Anda di halaman 1dari 8

WHO NYATAKAN KONDISI DARURAT INTERNASIONAL TERKAIT

VIRUS CORONA

Anak-anak memakai masker untuk mencegah penularan virus corona baru di Stasiun Kereta
Cepat Hong Kong West Kowloon di Hong Kong, China, Kamis (23/1/2020).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus Corona sebagai darurat


internasional. WHO akan mengumumkan langkah-langkah penanganan lebih lanjut. Tedros
Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, mengumumkan keputusan itu setelah sidang
Komisi Darurat, sebuah panel para ahli independen di tengah meningkatnya bukti penyebaran
virus ke 18 negara. Panel WHO, yang diketuai Didier Houssin dari Perancis, terdiri atas 16
para ahli independen. “Komite sepakat bahwa penyebaran [virus Corona] kini sudah
memenuhi kriteria untuk Darurat Kesehatan Publik atas Keprihatinan Internasional, dan
mengajukan saran lanjutan untuk diterbitkan sebagai rekomendasi sementara,” ujar kata juru
bicara WHO, Tarik Jasarevic, dalam pernyataannya yang dirilis Kamis (30/1/2020). Komite
WHO menyambut baik komitmen transparansi dan usaha-usaha untuk menginvestigasi dan
mengatasi penyebaran virus Corona yang dilakukan pemerintah Cina. Cina dinilai cepat
mengidentifikasi virus dan membagikan dampak-dampaknya. Hal itu membuat negara-negara
lain bisa cepat bereaksi dan melindungi dirinya sendiri. Hasilnya adalah pengembangan alat-
alat diagnosis yang cepat. Otoritas Cina juga diapresiasi karena melakukan kontak secara
intens dengan WHO untuk mengatasi penyebaran virus Corona ini. Cina juga sepakat untuk
bekerja sama dengan negara lain yang membutuhkan dukungannya. “Kebijakan yang diambil
Cina tidak hanya bagus untuk negara itu sendiri, tetapi juga negara-negara lain di dunia,” ujar
Tarik. Data WHO per 30 Januari 2020 menyebut, penyebaran virus corona yang terdeteksi
positif mencapai 7.818 kasus secara global di 18 negara dengan bertambahnya tiga negara,
sebut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 30 Januari 2020. Berdasarkan data resmi
WHO terkait laporan situasi virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCoV) yang
dikutip dari Antara, sebanyak 7.736 kasus positif terjadi di China, 1.370 orang mengalami
gangguan kesehatan serius, 170 orang meninggal, dan 12.167 lainnya diduga terjangkit virus
tersebut. Sementara virus corona semakin meluas di luar China dari 68 kasus di 15 negara
menjadi 82 kasus di 18 negara. Tiga negara yang masing-masing melaporkan satu kasus
positif adalah Finlandia, India, dan Filipina dengan keseluruhan kasus memiliki riwayat
perjalanan ke Wuhan. Finlandia adalah negara Eropa ketiga yang melaporkan kasus tersebut
setelah Prancis dan Jerman. Beberapa negara yang melaporkan penambahan kasus adalah
Jepang dari tujuh kasus menjadi 11 kasus, Singapura dari tujuh menjadi 10 kasus, Malaysia
dari empat menjadi tujuh kasus, dan Prancis dari empat menjadi lima kasus. Negara lainnya
dengan kasus positif virus corona yang jumlahnya tetap adalah Korea Selatan (4), Vietnam
(2), Kamboja (1), Thailand (14), Nepal (1), Sri Lanka (1), Amerika Serikat (5), Kanada (3),
Jerman (4), dan Uni Emirat Arab (4).

https://tirto.id/who-nyatakan-kondisi-darurat-internasional-terkait-virus-corona-ev31
WHO SIAPKAN RESPONS PENANGANAN VIRUS CORONA SENILAI
RP 9,22 TRILIUN

Dana ini akan digunakan untuk menghambat penyebaran virus corona secara global dan
melindungi negara-negara yang memiliki sistem kesehatan yang lemah.

Petugas kesehatan DKI Jakarta melakukan sosialisasi tentang virus corona serta memeriksa
suhu badan menggunakan infrared thermometer di Apartemen Mediterania Garden
Residences, Jakarta Barat, Kamis (6/2/2020).

Badan Kesehatan Internasional (WHO) dan komunitas internasional meluncurkan


rencana penanganan virus corona secara global senilai US$ 675 juta atau setara Rp 9,22
triliun (kurs Rp 13.655 per dolar AS). Respons ini diharapkan dapat menghambat penyebaran
virus corona di Tiongkok maupun dunia dan melindungi negara-negara yang memiliki sistem
kesehatan lebih lemah.
"Kekhawatiran terbesar saya adalah pada negara-negara yang tidak memiliki sistem
yang mampu mendeteksi orang-orang yang telah terinfeksi virus corona," ujar Direktur
Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari siaran pers di laman
WHO, Kamis (6/2). Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan bagi negara-negara tersebut untuk
mendeteksi, mendiagnosis, dan merawat pasien yang terinfeksi virus corona untuk
menghindari penularan dari manusia ke manusia dan melindungi para pekerja medis.
Dana ini akan digunakan untuk penanganan virus corona pada periode Februari
hingga April 2020. Rancangan yang disebut sebagai Strategic Preparedness and Response
Plan (SPRP) tersebut menjadi panduan segala aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan
oleh organisasi kesehatan global untuk menerapkan langkah-langkah prioritas dalam
penanganan virus corona di seluruh dunia.
Selain untuk membatasi penularan virus corona dari manusia ke manusia, SPRP
membantu mengidentifikasi, mengisolasi, dan merawat pasien di negara-negara yang paling
rentan. SPRP juga mengkomunikasikan risiko kritis, meminimalisasi dampak sosial dan
ekonomi dari wabah virus corona, hingga mengurangi penyebaran virus dari binatang, dan
hal-hal lain yang belum diketahui.
Rencana ini difokuskan pada dukungan operasional dan koordinasi internasional yang
berlangsung dengan cepat, meningkatkan kesiapan negara-negara menghadapi virus corona,
dan mengakselerasi prioritas dalam riset dan inovasi. "Efektivitas respons terhadap wabah
virus corona tergantung pada langkah-langkah yang disiapkan sebelum wabah menyerang,"
kata Kepala Program Kesehatan Darurat WHO, Mike Ryan.
Wabah Virus Corona Berisiko Tinggi WHO menetapkan wabah virus corona baru
(2019-nCov) ini memiliki risiko sangat tinggi di Tiongkok, regional, maupun global.
Langkah-langkah untuk mengantisipasi risiko ditertapkan berdasarkan faktor-faktor
kemungkinan penyebaran wabah yang lebih luas, potensi dampaknya terhadap kesehatan
manusia, dan berbagai level efektivitas kesiapan negara-negara di dunia. Seperti dilansir
Fortune.com, Bill & Melinda Gates Foundation turut menyumbangkan dana US$ 100 juta
atau sekitar Rp 1,35 triliun untuk membantu upaya penanganan wabah virus corona di Asia
dan Afrika. "Kami berharap dana ini bisa membantu mempercepat respons internasional yang
berbasis ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan rasa takut, dan dilakukan berdasarkan
langkah-langkah yang ditetapkan WHO," ujar CEO Gates Foundation, Mark Suzman, dalam
pernyataan tertulis. Sumbangan ini termasuk dana senilai US$ 10 juta yang diberikan yayasan
tersebut untuk mengatasi penyebaran virus corona pada Januari 2020. Hingga Kamis (6/2)
pagi, jumlah korban jiwa yang disebabkan oleh wabah virus corona mencapai 563 orang,
sebanyak 561 korban jiwa di Tiongkok sedangkan dua lainnya di Filipina dan Hong Kong.
Jumlah kasus infeksi virus corona yang terkonfirmasi secara global mencapai 28.256 kasus.

https://katadata.co.id/berita/2020/02/06/who-siapkan-respons-penanganan-virus-corona-
senilai-rp-922-triliun
IMF SEDIAKAN PINJAMAN CEPAT RP 705 TRILIUN UNTUK
TANGANI VIRUS CORONA

Sebagian pinjaman yakni sebesar US$ 10 miliar atau Rp 141 triliun tanpa bunga yang
dikhususkan untuk membantu negara termiskin menangani virus corona.

Dana Moneter Internasional atau IMF menyiapkan pinjaman darurat sebesar US$ 50
miliar bagi negara berpenghasilan rendah maupun berkembang yang membutuhkan bantuan
untuk menangani virus corona. Dari jumlah tersebut sebesar US$ 10 miliar akan dipinjamkan
tanpa bunga bagi negara anggota termiskin melalui fasilitas pinjaman cepat. Direktur
Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menjelaskan banyak negara anggota yang berisiko atas
penyebaran virus corona. Beberapa memiliki sistem kesehatan yang lemah, ruang kebijakan
yang tak memadai, ekspor komoditas yang turut tergoncang, dan banyak ketidakpastian lain.
"Saya khususnya prihatin dengan anggora kami yang berpengasilan rendah dan lebih
rentan. Negara-negara ini mungkin melihat kebutuhan pembiayaan meningkat dengan cepat
akibat penyebaran virus ini," ujar Georgieva dikutip dari laman resmi Bank Dunia, Kamis
(5/3). Pihaknya akan mengidentifikasi negara-negara yang rentan dan membutuhkan bantuan
dana sebelum kondisinya semakin memburuk. Saat ini, IMF memiliki kapasitas untuk
memberikan pinjaman kepada negara anggota mencapai US$ 1 triliun.
Adapun pinjaman sekitar US$ 10 miliar dapat diakses oleh negara-negara termiskin
tanpa bunga dengan jangka waktu 10 tahun. Sementara negara-negara berpenghasilan
menengah dan rendah dapat mengakses pinjaman dengan bunga rendah sebesar US$ 40
miliar untuk jangka waktu lima tahun. Dikutip dari Reuters, program pinjaman tanpa bunga
tersebut terakhir kali ditarik oleh Ekuador pada 2016 sebesar US$ 364 juta setelah negara
tersebut mengalami gempa dahsyat. Namun, negara-negara pasar berkembang yang lebih
besar seperti Brasil, Cina, dan India tidak memenuhi syarat untuk bantuan seperti itu, seperti
juga negara-negara di mana IMF telah menyatakan utang tidak berkelanjutan, termasuk
Argentina.
Georgieva dan Presiden Bank Dunia David Malpass menekankan pentingnya tindakan
terkoordinasi untuk membatasi dampak ekonomi dan manusia dari penyebaran virus. Bank
Dunia sebelumnya mengatakan akan memberikan dana darurat US$ 12 miliar atau sekitar Rp
170 triliun untuk membantu negara-negara berkembang meningkatkan layanan kesehatan
mereka, pengawasan penyakit, akses ke pasokan medis dan modal kerja untuk bisnis.

https://katadata.co.id/berita/2020/03/05/imf-sediakan-pinjaman-cepat-rp-705-triliun-untuk-
tangani-virus-corona
UNI EROPA KERAHKAN SEMUA ALAT ATASI VIRUS CORONA

Virus corona kini menyerang negara-negara di Eropa. Kasus corona bahkan


meningkat di Italia. Para pemimpin Uni Eropa (UE) pun akan berupaya dengan berbagai cara
untuk mengatasi wabah tersebut. “Kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki
untuk memastikan bahwa Eropa mampu mengatasi badai ini,” kata Presiden Komisi Eropa
Ursula von der Leyen, dilansir Aljazirah, Rabu (11/3/2020).
Sebanyak 27 pemimpin UE menggelar pertemuan melalui konferensi video.
Pertemuan itu dilakukan setelah menghadapi kritik bahwa pemerintah UE lambat dalam
menangani wabah virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, secara
global virus corona telah merenggut sekitar 4.000 nyawa dan lebih dari 113 ribu kasus telah
dikonfirmasi. Di sisi lain, sekitar 64 ribu pasien telah pulih dari infeksi virus tersebut. AYO
BACA : Ini Alasan Anies Baswedan Menunda Formula E Korban meninggal dunia akibat
virus corona di Italia melonjak 36 persen, Rabu (11/3). Badan Perlindungan Sipil Italia
mengatakan, angka kematian naik 168 per hari ini, sehingga menjadikan total kematian akibat
corona di Italia menjadi 631 jiwa. Kenaikan jumlah kematian itu merupakan yang terbesar
sejak penularan terungkap pada 21 Februari lalu. Menurut Reuters, dan worldometers, jumlah
total kasus di Italia naik menjadi 10.149 dari sebelumnya 9.172 yang meningkat 10,7 persen.
Italia merupakan negara Eropa paling terpukul atas wabah virus corona. Total kasus di Italia
menjadi nomor dua terbanyak setelah Tiongkok sebagai pusat penyebaran virus.

https://www.ayojakarta.com/read/2020/03/11/13250/uni-eropa-kerahkan-semua-alat-atasi-
virus-corona

Anda mungkin juga menyukai