visi, misi, tujuan satuan pendidikan muatan
pembelajaran, pengaturan beban belajar (lama belajar) dan kalender pendidikan.
b. Dokumen II KTSP bersisi: Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).
RPPM: RPPM dapat berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan
oleh satuan PAUD.
Penyusunan RPPM:
=> Diturunkan dari program semester, berisi sub tema – KD – materi – Rencana
Kegiatan, penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan strategi pengelolaan
kelas (area, sentra, kelompok usia) yang ditetapkan masing-masing satuan PAUD.
Cara Penyusunan RPPM kurikulum 2013 PAUD:
a. Tuliskan Identitas Program:
Semester/bulan/minggu/tema, kelompok sasaran, Kompetensi Dasar.
b. Mengembangkan rencana mingguan
Nomor urut diisi sesuai urutan, sub tema diambil dari bagian tema di program
semester, materi diturunkan dari pengetahuan yang akan dikenalkan sesuai KD.
Rencana Kegiatan diisi dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan anak selama
satu minggu.
c. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
Komponen RPPH; Tema/sub. Tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal,
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta penilaian.
KP 1.
PENGERTIAN KURIKULUM PAUD:
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 146 pada pasal 1 ayat
1 => Kurikulum 2013 PAUD terdiri atas:
h. Kerangka Dasar Kurikulum
i. Standar Kurikulum
j. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
k. Pedoman Pengembangan KTSP
l. Pedoman Pembelajaran
m. Pedoman Penilaian
n. Buku-Buku Panduan Pendidik
Tujuan Kurikulum PAUD tahun 2013 adalah:
Untuk mendorong perkembangan peserta didik secara optimal sehingga
memberi dasar untuk menjadi manusia Indonesia yang memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan apektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Pengertian Tema:
Tema: ide-ide pokok atau sentral yang mengandung konsep-konsep yang dapat
diperluas serta dipelajari guna membangun pengetahuan anak/peserta didik.
Pengembangan tema/sub tema menjadi materi, => KD => Tema => Sub tema
=> cakupan materi
KP. 3 Penyusunan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Permendikbud RI. No. 146 tahun 2004 pada lampiran III tentang KTSP
menetapkan bahwa: KTSP PAUD merupakan kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di sebuah satuan pendidikan anak usia dini sesuai dengan
kondisi daerah, satuan PAUD, dan kebutuhan anak, KTSP PAUD tersusun dalam
dokumen kurikulum yang terdiri dari Dokumen I dan Dokumen II.
c. Dokumen I KTSP berisi: Visi, misi, tujuan satuan pendidikan muatan
pembelajaran, pengaturan beban belajar (lama belajar) dan kalender pendidikan.
d. Dokumen II KTSP bersisi: Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).
RPPM: RPPM dapat berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan
oleh satuan PAUD.
Penyusunan RPPM:
=> Diturunkan dari program semester, berisi sub tema – KD – materi – Rencana
Kegiatan, penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan strategi pengelolaan
kelas (area, sentra, kelompok usia) yang ditetapkan masing-masing satuan PAUD.
Cara Penyusunan RPPM kurikulum 2013 PAUD:
d. Tuliskan Identitas Program:
Semester/bulan/minggu/tema, kelompok sasaran, Kompetensi Dasar.
e. Mengembangkan rencana mingguan
Nomor urut diisi sesuai urutan, sub tema diambil dari bagian tema di program
semester, materi diturunkan dari pengetahuan yang akan dikenalkan sesuai KD.
Rencana Kegiatan diisi dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan anak selama
satu minggu.
f. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
Komponen RPPH; Tema/sub. Tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal,
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta penilaian.
Program
Kompetensi 4-6 tahun
pengembangan
1. Moral & Agama A. Sikap Spiritual 900 menit per Perminggu 150
2. Fisik – Motorik B. Sikap Sosial minggu terdiri atas menit untuk 6
3. Kognitif C. Pengetahuan 540 menit tatap pertemuan
4. Bahasa D. Keterampilan muka dan 360 perimnggu atau 160
5. Sosial Emosional menit pengasuha menit untuk 5
6. Seni terprogram pertemuan
perminggu
STTPA (Permendikbud No. 137 tahun 2014, tentang standar PAUD) diantaranya
:
a. Lingkup perkembangan memahami bahasa
b. Lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa
c. Lingkup perkembangan keaksaraan
Contoh kegiatan perkembangan bahasa anak TK dengan media teknologi
informasi dan komunikasi melalui strategi bermain ada beberapa jenis permainan
yang memanfaatkan TIK yang dapat mendukung terciptanya rangasangan pada
anak dalam berbahasa antara lain alat peraga yang terdapat dalam program
komputer seperti permainan interaktif yang dirancang sesuai tujuan
pembelajaran, menonton film, mendengarkan lagu, cerita dll.
11) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan sosial emosional
bagi anak TK
STTPA (Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang standar PAUD) diantarnya :
a. Lingkungan perkembangan kesadaran diri.
b. Lingkungan perkembangan rasa tanggungjawab pada diri.
c. Lingkungan perkembangan perilaku sosial.
Contoh kegiatan pembelajaran :
Indikator : Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi.
Kegiatan : menonton film “Aku Anak Mandiri: Menolong Teman”
Alat : Komputer.
12) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan seni bagi anak TK
STTPA (Pemendikbud NO. 137 tahun 2014 tentang standar PAUD) diantaranya :
a. Lingkup perkembangan mampu menikmati berbagai alunan lagu atau suara.
b. Lingkup perkembangan terkait dengan kegiatan seni.
Contoh kegiatan pembelajaran :
Indikator : Mengkombinasikan berbagai warna.
Kegiatan : Mewarnai gambar dalam aplikasi komputer permainan
mewarnai.
Alat : Komputer.
RESUME MODUL F
KEGIATAN PEMBELAJARAN - 1
Pengembangan Sarana Kegiatan dan Sumber Belajar di TK
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
2. Jenis dan Karakteristik Media Pembealajran di TK
a. Media Visual
adalah media yang hanya dapat dilihat
b. Media Audio
(berkaitan dengan indera pendengaran)
c. Media Audio-Visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
3. Memilih dan Merencanakan Pembuatan Media Pembelajaran
Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut. Disamping
itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media
canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu
diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik di dalam
proses belajar. Karena akan berpengerauh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Kriteria guru dalam memilih media pembalajaran:
a. Ketepatan media dengan tujuan pembelajaran
b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
c. Kemudahan memperoleh media
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya
f. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir anak
Syarat-syarat Media bagi anak TK:
a. Media harus menarik atau menyenangkan, baik warna maupun bentuknya.
b. Bentuknya harus tumpul (tidak tajam)
c. Ukuran disesuaikan dengan anak usia TK
d. Tidak membahayakan anak
e. Dapat dimanipulasi (dikembangkan)
Langah-langkah sistemati saat membuat rancangan media adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik anak
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya
tujuan
d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
e. Membuat desain media
f. Melakukan revisi
4. Membuat dan Menggunakan Media Pembelajaran
Langkah-langkahnya antara lain:
a. Mengetahui kriteria serta prinsip media yang digunakan,
b. Melakukan persiapan dalam menggunakan media,
c. Memilih media yang sesuai,
d. Tingkat kesesuaian anak membaca dan menggunakan media,
e. Persiapan rencana pembelajaran untuk menuntun penggunaan media,
f. Cara menggunakan media sehingga menarik minat anak.
KEGIATAN PEMBELAJARAN - 3
Pengembangan Potensi dan Kreativitas Anak Di TK
Melalui Bermain Sambil Belajar
Mengungkpakan bahasa
4-5 tahun:
a) Mengulang kalimat sederhana
b) Bertanya dengan kalimat yang benar
5-6 tahun:
a) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
b) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama
Keaksraan
4-5 tahun:
a) Mengenal simbol
b) Meniru huruf A-Z
5-6 tahun:
a) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.
b) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
RESUME MODUL G
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK
1. Pengertian Komunikasi
Proses dinamis yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya dan
dilakukan dalam pergaulan sosial dengan melibatkan ekspresi, perasaan,
penyampaian gagasan, keinginan, kebutuhan-kebutuhan, kepentingan untuk mencapai
tujuan.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi.
Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah
satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap
unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling
ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan
oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu ialah:
a. Komunikator /sender /pengirim
b. Komunikan/Receiver/Penerima
c. Channel/saluran/media
Komponen yang sangat penting dalam komunikasi, adalah sebagai berikut :
a. Encoding Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau
simbol yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat diterima
serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
b. Decoding
Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu
kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya.
c. Konteks (Context)
Konteks komunikasi yaitu konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada
siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada
level komunikasi; komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (grup),
komunikasi organisasi, komunikasi massa.
d. Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuhdikenal juga sebagai komunikasi nonverbal (nonverbal
communication), meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan
ekspresi wajah.
Bahasa tubuh terpenting adalah senyum dan kontak mata.
e. Pikiran Terbuka (Be Open-minded)
Pikiran tebuka meurpakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif.
f. Mendengar Aktif (Active Listening)
Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman atas
pemikiran dan perasaan orang lain.
g. Refleksi (Reflection)
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “konfirmasi”, yaitu
meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain.
4. Jenis Komunikasi
Alat atau media utama dalam komunikasi adalah bahasa, yaitu bahasa verbal (lisan)
dan non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau simbol, dan
tulisan).
Secara umum jenis komunikasi itu ada dua, yaitu: komunikasi verbal (lisan) dan
komunikasi non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau symbol,
dan tulisan).
5. Bentuk Komunikasi
a. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukansecara lisan dan
secara tertulis, atau secara elektronik melaluiradio, televisi, telepon, internet dan
sebagainya.
b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secaraverbal (dengan
berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal:
diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan
atau tertulis. Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah,
gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
c. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang
digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan sebagai
bentuk komunikasi formal dan non formal. Dari segi pasangan komunikasi,
komunikasi dapat dilihat sebagai:
1) Komunikasi intrapersonal (Infra PersonalCommunication), ialah proses
komunikasi dalam dirikomunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya
sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);
2) Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi
tatap muka antara duaorang atau lebih di mana pengirim dapat
menyampaikanpesan secara langsung, dan penerima pesan dapatmenerima
dan menanggapinya secara langsung pula.(Manusia sebagai makhluk sosial).
6. Proses Komunikasi
Terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai
tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Merujuk pada pendapat Mulyana di atas, komunikasi sebagai tindakan satu arah
adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) baik secara
lanngsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat
kabar, majalah, radio, atau televisi (2005:61).
b. Komunikasi sebagai interaksi
Menurut Mulyana (2005:61), pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan
suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian.
c. Komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi sebagai transaksi ini lebih dinamis daripada komunikasi sebagai
tindakan satu arah dan komunikasi sebagai interaksi.
Komunikasi transaksional ini komunikasi dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun
perilaku nonverbalnya (2005:67-68).
b) Cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi dengan orang
tua peserta didik adalah sebagai berikut:
(1) Menciptakan sekolah agar lebih bersahabat dengan orang tua
(2) Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah
(3) Menciptakan sekolah agar lebih bersahabat dengan orang tua
(4) Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah
c) Komunikasi yang dilakukan guru untuk memotivasi orang tua:
(1) menceriterakan tentang cara mereka mengajar
(2) Mendorong mereka untuk mendengarkan anak-anaknya membaca
secara teratur
(3) Memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan jika anak sudah
merasa jenuh dan menekankan pada dorongan kebutuhan, dan
menawarkan hadiah kapan pun kalau memungkinkan
(4) Memberikan saran agar mendorong anak-anaknya untuk menghitung
hal-hal tertentu dan mengerjakan soal-soal secara praktis.
Penilaian terhadap anak dalam proses dan hasil kegiatan pembelajaran akan
menjadi bahan untuk menyusun pelaporan yang nantinya dikomunikasikan dan
diberikan kepada orang tua sebagai bukti nyata akan adanya perubahan dan
petkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat
pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan
secara berkala oleh pendidik.
Pelaporan merupakan aktivitas guru dalam menyampaiakan dan
mengkomunikasikan hasil penilaian terhadap anak yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang telah dicapai anak dalam kurun waktu
tertentu.
Penilaian yang dilakukan oleh guru berdasarkan RPPH disebut penilaian harian,
dan jika RPPH diakumulasikan pada akhir semester desebut penilaian semester.
Penilaian semester ditulis pada buku laporan anak dan selanjutnya menjadi
laporan tertulis. Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan guru dalam
pelaporan:
1) Menentukan bentuk laporan
2) Menuliskan isi laporan
3) Melaksanakan pertemuan dengan orang tua anak
4) Menyampaikan laporan kepada orang tua atau wali anak. Kemdikbud, Materi
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru TK Tahun 2015, 2015:313)
5) Contoh bentuk Laporan
Penulisan laporan dimulai dari menelaah apa yang penting diinformasikan kepada
orang tua atau orang yang berkepentingan dengan perkembangan dan
pengembangan dari anak baik sesuatu yang sudah berhasil maupun yang belum
berhasil. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan laporan,
yaitu:
1) Keruntutan kompetensi yang harus dilaporkan
2) Memulai dari hal positif (sesuatu yang sudah dimiliki)
3) Gunakan kata dan kalimat yang dapat dipahami oleh orang tua
4) Memuat tindak lanjut dari hasil belajar
5) Mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan diri anak.
Laporan hasil penilaian yang sudah ditulis dalam bentuk kartu, buku atau yang
lainnya perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau yang lainnya. Komunikasi
dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Komunikasi langsung
adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar dalam pertemuan
tatap muka antara guru/pendidik PAUD dengan orang tua. Komunikasi tidak
langsung adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar yang
disampaikan media tertentu, seperti kartu, buku, dan surat.Beberapa metode yang
digunakan dalam pertemuan guru/pendidik dengan orang tua, yaitu:
1) Seminar
2) Diskusi kelompok
3) Pertemuan individual
Agar tatap muka dan pelaporan dapat disampaikan kepada orang tua/wali dengan
baik, guru perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1) Sampaikan jadwal pertemuan minimal satu minggu sebelum pertemuan,
2) Kalau memungkinkan, siapkan ruangan khusus yang membuat orang tua/wali
nyaman berbicara dengan guru,
3) Gunakan ekspresi yang ramah dan sikap badan yang membuat orang tua/wali
merasa penting tetapi nyaman
4) Ketika berbicara, peliharalah kontak mata dengan orang tua/wali
5) Hindari membuat catatan pada waktu orang tua berbicara, buat rangkuman
setelah kegiatan konsultasi selesai dilakulkan
6) Sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua telah menyempatkan
hadir dan membuat tatap muka atau konsultasi ini menjadi produktif.
Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaklah para
guru atau pihak lembaga PAUD memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Inisiasi, Guru harus mengawali kontak secapatnya saat guru sudah mengenal
siswanya di kelas.
2) Jadwal kontak, Orang tua dapat segera mengontak Anda dengan segera jika
ada permasalahan, maka pada saat itu juga solusi dapat ditemukan.
3) Konsistensi dan frekuensi: orang tua menginginkan umpan balik yang sering
diberikan guru/sekolah tentang hasil karya anak-anak mereka di sekolah.
4) Mengikuti dengan seksama : Orang tua dan guru saling melihat bahwa satu
sama lain saling melakukan apa yg dijanjikan oleh masing-masing pihak.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN AGAMA
1. Nilai Agama
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dikemukakan bahwa program
pengembangan nilai agama dan moral merupakan salah satu muatan kurikulum
pendidikan anak usia dini. Program tersebut mencakup perwujudan suasana belajar
untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta
bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
a. Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai Agama
Sifat-sifat pemahaman anak usia Taman Kanak-kanak terhadap nilai-nilai
keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya:
1) Unreflective: pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-
nilai agama sering menampilkan suatu hal yang tidak serius, disebabkan tidak
mampu memahami konsep agama dengan mendalam.
2) Egocentris: dalam mempelajari nilai-nilai agama, anak usia Taman Kanak-
kanak terkadang belum mampu bersikap dan bertindak konsisten. Anak lebih
terfokus pada hal-hal yang menguntungkan dirinya.
3) Misunderstand: anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami
suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak.
4) Verbalis dan Ritualis: kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah,
bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti memberi latihan
menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya
5) Imitative: anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung.
2. Nilai Moral
a. Pengertian Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang.
Moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas
pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa
dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun
menjalankan aturan.
Pandangan Lickona (1992) dikenal dengan educating for character atau
pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam
hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosofi Michael Novak yang
berpendapat bahwa watak/ karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu,
moral knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling
berhubungan dan terkait.
pembentukan karakter/watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir,
yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral feeling), dan prilaku
moral(moral behavior). Hasil pembentukan sikap karekter anak pun dapat dilihat
dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness),
pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan
(perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan
(decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge). Sikap moral (moral
feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati
(emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan
kerendahan hati (and huminity). Prilaku moral (moral behavior) mencakup
kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
Pengertian moral/ moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki
individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku.
Menurut John Dewey, tahapan perkembangan moral seseorang akan melewati 3
(tiga) fase, yaitu premoral, conventional dan autonomous. Anak Taman Kanak-
kanak secara teori berada pada fase pertama dan kedua.
Sedangkan menurut Piaget, seorang manusia dalam perkembangan moralnya
melalui tahapan heteronomous dan autonomous.
Perkembangan moral dan etika pada diri anak Taman Kanak-kanak dapat
diarahkan pada pengenalan kehidupan pribadi anak dalam kaitannya dengan
orang lain. Misalnya, mengenalkan dan menghargai perbedaan di lingkungan
tempat anak hidup, mengenalkan peran gender dengan orang lain, serta
mengembangkan kesadaran anak akan hak dan tanggung jawabnya. Tujuan
pengembangan moral anak Taman Kanak-kanak adalah adanya keterampilan
afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk merespon orang lain dan
pengalaman-pengalaman barunya, serta memunculkan perbedaan-perbedaan
dalam kehidupan teman disekitarnya.
3. Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai agama dan moral di Teman
Kanak-kanak
a. Bentuk Pengembangan nilai agama dan moral
Untuk mencapai keberhasilan pengembangan nilai agama dan moral maka guru
dapat melakukannya melalui bentuk kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan
spontan, dan keteladanan.
1) Kegiatan pengembangan nilai agama secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar
kelas.
2) Kegiatan pengembangan agama secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti:
berdo‘a, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
2) Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi pertengkaran, dan lain-lain.
3) Kegiatan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berdo‘a, berpakaian rapi, berbahasa yang baik, gemar menolong,
memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, , sabar, dan lain-lain.
4. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman
Kanak-kanak
Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia Taman
Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat:
a. Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan
rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak,
serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.
b. Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu
membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.
c. Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan
kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak.
5. Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral
Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (Badudu-Zain:1996:896).
Dengan demikian metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama
kepada anak-anak, diantaranya:
a. Metode bermain
b. Metode bercakap-cakap
c. Metode demonstrasi
d. Metode proyek.
e. Metode bercerita.
f. Metode pemberian tugas.
g. Metode uswah hasanah atau keteladanan
6. Ruang Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral
Ruang lingkup pengembangan nilai agama dan moral yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah sebagai berikut:
Untuk anak 4-5 tahun:
a. Mengetahui agama yang dianutnya
b. Meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar
c. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
d. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
e. Membiasakan diri berperilaku baik
f. Mengucapkan salam dan membalas salam
Untuk anak 5-6 Tahun:
a. Mengenal agama yang dianut
b. Mengerjakan ibadah
c. Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb
d. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
e. Mengetahui hari besar agama
f. Menghormati (toleransi) agama orang lain
7. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), Kompetensi Inti,
dan Kompetensi Dasar, Lama Belajar, dan Indikator Pencapaian
Perkembangan
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan standar
isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini.STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan
kurikulum PAUD. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup
perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari
nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks
bermain.
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian
muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.
Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi. Proses pembelajaran
yang dilakukan diarahkan untuk tecapainya kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan 6 aspek perkembangan secara
terpadu. Kompetensi dibedakan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada
akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun. Kompetensi Inti mencakup:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu:
1) Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1.
2) Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2.
3) Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam
rangkamenjabarkan KI-3.
4) Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4
c. Lama Belajar
1) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman
belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap
muka.
2) Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut.
a. kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 120 menit per minggu;
b. kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar
paling sedikit 360 menit per minggu; dan
c. kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama
belajar paling sedikit 900 menit per minggu.
3) Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan
pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540
menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
8. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral
Merancang kegiatan pengembangan moral dan agama merupakan sesuatu yang
sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan
dilakukan.
Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau
program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar proses tersebut
mencakup:
a. Perencanaan pembelajaran;
b. Pelaksanaan pembelajaran;
c. Evaluasi pembelajaran; dan
d. Pengawasan pembelajaran.
Pada pasal 12 disebutkan bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai
pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik
anak, dan budaya lokal. Adapun ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut
meliputi:
a. Program semester (Prosem),
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
c. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Penyusunanperencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam
pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Penghargaan kepada anak dianggap tepat apabila mengakui berbagai potensi dan
karakteristik yang dimilikinya, yang diikuti dengan berupaya sekuat tenaga untuk
membantu mengembangkannya.
Keterampilan sosial adalah keterampilan yang digunakan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain sesuai peran dalam struktur sosial. Cara
berinteraksi tersebut diciptakan, dikomunikasikan, dan dilakukan secara verbal dan
non verbal dalam kompleksitas sosial untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi
seseorang. Proses pembelajaran keterampilan ini dinamakan sosialisasi.
Keterampilan sosial (Cartledge and Milburn,1992: 143-149). adalah perilaku sosial
yang perlu dipelajari karena memungkinkan individu dapat berinteraksi untuk
memperoleh respon positif dan menghindari respon negatif.
Menurut hasil studi, dalam kehidupan ini terdapat delapan aspek yang menuntut
keterampilan sosial (social skills) yaitu: keluarga, lingkungan, kepribadian,
pergaulan, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok.
1. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan
selama kegiatan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh atau jurnal, dan
rubrik.
Sebagai alat penilaian pembelajaran, pengamatan memiliki karakteristik berikut:
a. Pengamatan dilakukan sesuai dengan kegiatan pelaksanaan program
b. Pengamatan direncanakan secara sistematis
c. Pengamatan menggunakan alat bantu rekam data seperti daftar cek, skala
penilaian, catatan anekdot
d. Data yang diperoleh dipilah sesuai dengan kegiatan pelaksanaan program
e. Pengamatan harus teliti dan tuntas
f. Pengamatan harus dapat dikategorikan atau dikualifikasikan
Secara Harpiah
Pendidikan Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial untuk
memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang
belajar bersama dalam waktu yang bersemaan serta guru yang sedang
memfasilitasi kegiatan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas untuk menyelesaikan
permasalahan pembelajaran di dalam kelas.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas, serta untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesinya. Berdasarkan tujuannya, penelitian tindakan kelas
dibagi menjadi 3 area, yaitu :
1. Untuk memperbaiki praktik ;
2. Untuk pengembangan professional, dalam arti peningkatan pemahaman para
praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya ;
3. Untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan, output/hasil yang diharapkan melalui PTK adalah
peningkatan/perbaikan kualitas protes dan hasil pembelajaran.
Karakteristik PTK meliputi :
1. PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran
2. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui
aktivitas berpikir kritis dan sistemitis serta membelajarkan guru untuk menulis
dan membuat cacatan.
3. Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya
permasalahan nyata dan aktual dalam pembelajaran dikelas.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.
5. Adanya kolaborasi antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti
dalam hal pemasaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan dan tindakan.
(siklus)
Pelaksanaan PTK meliputi 4 tahapan, sebagai berikut .
1. Planning (perencanaan)
2. Acting (pelaksanaan)
3. Observating (observasi)
4. Reflecting (reflesi)
Komponen-komponen didalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah
sebagai berikut.
1. Anak, antara lain perilaku disiplin, motivasi belajar anak.
2. Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model
pembelajaran.
3. Materi kegiatan.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, yaitu penggunaan alat dan media
pembelajaran.
5. Penilaian proses dan hasil pembelajaran.
6. Lingkungan, missal penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah.
7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan anak, pengaturan jadwal
kegiatan dll.
KP.2 PENYUSUNAN PROPOSAL PTK DI TK
Secara harfiah proposal adalah suatu usulan dalam suatu penelitian yang
ditujukan untuk memecahkan masalah yang timbul.
Proposal juga diartikan sebagai pedoman, panduan, atau petunjuk bagi
peneliti dalam melaksanakan tahapan-tahapan penelitian.
Maka dapat disimpulkan bahwa proposal PTK merupakan suatu usulan dalam
suatu penelitian dimana penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut ditujukan untuk
memecahkan masalah yang timbul dikelas dengan pembelajarannya.
Penyusunan proposal PTK bertujuan untuk memudahkan melakukan
penelitian dalam memecahkan permasalahan pembelajaran dikelas secara
prosedur, menjamin cara kerja PTK lebih efektif dan efesien.
Komponen-komponen penelitian tindakan kelas (PTK) secara umum
meliputi :
1. Judul PTK
2. Pendahuluan
- latar belakang
- perumusan masalah
- pemecahan masalah
- manfaat hasil penelitian
3. Kajian teori / kajian pustaka
4. Metode penelitian (rencana dan prosedur penelitian)
5. Jadwal penelitian
Secara etomologi agama berasal dari bahasa sansekerta yakni “a” atrinya
tidak, dan “gama” artinya berubah, pergi maka agama dapat diartikan sesuatu
yang tidak berubah atau kekal abadi.
Secara umum
Tujuan pengembangan nilai agam pada anak adalah untuk meletakan
dasar-dasar keimanan dan pola takwa kepadanya, dan keindahan ahlak, cakap,
percaya pada diri sendiri serta memiliki kesiapan untuk hidup ditengah-tengah dan
bersama-sama dengan masyarakat untuk menempuh hidup yang di ridhanya.
Sedangkan tujuan khusus pengembangan nilai agama pada anak yaitu :
1. Mengembangkan rasa iman dan cerita terhadap tuhan
2. Membiasakan anak agar melakukan ibadah kepada tuhan
3. Membiasakan agar perilaku dan sikap anak didasari dengan nilai-nilai
agama
4. Membantu anak agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang
beriman dan bertakwa terhadap tuhan.
Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama kepada
anak, diantaranya :
1. Metode bermain
2. Metode karyawisata
3. Metode bercakap-cakap
4. Metode demonstrasi
5. Metode proyek
6. Metode bercerita
Pengembangan aspek moral
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak amanusia
bermoral moral dan manusiawi, tujuan pendidikan moral pada anak adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik anak serta mengembangkan sikap dan
perilaku yang didasari oleh nilai moral sehingga dapat hidup sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat
Watak atau karakter seseorang dibentuk melalui 3 aspek yaitu moral
kwoning, moral feeling, dan moral behavior.
Ruang lingkup materi pengembangan moral di TK meliputi :
1. Cinta tuhan dan segenap ciptaannya.
2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
3. Kejujuran
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong.
6. Percaya diri, kreatif dan kerja sama
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan
10. 4K ( kebersihan, kesehatan, kerapihan, dan keamanan)
Metode, rendekatan dan penilaian pengembangan moral di TK adalah.
1. Bercerita
2. Bernyayi
3. Bersajah
4. Karyawisata
Pengembangan Aspek Fisik Motorik
Perkembangan kemampuan motorik merupakan perubahan kualitas hasil
gerak individu. Berkembangnya kemampuan motorik dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu pertumbuhan dan perkembangan kedua faktor tersebut tersebut harus
didukung oleh latihan sesuai kematangan anak dan gizi yang baik.
Tujuan pengembangan motorik mampu mengembangkan kemampuan
motorik, menanamkan nilai-nilai sportifitas dan disiplin, meningkatkan kesegaran
jasmani serta memperkenalkan sejak dini hidup sehat.
Prinsip pengembangan motorik terbagi ke dalam 2 bagian yaitu
pengembangan motorik halus dan pengembangan motorik kasar.
Metode pengembangan fisik motorik pada anak diantarnya :
- Pemberian tugas
- Karya wisata
- Proyek
Pengembangan aspek kesehatan dan perilaku keselamatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setoap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial, kesehatan badan
adalah bebas dari penyakit, cacat dan kelemasan. Kesehatan rohani/jiwa adalah
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal. Sedangkan kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat.
Tujuan pengembangan aspek kesehatan dan perilaku keselamatan pada
anak adalah agar anak dapat memperoleh berbagai pengalaman yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Metode pengembangan aspek kesehatan dan perilaku keselamatan
diantaranya:
1. Metode pemberian tugas
2. Metode karyawisata
3. Metode bercerita
4. Metode bercakap-cakap
5. Metode proyek dll
1. Pengertian Presentasi
- Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirim
berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan
acara pilitik, presentasi lebih sering dibawakan dalam berbagai acara baik
dalam duni pendidikan maupun dunia bisnis.
- Presentasi adalah satu bentuk komunikasi dimana terjadi pertukaran
pesan/informasi antara seseorang dengan seorang atau beberapa orang
yang lain.
2. Tujuan Presentasi
a. Menyampaikan informasi
Tujuan pertama presentasi adalah menyampaikan informasi tentang
berbagai hal yang dianggap penting kepada audience. Informasi yang
disampaikan dapat berupa program kerja, mekanisme sebuah proses, hasil
evaluasi, rencana tindak lanjut atau berbagai bentuk penawaran kerjasama
kepada berbagai pihak.
b. Meyainkan pendengar
Presentasi yang dilakukan bersisikan informasi-informasi, data-data dan
bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang
disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa
yakin.
c. Menghibur pendengar
Pada saat penyampaian materi presenter dituntuk untuk melakukan
pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan profesional
sehingga peserta yang mendengarkan merasa terhibur sehingga dapat
memahami materi yang disampaikan.
Pada tujuan presentasi ini selain tiga point diatas ada banyak lagi diantaranya:
memotivasi dan menginspirasi pendengar melakukan suatu tindakan,
mempromosikan lembaga, membuat suatu ide atau gagasan, menyentuh emosi
pendengar dan lain sebagainya.
b. Prosedur Pelaksanaan
Secara umum kegiatan penilaian PK Guru di tingkat sekolah dilaksanakan
dalam 4 (empat) tahapan, yaitu:
1) Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh penilai
maupun guru yang akan dinilai yaitu:
a) memahami Pedoman PK Guru
b) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan
dalam bentuk indikator kinerja
c) memahami penggunaan instrumen PK Guru dan tata cara penilaian
yang akan dilakukan
2) Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PK Guru yang harus dilalui oleh penilai sebelum
menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.
a) Sebelum Pengamatan
b) Selama Pengamatan: pada saat pengamatan Penilai wajib mencatat
semua hasil pengamatan pada format laporan dan evaluasi per
kompetensi tersebut atau lembar lain sebagai bukti penilaian
kinerja. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa:
(1) Bukti yang teramati (tangible evidences)
(2) Bukti yang tak teramati (intangible evidences)
c) Setelah Pengamatan
c. Tahap Pemberian Nilai
1) Penilaian
2) Pernyataan keberatan
d. Tahap Pelaporan
e. Konversi Nilai Hasil PK Guru ke Angka Kredit