Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA

KANTOR PENGADILAN NEGERI MAJALENGKA KELAS II


KABUPATEN MAJALENGKA
Diajukan Sebagai Laporan Pertanggungjawaban Dalam Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan Program Keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran

Oleh :

NAMA : ARIZKA TRIANI

NIS : 1201712930

KELAS : XII OTKP 2

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IX

SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Jalan Siliwangi No.30 Telp. ( 0233 ) 661434 Kadipaten-Majalengka 45452

i
HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DARI
SEKOLAH

Laporan Praktik Kerja Lapangan ( PRAKERIN ) ini telah Diperiksa dan Disetujui

Oleh pembimbing dan kepala sekolah SMK Negeri 1 Kadipaten

Telah disetujui dan disahkan

pada tanggal seperti tertera dibawah ini

Majalengka, 30 September 2019

Ketua Program Keahlian Pembimbing PKL

Hj. TATI DARMIATI, S.lp.M.Pd ABDUL MADJID, S.Pd.,M.Pd

NIP. 19611006 199003 2 001 NIP. 19761128 200012 1 002

Mengetahui

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kadipaten

H. M ROCHENDI, S.Pd.,M.Pd.I

NIP. 19610706 198803 1 008

ii
HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DARI
INSTANSI DU/DI

Laporan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) ini telah Diperiksa dan Disetujui oleh
pembimbing dan pimpinan instansi DU/DI

Telah disetujui dan disahkan

pada tanggal seperti tertera di bawah ini

Majalengka, 30 September 2019

Mengetahui, Pembimbing PKL,

Pimpinan Instansi DU/DI Instansi DU/DI

SUTRISNO, S.H., M.H. MEME

Pembina Tk I (IV/b) Penata (III/c)

NIP. 196401031992031007 NIP.196711261993031003

iii
HALAMAN PENGUJI

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II telah


diperiksa dan disetujui untuk diujikan di depan penguji

Penguji

Nama :

NIP :

Hari/Tanggal :

Tanda Tangan :

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II ini


tidak disusun seorang diri. Banyak pihak yang terlibat dalam mendukung
pembuatan laporan PKL ini baik yang berupa materil maupun moril. Maka dari itu
saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kadipaten Bapak H. Moch Rochendi


S.Pd.,M.Pd.I

2. Wakasek Humas dan Ketua PKL di SMK Negeri 1 Kadipaten

3. Pimpinan Instansi DU/DI Bapak Sutrisno,S.H.,M.H

4. Ketua Program Keahlian Ibu Hj. Tati Darmiati,S.lp.M.Pd

5. Pembimbing PKL di Instansi DU/DI Bapak Meme

6. Pembimbing PKL di SMK Negeri 1 Kadipaten Bapak Abdul Madjid S.Pd.,


M.Pd

7. Rekan-rekan

v
Lembar Motto (Opsional)

 Hanya kebodohan yang meremehkan Pendidikan


 Pengetahuan adalah Kekuatan
 Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
 Orang cerdas bisa kalah karena keuletan orang bodoh
 Percayalah, setelah kegagalan ada sebuah petanda kesuksesan.

vi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik guna
memenuhi kelengkapan bukti belajar. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam menyelasaikan PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) bagi para
siswa-siswi dari SMK NEGERI 1 KADIPATEN.

Laporan prakerin ini kami susun berdasarkan pengalaman dan data-data


yang diperoleh selama melaksanakan prakerin di Kantor Badan Keuangan Dan
Aset Daerah. Sebagai sebuah jurusan, Prakerin ini diharapkan akan melengkapi
kompetensi siswa/siswi berupa keterampilan praktik dan etos kerja yang sesuai
tuntunan dunia kerja.

Laporan ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak
yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan untuk
kami. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 KADIPATEN yang telah memberi


kesempatan pada kami untuk melaksanakan Prakerin.
2. Bapak dan Ibu Guru SMK NEGERI 1 KADIPATEN yang telah
memberikan bimbingan bagaimana pelaksanaan prakerin tersebut
dilakukan.
3. Kepada Guru Pembimbing siswa prakerin.
4. Kantor pengadilan negeri majalengka kelas II kabupaten majalengka
Daerah yang telah memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan
Prakerin.
5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang senantiasa selalu membantu baik moral maupun materi.

vii
DAFTAR ISI

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan


dari sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan
bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional.

Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga


unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan
teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan
kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan
langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan Sistem Ganda
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional
dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan
tenaga kerja yang profesional tersebut.

Dimana para siswa yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan


dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri.
Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem Ganda ini kita tidak dapat langsung terjun
ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan
kerja.

Ada beberapa peraturan tentang Paktek Kerja Industri (PRAKERIN) dan


putusan Menteri. Adapun peraturan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN) adalah
sebagai berikut :

1. Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu
untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiataan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

1
2

2. PeraturanPeraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan


Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik
sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan
pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta
kebudayaan;
3. PeraturanPeraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam Pendidikan Nasional; serta
4. KeputusanKeputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK
yang berisi bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui
dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah dan Pendidikan diluar
sekolah”.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah dengan


dunia usaha atau dunia industri.
2. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.
3. Mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah ke dunia
industri.
4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
kerja yang berkualitas.
5. Menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.
6. Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional.
7. Penyeimbang antara ilmu teoritis dan praktek tentang dunia usaha dan
dunia kerja.
8. Melaksanakan salah satu program lembaga pendidikan SMK Negeri 1
Kadipaten.
3

9. Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam pengenalan terhadap


dunia usaha atau kerja.
10. Mendapat suasana baru dalam mencari ilmu yang selama ini hanya
dilakukan dalam ruangan kelas secara teoritis.
11. Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja
dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang.
12. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos
kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
13. Memberi pengetahuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
14. Meningkatkan efesiensi penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan
melalui penggunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja.
15. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada sekolah
menengah kejuruan.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :

a. Mengenalkan kepada siswa-siswi dunia kerja yang sesungguhnya


b. Siswa bisa berfikir kreatif dan bertindak inisiatif
c. Menambah wawasan dalam dunia kerja
d. Memberikan gambaran ke depan tentang pekerjaan
e. Mempererat hubungan dengan sekolah lain
3
BAB II

TINJAUAN UMUM INSTANSI DU/DI

2.1 Profil Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

A. Identitas Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

Nama : Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

Alamat : Jalan K.H Abdul Halim No.499

B. Gambaran Umum

1.1 Gambar kantor tampak dari depan

1.2 Gambar kantor tampak dari tengah

4
5

Sejarah Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

Pengadilan Negeri Majalengka didirikan pada tahun 1957 di bawah pengawasan


Pengadilan Negeri Cirebon. Pada masa awal berdirinya, Ketua Pengadilan Negeri
Majalengka dirangkap oleh Bapak Rd. Dwidjono Sastrodirjo yang juga menjabat
sebagai Ketua Pengadilan Negeri Cirebon, dengan tiga orang hakim yaitu Rd.
Oentoeng Hartomo Hardjosubroto, BA., Rd. Roro Sridarjiah, BA., dan Rd. Moch
Saroni serta M. Sudjab sebagai Panitera, Mohamad Taklid sebagai Panitera
Pengganti, dan dua orang karyawannya yaitu Afandi dan Sobari.

Beralamat di Jalan Satari Kebon Jengkol, Majalengka dengan menyewa rumah


penduduk sebagai kantornya, persidangan dilakukan di dua tempat. Persidangan
kasus pidana dilaksanakan di kantor Kejaksaan Negeri Majalengka, sedangkan
persidangan kasus perdata dilaksanakan di kantor Pengadilan Negeri Majalengka.

Pada tahun 1959, kantor Pengadilan Negeri Majalengka pindah ke Jalan Raya
Timur dan masih menyewa rumah penduduk. Pada tahun 1968 Pengadilan Negeri
Majalengka membangun kantor sendiri yang terletak di Jalan Pengadilan No. 1.
Selanjutnya, tahun anggaran 1981/1982 Pengadilan Negeri Majalengka kembali
membangun gedung baru yang berkedudukan di Jl K.H. Abdul Halim No. 499
Cigasong. Gedung tersebut secara resmi mulai digunakan dan diresmikan pada
tanggal 1 Maret 1983 oleh Bapak Suhendro Hardasi, S.H. selaku Kepala Kantor
Departemen Kehakiman Provinsi Jawa Barat. Sampai sekarang gedung tersebut
masih digunakan.

Adapun secara berturut-turut, Ketua Pengadilan Negeri Majalengka dijabat oleh :

1. Rd Dwidjono Sastrodirdjo ( Tahun 1957 – 1968 )


2. Idroes Abdulrasjid ( Tahun 1968 – 1971 )
3. A. Gultom, S.H.( Tahun 1971 – 1974 )
4. Rahmat Sukamihardja, S.H. ( Tahun 1974 – 1978 )
5. Sjarifudin Nitikusumah, S.H. ( Tahun 1978 – 1983 )
6. Nadi Raksodikomo, S.H. ( Tahun 1983 – 1986 )
7. Sopanudin, S.H. ( Tahun 1986 – 1992 )
6

8. Nasril, S.H.( Tahun 1992 – 1994 )


9. Muchlis, S.H. ( Tahun 1994 – 1996 )
10. Mascoen Wibowo, S.H.( Tahun 1996 – 1999 )
11. Koendjono, S.H. ( Tahun 1999 – 2000 )
12. Herry Sasongko, S.H. ( Tahun 2000 – 2003 )
13. Riancus, S.H. ( Tahun 2003 – 2004 )
14. Ridwan Ramli, S.H. ( Tahun 2004 – 2006 )
15. Junilawati Harahap, S.H., M.H. ( Tahun 2006 – 2009 )
16. Suko Harsono, S.H. ( Tahun 2009 – 2011 )
17. Tardi, S.H. ( Tahun 2011 – 10 Mei 2013 )
18. Tohari Tapsirin, S.H., M.H. ( 10 Mei 2013 – 18 Februari 2015 )
19. Khadwanto, S.H. ( 18 Februari 2015 – 2016 )
20. Nendi Rusnendi, S.H. ( Tahun 2016 – 18 Januari 2019 )
21. Sutrisno, S.H., M.H. ( 18 Januari 2019 – sekarang )

Secara berturut-turut, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Majalengka dijabat oleh :

1.Syakri Ardiwinata, S.H.


2. Djaelani, S.H. ( Tahun 1970 – 1976 )
3. M.A Mamun, S.H. ( Tahun 1976 – 1985 )
4. MRP. Hutagalung, S.H. ( Tahun 1985 – 1989 )
5. Hakim Soemantri, S.H. ( Tahun 1991 – 1995 )
6. Rastam, S.H. ( Tahun 1995 – 1996 )
7. Koendjono. S.H. ( Tahun 1997 – 1999 )
8. Riancus, S.H. ( Tahun 2000 – 2003 )
9. Junilawati Harahap, S.H. ( Tahun 2004 – 2006 )
10. Suko Harsono, S.H. ( Tahun 2008 – 2009 )
11. Eko Susanto, S.H. ( Tahun 2009 – 2010 )
12. Dahlan, S.H., M.H. ( Tahun 2011 – 2012 )
13. Astea Bidarsari, S.H., M.H. ( Tahun 2012 – 2014 )
14. Nendi Rusnendi, S.H. ( Tahun 2015 – 2016 )
7

15. Tiwik, S.H., M.Hum. ( 29 Desember 2017 – 18 Januari 2019 )


16. Eti Koerniati, S.H., M.H. ( 1 Februari 2019 – sekarang )

Secara berturut-turut, Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Majalengka dijabat


oleh :

1.M.Sudjab ( Tahun 1955 – 1961 )


2. Eman Sulaeman ( Tahun 1961 – 1963 )
3. M. Taklid ( Tahun 1963 – 1969 )
4. Hilman Suhana, BA ( Tahun 1969 – 1988 )
5. Mustapa HD, S.H. ( Tahun 1988 – 1994 )
6. Husen Patimura, S.H. ( Tahun 1994 – 1998 )
7. Euis Kartini ( Tahun 1999 – 2004 )
8. Iman Heruman, S.H.,M.H. ( Tahun 2004 – 2009 )
9. Ating Budiman, S.H. ( Tahun 2009 – 2014 )
10. Bunadi, S.H., M.H. ( Tahun 2014 – 30 Desember 2015 )

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung


Nomor 7 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi di Kepaniteraan dan
Kesekretariatan, Panitera dan Sekretaris tidak lagi dijabat oleh satu orang. Maka
dari itu sejak tahun 2016 hingga saat ini Panitera pada Pengadilan Negeri
Majalengka dijabat oleh :

1. Bunadi, S.H., M.H. ( 1 Januari 2016 - 18 Maret 2019 )


2. Jaya Bhakti, S.H. ( 22 Maret 2019 - sekarang )

Sekretaris Pengadilan Negeri Majalengka dijabat oleh :

1. Budiharto ( 1 Januari 2016 – 31 Juli 2017 )


2. Jundy Eka Saputra, S.E., M.M. ( 27 Oktober 2017 – Sekarang )
8

Wilayah Hukum Pengadilan

Hukum adat di wilayah Kabupaten Majalengka tidak jauh berbeda dengan hukum
adat di daerah Jawa Barat lainnya. Hukum adat tersebut pada umumnya mengatur
masalah-masalah:

-Warisan dan Hak Milik

-Hak Ulayat Desa

-Perkawinan

Hukum adat di wilayah Kabupaten Majalengka tidak ada yang menonjol dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari dan juga tidak mempunyai perbedaan yang
menonjol dengan hukum formil, sehingga tidak menjadi masalah yang berlarut-
larut bagi pemerintah Kabupaten Majalengka.

Dalam pelaksanaan Hukum Waris di daerah ini tidak ada perbedaan dengan
hukum perdata yang telah diregalisir oleh pemerintah sehingga Pengadilan Negeri
tidak terlalu mengalami kesulitan dalam hukum dan keadilan.

PEMERINTAH DAERAH

Sesuai dengan perumusan perundang-undangan yang berlaku, susunan organisasi


dan tata kerja pemerintah Kabupaten Majalengka sebagai berikut:

Bupati sebagai kepala daerah dengan dibantu oleh sekretaris daerah/setda dibantu
oleh asisten-asisten antara lain:

1. Asisten Pemerintahan
- Kabag Tata Pemerintahan
- Kabag Organisasi
- Kabag Hukum
- Kabag Humas
2. Asisten Pembangunan
- Kabag Perekonomian
- Kabag Pengendalian Program
9

- Kabag Kesejahteraan Masyarakat


- Kabag Lingkungan Hidup
3. Asisten Administrasi
- Kabag Kepegawaian
- Kabag Keuangan
- Kabag Perlengkapan

Selain itu juga Bupati dbantu oleh Wakil Bupati dan unsur Muspida yaitu antara
lain:

Unsur Muspida: - KEJARI

- KAPOLRES

- DANDIM

- Ketua DPRD

- Ketua Pengadilan Negeri sebagai Penasehat Muspida

Terdiri atas 15 dinas yaitu:

1. Dinas Perhubungan
2. Dinas Kimpraswil
3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4. Dinas Kependudukan dan KAB
5. Dinas Kesehatan
6. Dinas Pendidikan Nasional
7. Dinas Kehutanan
8. Dinas Pertanian
9. Dinas Perdagangan dan Industri
10. Dinas Perlindungan dan Kesatuan Bangsa
11. Dinas Sosial
12. Dinas Informasi dan Telekomunikasi dan Pariwisata
13. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
14. Dinas Pendapatan Daerah
10

15. Dinas pertahanan

Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

1.3 Gambar struktur organisasi


 Pegawai Personil Pengadilan Negeri Majalengka

Tabel 2.1 tenaga teknis Pengadilan Negeri Majalengka

Tenaga Teknis Pangkat/Golongan Keterangan


Ketua :
Sutrisno, SH.,MH. Pembina TK I/IV b
Wakil Ketua :
Eti Koerniati, SH.,MH Pembina/IV a
Hakim :
-Kopsah,S.H.M,H Penata/III c
-Dikdik Haryadi,S.H M.H Penata/III c
-Agusta Gunawan,S.H Penata/III c
-Ria Agustin,S.H Penata/III c
-Rini Andriyani S,S.H Penata muda TK I/III b
M.H Penata muda TK I/III b
11

-Ida Adriana,S.H
Sekretaris :
Jajang Sofyan,S.H Penata Muda TK I/III b
Panitera :
Jaya Bhakti,S.H Penata TK I/III d
Kepaniteraan Perdata :
Herny,S.H Penata TK I/III d
Kepaniteraan Pidana :
Otong Endang Penata/III c
Kosnendar,Sm.Hk
Panitera Pengganti :
Yeyet Mulyati,S.H Penata/III c
Asep Sumartono Penata TK I/III d
Neneh Sumarsih Penata/III c
Karnedy Penata/III c
Benny C.,S.H Penata/III c
Yullyus R,S.H Penata muda TK I/III b
Mohamad Sadikin,S.H Penata muda TK I/III b

Jurusita :
Ono Suhartono Penata muda TK I/III b
Yudi Adi Somantri,S.H Pengatur TK I/II d
Arnold Ray Kamba A.Md Penata muda III d
Jurusita Pengganti :
Purwani Wahyuningsih Pengatur TK I
12

Tabel 2.2 Pegawai Non Teknis Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

Tenaga Non Teknis Pangkat/Golongan Keterangan


Kasub bagian
kepegawaian organisasi &
tata laksana : Penata muda TK I/III b
Imas Suryati
Staff :
Memed Sudarma Pengatur muda/II a
Kasub bagian umum &
keuangan :
Meme Penata/III c
-Staff :
Hendra Darmawan,S.E Penata muda TK I/III b Bendahara penerima
Sandyana Pengatur muda/II b
Sarman Juru muda TK I/I b Tenaga kerja kontrak
Tenaga Kontrak :
1. Noli Lia
Komalasari
2. M. Haris Gartika
3. M. Rony
Priyanto,S.H
4. Udin Muhidin
5. Totoh Tohid
Hermansyah
6. Aep Saepulloh
7. Qodar Riadi
8. Iwan Himawan
9. Risa Minawati
13

 Tugas dan Fungsi Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II


Pengadilan Negeri Majalengka merupakan lingkungan peradilan umum
dibawah Mahkamah Agung sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan Pengadilan Tinggi sebagai kawal depan
( Voorj post ) Mahkamah Agung bertugas dan berwenang menerima,
memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk ditingkat
banding dan pengadilan negeri bertugas dan berwenang menerima,
memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk ditingkat
pertama.

Adapun tugas pokok dan fungsi struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut:

1. Ketua dan Wakil Ketua ( Pimpinan Pengadilan Negeri Majalengka )

- Ketua mengatur pembagian tugas para hakim, membagikan berkas perkara


dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara yang diajukan
kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan.
- Mengadakan pengawasan dan pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim,
panitera/sekretaris, pejabat struktural lainnya dan fungsional, serta
perangkat administrasi peradilan di daerah hukumnya.
- Menjaga agar penyelenggaraan peradilan terselenggara dengan wajar dan
seksama

2. Majelis Hakim

- Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya.

3. Panitera/Sekertaris

- Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur


tugas wakil panitera, para panitera muda, panitera pengganti, serta seluruh
pelaksana di bagian teknis Pengadilan Tinggi.
- Panitera, wakil panitera, panitera muda dan panitera pengganti bertugas
membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.
14

- Panitera membuat daftar perkara-perkara perdata dan pidana yang di


terima di kepaniteraan.
- Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang-undang
yang berlaku.
- Panitera bertanggungjawab atas pengurus berkas perkara, putusan,
dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-
surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lainnya yang di simpan di
kepaniteraan

4. Wakil Panitera

- Membantu panitera untuk secara langsung membina, meneliti, mengawasi


pelaksanaan tugas administrasi perkara terhadap panitera muda.
- Melaksanakan tugas panitera apabila panitera berhalangan.
- Melaksanakan tugas yang di degelasikan kepadanya.
- Bertindak sebagai anggota BAPERJAKAT.
- Bertindak sebagai ketua tim penataan arsip/berkas perkara.

5. Sekretaris

- Sekretaris bertugas menyelenggarakan administrasi umum, mengatur tugas


wakil sekretaris, para kepala sub bagian, pejabat administrasi umum, serta
seluruh pelaksana di bagian kesekretariatan pengadilan tinggi.
- Sekretaris selaku pengguna anggaran ( kuasa pengguna anggaran )
bertanggungjawab atas pengguna anggaran.
- Sekretaris selaku pengguna barang ( kuasa pengguna barang )
bertanggungjawab atas keberadaan dan pemanfaatan barang milik negara (
BMN ).

6. Panitera Pengganti

Membantu hakim dalam persidangan perkara perdata dan pidana serta


melaporkan kegiatan persidangan tersebut kepada panitera muda yang
bersangkutan.
15

7. Kepala Urusan Umum

Memberikan pelayanan guna terciptanya proses peradilan menangani surat


keluar dan masuk yang bukan bersifat perkara.

8. Kepala Urusan Keuangan

Menangani masalah keuangan, baik keuangan penerimaan negara bukan


pajak, pengeluaran, anggaran dan hal-hal lainnya yang menyangkut.

9. Kepala Urusan Kepegawaian

- Menangani keluar masuknya pegawai


- Menangani pensiun pegawai
- Menangani kenaikan pangkat pegawai
- Menangani gaji pegawai
- Menangani mutasi pegawai
- Menangani tanda kehormatan
- Menangani usulan/promosi jabatan dan lain-lain

10. Perencanaan Teknologi Informasi dan Pelaporan

- Menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian negara atau lembaga


(RKAKL)
- Menyusun laporan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan
- Menyusun sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP)
- Mengelola website Pengadilan Negeri Majalengka
- Mengelola aplikasi persediaan, SIMAK-BMN, SIMAN, SIMANTAP,
KOMDANAS, E-Monev Bappenas, sistem informasi penelusuran perkara
(SIPP) dan aplikasi direktori putusan

11. Jurusita

- Jurusita bertugas untuk melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh


Hakim Ketua Majelis
16

- Jurusita bertugas menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-


teguran, protes-protes dan pemberian putusan pengadilan
- Jurusita melakukan penyitaan atas perintah ketua Pengadilan Negeri
- Jurusita membuat berita acara penyitaan, yang salinannya kemudian
diberikan kepada pihak-pihak terkait untuk

C. Visi dan Misi Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II

a) Visi Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II mengacu pada visi

Agung Republik Indonesia yaitu :

“ MEWUJUDKAN PENGADILAN NEGERI MAJALENGKA YANG AGUNG


b) Mencapai visinya melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya

Adapun misi Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II yaitu :

1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Majalengka


2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari
keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri
Majalengka
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri
Majalengka
17

2.2 Waktu Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Pengadilan Negeri Majalengka


Kelas II dari mulai tanggal 1 Juli 2019 sampai tanggal 30 September 2019.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) ini dilaksanakan dari hari Senin
sampai Jum'at pukul 08.00-15.00 WIB.

2.3 Kegiatan

1. Menangani surat keluar


2. Mengelola sistem kearsipan
3. Menscanner surat keluar
4. Mengelola buku register
5. Mengelola buku ekspedisi
BAB III

MATERI PRAKERIN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktik kerja industri ( PRAKERIN ) ini dimulai pada


tanggal 1 Juli 2019 sampai tanggal 30 September 2019, yang bertempat di
Pengadilan Negeri Majalengka di Jalan K.H Abdul Halim No. 499 Majalengka
45413

Tabel 3.1 Jadwal Jam Prakerin di Pengadilan Negeri Majalengka

HARI JAM MASUK JAM PULANG

Senin 08.00 15.00


Selasa 08.00 15.00
Rabu 08.00 15.00
Kamis 08.00 15.00
Jumat 07.30 15.00
Sabtu Libur Kantor Libur Kantor

3.2 Alat Bahan dan Pelengkapan Kerja

 Buku tulis
 Ballpoint
 Tipe-X
 Stepler
 Perforator
 Stempel
 Kertas Karbon
 Lem

18
19

 Gunting

3.3 Proses Pekerjaan

Mendeskripsikan Menangani Surat Keluar

a. Pengertian Menangani Surat Keluar

Surat keluar adalah surat yang dibuat/dikirimkan oleh suatu instansi/kantor


kepada pihak lain, baik perseorangan, kelompok maupun suatu lembaga

Surat keluar dapat disebabkan tiga faktor antara lain sebagai berikut :

1.Surat keluar merupakan jawaban dari adanya surat masuk

2.Surat keluar merupakan kebutuhan, misalnya kantor ingin mengundang rapat,


maka dibuat surat undangan rapat

3.Surat keluar memberikan informasi, misalnya surat pemberitahuan, surat edaran.

Menangani Surat Keluar

Mendeskripsikan Menangani Surat Keluar

a. Pengertian Menangani Surat Keluar

Surat keluar adalah surat yang dibuat/dikirimkan oleh suatu instansi/kantor


kepada pihak lain, baik perseorangan, kelompok maupun suatu lembaga

Surat keluar dapat disebabkan tiga faktor antara lain sebagai berikut :

1. Surat keluar merupakan jawaban dari adanya surat masuk


2. Surat keluar merupakan kebutuhan, misalnya kantor ingin mengundang
rapat, maka dibuat surat undangan rapat
3. Surat keluar memberikan informasi, misalnya surat pemberitahuan, surat
edaran
20

b. Penanganan Surat Keluar Sistem Buku Agenda

1. Pembuatan Konsep

Konsep surat sering disebut sebagai draft. Saat pengetikan belum


menggunakan komputer (masih menggunakan mesin tik manual atau mesin tik
elektrik) untuk membuat surat harus dibuat dulu konsepnya secara tertulis di atas
kertas bergaris/kertas buram/lembar konsep surat. Hal ini karena jika langsung di
ketik terjadi banyak kesalahan. Saat ini mesin tik sudah tidak lagi menjadi alat
yang populer karena sudah digantikan oleh komputer yang lebih canggih. Konsep
yang ditulis tangan pun kini sudah mulai ditinggalkan, konsep surat sudah
langsung di ketik dengan komputer. Namun demikian, masih ada yang tetap
menggunakan cara yang lama membuat konsep ditulis tangan, kemudian di ketik
menggunakan komputer.

Walaupun hanya konsep, namun pembuatan konsep juga sebaiknya dibuat


dengan baik, disusun secara lengkap sesuai dengan aturan pembuatan surat,
dengan bagian-bagian surat dibuat lengkap, termasuk juga bentuk suratnya,
sehingga tidak terjadi banyak perbaikan atau revisi pada saat pengetikan.

Pembuatan konsep dapat dilakukan secara :

1. Sentralisasi : dipusatkan pada unit tertentu yang menangani


kegiatan administrasi persuratan.
2. Desentralisasi : dibuat oleh masing-masing unit atau bagian
tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Pembuatan konsep dapat dilakukan oleh :

1) Atasan atau Pimpinan

 Konsep dibuat dan di ketik sendiri secara lengkap, biasanya untuk surat
rahasia.
 Konsep dibuat sendiri dan diserahkan kepada juru TIK.
21

 Konsep dibuat secara garis besar, diselesaikan secara lengkap oleh


sekretaris.
 Konsep di diktekan langsung kepada sekretaris atau pembantunya.

2) Orang yang Ditunjuk Konseptor

 Pimpinan dapat menunjuk langsung orang yang dipercaya untuk membuat


konsep surat.
Agar ada keseragaman dalam pembuatan konsep surat, sebaiknya konsep
ditulis dilembar konsep surat. Selain agar lebih rapi juga memudahkan
dalam membuat konsep dan mencegah ada informasi yang tertinggal serta
jelas dalam pertanggungjawabannya

2. Persetujuan Konsep

Jika konsep surat dibuat oleh konseptor atau bawahan, maka konsep
tersebut harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan. Tujuannya adalah
memeriksa apakah konsep surat tersebut sudah sesuai atau perlu diperbaiki atau
dikoreksi. Bila konsep sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan, maka
pimpinan akan memberi tanda/paraf ( acc ) pada konsep tersebut.

3. Pencatatan Surat

Konsep surat yang sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan,


selanjutnya dicatat kedalam buku agenda surat keluar untuk diregistrasi atau
didaftarkan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nomor surat dari agendaris
sesuai dengan aturan pemberian nomor surat yang berlaku di kantor tersebut.
Format buku agenda dan cara pengisiannya dapat dilihat pada materi pengurus
surat masuk sistem buku agenda.

4. Pengetikan Konsep Surat

Konsep surat yang telah mendapatkan persetujuan pimpinan dan


mempunyai nomor surat, selanjutnya dapat diserahkan kepada juru TIK untuk
diketik dengan rapi. Jangan lupa untuk mengetik juga sampul surat yang akan
digunakan.
22

5. Pemeriksaan Pengetikan

Juru TIK harus memeriksa hasil pengetikannya sebelum surat tersebut


diprint atau dicetak, jangan sampai ada kesalahan pengetikan sekecil apapun,
walaupun hanya satu huruf sekali pun. Apalagi jika berupa angka-angka, harus
diteliti karena beda angka adalah kesalahan fatal. Bahkan konseptor harus
memeriksa juga pengetikan tersebut, sehingga benar-benar sesuai dengan
konsepnya. Selain itu, konseptor juga memberikan parafnya dengan pensil
pertanda surat sudah sesuai dengan konsep.

6. Penandatanganan Surat

Setelah surat sudah selesai di ketik dengan rapi, maka pejabat yang
berwenang atau bertanggungjawab terhadap surat tersebut dan membubuhkan
tanda tangan di atas nama terang.

7. Pemberian Cap Dinas

Surat yang sudah ditandatangani oleh penanggungjawab, selanjutnya di


beri cap dinas/stempel sebagai tanda sahnya surat. Surat yang tidak ada cap
dinas/stempel akan diragukan keabsahannya. Pemberian cap dinas dibubuhkan
disebelah kiri tanda tangan dengan menyinggung sedikit dari tanda tangan
tersebut.

8. Melipat Surat

Surat yang asli dikirim ke alamat yang dituju dengan dilipat secara rapi
menggunakan aturan melipat surat. Sementara itu, tembusannya atau lembar ke-2
disimpan sebagai arsip tanpa dilipat, karena akan disimpan dalam map/folder di
laci filling cabinet. Untuk surat yang nantinya akan dimasukkan kedalam sampul
berukuran besar, tidak perlu dilipat. Melipat surat harus juga memperhatikan
ukuran sampul yang akan digunakan.

9. Penyampulan Surat
23

Surat yang telah dilipat rapi selanjutnya dimasukkan kedalam sampul yang
telah disediakan dan direkatkan dengan lem secara rapi.

Perhatikan juga hal-hal berikut :

1. Gunakan kop surat juga untuk sampul surat.


2. Cantumkan nomor surat bila diperlukan.
3. Jika sampul tidak menggunakan kop surat, harus dibubuhkan cap
dinas/stempel pada sampul disebelah kiri.
4. Perangko secukupnya.

10. Pengiriman Surat

Jasa pengiriman surat merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses prosedur pengurusan surat, baik surat masuk atau surat keluar. Oleh
karena itu dibutuhkan jasa pengiriman surat yang tepat.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan jasa pengiriman surat :

1. Jenis surat
2. Informasi yang tercantum dalam surat
3. Tujuan atau alamat surat
4. Volume atau banyaknya surat

Pengiriman surat dapat dilakukan dengan empat cara berikut :

 Melalui kurir, yaitu orang atau pegawai yang ditugaskan untuk mengantar
langsung surat kepada alamat yang dituju. Saat menyerahkan surat pada
orang yang dituju, petugas kurir meminta tanda tangan kepada penerima
bahwa surat sudah disampaikan dengan menggunakan buku ekspedisi
ekstern.
 Melalui pos, surat diantar langsung ke kantor pos dan diserahkan kepada
petugas pos dengan menggunakan buku ekspedisi ekstern untuk meminta
cap pos setempat bahwa surat sudah dikirim melalui pos. Jika hanya
dimasukkan ke kotak pos yang tersedia di tempat umum, cukup dicatat
24

saja dalam buku ekspedisi bahwa pengiriman dilakukan melalui kotak


surat.
 Melalui perusahaan jasa pengiriman ( DHL, TIKI, FEDEX, dan
sebagainya ).
 Melalui internet ( contohnya sepertinya Email ).

11. Penyimpanan Surat

Surat yang asli dikirimkan kepada alamat yang dituju, sedangkan tembusan
atau lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. Penyimpanan dilakukan dengan
menggunakan sistem penyimpanan, Misalnya: sistem abjad, sistem subjek, sistem
tanggal, sistem nomor, dan sistem wilayah.

Catatan :

1. Setiap satu surat harus dibuat minimal dua lembar, satu untuk alamat yang
dituju, dan lembar kedua untuk arsip.
2. Apabila alamat/orang yang dituju jumlahnya banyak. Misalnya : surat
edaran, maka surat cukup dibuat satu lembar saja, setelah ditandatangani
kemudian diperbanyak dengan mesin pengganda, misalnya mesin fotocopy
atau risograph, yang asli untuk arsip, salinannya untuk alamat yang dituju.

c. Penanganan Surat Keluar Sistem Kartu Kendali

1. Prosedur Penanganan Surat Keluar Penting

Seperti halnya dalam pengurusan surat masuk penting dimana pencatatan


dan pengendalian menggunakan kartu kendali, maka penanganan surat keluar
yang bersifat penting pun menggunakan kartu kendali. Keduanya tetap melalui
satu pintu utama keluar masuknya surat yaitu unit kearsipan.

Langkah-langkah pengurus surat keluar penting adalah sebagai berikut :

1. Unit pengolah

Surat keluar berasal dari unit pengolah atau unit kerja yang berkepentingan
terhadap surat tersebut. Pencatatan dengan kartu kendali dapat dilakukan di unit
25

kearsipan. Dapat juga dilakukan di unit pengolah, asalkan kartu kendali 1 dan
kartu kendali 2 diserahkan ke unit kearsipan, sehingga unit kearsipan selalu
mengetahui apa yang telah diproses di unit pengolah. Tata usaha unit pengolah
mengisi 3 kartu kendali, setelah itu surat asli beserta tembusannya dan kartu
kendali 1 dan 2 diteruskan ke unit kearsipan. Kartu kendali 3 disimpan di unit
pengolah. Tembusan yang telah diproses di pencatat surat, selanjutnya disimpan
di unit pengolah.

2. Pencatatan Surat

Tugas pencatat surat adalah sebagai berikut :

a) Menerima surat beserta tembusannya dan kartu kendali 1 dan 2 dari unit
pengolah.
b) Memberikan stempel pada surat.
c) Kartu kendali 1 diteruskan ke pengarah untuk disimpan dan berfungsi
sebagai kartu kontrol.
d) Memberikan parafnya pada kartu kendali 2 kemudian mengembangkan
kartu kendali 3 dan tembusan kepada unit pengolah.
e) Memberikan surat kepada petugas ekspedisi untuk dikirimkan kepada
alamat instansi.

3. Pengarahan Surat

Tugas pengarah surat dalam menangani surat keluar adalah menerima kartu
kendali 1 dari pencatat surat dan menyimpannya kedalam kotak kartu kendali
sebagai kontrol atau pengendali dari surat yang dikirimkan.

4. Penataan Arsip

Tugas penata arsip dalam hal ini adalah menerima kartu kendali 2 dari unit
pengolah dan menyimpannya dalam kotak kartu kendali sebagai pengganti arsip
yang ada di unit pengolah. Jika arsip yang ada di unit pengolah sudah in-aktif,
kartu kendali 2 di penata arsip di tukar dengan kartu kendali 3 dan tembusan di
unit pengolah.
26

5. Pengiriman Surat

Umumnya pengikut surat menggunakan ekspeditor atau kurir. Tugasnya


menerima surat-surat yang akan dikirim kepada pihak lain yang
mengirimankannya dengan cara-cara tertentu yang telah menjadi aturan di suatu
kantor.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pada dasarnya penanganan surat
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan aturan yang jelas. Penanganan
surat, baik surat masuk maupun surat keluar dengan menggunakan buku agenda
maupun kartu kendali bertujuan untuk mempermudah penanganan surat, jelas
prosedurnya, dapat mengamankan surat-surat dengan menyimpannya.

Perbedaan sistem buku agenda dan sistem kartu kendali dilihat dari langkah-
langkah penanganannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Perbedaan Surat Keluar Sistem Buku Agenda dan Kartu Kendali

Sistem Buku Agenda Sistem Kartu Kendali

Sistem pola lama Sistem pola baru


Pencatatan menggunakan Pencatatan menggunakan
buku agenda kartu kendali
Penyampaian surat Penyampaian surat
menggunakan buku menggunakan kartu kendali
ekspedisi
Pencatatan hanya dilakukan Pencatatan dapat dilakukan
oleh satu orang karena beberapa orang dalam waktu
hanya menggunakan satu yang bersamaan
buku
27

2.Prosedur Penanganan Surat Keluar Biasa

Penanganan surat keluar biasa atau rutin sama seperti menangani surat masuk
biasa, yaitu menggunakan lembar pengantar surat biasa.

Langkah-langkah pengurusan surat keluar biasa adalah sebagai berikut :

1. Unit Pengolah

Unit pengolah mencatat surat keluar biasa atau rutin dalam dua lembar
pengantar surat biasa, kemudian surat asli lembar pengantar (lembar 1 dan lembar
2), tembusan di teruskan ke pencatat surat di unit kearsipan. Selanjutnya,
menerima kembali tembusan surat yang telah diberi cap stempel tanggal oleh
pencatat surat dan lembar surat pengantar biasa ( lembar 2 ) untuk disimpan. Hal
ini digunakan sebagai tanda bahwa surat sudah di kirimkan ke alamat yang dituju.

2. Pencatatan Surat

Pencatat surat menerima surat, tembusan dan lembar pengantar surat biasa (
lembar 1 dan 2 ), kemudian memberi cap stempel tanggal pada tembusan surat
dan mengembalikan lagi tembusan dan lembar pengantar 2 kepada unit pengolah.
Hal ini sebagai tanda bahwa surat sudah di terima dan dikirimkan. Surat asli
dikirimkan ke alamat yang dituju melalui ekspeditor.

3. Prosedur Penanganan Surat Keluar Rahasia

Seperti halnya pengurusan surat masuk rahasia, untuk pengurusan surat


keluar rahasia juga menggunakan lembar pengantar surat rahasia.

Langkah-langkah pengurusan surat keluar rahasia adalah sebagai berikut :

 Surat rahasia di ketik sendiri oleh pimpinan atau dibuat oleh seseorang
yang ditunjuk langsung oleh pimpinan berikut tembusannya. Surat ini
dicatat langsung dalam lembar pengantar surat rahasia tembusan disimpan.
 Surat tertutup dan lembar pengantar surat rahasia ( lembar 1 dan 2
diserahkan kepada pengarah surat. Kemudian surat diserahkan kepada
28

ekspeditor untuk dikirim dan lembar pengantar 1 diserahkan kepada penata


arsip dan lembar pengantar 2 kepada unit pengolah )

Mengelola Sistem Kearsipan

Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan,


pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta
penyimpanan warkat menurut sistem tertentu. Saat dibutuhkan dapat dengan
cepat dan tepat ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi,
maka harus dimusnahkan.

Sistem yang sering dan masih berlaku di instansi-instansi diantaranya:

1. Sistem sentralisasi merupakan kearsipan dimana semua surat


perusahaan disimpan dalam satu ruangan bukan dalam kantor terpisah.
2. Sistem desentralisasi adalah sistem kearsipan yang dalam
pelaksanaannya tidak dipusatkan pada satu unit kerja, karena masig-
masing unit pengolah menyimpan arsipnya.

Sistem penyimpanan yang sesuai diantaranya:

- Sistem abjad merupakan suatu sistem dan penemuan kembali warkat-


warkat berdasarkan abjad
- Sistem nomor merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder
- Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari,
bulan/tahun tanggal dijadikan kode surat.
- Sistem Wilayah merupakan menyimpanan berdasarkan daerah/wilayah
surat yang diterima.

Prosedur Penyimpanan Arsip

1. Meneliti dulu tanda pada lembar disposisi apakah surat tersebut sudah
boleh untuk disimpan (meneliti tanda pelepas surat/release mark).
29

Tanda pelepas surat biasanya berupa disposisi dep. (deponeren) yang


menunjukkan perintah untuk menyimpanan surat.
2. Mengindeks atau memberi kode surat tersebut. Indeks/ kode surat
dibuat sesuai sistem penyimpanan arsip yang dipergunakan dan dibuat
untuk memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali surat.
3. Menyortir atau memisah-misahkan surat sesuai dengan bagian,
masalah atau tujuan surat.Kegiatan menyortir/ memisah-misahkan
surat sebelum disimpan biasanya dilakukan dengan menggunakan rak/
kotak sortir.
4. Menyimpan surat ke dalam map (folder). Penyimpanan surat ke dalam
map/ folder dapat menggunakan stofmap folio, snelhechter, brief
ordner, portapel atau folder gantung kemudian dimasukkan ke dalam
almari arsip/ filing cabinet atau alat penyimpanan arsip yang lain.
5. Menata arsip dengan baik sesuai dengan sistem yang dipergunakan.

Tujuan mengelola kearsipan menurut Drs. E. Martono :

1. Menyediakan wakat bila diperlukan


2. Menghindari pemborosan waktu bila dalam mencari
3. Mengumpulkan warkat yang berhubungan satu dengan yang lainnya
4. Mengamankan warkat yangpenting dari bahaya pencurian dan
kebakaran
5. Memanfaatkan tempat penyimpanan dan sarananya
6. Melindungi serta menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung pada
warkat khususnya warkat yang harus dirahasiakan.

Mendeskripsikan Pengertian Register Perkara

a. Pengertian Register

Register berasal dari kata registrum, yang berarti buku daftar yang
memuat secara lengkap dan terperinci mengenai suatu hal atau perkara, baik
yang bersifat pribadi maupun register umum, seperti register perkara, register
catatan sipil atau lain-lain. (Lihat Kamus Hukum karangan DR. Andi Hamzah,
SH halaman 500).
30

Sebelum lahimya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang


Pengadilan Agama, pola tentang register perkara sangat sederhana, saat itu
tugas-tugas Kepaniteraan masih dilaksanakan terbatas pada masalah fungsi
panitera sebagai pembantu hakim dalam persidangan, R Register Perkara
Pola Bindalmin | 2 belum ada bayangan sama sekali dalam pikiran kita
tentang tugas, kewajiban dan tanggung jawab seorang panitera seperti saat
ini.
Apa yang kita alami saat itu dapat kita jadikan cermin untuk saat
ini, dengan melihat kekurangan-kekurangan dimasa yang lalu menjadikan
harapan dimasa kini untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
register dengan baik dan benar. Selama ini telah beberapa kali Pola tentang
Register yang dipergunakan di Pengadilan Agama dan di PTA mengalami
perobahan diantaranya adalah :
a. Pola Register yang dipergunakan berdasarkan instruksi Direktorat
Jenderal Binbaga Islam Departemen Agama No. D/lnst./117/1975 tanggal
12 Agustus 1975. Register tersebut sangat sederhana, hanya terdapat
sembilan kolom saja, tidak tergambar sama sekali kondisi/keadaan perkara
seeara keseluruhan.
b. Pola Register yang dipergunaan berdasarkan Instruksi Direktorat
Jenderal Binbaga Islam Departemen Agama No E/HK/O.04/197/1983
tanggal 28 Register Perkara 3 | Pola Bindalmin Juni 1983. Dalam Register
tersebut sudah ada perkembangan dibandingkan dengan Register 1975
tersebut di atas, tetapi masih bersifat ha1-hal pokok saja, terdapat 28
kolom.
c. Pola Register yang dipergunakan berdasarkan Instruksi Direktorat
Jenderal Binbaga Islam Departemen Agama Nomor PAT/1988 tanggal 17
Oktober 1988. Register ini yang belum mencerminkan kegiatan Peradilan
dalam memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara sesuai dengan
amanah Undang-undang Register ini terdiri dalam 49 kolom.
Setelah lahimya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, lembaga Peradilan Agama telah mengalami perobahan-
perobahan yang sangat mendasar, status dan eksistensinya telah pasti.
Diantara ha1 bam yang kita hadapi akibat dari perubahan status dan
eksistensi itu adalah Po1a tentang Register. Po1a Register yang diatur
sebe1umnya dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1989, oleh karena itu buku register harus diganti
dan disempurnakan sesuai dengan Register Perkara Pola Bindalmin | 4
jiwa Undang-undang yang baru.
31

b. Macam-macam Buku Register :

 Buku Register di Kepaniteraan Perdata terdiri dari :


1. Register Induk Perkara Gugatn
2. Register Induk Perkara Permohonan
3. Register Permohonan Banding
4. Register Permohonan Kasasi
5. Register Permohonan Peninjauan Kembali
6. Register Eksekusi

 Buku Register di Kepaniteraan Pidana terdiri dari :


1. Register Perkara Pidana Biasa
2. Register Perkara Singkat
3. Register Perkara Cepat/Ringan
4. Register Perkara Lalu Lintas
5. Register Izin Penggeledahan
6. Register Izin Penyitaan
7. Register Penahanan
8. Register Barang Bukti
9. Register Perkra Banding
10. Register Perkara Kasasi
11. Register Peninjauan Kembali
12. Register Grasi

 Buku Register Pidana Anak terdiri dari :


1. Register Induk Pidana Anak
2. Register Pidana Anak Korban
3. Register Hasil Kesepakatan Diversi
4. Register Penahanan Anak
5. Register Banding Anak
6. Register Kasasi Anak
7. Register Peninjauan Kembali Anak

c. Cara Pengerjaan Buku Register :


1. Mendapatkan Berkas Pidana/Perdata
2. Setelah Mendapatkan Berkas Pidana/Perdata masukan data tersebut
pada buku register yang sesuai.
3. Setelah menemukan buku register yang sesuai, tulislah kedalam kolom
dan baris yang sesuai, yang berisi kode pengisian buku register
4. Setelah pengisian di buku register selesai, simpan berkas
pidana/Perdata tersebut di rak arsip penyerahan berkas Pidana/Perdata.
32

3.4 Hasil Yang Dicapai


Hasil yang dicapai selama Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di
Pengadilan Negeri Majalengka Kelas II, adalah ilmu yang diperoleh semakn
bertambah dan pengalaman dalam dunia kerja lebih paham, seperti :
1. Menangani Surat Keluar
2. Mengelola Sistem Kearsipan
3. Membuat Surat Keluar
4. Menscanner Surat Keluar
5. Mengentri Data Surat Kelur Melalui Aplikasi
6. Mengelola Buku Register
7. Mengelola Buku Ekspedisi
8. Menggandakan Surat/Dokumen
9. Menangani SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara)
10. Mengentri Data ke PTSP
11. Dapat Mengetahui Seluk Beluk Kerja
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyusun dapat menyimpulkan inti dari laporan ini, bahwasanya dengan


terlaksananya Praktik Kerja Industri ini penyusun bisa lebih memahami
tentang teori yang telah diajarkan disekolah dan juga mengetahui bahwa tidak
semua teori dapat diaplikasikan pada dunia kerja nyata. Dengan telah
terlaksananya kegiatan Prakerin penyusun dapat menguasai pengelolaan surat
masuk dan surat keluar.

4.2 Saran

a. Saran Untuk Sekolah

Penyusun mengharapkan demi kelancaran siswa/siswi dalam


melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pihak instansi kepada peserta
Prakerin, pihak sekolah harus lebih memperhatikan atau sering memberikan
pelatihan yang salah satunya tentang perangkat lunak.

b. Saran Untuk Instansi

Penyusun berharap semoga kedepannya pihak instansi dapat lebih mudah


dimengerti dalam menjelaskan tugas yang harus diselesaikan agar
mendapatkan hasil yang lebih sempurna atau baik.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/9022/mod_resource/conten
t/1/Materi%205%20PENANGANAN%20SURAT%20KELUAR%20SISTEM%2
0BUKU%20AGENDA.pdf. Diakses pada tanggal 20 september 2019, pukul
11.31 Wib.

31
LAMPIRAN

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai