Anda di halaman 1dari 154

RESUME MODUL A

KP 1. “KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI”

PERTUMBUHAN : Perubahan yang bersifat kuantitatif, adanya perubahan


dalam ukuran dan struktur tubuh (perubahan fisik) dan
sebagai perubahan secaram fisionlogis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik. Contoh : bertambah
tinggi dan berat badan, tambah panjang tulang-tulang
lengan tungkai. Dll
PERKEMBANGAN : Perubahan fungsional yang bersita kualitatif sebagai suatu
urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, saling
ketergantungan/saling mempengaruhi antara lingkup-linkup
fisik, psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
Contoh : dapat berjalan, dapat memegang pensil, dan
mengenal huruf dll.

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Perkembangan berlansung secara kontinyu dan tidak terputus, berlangsung dalam
urutan terpola, irama dan tempo perkembangan bersifat individual, bergerak dari yang
umum ke khusus, hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang dicapai,
proses perkembangan dipengaruhi oleh fakta hereditas (keturunan) dan lingkungan,
perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat dalam batas-
batas tertentu, adanya perbedaan pekembangan antara anak laki-laki dan anak perempuan,
bagian sifat-sifat individu saling berkorelasi secara positif dalam perkembangannya dan
setiap individu yang normal akan melewati segenap fase perkembangan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN
A. FAKTOR INTERNAL :
1. Faktor Hereditas (keturunan) sifat strukturnya, bukan tingkah lakunya) dengan
prinsip-prinsip Reproduksi (melalui sel benihnya), Komformitas/Keseragaman
akan mengikuti pola jenis (species) generasi sebelumnya. Variasi, bervariasi
penurunan seperti kakak dan adik sifatnya berbeda.
2. Proses selama kehamilan pembentukan sifat bawaan jenis kelamin, jumlah anak
dan urutan kelahiran anak.

B. FAKTOR EKSTERNAL :
Asupan gizi, gangguan fisik dan penyakit yang di derita, lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
 Karakteristik anak usia dini
Batas AUD ( Earluchildhood) : 0 – 8 tahun (Kls 1 – 3 SD) TK Kelompok bermain
TPA, batasan anak usia dini : Anak Usia 4 – 7 tahun.
 Lingkungan Perkembangan Anak
Lingkup Nilai Agama dan Moral, Fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional
dan seni
A. Lingkup Perkembangan Nilai Agama
Sifat-sifat pemahaman anak TK terhadap Nilai Agama :
A. UNREFLECTIVE : Dalam mempelajari nilai-nilai agama sering
menampilkan suatu hal yang tidak serius,
tidak memhami konsep agama dengan
mendalam.
B. EGOCENTRIS : Dalam mempelajari nilai-nilai Agama belum
mampu bersikap dan bertindak konsisten.
C. MISUNDERSTAND : Anak mengalami salah pengertian dalam
memahami suatu ajaran agama yang bersifat
abstrak.
D. VERBALIS & RITUALIS : Dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-
0nilai agama pada diri mereka dengan
memperkenalkan istilah, bacaan, dan
ungkapan yang bersifat agamis (menghapal,
mengucap, memperagakan).
E. IMITATIVE : Banyak belajar dari apa yang mereka lihat
secara langsung (meniru)
B. Lingkup Perkembangan Nilai Moral
Menurut Plaget, berpikir moralitas dalam 2 cara :
a. Cara Heteronomous (usia 4-7 tahun) : Anak menganggap keadilan dan aturan
sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah dan lepas dari kendali
manusia.
b. Cara Autonomous (usia 10 tahun ke atas) : Anak sudah menyadari bahwa aturan-
aturan hukum itu diciptakan oleh manusia.

Ruang lingkup moral dalam pembentukan karakter anak TK (balitbang kemendikbud)


: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa
Ingin Tahun, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, menghargai Prestasi,
Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli
Sosial dan Tanggung Jawab.
C. Lingkungan Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan Motorik : Perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock : 1998).

D. Lingkungan Perkembangan Kognitif


Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 3 – 4 tahun s/d usia 5 – 6 tahun dan
tugas perkembangan anak TK diantaranya: Memahamimakna berlawanan,
memnunjukkan pemahaman mengenal di dasar/di puncak, di belakang/di depan,
mengelompokkan, menyebutkan bentuk benda, memperkirakan, menceritakan
sesuatu kejadian, dll.

E. Lingkungan Perkembangan Bahasa


Srana berkomunikasi dengan orang lain dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak
dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lembang, gambar atau lukisan.

F. Lingkup Perkembangan Sosial Emosional


 Perilaku Sosial : Aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain menurut
Elizabeth B Hurlock (1978 : 228) untuk menjadi orang yang mampu
bersosialisasi memerlukan 3 proses : yiaut belajar berperilaku yang dapat
diterima secara sosial, memasukan peran sosial yang dapat diterima dan
perkembangan sikap sosial. Di jelaskan pula bwha emosi anak memiliki
karakteristik- karakteristik sperti emosi yang kuat, emosi seringkali tampak,
emois bersifat sementara, emosi berubah kematangan dan dapat diketahui melalui
gejalan perilaku.

G. Lingkup Perkembangan Seni


 Sumanto (2005); Fungsi didik seni di TK adalah sebagai media ekspresi, media
komunikasi, media bermain, media pengembangan bakat seni, media untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, media untuk memperoleh pengalaman
estetis dengan menekankan pada lingkup eksplorasi, eskpresi dan apresiasi.

KP 2. TUGAS PERKEMBANGAN ANAK TK


 Menurut Havighurst (1961) : Tugas Perkembangan : suatu tugas yang mencul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat
berhasil di tuntaskan akana membawa kebangaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, dan jika gagal akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan -
kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
 Munculnya tugas-tugas Perkembangan karena beberapa faktor seperti, kematangan
fisik, tuntutan masyarakat secara kulutral, dorong dan cita-cita individu dan tuntutan
norma agama.

Tugas-tugas Perkembangan Masa bayi dan kanak-kanak ( 0 – 6 tahun)


1. Belajar berjalan (usia 9 – 15 tahun)
2. Belajar makan makanan pada (usia 2 tahun)
3. Belajar berbicara; ada 2 pendapat, yaitu bayi mulai belajar bicara dengan menguarkan
macam-macam suara yang tidak berarti (meraban) dan suara bayi merupakan hasil
mengekspresikan perasaanya dengan cara meniru (imitasi)
4. Belajar buang air kecil dan buang iar besar (usia 4 tahun)
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6. Mencapai kestabilan jasmani fisiologis (usia 5 tahun)
7. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan dengan mengembangkan kata hati.
Fase-fase Perkembangan Individu
Masa usia pra sekolah (0 - 6 tahun)
1. Masa Vital (masa penggunan fungsi-fungsi biologis)
- Tahun pertama sebagai masa oral (mulut), memeasukan apa saja kedalam
mulutnya.
- Tahun kedua adalah belajar berjalan.
2. Masa Estetik (masa perkembangan rasa keindahan)

6 (enam) Lingkup Perkembangan Anak sesuai Permendikbud Nomor 137 Tahun


2014.
1. Perkembangan Nilai Agama dan Moral
Perkembangan Nilai Agama dan Moral untuk Anak Usia Dini dapat dilakukan di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Fisik / Motorik
Tugas-tugas perkembangan Fisik/Motorik usia 4 – 6 tahun dibagi 3 bagian utaram
yaitu : Moroik kasar, Motorik halus dan kesehatan dan perilaku keselamatan.

3. Kognitif
Tugas-tugas perkembangan aspek kognitif usia 4 – 6 tahun terbagi menjadi 3 bagian
utama yaitu belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, dan berfikir simbolik.

4. Bahasa
Tugas-tugas perkembangan bahasa usia 4 – 6 tahun terbagi menjadi 3 bagian utama
yaitu memahami bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan.

5. Sosial Emosional
Tugas-tugas perkembangan sosial emosional usia 4 – 6 tahun terbagi menjadi 3
bagian utama yaitu kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk diri sendiri danorang
lain dan perilaku prososial.
6. Seni
Tugas-tugas perkembangan seni usia 4 – 6 tahun dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu
anak mampu menikmati berbagai alunan lagu dan suara dan tertarik dengan kgiatan
seni.

KP 3. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI


 Deteksi Dini : upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk
menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor
resiko (fisik, biomedik, psikososial) terjadinya kelainan tumbuh kembang pada anak
usia dini.
 Intervensi : suatu kegiatan penanganan segera terhadap adanya penyimpanan tumbuh
kembang dengan cara yang sesuai dengan keadaan.
 Penilaian pertumbuhan dan perkembangan penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian
perkembangan yang masing-masing mempunyai parameka dan alat ukur tersendiri.
 Deteksi tumbuh kembang bisa mulai dilakukan sejak anak masuk ruang
pemeriksanaan melalui observasi atau pengmatan dengan meperhatikan penampilan
wajah, bentuk kepala, tinggi badan hingga interaksi dengan lingkungan-lingkungan
yang ditempuh melalui beberapa hal antara lain melalui anamnesis (wawancara
riwayat kesehatan oleh profesional/dokter), pemeriksanaan fisik dan skrining
perkembangan yang sistematis agar lebih objektif.
 Teknik pengukuran untuk mengetahui kelainan pertambahan anak seperti perawatan
yang pendek (short stature) perawatan tinggi (tall stature) yang diklasifikasikan
sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi (meliputi berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan dan tebal kulit).
 Macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah
pengukuran Berat Badan (BB), pengkuran Tinggi Badan (TB) dan pengukuran
Lingkar Kepala Anak (LKA)
 Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau
dianggap sebagai produk lingkungan (nature) saya.
 Deteksi dini terhadap perkembangan akan di lakukan melalui teknik skrining
perkembangan adalah prosedur yang relatif cepat, sederhana dan murah bagi anak-
anak yang tanpa gejala, namun mempunyai resiko tinggi atau dicurigai mempunyai
masalah.
 Perangkat peralatan skrining perkembangan diantaranya :
1. Kusioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP)
Berupa daftar pertanyaan singkat untuk orang tua (usai anak 3 bulan s/d 6 tahun,
a/10 pertanyaan)
2. Kusioner Perilaku Anak Pra Sekolah (KPAP)
Sekumpulan kondisi-kondisi perilaku sebagai alat untuk mendeteksi dini kelainan
perialaku anak TK (untuk usia 3 – 6 tahun); terdapat 30 perilaku yang ditanyakan
kepada orang tua.
3. Tes Daya Lihat (TDL) bagi Anak Pra Sekolah
Deteksi mendeteksi dini kelainan penglighatan anak.
4. Tes Daya Dengar (TDD)
Untuk menentukan gangguan pendengaran anak sejak dini.
 Teknik Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Untuk menentukan gangguan secara dini masalah emosional, autism dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak agar dapat dilakukan tindakan
intervensi dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
 Tiga Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
 Tiga Gejala Gangguan Pemusahatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak
TK
1. Tidak mampu memusatkan perhatian (inattentiveness)
2. Hiperaktivitas (aktivitas yang sangat berlebih)
3. Perilaku Impulsif (Impulsiveness)

 Langkah-langkah Pelaksanaan Deteksi Dini GPPH pada anak usia dini :


a. Tujuan
b. Jadwal Kegiatan
c. Alat yang digunakan
d. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH
(Ajukan pertanyaan, lakukan pengamatan, catat jawaban dan hasil pengamatan.
e. Interprestasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai bobot nilai.
KP 4. PERMASALAHAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DAN
PENANGANANNYA

Jenis-jenis Permasalahan Pada Anak


A. Permasal Fisik (berkaitan dengan sistem koordinas dan panca indra anak)
1. Gangguan dalam perkembangan fisk anak usia dini
 Gangguan fungsi paca indra, cacat tubuh, kegemukan (obesitas), gangguan
gerakan peniruan (stereotipik), malnutrisi (kurang gizi).
2. Ganguan dalam perkembangan motorik anak
 Gangguan motorik kasar dan motorik halus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Perkembangan Fisik Motorik
yang lambat.
1. Kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular (keterlambatan dalam
berjalan → mosular ditrofi)
2. Cerebral Palsy : gangguan perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik
dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak maju akibat cacat pada
jaringan otak.
3. Kelainan susunan tulang belakang seperti spinabifida.
4. Faktor lingkungan serta kepribadian anak.
5. Akibat kelainan bawaan
6. Adanya sejumlah faktor yang mempersakit persalinan seperti hiperbilirubina
dan hipoksia.
Penanganan Gangguan Fisik Motorik pada Anak
a) Deteksi Dini terhadap gangguan perkembangan dan pertumbuhan anak
 Pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan dan Pengukuran
Lingkar Kepala Anak (PLKA)
Stimulasi Motorik Kasar
1. Jalan : Bermain mobil-mobilan atau trioli dorong
2. Lari : Bermain menendang bola, main sepeda
3. Lompat ; Lompat diatas trampolin.
4. Lempar : Main lempar tangkap bola.
3. Gangguan Penglihatan
4. Gangguan Pendengaran
5. Gangguan Berbahasa
 Bahasa ekspresif dan bahasa reseptif
Jenis-jenis gangguan perkembangan bahasa anak-anak
a. Disfesia : gangguan bahasa yang ditandai dengan kegagalan anak dalam
mencapai tahapan perkembangannya sesuai dengan perkembangan bahasa
anak normal seusiannya belum bisa mengucap kata spontan yang bermakna.
b. Afasia : disebabkan adanya kerusakan pada pusat-pusat bahasa di cortex
cerebri :
1) Afasia Sensoria (kesulitan dalam memberikan makna rangsangan yang
diterima)
2) Afasia Motoris (kesultan dalam mengkoordinasikan/menyusun pikiran,
perasaan dan kemana menjadi simbol yang bermakna dan dimengerti
orang lian.
3) Afasia konduktif (kesulitan dalam menriu pengulangan bunyi-bunyi
bahasa).
4) Afasia Amnestik (kesulitan dalam memilih dan menggunakan simbol-
simbol yang tepat.
c. Gagap : gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama
bicara.
Beberapa Pendekatan yang dapat dilakukan
Pada anak gangguan perkembangan bahasa
a. Pendekatan Tkas Analysis Approach
b. Pendekatan atau perilaku
c. Pendekatan atau proses

B. Permasalahan Psiko Sosial


 Psikis = berkaitan dengan psikologis anak dan sosial berkaitan dengan interaksi
dengan lingkungannya
Berbagai permasalahan psiko sosial anak :
1. Agresivitas : perasaan marah/permusuhan/tindakan melukai orang lain
dengan tindaka kekerasan secara fisik, verbal, ekspresi wajah, gerakan tubuh
yang mengacam atau merendahkan.
2. Temper Tanrum : Luapan emosi yang meledak-ledak dan tindaka terkontrol
(sering muncul usia 15 bulan s/d 6 tahun)
3. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH)
Ketidak mampuan memusatkan perhatian
a. Hiperaktif
Hiperaktifitas : aktivitas motorik yang tinggi, aktivitas selalu berganti,
tidak punya tujuan berulang dan tidak bermanfaat.
b. Sulit Konsentrasi/Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)
Gangguan pada otak yang mengkibatkan kesulitan konsterasi dan
pemusatan perhatian
c. Permasalahan Belajar
Kesulitan belajar dalam hal mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca,
menulis, mengeja atau berhitung.
Kesulitan belajar digolongkan menjadi disleksia (kesulitan membaca),
disgrafia (kesulitan menulis) dan diskal kulia (kesulitan berhitung atau
mengkalkulasi secara matematis)
RESUME MODUL B

KP 1. TEORI BERMAIN DAN PERKEMBANGANANAK USIA DINI


BERDASARKAN KONSEP BARAT, TIMUR DAN AGAMA

KIHARJAR DEWANTARA “Memadang bahwa bermain bagi anak merupakan


KODRAT ALAM yang memiliki pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk
berbuat serta mengatur dirinya sendiri.

 TUTWURI HANDAYANI → Contohnya guru TK hanya boleh memberi bantuan


jika anak menghadapi bantuan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan.
 Setia Anak Memiliki Potensi untuk Berkembang sehingga pemberian kesempatan
yang luas bagi anak untuk mencari dan menemukan pengetahuan karena yang
demikian itu secara tidak langsung akan memberikan peluang bagi potensi anak
untuk dapat berkembang secara optimal.
 Karena anak sudah memiliki potensi maka Kihajar Dewantara memnadang bahwa
pendidikan anak itu sifatnya hany sebatas menuntun perumbuhan dan perkembangan
kekuatan-kekuatan kodrati yang dimiliki anak berlangsung melalui kegiatan bermain.
 TRIKON : KONTINYU → Pendidikan kebudayaan berlangsung secara terus
menerus.
 KONSENTRASI : Berpusat pada tujuan kebudayaan Indonesia.
 KONVERGENSI : Adanya perpaduan dengan kebudayaan bangsa-bangsa

TIGA KOMPONEN LINGKUNGAN YANG BERPERAN DALAM PENDIDIKAN


ANAK (TRI PUSAT PENDIDIKAN)
1. Lingkungan Keluarga → Pendidikan yang pertama dan utama yang dilaksanakan oleh
anggota keluarga (Ayah, Ibu dll).
2. Lingkungan sekolah (setelah keluarga oleh guru)
3. Lingkungan masyarakat (masyarakat lingkungan turut mendidik dan membentuk
karakter anak.
PEMIKIRAN JOHN DEWEY tentang Pendidikan pada umumnya dan pendidikan anak
pada khusunya, tertuang dalam karya menumental yang berjudul DEMOCRACY AND
EDUCATION. Dewey menyatakan bahwa PENDIDIKAN ADALAH REKONTRUKSI
DAN PERORGANISASIAN PENGALAMAN SECARA KONSTAN.

PRINSIP UMUM DALAM PENDIDIKA DEWEY :


1. Pendidikan itu adalah hidup bukan sekedar persiapan untuk hidup.
2. Pendidikan adalah perkembangan. Selama perkembangan itu belangsung, pendidikan
juga berlangsung.
3. Pendidikan adalah Rekontruksi dari sekumpulan pengalaman secara terus menerus.
4. Pendidikan adalah proses sosial dan untuk merealisasikan hal itu sekolah harus
berbentuk komunitas demokrasi.

 Dewey berpendapat bahwa sekolah merupakan model masyarakat demokratis


dalam bentuk kecil, dimana anak dapat mempraktekan keterampilan yang
diperlukan untuk hidup di dalam demokratis.
 Teori Pendidikan Dewey mengerucukan pada aliran filsafat progresivisme yan
di fokuskan pada sekolah sebagai CHILD - CENTERED dan menekankan
kurikulum yang mengutamakan aktivitas (activity – centered curriculum).
 PRINSIP - PRINSIP DASAR PENDIDIKAN YANG PROGRESIF menurut
DEWEY dirangkum oleh Kneller sbb :
1. Pendidikan itu seharusnya “Kehidupan” itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
2. Belajar dikatikan secara langsung dengan minat anak
3. Belajar melalui pemecahan masalah (problem solving) harus didahulukan dari
pada pengulangan mata pelajaran secara ketat.
4. Peran guru bukan untuk menunjukkan, tetapi membimbing.
5. Sekolah harus meningkatn upaya kerjasama bukan bersaing.
6. Hanya cara demokratislah sesungguhnya dapat meningkatkan peran ide dan
personalitas anak secara bebas, karena itu diperlukan bagi kondisi pertumbuhan
anak yang benar.
 TEORI – TEORI DEWEY DIPOPULERKAN OLEH WILLIAM HEARD
Melalui Progreive Education movemen secara ringkas sebagai berikut :
1. Anak harus benar-benar tertarik pada kegiatan, pengalaman atau pekerjaan yang
edukatif
2. Anak harus menentukan dan memecahkan kesukaran atau masalahnya sendiri.
3. Anak harus menentukan cara pemecahan masalah yang dihadapi sendiri.
4. Anak harus mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu melalui penerapan
dalampengalaman percobaan atau kehidupan sehari-hari.
 Dewey yakin bahwa pendidikan umum yang dikelola dengan baik akan dapat
memperbaiki suatu masyarakat dan dikatakannya pula bahwa sekolah yang baik harus
merupakan miniatur masyarakat.
 Pendidikan harus dapat mengembangkan minat mampu kemampuan anak, sehingga
ia akan berperan serta dengan baik di sekolah / di masyarakatnya, anak harus
menggunakan bangunan, alat-alat permainan, pengamatan alam, pengungkapan diri
dan hasil aktivitas sebagai cara belajar/pengembangan dirinya.
FROBEL : Pencetus berdirinya Kinderganten (TK)
 Frobel meluaskan prinsip Evaluasi Organisasi yaitu adanya integrasi yang fungsional
antara pikiran dan suansana fisik artinya dalam membuat suatu produk, maka ingatan,
khayalan, persepsi, kemauan dan perasaan bekerjasama dengan safa otak, otot tubuh
dan panca indra.
 Bagi Frobel, tujuan pendidikan yang pertama adalah aktivitas dan produktivitas.
 Frobel percaya bahwa dalam kehidupan terdapat “kekuatan dalam” yang mengatur
alam itu sendiri termasuk kehidupan anak.
 Tahun 1837 Frobel mendirikan TK (Kendergarten)
 Frobel berpendapat bahwa “Pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara
wajar. “menggunakan taman sebagai simbol dari pendidikan anak.
 Frobel sependapat dengan Pestalozzi bahwa anak-anak sejak lahir memiliki
kemampuan dna pemenuhan kebutuhan diri berasal dari dorongan hati anak tersebut
melalui aktivitas yang dialkukannya secara spontan.

 Pandangan pendidikan Frobel yang utama adalah :


1. Pendidikan bukan merupakan persiapan untuk hidup masa dewasa, tetapi lebih
merupakan pengalaman hidup yang akan menyatukan pikiran dengan tindakan.
2. Ekspresi diri dan belajar dari kerja seperti : berkebun, menjahit, menenun, musik,
merancang pekerjaan tangan, untuk mengembangkan bakat.
3. Anak-anak harus dibimbing sehingga mereka akan belajar melalui pengalaman
dalam suatu kelompok kerjasama serta akan membentuk sikap dan kebiasaan
moral yang baik saling membantu akan menciptakan persahabatan diantara
mereka TK menjadai miniatur masyarakat yang ideal.
4. Spontan, kegembiraan dan disiplin yang diberikan kepada anak-anak harus wajar
dan memberikan ciri terhadap sekolah tersebut maupun program-programnya.
5. Manusia adalah bagian dari alam dan tunduk kepada hukum alam.

MENTESSORI berpendapat bahwa pendidikan anak tidak terlepas dari pengaruh pikiran
ahli lain seperti Rousseaa dan Pestalozzi yang menekankan pola kondisi lingkungan
bebas dan penuh kasih agar anak dapat berkembang optimal.

 Montessori memandang anak usia prasekolah/TK sebagai suatu proses yang


berkesinambungan. Pendidikan merupakan aktivitas dari yang mengarah pada
pembentukan disiplin pribadai, kemandirian dan pengarahan diri.
 Mentessori mengembangkan alat-alat belajar yang memungkinkan anak untuk
mengeskplorasi lingkungan. Mencakup pendidikan jasmani, berkebub, belajar tentang
alam.
 Mentessori : Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu perkembangan
anak secara menyeluruh danbahan sekedar mengajar, spirit atau dasar-dasar
kemanusiaan itu berkembang melalui interaksi antara anak dengan lingkungan.
 Mentessori meyakini bahwa “Ketika dilahirkan anak secara kodrati sudah memiliki
pola perkembangan psikis atau jiwa.
 Pandangan mentessori yang paling terkenal adalah bahwa suatu masa yang ditandai
dengan begitu tertariknya anak terhadap suatu objek yang lainnya.
 Sistem pendidikan mentessori tidak ada hukuman atau hadiah
 Permainan diyakini mentessori dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada anak,
karena bermain bagi anak adalah sama dengan bekerja orang dewasa.
 Suasana sekolah mentessori sama dengan sausana di rumah

PIAGET berpendpat bahwa anak kecil mungkin tidak lebih bodoh daripada anak-
anakyang lebih besar/orang dewasa hanya karena anak berfikir dengan cara yang
seluruhnya berbeda dengan orang dewasa.
 Piaget : Pikiran Praoperasional bercirikan egesentrisme, animisme, heteromoni,
moral, memandang mimpi sebagai peristiwa diluar dirinya
 Pada wilayah moral, egosentrisme bergandeng tangan dengan heteromony moral
artinya anak-anak melihat yang mutlak yang diturunkan dari atas
→ mereka tidak bisa melihat perbedaan dan melihat dua aspek dalam situasi
bersamaan.
 Anak-anak pada tahap operasi berfikir konkret sanggup memahami dua aspek suatu
persoalan secara serentak.

PIAGET : PERKEMBANGAN KOGNITIF ADA 4 FASE :


F. FASE SENSORI MOTOR USIA 0 – 2 TAHUN
Berinteraksi dengan lingkungan melalui pacan indra.
G. FASE PRA OPERASIONAL : USIA 2 – 7 TAHUN → 4 – 6 TAHUN
 Masa permulaan anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun
pikirannya.
 Cara berfikir anak belum stabil, sebelum terorganisasi secara baik FASE INI
DIBAGI 3 :
1) Berfikir secara simbolis (2 – 4 tahun) → secara abstrak.
2) Berfikir secara egosentris ( 2 – 4 tahun) → melihatdua dengan perspektifnya
sendiri
3) Berpikir intuitifnya sendiri

H. FASE OPERASI KONKRET (7-12 TAHUN)


 Anak mampu berfikir secara logis, dengan sumber yang konkrit.

I. FASE OPERASI FORMAL (12 TAHUN)


 Dapat berfikir abstrak.

VYGOTSKY
 Beberapa Teori Psikologi “Vygotsky yang paling terkenal adalah UJARAN,
ESGOSENTRIS dan UCAPAN DALAM HATI :
1) UJARAN
Satu-satunya alat psikologi yang paling penting adalah ujaran-ujaran
membeaskan pikiran dan perhatian pada perseptual langsung, sebuah kebebasan
yang membedakan kita dengan spesies lain.
2) UJARAN EGESESNTRIS
Vysgotsky menyampaikan bahwa ujaran egosentrisme sangat berguna dan
menjadi jalan utama menuju ucapan dalam hati.

3) UCAPAN DALAM HATI


Ketika sesorang berbicara dengan diam-diam pada diri sendiri, sesungguhnya
orang tersebut sudah mengetahui subyek yang ada dalam pikirannya.

PANDANGAN ABDULLAH NASHEH ULWAN


 Pemikiran Paud menurut abdullah Nasheh Ulwan dirangkum ke dalam 5 pokok
pikiran.
1. Mendidik dengan keteladanan.
2. Mendidik dengan adat kebiasaan.
3. Mendidik dengan nasehat.
4. Mendidik dengan pengawasan.
5. Metode pemberian hukuman.

 Penerapan hukuman terhadap anak diperbolehkan tapi dengan beberapa syarat :


1. Bersikap lemah lembut dan kasih sayang
2. Hukuman secara bertahap dari yang paling ringan hingga yang keras
3. Menunjukkan kesalahan anak dengan berbagai pengarahan
4. Menunjukkan kesalahan anak tidak dengan kecaman
5. Menunjukkan kesalahan dengan memberikan isyarat
6. Tidak menunjukkan kesalahan anak dengan memutuskan hubungan
7. Memasukan kesalahan dengan tidak memukulnya

PANDANGAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH


 Pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah yang berkaitan dengan psikologis dan
pendidikan tentang bagaimana anak-anak yang suci, bersih dan keberdaannya
diamanatkan oleh Allah SWT, didik di arahkan perkembangannya ke arah yang baik
dan berguna bagi kehidupannya kelak.
 Dalam kitabnya tuhfatul maudud bi akhkamil maulud Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
memfokuskan beberapa tujuan PAUD sebagai berikut :
1) Menanamkan cinta kepada Allah dan Rosul pada diri anak semenjah usia dini.
2) Meningkatkan kesehatan akal dengan menjauhkan setiap sesuai yang menakutkan
dan mengagetkan mereka.
3) Memperhatikan masalah akhlak dan mebiasakan anak dengan kata-kata yang
baik, indah dan terpuji mencintai kebiakan dan jera terhadap keburukan.
4) Menjaga serta mengembangkan kemampuan kecerdasan dan jiwa anak sehingga
menjadi sosok yang mempunyai jati diri dan kepribadian yang kokoh.

KP 2. PENERAPAN TEORI BERMAIN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA


DINI BERDASARKAN KONSEP BARAN, TIMUR DAN AGAMA
 Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa permainan amat sesuai dengan jiwa anak
guna memenuhi daya khayal dandorongan bergerak, maka permainan merupakan hal
yang sangat penting untuk pendidikan dan taman akan-kanak. Bermain dan
permainan yang dipakai adalah permainan tradisional agar anak tetap dalam
lingkungan kebudayaan.
o Permainan Sumbar, ganteng, unclang → (mendidik anak agar seksama (titi
pratitis), cekatan, menjernihkan penglihatan).
o Permainan Dakon, Cublak-cublak Suweng, Kubuk → (mendidik anak tentang
pengetian konsep perhitungan dan perkiraan.
o Permainan Gogab, Trembung, Raton, Geritan, Obrob, Panahan, Jamran,
Jelungan → bersifat sport dapat melatih kekuatan fisik motorik untuk
kekuatan dan kesehatan badan, kecekatan, keterampilan, keberanian,
ketajaman penglihatan.
o Permainan mengutas bunga (ngronce), menyulam daun pisang atau jamur,
membuat tikar → untuk poendidikan karakter, tertib dan teratur.
o Contoh permainan Ki Hajar Dewantara (secara tradisional) → oray-orayan

 Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang manfaat permainan tradisional :


1) Permainan menjadikan tubuh atau badan anak menjadi sehat dan kuat serta
membentuk kelenturan bagian-bagian tubuh sehingga pertumbuhannya dan
perkembanganya berjalan secara optimal.
2) Permainan melatih ketajaman pikiran kehalusan rasa serta kekuatan keamanan.

 Maria montesori menyebutkan karakteristik temuan pada anak-anak adalah semua


anak mempunyai “Penyerap pikiran, smua anak akan melewati masa sensifit atau
masa peka, meua anakngin belajar, semua anak belahar dengan bermain dan semua
akan ingin mandiri.
 Prinsip diadaktis metodis maria mensssori adalah semua anak belajar melalui
bermain, bermain bagi anak adalah kerja yang dilakukandengan penuh kesungguhan.

 Esensi Metode mentesori meliputi empat hal yaitu semua pendidikan adalah
pendidikan diri sendiri (child centered), kebebasan (dalam proses belajar anak diberi
kebebasan seluas-luasnya), ketertiban (seperangkat aturan untuk menunjang
lancarnya proses belajar secara bebas, pengembangan indera (masuknya segala
pengertian dan konsep-konsep dalam pikiran anak adalah indera semata, sebagai
gerbang jiwa anak, harus berapa aktivitas secara konkret dan jelas.

 Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah metode yang paling tepat dalam mendidik dan
mengajar anak usia dini adalah melalui pembiasaan dan suri tauladan dari beberapa
metode dan model permainan yang dikemukakan oleh Ibnu Qoyyum Al-Jauziyah,
jelas bahwa pendidikan dan pembentukan jiwa anak usia dini has emallui permainan
yang mengarahkan pada pembiasaan keteladanan dan praktek nyatanya sehingga
dapat membentuk akhlak yang baik.

KP 3. PENDEKATAN METODE DAN TEKNIK BERMAIN SAMBIL BELAJAR


DENGAN BERBAGAI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
 Kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan
beberapa ahl diantaranya yaitu :
1. Karakteristik cara belajar anak :
Anak belajar secara bertahap, secara berpikirnya bersifat sehat,belajar dengan
berbagai cara, belajar satu sama lain dengan lingkungan sosial, belajar melalui
bermain.
2. Berorientasi pada kebutuhan anak :
Kebutuhan fisik (rasa alapr dan haus) kebutuhan keamanan (merasa aman,
terlindungi dan bebas dari bahaya), kebutuhan rasa dimiliki dan disayangi.
Lima tingkat kebutuhan manusia menurut maslow :
1) Kebutuhan Fisik
2) Kebutuhan Rasa Aman
3) Kebutuh Sosial
4) Kebutuhan Pernghargaan
5) Kebutuhan aktualisasi Diri
3. Stimulasi Terpadu
Pendidikan anak usia dini memandang anak sebagai individu utuh, karenanya
layanan PAUD dilakukan scara menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi
stimulasi yang terpadu makan penyelenggaraan gizi danpendidikan orang tua
(harus holistik integratif)
4. Berorientasi pada perkembangan anak
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak mengacu pada 3 hal
penting yaitu : a) Berorientasi pada usia yang tepat, b) Berorientasi pada individu
yang tepat dan c) Berorientasi pada kontek sosial budaya
5. Lingkungan yang kondusif :
Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak, lingkungan pembelajaran harus
diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis, penataan
ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain dan
tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya.
6. Menggunakan pendekatan tematik
Karakteristik pendek atau tematik adalah berpusat pada anak (student centered),
memberikan pengalaman langsung kepada anak (direct experience),
mengoptimalkan semua pemikiran anak, menyanyikan konsep-konsep dari
berbagai bidang pengembangan, bersifat fleksibel dengan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan dengan prinsip belajar PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar (Bahan yang ada disekitar anak
agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungannya).
 Pendekatan saintik dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik; yaitu
pross pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik membangun
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui tahapan mengamati,
menanya,mengumpulkan informasi, menelaah dan mengkomunikasikan.
 Pentingnya pendekatan saintifik di PAUD adalah :
1. Agar mendorong anak memiliki kemampuan berpikir kritis, analisis dan memiliki
kemampuan memecahkan masalah
2. Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada anak
3. Mendorong anak mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi.
 Manfaat belajar saintifik
1) Eksplorasi dan investigasi (mengamati dan menyelidiki obyek serta fenomena
alam)
2) Mengembangkan keterampilan proses sain dsar.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan
inkuisi atau penemuan
4) Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun
fungsinya.
 Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
1) Mengamati (Observasi)
2) Menanyakan (Questioning)
3) Mengumpulkan Informasi (Collecting)
4) Mengasosiasi (Associating)
5) Mengkomunikasikan (Commucating)

 Materi Saintifik Bagi Anak Usia Dini


Mengenal gerak, mengenal benda cair mengenal timbangan (neraca),bermain
gelembung sabun, mengenal benda-benda lenting, mengenal binatang.
 Jenis-jenis metode Pembelajaran AUD
 Bercerita, Demontrasi, Bercakap-cakap, Pemberian tugas, Sosio Drama/Bermain
peran, Karya Wisata, Proyek, Eksperimen.
 Bermain dapat diklasifikasikan sesuai kemampuan anak, seperti :
 Bermain eksplorasi, bermain energetik bermain keterampilan, bermain sosial,
bermain imajinatif, bermain teka-teki.

KP 4. STRATEGI PENERAPAN BERMAIN UNTUK MENGEMBANGKAN


ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Jenis-jenis Permasalahan Pada Anak


 Menurut Gordon dalamMoeslichatoen bermain dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1. Bermain soliter (bermain sendiri tanpa teman)
2. Bermain pararel (kegiatan bermain yang dilakukan sekelompok anak dengan
menggunakan alat permainan yang sama tapi masing-masing anak bermain
sendiri.
3. Bermain Asosiatif (anak bermain dalam permainan yang sama tapi tidak ada
peraturan)
4. Bermain kooperatif (masing-masing anak memiliki peran tertentu guna mencapai
tujuan bermain.
 Bermain berdasarkan pada kegemaran
Anak dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1) Bermain bebas dan spontan
2) Bermain puara-pura
3) Bermain dengan cara membangun dan menyusun
4) Bertanding atau berolahraga.
 Nilai bermain bagi perkembangan kognitif
Bermain merupakan kesempatan bagi anakuntuk bereksplorasi, mengadakan
penelitian-penelitian percobaan untuk memperoleh pengetahuan.
 Nilai bermain bagi perkembangan sosial
Bermain merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan serta melatih anak untuk bersosialisasi.
 Nilai bermain bagi perkembangan sosial
Bermain merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar menyesuaikan
diri dengan lingkngan serta melatih anak untuk bersosialisasi.
 Nilai bermain bagi perkembangan emosional
Bermain memberikan kesempatan pada anak meneksplorasikan perasan secara bebas,
baik perasan senang, takut, kecewa, sedih, marah dll.

 Pengaruh bermain bagi perkembangan anak :


Menurut Gurloick :
1. Perkembangan fisik bermain dapat mengembangkan otot dan melatih seluruh
bagian tubuhnya
2. Dorongan berkomunikasi dengan orang lain
3. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam
4. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan
5. Sebagai sumber belajar
6. Memberikan rangsangan bagi kreativitas
7. Perkembangan wawasan dini
8. Dapat belajar bermasyarakat
9. Merupakan sasaran moral
10. Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin
11. Perkembangan ciri kepribadian yang di inginkan
 Beberapa model pembelajaran di TK
 Model klasikal, model kelompok dengan kegiatan pengman, model sudut-sudut
kegiatan, model berdasarkan area dan sentra.
1. Pendekatan model kelompok dengan kegiatan pengaman anak dibagi
beberapa kelompok dalam satu pertemuan anak menyelesaikan 2 – 3 kegiatan
dalam kelompok bergantian dan apabila tidak ada tempat, lagi anak bermain
pada sudur pengalaman.
2. Model sudut-sudut kegiatan
- Sudut keluarga, sudut alam sekitar dan pengtahuan sudut pembangunan
sudut kebudayaan dan sudut ketuhanan.
3. Model area
Pembelajaran area menggunakan 10 (sepuluh) area yaitu area agama, balok,
bahasa, darama, berhitung/matematika, IPA, Seni motorik, pasir dan iar,
musik, membaca dan menulis.
4. Model sentra
Model sentra proses pembelajarannya dilakukan didalam lingkaran (circle
times), dan sentra bermain, ada pijakan sebelum dan sesudah bermain.
Macam-macam sentra yaitu sentra iman dan taqwa (Imtaq), Sentra bahan
alam, sentra bahan seni, sentra bermain peran, sesungguhnya (macro play),
sentra bermain peran (micro play), sentra balok dan sentra persiapan.
RESUME MODUL C

KP 1.
PENGERTIAN KURIKULUM PAUD:

 Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Kurikulum adalah: Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

 Kurikulum PAUD adalah: sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan pengembangan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini untuk
mencapai tujuan pendidikan.

 Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum PAUD, pada


lampiran I menjelaskan bahwa Pengembangan Kurikulum dilakukan
berlandaskan pada 4 standar Nasional pendidikan:
 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)
 Standar Isi
 Standar Proses
 Standar Penilaian

 Dan sebagai acuan Implementasi Kurikulum adalah:


 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
 Standar Sarana Prasarana
 Standar Pengelolaan
 Standar Pembiayaan

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 146 pada pasal 1 ayat
1 => Kurikulum 2013 PAUD terdiri atas:
a. Kerangka Dasar Kurikulum
b. Standar Kurikulum
c. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
d. Pedoman Pengembangan KTSP
e. Pedoman Pembelajaran
f. Pedoman Penilaian
g. Buku-Buku Panduan Pendidik

 Tujuan Kurikulum PAUD tahun 2013 adalah:


 Untuk mendorong perkembangan peserta didik secara optimal sehingga
memberi dasar untuk menjadi manusia Indonesia yang memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan apektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

 Karakteristik Kurikulum PAUD tahun 2013:


1) Mengupayakan keseimbangan antara pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
2) Menjadikan satuan PAUD sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada anak yang
dilakukan dengan kegiatan belajar melalui bermain.
4) Memberi waktu yang cukup untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

 KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013 PAUD:


=> Menetapkan tentang 5 landasan pengembangan kurikulum.
1. Landasan Filosofis: yakni landasan yang terkait dengan sudut pandang falsafah
bangsa, yang dalam hal ini bahwa:
a) Pendidikan anak usia dini berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
beragam dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, sehingga pendidikan
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
b) Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini memposisikan keunggulan budaya untuk
menimbulkan rasa bangga yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, dan berbangsa.
c) Proses Pendidikan Anak Usia Dini membutuhkan keteladanan motivasi,
pengayoman/perlindungan, dan pengawasan secara berkesinambungan
sebagaimana dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: Ing
ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
d) Usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian waktu belajar
untuk bermain. Karenanya, pembelajaran pada PAUD dilaksanakan
melalui bermain dan kegiatan. Kegiatan yang mengandung prinsip
bermain.
2. Landasan sosiologis, yakni landasan yang terkait dengan pandangan tuntutan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan secara inklusit untuk memberi dasar
terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak membeda-bedakan.
3. Landasan psiko-pedagogis, yakni landasan yang terkait dengan melaksanakan
kegiatan yang mendidik sesuai tahap perkembangan peserta didik. Kurikulum
harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan zamannya. Kurikulum 2013 PAUD
dikembangkan dengan cara mendidik anak sebagai individu yang unik dan
sebagai anggota masyarakat.
4. Landasan teori, yakni kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan
berdasarkan standar (standard – based education) dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency – based – curriculum) Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara
yang dirinci menjadi standar isi. Standar proses, standar kompetensi, lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan
(Permendikbud RI no. 146 tahun 2014).
5. Landasan yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013 PAUD berkenaan dengan ketetapan dan
aturan/dasar hukum yang menjadi payung penyelenggaraan PAUD. Dasar-dasar
hukum dimaksud adalah:
a. UUD Negara RI Tahun 1945
b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. UU No. 17 tahun 2005 tentang rencana pembelajaran jangka panjang
nasional beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan
jangka menengah nasional
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun 2014
tentang kurikulum PAUD.
f. Dll.

 Struktur Kurikulum PAUD


=> Merupakan pengorganisasian muatan kurikulumn, kompetensi inti, kompetensi dasar
dan lama belajar. Struktur kurikulum PAUD yang ditetapkan melalui Permendikbud
RI No. 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD, yaitu:
1) Muatan kurikulum
Muatan kurikulum berisi materi-materi yang dikenalkan kepada anak sesuai dengan
seluruh aspek perkembangan anak. Muatan kurikulum pada PAUD menekankan pada
pembentukkan sikap, spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
STPPA.
2) Kompetensi Inti (KI)
Merupakan gambaran capaian pengembangan individu anak secara utuh, yaitu
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan STTPA pada
akhir leyanan PAUD usia 6 tahun. Rumusan Kompetensi Inti (KI) di dalam kurikulum
2013 PAUD meliputi KI-1 sikap spiritual, KI-2 sikap sosial, KI-3 Pengetahuan, KI-4
keterampilan.
3) Kompetensi Dasar (KD)
Merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema
pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada kompetensi inti
4) Lama belajar
a) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman
belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun.
b) Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut:
- Kelompok usia lahir sampai 2 tahun dengan lama belajar paling sedikit 360
menit/minggu
- Kelompok 4-6 tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 menit per minggu
Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan
pembelajaran 900 menit/minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan
ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.

KP. 2 Pengembangan Tema Pembelajaran


Pendekatan pedoman tematik yang digunakan pada pendidikan anak usia dini antara lain
didasari atas pertimbangan kesesuaian dengan usia perkembangan anak 0-6 tahun, yakni
bahwa cara berpikir anak usia dini masih bersifat holistik. Artinya, anak memahami suatu
hal dari keseluruhannya tidak dari bagian-bagian atau parsial.

 Mengapa pembelajaran tematik?


Perkembangan anak PAUD bersifat holistik (menyeluruh), artinya antara aspek
perkembangan satu dan lainnya saling berkaitan, saling mempengaruhi. Misalnya:
perkembangan fisik motorik anak akan mempengaruhi perkembangan bahasa,
kognisi, dan sosial emosinya.

 Pengertian Tema:
Tema: ide-ide pokok atau sentral yang mengandung konsep-konsep yang dapat
diperluas serta dipelajari guna membangun pengetahuan anak/peserta didik.

 Perkembangan anak usia dini bersifat holistik (menyeluruh), artinya antara


aspek perkembangan satu dan lainnya saling berkaitan, saling mempengaruhi.
 Daftar tema yang ditawarkan di dalam kurikulum PAUD tahun 2013 adalah:
1. Diriku: Identitasku, tubuhku, kesukaanku
2. Keluargaku: anggota keluargaku, profesi keluargaku
3. Lingkunganku: Rumahku, sekolahku
4. Binatang: Binatang di air, di darat, binatang bersayap, binatang hutan
5. Tanaman: Tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias, tanaman obat
6. Kendaraan: Kendaraan di darat, di air, di udara
7. Alam semesta: Benda-benda alam, benda-benda langit, gejala alam
8. Negaraku: Tanah airku
 Langkah-langkah pendidik di dalam memilih dan menetapkan tema/sub tema
sebagai berikut:
- Curah pendapat, mengkaji tema, menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema,
penetapan tema besar hanya digunakan sebagai acuan, tidak sebagai pedoman
yang harus dilaksanakan penuh. Program pembelajaran tahunan dalam
pembelajaran dengan strategi inkuiri hanya berisi tema-tema besar yang mungkin
akan dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun, tema-tema yang
telah ditetapkan hanya sebagai acuan, sebagai titik awal pembahasan, dan tidak
berarti tema ini benar-benar seluruhnya digunakan dalam proses pembelajaran,
penggunaan tema pembelajaran dapat digunakan dalam waktu yang panjang dan
berkembang sesuai dengan minat anak.

 Ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu:


Berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, muatan/isi
pelajaran menyatu dalam satu pemahaman dan kegiatan menyajikan konsep dari
berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran, bersifat luwes, hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

 Tahapan/langkah mengembangkan tema pembelajaran:


 Pemilihan dan penetapan KD => pemilihan tema => pengembangan sub tema =>
penetapan sub tema => penetapan muatan/cakupan materi pembelajaran.

 Aspek yang dibangun melalui tema:


=> Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun sikap
perilaku, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik

 Prinsip memilih tema: kedekatan, kesederhanaan, kemenarikan, keinsidentalan

 Pengembangan tema/sub tema menjadi materi, => KD => Tema => Sub tema
=> cakupan materi
KP. 3 Penyusunan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

 Program Pembelajaran: Penetapan serangkaian komponen kegiatan yang akan


ditempuh (tujuan, isi, cara melaksanakan, serta cara mengetahui keberhasilannya)
yang disusun secara sistematis agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan sehingga kualitas pembelajaran yang diinginkan dapat
diwujudkan.

 Permendikbud RI. No. 146 tahun 2004 pada lampiran III tentang KTSP
menetapkan bahwa: KTSP PAUD merupakan kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di sebuah satuan pendidikan anak usia dini sesuai dengan
kondisi daerah, satuan PAUD, dan kebutuhan anak, KTSP PAUD tersusun dalam
dokumen kurikulum yang terdiri dari Dokumen I dan Dokumen II.
a. Dokumen I KTSP berisi: Visi, misi, tujuan satuan pendidikan muatan
pembelajaran, pengaturan beban belajar (lama belajar) dan kalender pendidikan.
b. Dokumen II KTSP bersisi: Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).

Program Perencanaan Pembelajaran dalam satu tahun:


a. Perencanaan program semester (Prosem)
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

a. Program Semester (Prosem) kurikulum 2013


Program semester berisi daftar tema dan sub tema satu semester, Kompetensi Dasar
yang harus dicapai dan alokasikan waktu setiap tema.

Langkah-langkah penyusunan program semester:


=> Membuat daftar tema satu semester, menentukan alokasi waktu untuk setiap tema,
menentukan KD pada setiap tema, memilih, menata dan mengurutkan tema
berdasarkan prinsip-prinsip pembuatan tema, dan menjabarkan tema ke dalam sub
tema dan dapat dikembangkan lebih rinci menjadi sub-sub tema untuk setiap
semester.

No Tema Sub. Tema KD Waktu


1 Diriku 1. Tubuhku 1.1 Mempercayai Juli. Minggu ke-2 s/d
Tuhan melalui minggu ke-4
ciptaan-Nya
(contoh program semester)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

 RPPM: RPPM dapat berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan
oleh satuan PAUD.

Penyusunan RPPM:
=> Diturunkan dari program semester, berisi sub tema – KD – materi – Rencana
Kegiatan, penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan strategi pengelolaan
kelas (area, sentra, kelompok usia) yang ditetapkan masing-masing satuan PAUD.
 Cara Penyusunan RPPM kurikulum 2013 PAUD:
a. Tuliskan Identitas Program:
Semester/bulan/minggu/tema, kelompok sasaran, Kompetensi Dasar.
b. Mengembangkan rencana mingguan
Nomor urut diisi sesuai urutan, sub tema diambil dari bagian tema di program
semester, materi diturunkan dari pengetahuan yang akan dikenalkan sesuai KD.
Rencana Kegiatan diisi dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan anak selama
satu minggu.
c. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
Komponen RPPH; Tema/sub. Tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal,
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta penilaian.

Cara Penyusunan RPPH


=> Disusun berdasarkan kegiatan mingguan, kegiatan harian berisi kegiatan pembuka,
inti dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Penyusunan kegiatan harian disesuaikan
dengan kondisi satuan pendidikan masing-masing dan menggunakan pendekatan
saintifik. Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan format sesuai
kebutuhan masing-masing.

KP. 4. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini

 Indikator Perkembangan: Penanda perkembangan yang lebih spesifik dan terukur


pada satu program perkembangan untuk memantau/menilai perkembangan anak.

 Fungsi indikator perkembangan


1. Menjadi acuan untuk memantau/menilai perkembangan anak sesuai dengan
tahapan usianya
2. Menjadi panduan yang digunakan pendidik dan/atau pengasuh dalam melakukan
stimulasi dan observasi kemajuan perkembangan peserta didik (tidak dibuat
untuk menjadi kegiatan pembelajaran)
3. Memberi inspirasi dalam mengembangkan materi pembelajaran dan dalam
mendesain kegiatan pembelajaran serta dalam mengembangkan bahan ajar.

 Kompetensi Inti (K.I): sebagai unsur pengorganisasian dan pengikat KD.


=> K.I dirancang dalam 4 kelompok yang saling terkait, yaitu: Berkenaan dengan
sikap keagamaan (K.I-1), sikap sosial (K.I-2), pengetahuan (K.I-3), dan
penerapan pengetahuan/keterampilan (K.I-4).
=> Keempat kelompok tersebut menjadi acuan dalam pengembangan KD.
=> Indikator perkembangan untuk KD pada K.I-3 dan K.I-4 menjadi satu
(pengetahuan dan keterampilan) merupakan dua hal yang menyatu.

 Bentuk kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK


=> Bentuk pengembangan nilai agama di TK melalui kegiatan terprogram, kegiatan
rutin, kegiatan spontan dan keteladanan
=> Bentuk pengembangan moral di TK melalui kegiatan rutin (saat berbaris, saat
berdoa, proses kegiatan belajar, saat makan dan istirahat, mau pulang), kegiatan
spontan, kegiatan dengan teladan/contoh, kegiatan terprogram.
 Indikator tingkat pencapaian perkembangan
1. Bidang motorik kasar
- Motorik kasar= melompat, meloncat, memukul, menendang, berlari, berjalan.
- Ada 3 unsur penting dalam motorik kasar, yaitu: otot, otak, syaraf.
2. Bidang motorik halus
- Yang digunakan sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari tangan, lengan,
mata. Contoh: melipat, meraut, mewarnai, menggunting, menempel, dan lain-
lain.

 Bidang Pengembangan Kognitif


Strategi pengembangan kognitif dibagi dalam dua bagian utama, yaitu pendekatan
pembelajaran matematika dan pembelajaran sains.

Standar proses pembelajaran matematika:


=> Pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, keterampilan, dan gambaran.
Pengembangan sains di TK
=> keterampilan observasi, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan, format hipotesa
dan eksperimen, memimpin percobaan sederhana, tertarik ke dalam pengetahuan
alam/ fenomena ilmu pengetahuan

 Bidang pengembangan bahasa


Contoh kegiatan pengembangan bahasa
 Mendengar, berbicara, pra-baca-tulis

 Bidang pengembangan sosial emosional


 Pengembangan sosial anak di TK melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kegiatan keteladanan dan kegiatan terprogram
 Pengembangan emosional di TK melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kegiatan teladan, dan kegiatan terprogram.

 Bidang pengembangan seni


Pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada aspek eksplorasi, ekspresi, dan
apresiasi.
RESUME MODUL C

KP 1.
PENGERTIAN KURIKULUM PAUD:

 Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Kurikulum adalah: Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

 Kurikulum PAUD adalah: sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan pengembangan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini untuk
mencapai tujuan pendidikan.

 Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum PAUD, pada


lampiran I menjelaskan bahwa Pengembangan Kurikulum dilakukan
berlandaskan pada 4 standar Nasional pendidikan:
 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)
 Standar Isi
 Standar Proses
 Standar Penilaian

 Dan sebagai acuan Implementasi Kurikulum adalah:


 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
 Standar Sarana Prasarana
 Standar Pengelolaan
 Standar Pembiayaan

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 146 pada pasal 1 ayat
1 => Kurikulum 2013 PAUD terdiri atas:
h. Kerangka Dasar Kurikulum
i. Standar Kurikulum
j. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
k. Pedoman Pengembangan KTSP
l. Pedoman Pembelajaran
m. Pedoman Penilaian
n. Buku-Buku Panduan Pendidik
 Tujuan Kurikulum PAUD tahun 2013 adalah:
 Untuk mendorong perkembangan peserta didik secara optimal sehingga
memberi dasar untuk menjadi manusia Indonesia yang memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan apektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

 Karakteristik Kurikulum PAUD tahun 2013:


5) Mengupayakan keseimbangan antara pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
6) Menjadikan satuan PAUD sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
7) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada anak yang
dilakukan dengan kegiatan belajar melalui bermain.
8) Memberi waktu yang cukup untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

 KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013 PAUD:


=> Menetapkan tentang 5 landasan pengembangan kurikulum.
6. Landasan Filosofis: yakni landasan yang terkait dengan sudut pandang falsafah
bangsa, yang dalam hal ini bahwa:
e) Pendidikan anak usia dini berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
beragam dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, sehingga pendidikan
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
f) Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini memposisikan keunggulan budaya untuk
menimbulkan rasa bangga yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, dan berbangsa.
g) Proses Pendidikan Anak Usia Dini membutuhkan keteladanan motivasi,
pengayoman/perlindungan, dan pengawasan secara berkesinambungan
sebagaimana dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: Ing
ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
h) Usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian waktu belajar
untuk bermain. Karenanya, pembelajaran pada PAUD dilaksanakan
melalui bermain dan kegiatan. Kegiatan yang mengandung prinsip
bermain.
7. Landasan sosiologis, yakni landasan yang terkait dengan pandangan tuntutan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan secara inklusit untuk memberi dasar
terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak membeda-bedakan.
8. Landasan psiko-pedagogis, yakni landasan yang terkait dengan melaksanakan
kegiatan yang mendidik sesuai tahap perkembangan peserta didik. Kurikulum
harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan zamannya. Kurikulum 2013 PAUD
dikembangkan dengan cara mendidik anak sebagai individu yang unik dan
sebagai anggota masyarakat.
9. Landasan teori, yakni kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan
berdasarkan standar (standard – based education) dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency – based – curriculum) Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara
yang dirinci menjadi standar isi. Standar proses, standar kompetensi, lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan
(Permendikbud RI no. 146 tahun 2014).
10. Landasan yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013 PAUD berkenaan dengan ketetapan dan
aturan/dasar hukum yang menjadi payung penyelenggaraan PAUD. Dasar-dasar
hukum dimaksud adalah:
g. UUD Negara RI Tahun 1945
h. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
i. UU No. 17 tahun 2005 tentang rencana pembelajaran jangka panjang
nasional beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan
jangka menengah nasional
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun 2014
tentang kurikulum PAUD.
l. Dll.

 Struktur Kurikulum PAUD


=> Merupakan pengorganisasian muatan kurikulumn, kompetensi inti, kompetensi dasar
dan lama belajar. Struktur kurikulum PAUD yang ditetapkan melalui Permendikbud
RI No. 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD, yaitu:
5) Muatan kurikulum
Muatan kurikulum berisi materi-materi yang dikenalkan kepada anak sesuai dengan
seluruh aspek perkembangan anak. Muatan kurikulum pada PAUD menekankan pada
pembentukkan sikap, spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
STPPA.
6) Kompetensi Inti (KI)
Merupakan gambaran capaian pengembangan individu anak secara utuh, yaitu
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan STTPA pada
akhir leyanan PAUD usia 6 tahun. Rumusan Kompetensi Inti (KI) di dalam kurikulum
2013 PAUD meliputi KI-1 sikap spiritual, KI-2 sikap sosial, KI-3 Pengetahuan, KI-4
keterampilan.
7) Kompetensi Dasar (KD)
Merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema
pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada kompetensi inti
8) Lama belajar
c) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman
belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun.
d) Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut:
- Kelompok usia lahir sampai 2 tahun dengan lama belajar paling sedikit 360
menit/minggu
- Kelompok 4-6 tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 menit per minggu
Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan
pembelajaran 900 menit/minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan
ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.

KP. 2 Pengembangan Tema Pembelajaran


Pendekatan pedoman tematik yang digunakan pada pendidikan anak usia dini antara lain
didasari atas pertimbangan kesesuaian dengan usia perkembangan anak 0-6 tahun, yakni
bahwa cara berpikir anak usia dini masih bersifat holistik. Artinya, anak memahami suatu
hal dari keseluruhannya tidak dari bagian-bagian atau parsial.

 Mengapa pembelajaran tematik?


Perkembangan anak PAUD bersifat holistik (menyeluruh), artinya antara aspek
perkembangan satu dan lainnya saling berkaitan, saling mempengaruhi. Misalnya:
perkembangan fisik motorik anak akan mempengaruhi perkembangan bahasa,
kognisi, dan sosial emosinya.

 Pengertian Tema:
Tema: ide-ide pokok atau sentral yang mengandung konsep-konsep yang dapat
diperluas serta dipelajari guna membangun pengetahuan anak/peserta didik.

 Perkembangan anak usia dini bersifat holistik (menyeluruh), artinya antara


aspek perkembangan satu dan lainnya saling berkaitan, saling mempengaruhi.
 Daftar tema yang ditawarkan di dalam kurikulum PAUD tahun 2013 adalah:
9. Diriku: Identitasku, tubuhku, kesukaanku
10.Keluargaku: anggota keluargaku, profesi keluargaku
11.Lingkunganku: Rumahku, sekolahku
12.Binatang: Binatang di air, di darat, binatang bersayap, binatang hutan
13.Tanaman: Tanaman buah, tanaman sayur, tanaman hias, tanaman obat
14.Kendaraan: Kendaraan di darat, di air, di udara
15.Alam semesta: Benda-benda alam, benda-benda langit, gejala alam
16.Negaraku: Tanah airku
 Langkah-langkah pendidik di dalam memilih dan menetapkan tema/sub tema
sebagai berikut:
- Curah pendapat, mengkaji tema, menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema,
penetapan tema besar hanya digunakan sebagai acuan, tidak sebagai pedoman
yang harus dilaksanakan penuh. Program pembelajaran tahunan dalam
pembelajaran dengan strategi inkuiri hanya berisi tema-tema besar yang mungkin
akan dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun, tema-tema yang
telah ditetapkan hanya sebagai acuan, sebagai titik awal pembahasan, dan tidak
berarti tema ini benar-benar seluruhnya digunakan dalam proses pembelajaran,
penggunaan tema pembelajaran dapat digunakan dalam waktu yang panjang dan
berkembang sesuai dengan minat anak.

 Ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu:


Berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, muatan/isi
pelajaran menyatu dalam satu pemahaman dan kegiatan menyajikan konsep dari
berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran, bersifat luwes, hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

 Tahapan/langkah mengembangkan tema pembelajaran:


 Pemilihan dan penetapan KD => pemilihan tema => pengembangan sub tema =>
penetapan sub tema => penetapan muatan/cakupan materi pembelajaran.

 Aspek yang dibangun melalui tema:


=> Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun sikap
perilaku, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik

 Prinsip memilih tema: kedekatan, kesederhanaan, kemenarikan, keinsidentalan

 Pengembangan tema/sub tema menjadi materi, => KD => Tema => Sub tema
=> cakupan materi
KP. 3 Penyusunan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

 Program Pembelajaran: Penetapan serangkaian komponen kegiatan yang akan


ditempuh (tujuan, isi, cara melaksanakan, serta cara mengetahui keberhasilannya)
yang disusun secara sistematis agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan sehingga kualitas pembelajaran yang diinginkan dapat
diwujudkan.

 Permendikbud RI. No. 146 tahun 2004 pada lampiran III tentang KTSP
menetapkan bahwa: KTSP PAUD merupakan kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di sebuah satuan pendidikan anak usia dini sesuai dengan
kondisi daerah, satuan PAUD, dan kebutuhan anak, KTSP PAUD tersusun dalam
dokumen kurikulum yang terdiri dari Dokumen I dan Dokumen II.
c. Dokumen I KTSP berisi: Visi, misi, tujuan satuan pendidikan muatan
pembelajaran, pengaturan beban belajar (lama belajar) dan kalender pendidikan.
d. Dokumen II KTSP bersisi: Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).

Program Perencanaan Pembelajaran dalam satu tahun:


d. Perencanaan program semester (Prosem)
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

c. Program Semester (Prosem) kurikulum 2013


Program semester berisi daftar tema dan sub tema satu semester, Kompetensi Dasar
yang harus dicapai dan alokasikan waktu setiap tema.

Langkah-langkah penyusunan program semester:


=> Membuat daftar tema satu semester, menentukan alokasi waktu untuk setiap tema,
menentukan KD pada setiap tema, memilih, menata dan mengurutkan tema
berdasarkan prinsip-prinsip pembuatan tema, dan menjabarkan tema ke dalam sub
tema dan dapat dikembangkan lebih rinci menjadi sub-sub tema untuk setiap
semester.

No Tema Sub. Tema KD Waktu


1 Diriku 2. Tubuhku 2.1 Mempercayai Juli. Minggu ke-2 s/d
Tuhan melalui minggu ke-4
ciptaan-Nya
(contoh program semester)

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

 RPPM: RPPM dapat berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan
oleh satuan PAUD.

Penyusunan RPPM:
=> Diturunkan dari program semester, berisi sub tema – KD – materi – Rencana
Kegiatan, penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan strategi pengelolaan
kelas (area, sentra, kelompok usia) yang ditetapkan masing-masing satuan PAUD.
 Cara Penyusunan RPPM kurikulum 2013 PAUD:
d. Tuliskan Identitas Program:
Semester/bulan/minggu/tema, kelompok sasaran, Kompetensi Dasar.
e. Mengembangkan rencana mingguan
Nomor urut diisi sesuai urutan, sub tema diambil dari bagian tema di program
semester, materi diturunkan dari pengetahuan yang akan dikenalkan sesuai KD.
Rencana Kegiatan diisi dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan anak selama
satu minggu.
f. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
Komponen RPPH; Tema/sub. Tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal,
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta penilaian.

Cara Penyusunan RPPH


=> Disusun berdasarkan kegiatan mingguan, kegiatan harian berisi kegiatan pembuka,
inti dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Penyusunan kegiatan harian disesuaikan
dengan kondisi satuan pendidikan masing-masing dan menggunakan pendekatan
saintifik. Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan format sesuai
kebutuhan masing-masing.

KP. 4. Indikator Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini

 Indikator Perkembangan: Penanda perkembangan yang lebih spesifik dan terukur


pada satu program perkembangan untuk memantau/menilai perkembangan anak.

 Fungsi indikator perkembangan


4. Menjadi acuan untuk memantau/menilai perkembangan anak sesuai dengan
tahapan usianya
5. Menjadi panduan yang digunakan pendidik dan/atau pengasuh dalam melakukan
stimulasi dan observasi kemajuan perkembangan peserta didik (tidak dibuat
untuk menjadi kegiatan pembelajaran)
6. Memberi inspirasi dalam mengembangkan materi pembelajaran dan dalam
mendesain kegiatan pembelajaran serta dalam mengembangkan bahan ajar.

 Kompetensi Inti (K.I): sebagai unsur pengorganisasian dan pengikat KD.


=> K.I dirancang dalam 4 kelompok yang saling terkait, yaitu: Berkenaan dengan
sikap keagamaan (K.I-1), sikap sosial (K.I-2), pengetahuan (K.I-3), dan
penerapan pengetahuan/keterampilan (K.I-4).
=> Keempat kelompok tersebut menjadi acuan dalam pengembangan KD.
=> Indikator perkembangan untuk KD pada K.I-3 dan K.I-4 menjadi satu
(pengetahuan dan keterampilan) merupakan dua hal yang menyatu.

 Bentuk kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK


=> Bentuk pengembangan nilai agama di TK melalui kegiatan terprogram, kegiatan
rutin, kegiatan spontan dan keteladanan
=> Bentuk pengembangan moral di TK melalui kegiatan rutin (saat berbaris, saat
berdoa, proses kegiatan belajar, saat makan dan istirahat, mau pulang), kegiatan
spontan, kegiatan dengan teladan/contoh, kegiatan terprogram.
 Indikator tingkat pencapaian perkembangan
3. Bidang motorik kasar
- Motorik kasar= melompat, meloncat, memukul, menendang, berlari, berjalan.
- Ada 3 unsur penting dalam motorik kasar, yaitu: otot, otak, syaraf.
4. Bidang motorik halus
- Yang digunakan sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari tangan, lengan,
mata. Contoh: melipat, meraut, mewarnai, menggunting, menempel, dan lain-
lain.

 Bidang Pengembangan Kognitif


Strategi pengembangan kognitif dibagi dalam dua bagian utama, yaitu pendekatan
pembelajaran matematika dan pembelajaran sains.

Standar proses pembelajaran matematika:


=> Pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, keterampilan, dan gambaran.
Pengembangan sains di TK
=> keterampilan observasi, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan, format hipotesa
dan eksperimen, memimpin percobaan sederhana, tertarik ke dalam pengetahuan
alam/ fenomena ilmu pengetahuan

 Bidang pengembangan bahasa


Contoh kegiatan pengembangan bahasa
 Mendengar, berbicara, pra-baca-tulis

 Bidang pengembangan sosial emosional


 Pengembangan sosial anak di TK melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kegiatan keteladanan dan kegiatan terprogram
 Pengembangan emosional di TK melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kegiatan teladan, dan kegiatan terprogram.

 Bidang pengembangan seni


Pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada aspek eksplorasi, ekspresi, dan
apresiasi.
RESUME MODUL D

 Pedagogik : Penyelenggaraan kegiatan Pengembangan yang


mendidik
 Profesional : Strategi pengembangan pembelajaran di TK

KP 1. BELAJAR & PEMBELAJARAN ANAK TK

BELAJAR : Proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan.

Unsur-unsur belajar adalah


 Proses / Kegiatan :
Dalam belajar akan terjadi proses atau kegiatan yang dilakuka oleh individu yang
sedang belajar, apakah kegiatan belajar di dalam kelas atau kegiatan diluar kelas.
Proses kegiatan belajar tidak hanya melihat fisik tetapi juga melibatkan mental dan
emosional.
 Pengalaman :
Ketika belajar individu yang sedang belajar melakukan interaksi dengan lingkungan
belajar, baik lingkungan fisik dan lingkungan sosial sangat berpengaruh.
 Perubahan Perilaku :
Perubahan perilaku merupakan salah satu hasil belajar, karena setelah seseorang
belajar maka akan berubah perilakunya, baik pengetahuan, sikpa maupun
keterampilan.
a. Pembelajaran Anak TK
 Pembelajaran di TK hendaknya : Disusun dan di rancang menyenangkan,
gembira dan demokratis sehingga menarik anak untuk terlibat aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran harus berupa esensi bermain, yang meliputi
persaaan menyenangkan, merdeka, bebasa memilih, dan merangsang anak
untuk terlibat aktif.
 Esensi bermain meliputi : motivasi interval, aktif, non literal (terlepas dari
realitas) dan tidak memiliki tujuan eksternal yang ditetapkan sebelumnya.
 Tujuan pembelajaran :
Rumusan tujuan pembelajaran dalam kurikulum TK 2013 adalah bertujuan
untuk mendorong berkembangnya potensi anak, baik psikis dan fisik yang
meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian dan seni utnuk menempuh pendidikan
selanjutnya.
 Prinsip-prinsip anak : a. Anak adalah pembelajaran aktif, b. Belajar anak
dipengaruhi oleh kematangan, c. Beajar anak dipengaruhi oleh lingkungan,
d. Anak belajar melakukam kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial,
e. Anak belajar dengan gaya yang berbeda, f. Anak belajar melalui bermain.
 Piaget mengkategorikan empat tahapan perkembangan kognitif dan afektif
yang dilalui manusia, sebagai berikut : 1) Tahapan usia sensori-motor (usia
0-2 tahun) pada tahap ini perilaku kasat mata anak terutama di dominasi
dalam bentuk gerakan fisik (belum berfikir konseptual). 2) Tahap berfikir
pra operasional (usia 2-7 tahun) tahap ini ditandai dengan perkembangan
bahasa dan berbagai bentuk representasi lainnya serta perkembangan
konseptual yang pesat. 3) Tahap operasi konkret (usia 7-11 tahun). Pada
tahap ini anak mulai dapat berpikir logis dan dapat menerapkan pikiran
logisnya untuk memecahkan masalah-masalah konkret.
 Tahap Operasi Formal (usia 1-15 tahun atau lebih)
Pada tahap ini struktur kognitif anak telah berkembang penuh dan mereka dapat
menerapkan cara berpikir logis terhadap berbagai jens persoalan.
 Pemilihan Strategi Pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa
faktor penting yaitu :
1) Karakteristik tujuan pembelajaran
2) Karakteristik anak dan cara belajar
3) Tempat berlangsungnya kegiatan
4) Tema pembelajaran serta
5) Pola kegiatan
 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum Anak TK
1) Meningkatkan katerlibatan indra
2) Mempersiapkan isyarat lingkungan
3) Analisis Tugas
4) Bantuan orang yang lebih berpengalaman (saat folding)
5) Praktek terbimbing
6) Undangan/Ajakan
7) Refleksi Tingkah Laku
8) Refleksi kata-kata
9) Contoh (modeling)
10) Penghargaan efektif
11) Menceritakan/menjelaskan/menginformasikan
12) Do-rt-signal
13) Tantangan
14) Pertanyaan
15) Kesenyapan
 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Khusus Anak TK
a) Kegiatan Eksploitasi (penyelidkan langsung)
b) Penemuan termbimbing
c) Pemecahan masalah (Problem Solving)
d) Diskusi
e) Belajar kooperatif
f) Demontrasi
g) Pengangaran langsung

KP 2. PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR DI TK


 Pengelolaan : sebagai suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan kerja agar dapat diselesaikan sceara efisien dan efektif.
 Lingkungan : sebagai suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
 Belajar : sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap pada diri individu.
 Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini adalah suatu proses
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang
dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak usia dini, sehingga dapat terfasilitasi
secara baik.
 Tujuan pengelolaan lingkungan belajar ditinjau dari berbagai sudut adalah
sebagai berikut :
a. Ditinjau dari sudut performance : Pengelolaan lingkungan belajar diarahkan
untuk dapat menampilkan lingkungan yang mampu mengundang perhatian anak
untuk tertarik beraktivitas di dalam lingkungan belajar yang telah disedikana.
b. Ditinjau dari aspek isi atau contents dari lingkungan belajar, terdapat dua hal
mendasar yang harus di capai, yaitu : 1) penciptaan lingkungan yang
memfasilitasi multi sensori anak yaitu pengalaman lingkungan belajar harus
dapat merangsan berbagai indera anak secara baik, karena kemampuan berpkir
anak bersifat konkret belum bersifat abstrak. 2) Penciptaan lingkungan yang
memberi kesempatan anak beraktivitas lingkungan belajar harus memungkingkan
anak untuk dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti mengeksplorasi,
berekspresi dan mengamati benda-benda yang ada disekitarnya.
 Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan belajar :
a. Merefleksikan selera anak (Childs Tates) harus menarik bagi anak hal yang
harus diperhatikan oleh guru :
1) Dari sudut aktivitas yang disediakan adalah aktivitas belajar melalui bermain
atau dengan batnuan permainan.
2) Dari sudut dukjungan fasilitas adalah dengan memperhatikan pilihan warna,
pilihan bentuk, pilihan ukuran, pilihan bobot, dan variasi pilihan berupa area-
area belajar maupun sarana belajar anak.
b. Prinsip berosilutasi pada optimalisasi perkembangan dan belajar anak;
pekermbangan dan hasil belajar dapat tercapai, terbaik dan bermakna bagi
kehidupan anak yaitu dapat mengembangkan seluruh dimensi perkembangan
anak secara menyeluruh (holistik) mengarahkan anak menjadi pembelajar
sepanjang hayat (long life learuer) dapat mendukung pengembangan intelektual
anak yang lebih mantap yaitu lingkungan belajar yang dapat mempercepat dan
sekaligus memudahkan kemampuan mengingat kembali segala pengalaman
belajar yang telah dilakukan secara mudah dan menyenangkan (quantum
learning), 4) Secara akademik, dapat mengembangkan kemampuan dasar
akademik yaitu menulis membaca dan berhitung (caslitung) secara lebih
bermakna. 5) Dapat menciptakan suasana dan aktivitas belajar yang
menyenangkan, nyaman, aman lebih alamiah dengan pendekatan belajar melalui
bermain (learning through play) 6) Lingkungan belajar yang dicipotakan
senantiasa memperhatikan berbagai teknik perjanjian yang bercerita melalui dari
yang dikenali menuju kepada yang belum dikenali anak yang konkrit ke abstrak.
c. Prinsip berpijar pada efisiensi pembelajaran beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran adalah guru harus mengusai, ruang lingkup pembelajaran,
berbagai cara mengaktifkan anak yang mendidik dan bermakna, karakteristik
perkembangan anak dan kemampuan mengembangkan dirinya sendiri, secara
baik karena guru TK berhadapan dengan anak-anak yang masih bersifat
egosentris, spontan dan fleksibel.
 Ruang lingkup pengelolaan lingkup belajar
 Didalam menata ruangan belajar umumnya membagi leingkungan belajar ke
dalam dua bagian besar yaitu lingkungan belajar dalam kelas (lingkungan indoor)
dan lingkungan belajar luar keas (lindkungan outdoor)
 Prinsip umum penataan ruangan : a) arah urngan (ruangan kelas menghadap ke arah
datangnya cahaya) b) Ukuran ruangan (untuk anak usia 4-6 tahun adalah 120 – 180
cm2 per anak) c) Lantaiu untuk mengatasi lantai licin sebaiknya dengan
menggunakan karpet d) Atap dan langit-laingi, ketinggian yang anjurkan adalah 3 m
– 3,3 m karena tinggi langit-langit dengan ukuran 2,1 m terlalu rendah e) Penataan
dinding dan pemikiran warna ruangan warna terbukti mempengaruhi psikologis anak
sehingg dapat mempengaruhi prestasi akademiknya
 Jenis ruangan :
a. Ruang kelas
b. Ruang tidur/Ruang istirahat
c. Ruang makan : Pada umunya masih menggunakan ruang kelas sebagai ruang
makan.
d. Ruang isolasi : ruang khusus untuk menangani/merawat anak-anak yang sakit,
terluka atau anak yang sedang mengamuk (temper tentrum)
e. Ruang khusus tempat penyimpanan barang (gudang).
 Pemilihan adan penggunaan perlengkapan belajar
1. Loker Anak : untuk menyimpan berbagai barang milik pribadinya.
2. Memilih perlengkapan mebel atau furniture.
 Disesuaikan dengan tinggi badan anak, tahan lama, ringan serta tidak
mempunyai sudut yang runcing.
3. Memilih media tau mainan anak
Perlu diperhatikan bahan, warna, dari bentuk serta konsep yang mendasari
dibuatnya mainan tersebut.
 Lingkungan Belajar Diluar (outdoor)
 Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak
mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya science, yang datang dengan
sendirinya, secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan
tangannya sendiri.
 Prinsip umum penataan arena bermain outdoor
1) Memenuhi aturan keamanan yang memadai.
2) Melindungi dan meningkatnan karakteristik alamiah anak.
3) Desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan anak.
4) Secara estetis harus menyenangkan.
 Beberapa arena umum yang terdapat dalam lingkungan outdoor diantaranya : area
bermain bebas, area memanjat, area transportasi, area bermain hening, area tukang
kayu (pertukangan) dan area kebun.

KP 3. GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DI TK


 Lingkungan Perkembangan Anak TK : meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni merupakan bagian yang tidak
terpisahkan sebagaimana terdapat pada lampiran I Permen no. 137 tahun 2014
sebagai berikut :
a. Nilai Agama dan Moral : Mengenal agama yang dianut mengerjakan ibadah,
berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, mengetahui hari besar agama menghormati dan toleran terhadap
agam aorang lain.
b. Fisik-motorik : 1) Motorik kasar 2) Motorik halus 3) Kesehatan dan perilaku
keselamatan.
c. Kognitif : 1) Belajar dan pemecahan masalah 2) Berpikir logis 3) Berfikir
simbolik.
d. Bahasa : 1) Memahami bahasa reseptif 2) Mengekspresikan bahasa 3)
Keaksaraan.
e. Sosoial Emosional : 1) Kesadaran diri 2) Rasa tanggung jwab untuk diri sendiri
dan orang lain 3) Perilaku proposional.
f. Seni : Kemampuan mengeskplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi
dengan gerakan, musik, drama dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni
rupa, seni kerajinan) serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari serta
drama.
 Standar tingka pencapaian perkembangan anak dalam permendikbud No. 137 tahun
2014 merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian,
pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan serta
pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD, juga sebagai acuan
yang digunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
 Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis menurut Hurlocck (Masitoh,
2011). Terbagi lima tahap :
4. Tahap I : Fase Pranatal (sebelum lahir) mulai konsep-konpse sampai proses
kelahiran (9 bln/280 hari).
5. Tahap II : Infancy : Mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
6. Tahap III : Babyhood (abyi), mulai 2 minggu sampai 2 tahun.
7. Tahao IV : Childhood (Kanak-kanak) mulai 2 tahun sampai remaja.
8. Tahap V : Adolesencel puberty, mulai 11 atau 13 tahun s/d 21 tahun.
 Perkembangan merupakan perubahan perilaku yang berkesinambungan dan
terintegrasi dari faktor genetik dan lingkungan serta meningkat secara individual baik
kuantitatif maupun kualitatif (merupakan integrasi dari perkembangan aspek NAM,
fisik-motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional serta seni) terncantum dalam
lampiran I permendikbud No. 137 tahun 2014.
 Dalam kurikulum 2013 PAUD STPPA pada akhir layanan TK tergambar pada
kompetensi untuk yang mencakup KI Sikap Spiritual sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan, KI merupakan gambar pencapaian STPPA pada akhir layanan PAUD
usia 6 tahun yang merumuskan secara tertuju dalam bentuk KI sikap spiritual KI
sikap sosial, KI Pengetahuan dan KI Keterampilan dan Kompetensi Dasar (KD)
dirumuskan berdasarkan kompetensi inti (KI).
 KI-1 = 2 KD, KI-2 = 14 KD, KI-3 = 15 KD, KI-4 = 15 KD
 Indikator pencapaian perkembangan anak adalah penanda perkembanganyang
spesifik dan terukuh untuk memantau/menilai perkembangan anak pada usia tertentu.
 Indikator pencapaian perkembangan anak utnuk KD pada KI sikap spirituakl dan KD
pada KI sikap sosial tidak dirumuskan secara tersendiri. Pembelajaran untuk
mencapai KD-KD ini dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui pembelajaran
untuk KD-KD pada KI pengetahuan dan KI keterampilan. (indikator pencapaian
perkembangan anak untuk KD pada pengetahuan dan keterampilan merupakan dua
hal yang saling berinteraksi, tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan yang
utuh).
 Rumusan tujuan pembelajaran mencakup 4 hal yaitu :
a. Audience, peringatan peserta didik sebagai subjek belajar.
b. Behavior, tujuan pembelajaran harus menyatakan secara eksplisit perilaku
(berhavior) atau performance yang akan diakuasai oleh peserta.
c. Conditions, tujuan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi peserta.
d. Degree, tujuan pembelajaran hendaknya mensyaratkan suatu standar
minimun/derajat yang mesti dikuasai oleh peserta (standar of performance).
 Waktu kegiatan pengembangan di TK usia 4-6 tahun lama belajarnya paling sedikit
900 menit perminggu dan yang tidak dapat melakukan pembelajaran 900 menit dan
yang tidap dapat melakukan pembelajaran 900 menit perminggu wajib melaksanakan
pembelajaran 540 menit dan di tambah 360 menit pengasuhan terprogram.

Program
Kompetensi 4-6 tahun
pengembangan
1. Moral & Agama A. Sikap Spiritual 900 menit per Perminggu 150
2. Fisik – Motorik B. Sikap Sosial minggu terdiri atas menit untuk 6
3. Kognitif C. Pengetahuan 540 menit tatap pertemuan
4. Bahasa D. Keterampilan muka dan 360 perimnggu atau 160
5. Sosial Emosional menit pengasuha menit untuk 5
6. Seni terprogram pertemuan
perminggu

 Beberapa metode pembelajaran di TK (Moeslichatoen 2004) :


 Bercerita, demontrasi, bercakap-cakap, pemberian tugas, sosiodrama/bermain
peran, karyawisata, proyek, eksperimen.
 Meida pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati
pesan yang akan disampaikan kepada si belajar, apakaha itu orang, alat atau bahan.
(Degengi Al-Tabaru 2015:227)
KP 4. STRATEGI PEMBELAJARAN 6 (ENAM) BIDANG PENGEMBANGAN DI
TK
1) Pegembangan Nilai Agama dan Moral
 Tujuan pengembangan nilai agama : arah yang hendak dicapai dalam proses
menanakan nilai-nilai agama.
 Tujuan khusus pengembangan nilai agama pada anak TK :
a. Mengembangkan rasa iman dan cinta terhadap tuhan.
b. Membiasakan anak-anak agar melakukan ibadah kepada Tuhan
c. Membiasakan agar perilaku dan sikap anak didasari dengan nilai-nilai agama
d. Membantu anak agar tumbuh dan berkembang menjadi pribad yang beriman
dan bertaqwa.
 Tujuan pengembangan moral anak TK : adanya keterampilan afektif anak itu
sendiri yaitu keterampilan utama untuk merespon orang lain dan pengalaman
barunya, serta memunculkan perbendaan-perbedaan di linkaungan anak,
mengenalkan peran gender dengan orang lain, serta mengembangkan kesadaran
anak atas hak dan tanggungjawabnya.
 Muatan materi proses pembelajaran pengembangan nilai-nilai agama bagi anak
Tk harus bersifat :
1. Aplikatif, 2. Enjoyable 3. Mudah ditiru anak.
 Bentuk kegiatan pengembangan nilai keagamaan di TK dalam pelaksanaannya
guru dapat mengembangkan Strategi pembelajaran dalam bentuk kegiatan
terprogram (dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu dan kegiatan
tidak terprogram (kegiatan rutin), kegiatan spontan, dan kegiatan keteladanan).
 Bentuk kegiatan pengembangan moral di TK dapat dilakukan dengan kegiatan
rutin, kegiatan spontan, kegiatan dengan teladan/contoh dan kegiatanyang
direncanakan (terprogram)
2) Perkembangan Fisik-mtoroik kesehatan dan perilaku keselamatan
 Lingkungan perkembengan fisik-motorik meliputi:
a. Motorik kasar b. Motorik halus, dan c. Kesehatan dan perilaku keselamatan.
 Bentuk kegiatan bermain pengemabangan fisik motorik, kesehatan dan perilaku
keselamatan. Contoh : Melalui permainan dan motorik kasar seperti bermain
dengan hulahup dan permainan motorik halus seperti menjahit pola bahu dengan
tali sepatu/tali kain.
3) Pengembangan Bahasa

 Tujuan pengembangan kemampuan bahasa : agar anak mampu mengungkapkan


pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomukasi secara
efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia.

 Menurut Brewer ada 4 tahapan dalam kemampuan menulis yaitu a) Tahap


mencoret/mebuat gagasan, b) Tahap pengulangan linier (menelusuri bentuk
tulisan horizontal), c) Tahap menulis randon (belajar bentuk-bentuk tulisan dan
mengulang kata/kalimat d) Tahapa menulis nama (mulai menyusun dan
menghubungkan tulisan dan bunyi).
 Kegiatan pengembangan bahasa : Mendengar, bercerita dan pra baca tulis .

 Ruang perkembangan bahasan (Permendeikbud No 137 tahun 2014) : 1)


Memahami bahasa reseptif, 2) Mengekspresikan bahasa, 3) Keaksaaraan.
4) Pengembangan Kognitif
 Karakteristik perkembangan kognitif anak Tk : a) Dapat memahami konsep
makna yang berlawanan, b) Memadukan bentuk geometri, c) Dapat menumpuk
balok/gelang-gelang sesuai ukurannya, d) Dapat mengelompokkan benda, e)
Dapat menyebut pasangan benda, f) Dapat merangka kegiatan sehari-hari, g)
Menceritakan kemabli cerita, h) Mengenali dan membaca tulisan melalui
gambar, i) Mengenali dan menyebutkan angka 1-10.
 Lingkup perkembangan kognitif (Permendikbud 137 tahun 2014) :
1) Belajar dan pemecahan masalah, 2) Berpikir logis 3) Berpikir simbolik.
 Metode/strategi pengembangan kognitif melalui pendekatan 1) Pembelajaran
matematik dengan proses pembelajaran pemecahan masalah, penalaran,
komunikasi, keterampilan menghubungkan dan gambaran. 2) Pembelajaran
sains, keterampilan observasi, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan, format
hipotesa dan eksperimen, meminpin percobaan sederhana dan tertarik ke dalam
pengetahuan alam/fenomena ilmu pengetahuan. Contoh kegiatan kognitif di Tk
Mengerjakan Maze.
5) Pengembangan Sosial Emosional
 Lingkup Perkembangan Sosial Emosional (Permendikbud No. 137 tahun 2014) :
1) Kesadaran diri, 2) rasa tanggungjawab untuk diri dan orang lain. 3) Perilaku
Proposional
 Metode Pengembangan Sosial anak TK : 1) Pengelompokkan Anak, 2)
Modeling dan Imitating (Peniruan Sikap), 3) Belajar Berbagi (Keterampilan
sosial) melalui sharing, belajar berempati dan berlatih sikap sosial.
 Metode Pengembangan Emosional anak TK berupa :
1) Bernyanyi dan bermain musik
2) Bermain peran
3) Permainan hand puppet (boneka tangan)
4) Latihan relaksasi meditasi dengan musk
5) Bercerita
6) Pengembangan Seni
 Fungsi Seni di TK (Sumanto, 2005) : sebagai media ekspresi, komunikasi,
bermain, pengembangan babad seni untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
dan memperoleh pengalaman estetis.
 Aspek Pembelajaran Seni di TK :
1) Eksplorasi
2) Ekspresi
3) Apresiasi
 Materi Kegiatan pengembangan seni :
1) Seni rupa
2) Seni musik
3) Seni tari
4) Drama
RESUME MODUL E

 Pedagogik : Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi


di TK
 Profesional : Program Pembelajaran di TK melalui Teknologi
Informasi dan Komunikasi

KP 1. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di TK

 Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sidiknas, pembelajaran ialah Proses


interaksi anatara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
 Pembelajaran anak usia TK : Pembelajaran yang menyenangkan dan dilakukan
melalui bermain yang memfasilitasi seluruh aspek perkembangan anak sehingga
berkembang secara optimal.
 Catron dan Allen (1999 : 23) : tujuan program pembelajaran perkembangan anak
secara menyeluruh serta terjadi komunikasi interaktif. Tujuan program pembelajaran
adalah membantu meletakkan dasar ker arah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembanganpada tahap
berikutnya.
 Tujuan program pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada
anak di TK adalah untuk mengoptimalkan perkembangan akan secara menyeluruh
berdasarkan berbagai dimensi perkembangan anak dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pelaksanaannya.
 Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis teknolog dan informasi di TK diantaranya : a)
Berorientasi pada kebutuhan anak b) Berorientasi pada perkembangan anak c)
Stimulasi terpadu d) Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain e)
Menggunakan pendidikan berbagai sumber media dan sumber belajar h)
Pemanfaatan teknologi informasi i) Pembelajaran bersifat demokratis j)
Mengembangkan kecakapan hidup k) Aktif, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan.
 Cara mengenalkan teknologi pada anak usia dini :
a. Usia 0-2 tahun : Anak mulai mendengarkan dan mengenal sekitarny : pemberian
IT pada usia itu dapat melalui multimedia dengan memutar lagu-lagu anak, film
kartun dalam pengenalan warna dan membantu pembetukan karakter anak.
b. Usia 3-4 tahun : Anak mulai menggunakan kalimat yang hampir lengkap
pemberiannya melalui multimedia dengan cara seperti pada usia 0-2 tahun tetapi
cara pembelajarannya sedikit mengikat, misalnya mulai diajarkan melafalkan
ayat-ayat suci al-qur’an, iqro dll.
c. Usia 5-6 tahun : pengenalan dunia IT sudah lebih mengikat dapat berupa
pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang dapat dilihat dan
dipegang oleh anak serta dengan penjelasan fungsinya. Misalnya : CPU, Monitor,
Mouse dll.
 Dampak Positif TIK bagi Anak antara lain :
a) Belajar menjadi menyenangkan dengan tampilan multimedia b) Komputer lebih
efektif untuk membangkitkan motivasi dan keingintahuan yang tinggi pada anak c)
Anak akan merasa lebih percaya diri dan bersemangat jika ia berhasil membuat
proyek, menggunakan komputer.
 Pengaruh positif teknologi komputer untuk anak usia dini diantaranya:
a. Stimulasin bagi perkembangan antara koordinasi dengan telapak tangan b) dapat
melihat kemampaatan berpikir untuk lebih kreatif c) mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indra d) Kompter akan melahirkan suasama yang
menyenangka anak e) anak akan lebih tekun dan belajar berkonsentrasi g)
mempunyai bekal persiapan tentang IT h) Komputer dapat mempermudah
mewujudkan pengtahuan.
 Dampak negatif TIK, diantaranya a) Banyak situs-situs atau tampilan yang tidak
pantas untuk anak b) Games dapat embuat anak menjadi kebiasaan dan tidak
mengenal waktu c) Tidak sama informasi yang diakses melalui kompotes (internet)
itu akurat, sehingga perlu lebih selektif dan hati-hati.

KP 2. JENIS DAN RAGAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah payung besar teknologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
 TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi :
 Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.
 Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala suatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu kelainnya.
 Teknologi Inromasi dan Komunikasi adalah segala bentuk teknologi yang
diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik,
(mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah,
menampilkan dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi.
 Yang termasuk teknologi adalah a) Teknologi komputer (hardware dan software)
b) Teknologi multimedia, c) Teknologi telekomunikasi, d) Teknologi jaringan
komputer.
 Pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang diterapkan dapat di kategorikan
menjadi 3 kelompok yaitu :
c. Kelompok pertama adalah memanfaatkan komputer untuk menyampaikan materi
pengajaran itu sendiri yang dikenal dengan istilah Computer Assisted Intructional
(CAI) atau komputer Based Training (CBT).
d. Kelompok kedua adalah pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet
yang dikemas dalam bentu webpage, ataupun program belajar interaktif (CAI
atau CBT), c) Kelompok ketiga adalah sebagai media komunikasi dengan pakar
atau narasumber atau anak didik yang lain (pemanfaatan Tik pada kelompok ni
belum dapat dilakukan anak TK).
 Jenis dan Ragam Teknologi Informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan
dalam pembelajaran di TK yaitu :
a) Audio dan vidio player b) Komputer c) Internet

KP 3. PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TK DI TK


 Penggunaan media pembelajaran berbasis TIK memberi banyak keuntungan bagi
guru maupun bagi peserta ddik salah satu media pembelajaran berbasis TIK yang
banyak digunakan adalah media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
microsoft power point.
 Langkah-langkah pembuatan media pembelajaran dengan aplikasi microsoft
powerpoint memungkinkan pengembangan menghadiskan materi pembelajaran yang
interaktif serta menarik bagi peserta didik. Contoh media pembelajaran yang dapat
dikembangkan oleh guru adalah pengenalan bunyi atau suara benda atau bintang
dengan terlebih dahulu mempersiapkan sumber daya yang tidak terdapat dalam
microsoft powerpoint seperti jenis suara serta gambar-gambar bintang dengan
mengkombinasikan fitur yang terdapat dalam aplikasi micrososft power point dengan
skenario pembelajaran peserta didik disuruh mengeharkan suaru yang diputar
kemudian peserta didik menebak suara yang didngarnya, lalu mengklik fasilitas link
yang tersedia dapa menampilkan sumber suara tersebut sehingga peserta didik dapat
secara langsung mengtahui keberhasilan mereka dalam menebak suara selain itu
dapat ditambah kegiatan lain pada media tersebut yaitu membaca huruf atau kata
bintang yang ditampilkan dengan memadukan warna huruf serrta gambar agar peserta
didik tertarik mengikuti pembelajaran semakin bagus desain yang dibuat akan
semakin menarik peserta didik untuk mengikut pembelajaran.
 Langkah-langkah dalam pembuatan media pembelajaran berbasis TIK dengan
menggunakan microsoft powerpoint adalah bsegai berikut : untuk menambahkan
gambar pada slide langkah yang harus dilakukan oleh pengembang adalah 1) Klik
insert 2) klik picture 3) Cari Folder fik gambar pada komputer 4) Klik gambar yang
dipilih 5) Klik ok.
Dengan melakukan hal tersebut seorang pengembang sudah dapat memasukan
gambar ke dalam slide, untuk lebih menarik tambahkan suara atau movie agar lebih
jelas di pahami peserta didik. Untuk menambahkan suara atau movie pada aplikasi
Microsoft Powerpoint dapa dilakukan langkah seperti berikut :
1) Klik Inset 2) Klik Icon Sound atau Movie 3) Cari Folder tempat file sound atau
movie 4) Pilih sound atau movie yang akan dimasukan pada slide 5) Klik Ok.

KP 4. STRATEGI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
7) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan Nilai agama dan
moral
Anak TK adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan pra operasional
kongkrit, sedangkan nilai-nilai agama dan moral merupakan konsep-konsep yang
abstrak. Dalam menggunakan metode pembelajaran, teknologi informasi dan
komunikasi merupakan salah satu medua yang dapat digunakan guru untuk
menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi anak pengembangan
nilai agama dan moral dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media, seperti
dengan keteladanganan, pembiasaan berperillaku, bercerita maupun menggunakan
media teknologi informasi dan komunikasi, seperti bercerita dengan menggunakan
media gadget maupun bermain games interaktif pada kompiter.
 Salah satu teknologi informasi dan komukasi yang dapat digunakan dalam proses
pengembangan nilai agama dan moral pada anak usia TK ialah software
pendidikan yang khusus untuk anak misalnya : Sistem operasi yang didalamnya
terdapat program pendidikan.
8) Teknologi Informasi dan komunikasi dalam pengembangan fisik motorik anak
 Elizabet B. Hurlock (1978 : 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik :
sebagai perkembangan dan unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak
sebagai pusat gerak-gerik ini dibedakan menjadi gerak kasar dan halus.
 Menurut Magill Richard A (1989 : 11) berdasarkan kecermatan dalam melakukan
gerakan keterampilan dibagi menjadi dua, yaitu 1) Keterampilan motorik kasar
(grass motor skill) yang merupakan keterampilan gerak yang menggunakan otot-
otot besar, seperti melompat, berjalan melempar dan meloncat 2) Keteramplan
motorik halus (fine motori skill) yang merupakan keterampian yang memerlukan
kontrak dari otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan seperti
melukis menjahit dan mengancingkan baju.
 Pengembangan softaware pembelajaran berbasis komputer harus memeiliki tiga
keterampilan : 1) Meguasai bidang studi 2) Menguasai proses teknik dalam
pemograman komputer serta mengenai bahasa komplek atau dapat juga dengan
memanfaatkan aplikasi sofware yang telah ada seperti permainan berbasis
android yang dapat di download dalam aplikasi gadget.
 Rambu-rambu dalam memilih materi pengembangan fisik motorik 1) Materi harus
relevan dengan tujuan 2) Materi harus cocok dengan kemampuan anak 3) Materi
yang dipilih hendaknya yang dibutuhkan banyak orang 4) Materi untuk
pengembangan fisik motorik berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebaiknya
materi yang tidak sering berubah ubah dan dapat berguna untuk selamanya dan lebih
bermanfaat.
 Prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan fisik motorik di TK
a) Kegiatan dalam bentuk permainan b) Menciptakan suasana gembira dan
menyenangkan c) Gerakannya bervariasi d) Dilakukan tiap hari, baik secara
formal maupun diselipkan diantara kegiatan yang direncankana e) Berencana
bertahap f) Diatas sesuai dengan kebutuhan anak untuk bermain dan bergerak.
 Keterampilan dasar fisik motorik (gerak lokomotor, non lokomotor dan
manipulatif).
 Urutan gerakan kegiatan formal atau metodik dalam pembelajaran adalah :
1) Pendahuluan atau latihan pemanasan/warning up (+ 51)
2) Latihan inti : a) Latihan peregangan dan kelenturan otot, b) Latihan
keseimbangan badan c) Latihan kekuatan dan ketangkasan badan d) Latihan
berjalan, berlari, melompat dan meloncat.
9) Teknologi Informasi Komunikasi dalam pengembangan kognitif bagi anak TK
 STTPA (Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang standar PAUD diantaranya :
b. Lingkungan perkembangan belajar dan pemecahan masalah.
c. Lingkungan perkembangan berpikir logis
d. Lingkungan perkembangan berpikir simbolis
 Kegiatan pengembangan kognitif anak TK dengan media teknologi informasi dan
komunikasi dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menghubungkan pengetahuan
yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang baru.
2. Dalam memberikan kegiatan pengembangan konginitif, terutama persiapan
pengenalan konsep bilangan hendaknya mempersiapkan masa peka dan
mengacu pada kompetensi yang hendak dicapai serta dikatikan dengan tema
3. Menggunakan bermacam-camam metode yang sesuai dengan kompetensi
yang hendaknya dicapai.
4. Didasarkan terjawabnya pertanyaan apa dan mengapa tentang segala sesuatu
yang ada di sekitar anak.
5. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar.
6. Memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi pengalaman yang
didapat secara lisan atau dengan media kreatif.
7. Kegiatan yang diberkan henkdanya merupakan pengetauan yang obyektif dan
sesuai dengan kenyataan.
10) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan bahasa bagi anak
TK

 STTPA (Permendikbud No. 137 tahun 2014, tentang standar PAUD) diantaranya
:
a. Lingkup perkembangan memahami bahasa
b. Lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa
c. Lingkup perkembangan keaksaraan
 Contoh kegiatan perkembangan bahasa anak TK dengan media teknologi
informasi dan komunikasi melalui strategi bermain ada beberapa jenis permainan
yang memanfaatkan TIK yang dapat mendukung terciptanya rangasangan pada
anak dalam berbahasa antara lain alat peraga yang terdapat dalam program
komputer seperti permainan interaktif yang dirancang sesuai tujuan
pembelajaran, menonton film, mendengarkan lagu, cerita dll.
11) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan sosial emosional
bagi anak TK
 STTPA (Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang standar PAUD) diantarnya :
a. Lingkungan perkembangan kesadaran diri.
b. Lingkungan perkembangan rasa tanggungjawab pada diri.
c. Lingkungan perkembangan perilaku sosial.
 Contoh kegiatan pembelajaran :
Indikator : Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi.
Kegiatan : menonton film “Aku Anak Mandiri: Menolong Teman”
Alat : Komputer.
12) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan seni bagi anak TK
 STTPA (Pemendikbud NO. 137 tahun 2014 tentang standar PAUD) diantaranya :
a. Lingkup perkembangan mampu menikmati berbagai alunan lagu atau suara.
b. Lingkup perkembangan terkait dengan kegiatan seni.
 Contoh kegiatan pembelajaran :
Indikator : Mengkombinasikan berbagai warna.
Kegiatan : Mewarnai gambar dalam aplikasi komputer permainan
mewarnai.
Alat : Komputer.
RESUME MODUL F
KEGIATAN PEMBELAJARAN - 1
Pengembangan Sarana Kegiatan dan Sumber Belajar di TK

o Pengembangan Sarana Kegiatan di TK


 Hakikat Sarana Prasrana di TK
- Sarana dan prasarana dalam pendidikan di Taman Kanak-Kanak
adalah perlengkapan yang dimiliki lembaga pendidikan untuk
mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan anak.
- Prinsip dan persyaratan sarana dan prasarana di TK sebagaimana
disampaikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58
Tahun 2009, secara umum adalah:
(1) aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak,
(2) sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan
(3) memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai.
- Persyaratan sarana prasarana di TK, adalah
(1) luas lahan minimal 300 m2,
(2) memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per peserta didik,
ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, jamban dengan air
bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan
anak, (3) memiliki alat permainan yang edukatif,
(4) memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun di luar ruangan
yang dapat mengembangkan berbagai konsep, dan
(5) memiliki peralatan pendukung keaksaraan.
- Standar sarana & prasarana PAUD pasal 31 dan 32 Permendibud
Nomor 137 Tahun 2014:
1) Sarana dan prasarana merupakan perlengkapan dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan pendidikan, pengasuhan,
dan perlindungan anak usia dini.
2) Pengadaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) perlu disesuaikan dengan jumlah anak, usia, lingkungan sosial
dan budaya lokal, serta jenis layanan.
3) Prinsip pengadaan sarana prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) meliputi:
a) aman, bersih, sehat, nyaman, dan indah;
b) sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
c) memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar.
- Persyaratan Sarana Prasraana di TK pada pasal 32:
1. memiliki luas lahan minimal 300 m2 (untuk bangunan dan
halaman);
2. memiliki ruang kegiatan anak yang aman dan sehat dengan rasio
minimal 3 m2 per-anak dan tersedia fasilitas cuci tangan dengan air
bersih;
3. memiliki ruang guru;
4. memiliki ruang kepala;
5. memiliki ruang tempat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dengan
kelengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan);
6. memiliki jamban dengan air bersih yang mudah dijangkau oleh anak
dengan pengawasan guru;
7. memiliki ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan
anak;
8. memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat bagi anak
yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia);
9. memiliki fasilitas bermain di dalam maupun di luar ruangan yang
aman dan sehat; dan
10. memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, dikelola
setiap hari

 Pengembangan sarana kegiatan di TK hendaknya disesuaikan dengan


model pembelajaran yang dipakai di TK
1) Model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan
2) Model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman
3) Model pembelajaran pembelajaran berdasarkan area dan
4) Model pembelajaran berdasarkan sentra
 Sarana kegiatan dalam model sudut
1) Perlu disediakan sudut-sudut kegiatan untuk dipilih anak berdasarkan
minatnya sebagai pusat kegitan pembelajaran
2) Alat-alat yang disediakan harus bervariasi, karena minat anak yang
beragam
3) Alat-alat harus sering diganti sesuai dengan tema dan sub tema yang
dibahas
4) Alat-alat diatur didalam ruangan / kelas dan disusun menurut sifat dan
tujuan kegiatannya
 Sudut-sudut kegiatan :
- Sudut keluarga
- Sudut alam sekitar dan pengetahuan
- Sudut pembangunan
- Sudut kebudayaan
- Sudut ketuhanan
Model pembelajaran sudut memberrikan kesempatan kepada anak didik
belajar dekat dengan kehidupan sehari-hari.
 Sarana kegiatan model sentra
- Kegiatan pembelajaran dilakukan disentra
- Pendidik berperan sebagai motivator dan fasilitator yang memberi
pijakan-pijakan (scaffolding)
- Kegiatan tertata dalam urutan yang jelas (mulao dari penataan
lingkungan main sampai pada pijakan sebelum, selama dan sesudah
main. Sentra-sentra tersebut adalah
a) Sentra bahan alam dan sains, b) sentra balok, c) sentra seni, d) sentra
bermain peran, e) sentra persiapan, f) sentra agama, g) sentra musik.
 Sarana kegiatan model kelompok
- Anak-anak dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (3 atau 4
kelompok sesuai dengan jumlah anak) dengan kegiatan yang berbeda-
beda.
- Salah satu kelompok melakukan kegiatan bersama pendidik dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan anak secara individu.
 Prinsip dalam Penataan sarana kegiatan di TK yang harus diperhatikan
oleh setiap pengelola lembaga
Merupakan penataan sarana kegiatan fisik baik di dalam atau di luar ruangan,
termasuk seluruh tempat bermain anak mulai dari halaman, bentuk dan
ukuran ruangan, lantai, dinding, meubelair, warna dan berbagai alat main
yang direncanakan sesuai dengan perencanaan.
Prinsip dalam penataan sarana kegiatan di TK:
1) Membuat anak merasa aman.
2) Membuat anak merasa nyaman.
3) Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi.
4) Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
5) Sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
6) Memperhatikan karakteristik anak.
7) Lingkungan main yang ditata.
8) Mengembangkan kemandirian.
9) Mengembangkan kepercayaan diri anak.
10) Mengembangkan keterampilan motorik halus/koordinasi tangan-mata.

 Pengelolaan sarana prasarana di TK


Langkah pertama diawalai dengan perencanaan.
Langkah kedua adalah pengadan kegiatan yang dilakukan untuk
menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Langkah ketiga adalah penggunaan sarana dan prasarana, yaitu pemanfaatan
segala jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien.

o Pengembangan sumber belajar di TK


 Sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk
memberikan infromasi maupun berbagai keterampilan kepada murid atau
guru (Sudono, 1995).
 Fungsi dan manfaat sumber belajar (Eliawati, 2005)
1) Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit dan langsung.
2) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3) Menambah wawasan dan pengalaman anak.
4) Memberikan informasi yang akurat dan terbaru.
5) Meningkatkan motivasi belajar anak.
6) Mengembangkan kemampuan berpikir anak secara lebih kritis dan
positif.
 Jenis-jenis sumber belajar di TK
Anggini Sudono (1995)
 Tempat sumber belajar alami.
 Perpustakaan sebagai sumber belajar
 Narasumber belajar
 Media cetak
 Alat peraga

 Pemilihan sumber belajar di TK


 Memahami bentuk, jenis atau bahan apa yang tersedia termasuk sifat dan
karakteristik masing-masing.
 Mengetahui keberadaan sumber-sumber yang terkait di lingkungan
pendidikan termasuk pola penataan dan pengorganisasiannya.
 Secara berkesinambungan mengikuti atau mempelajari sumber-sumber
informasi terkait yang mutakhir untuk kepentingan penyajian materi
dalam proses pendidikan.
 Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar di TK
 Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak
 Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang
lebih bermakna (meaningful learning) sebab anak dihadapkan dengan
keadaan dan situasi yang sebenarnya.
 Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada
penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.
 Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak
 Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (Learning
Activities).
KEGIATAN PEMBELAJARAN - 2
Media Pembelajaran di TK

1. Konsep Media Pembelajaran


 Media merupakan salah satu bentuk alat untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain.
 Media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau
pembawa pesan dari pengirim ke penerima.
Briggs mengatakan, bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik yang dapat
menyajikan pesan atau menyampaikan isi/materi sehingga merangsang siswa untuk
belajar.
Dua unsur penting dalam media pembelajaran:
 Unsur pesan (software) adalah informasi atau bahan ajar dalam tema/topik
tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari anak.
 Unsur perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan
untuk menyajikan pesan.
Fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) ke penerima
(siswa).
Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Membantu anak didik dalam belajar agar lebih cepat mengetahui, memahami, dan
upaya terampil dalam mempelajari sebuah materi yang dipelajarinya, sehingga
terciptakan suasana pembelajaran yang menarik, aktif, efektif, dan efisien.
Manfaat penggunaan media pembelajaran bagi anak:
 Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan
sumber belajar.
 Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. Karena semakin banyaknya
verbalisme maka semakin abstrak pemahaman yang diterima.
 Mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
2. Jenis dan Karakteristik Media Pembealajran di TK
a. Media Visual
adalah media yang hanya dapat dilihat
b. Media Audio
(berkaitan dengan indera pendengaran)
c. Media Audio-Visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
3. Memilih dan Merencanakan Pembuatan Media Pembelajaran
Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut. Disamping
itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan beragam media
canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu
diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik di dalam
proses belajar. Karena akan berpengerauh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Kriteria guru dalam memilih media pembalajaran:
a. Ketepatan media dengan tujuan pembelajaran
b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
c. Kemudahan memperoleh media
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya
f. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir anak
Syarat-syarat Media bagi anak TK:
a. Media harus menarik atau menyenangkan, baik warna maupun bentuknya.
b. Bentuknya harus tumpul (tidak tajam)
c. Ukuran disesuaikan dengan anak usia TK
d. Tidak membahayakan anak
e. Dapat dimanipulasi (dikembangkan)
Langah-langkah sistemati saat membuat rancangan media adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik anak
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya
tujuan
d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
e. Membuat desain media
f. Melakukan revisi
4. Membuat dan Menggunakan Media Pembelajaran
Langkah-langkahnya antara lain:
a. Mengetahui kriteria serta prinsip media yang digunakan,
b. Melakukan persiapan dalam menggunakan media,
c. Memilih media yang sesuai,
d. Tingkat kesesuaian anak membaca dan menggunakan media,
e. Persiapan rencana pembelajaran untuk menuntun penggunaan media,
f. Cara menggunakan media sehingga menarik minat anak.
KEGIATAN PEMBELAJARAN - 3
Pengembangan Potensi dan Kreativitas Anak Di TK
Melalui Bermain Sambil Belajar

1. Pengembangan Potensi Anak Usia Dini di TK


a. Pentingnya pengembangan potensi kemampuan anak usia dini
Anak terlahir ke dunia membawa potensi berupa anggota badan, hati dan struktur
otak yang lenkap.
Fase keemasan (golden age) merupakan fase terpenting bagi perkembangan anak.
Dimana pada masa ini terjadi kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan, (Yuliani Sujiono, 2009: 7).
b. Pengembangan potensi anak usia dini di usia emas perkembangan
Periode emas hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pada masa usia dini perlu dilakukan upaya pengembangan
menyeluruh yang melibatkan aspek pengasuhan, kesehatan, pendidikan, dan
perlindungan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi anak
tersebut adalah dengan program pembelajaran yang disusun dalam kurikulum
yang mencakup semua dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan).
Banyak hal yang harus dilakukan orang tua, pengasuh dan guru ketika anak
dalam fase keemasan, diantaranya:
c. Pembentukan Karakter
Maria Montesori dalam (Hurlock, 1978:13), menyebutnya dengan istilah periode
kepekaan (sensitive period). Kemudian Montessori mengatakan: “ The child’s
most crucial developmental stage is the first six years”, (Maria Montessori). Usia
dini merupakan masa kritis dalam perkembangan anak, pada masa ini seluruh
instrumen besar manusia terbentuk, yang meliputi seluruh potensi yang dimiliki
anak, termasuk potensi pembentukan karakter.
d. Bermain
Bermain adalah kegiatan yang ditujukan untuk mendapatkan kesenangan.
e. Tujuan dan manfaat bermain :
Untuk pengembangan rasa, intelektual (kognitif) anak, sosial dan emosional
anak, fisik motorik anak.
2. Pengembangan Krativitas Pada Anak Usia Dini
a. Konsep Anak Usia Dini
Anak usia dini pun lebih menunjuk rentang umur 0-6 tahun yakni sebelum
memasuki usia wajib belajar di sekolah dasar yang menurut undang-undang dasar
sistem pendidikan nasional adalah mulai usia 7 tahun. Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa
yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Piaget mengemukakan tentang tahapan perkembangan anak sebagai tahapan
perkembangan kognitif sebagai berikut:
1) Tahapan sensori motor (0-2 tahun)
2) Tahapan operasional (2-7 tahun)
3) Tahapan operasional konkret (7-11 tahun)
b. Kreativitas Operasional Konkret (7-11 tahun)
Untuk mengoptimalkan potensi kreatif anak, diperlukan upaya yang dapt dimulai
dengan pemahaman para pendidik berkenaan dengan konsep dan aplikasi
pengembangan kreativits di TK, kemudian di dukung orang tua selama berada di
rumah.
c. Pengembangan kreativitas pada anak usia dini
1) Pengertian Kreativitas
Adalah memunculan sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya.
2) Bentuk-bentuk kreativitas pada anak usia dini
Bentuk gagasan kreativitas bisa diperlihatkan dengan cara berpikir luwes,
yaitu anak mampu mengungkapkan pengertian lain yang mempunyai sifat
sama, memberikan jawaban yang tidak kaku, dan berinisiatif dalam segala
kegiatan.
Dalam bentuk sikap, dapat terlihat dari perasaan ingin tahu anak, senang
menanyakan sesuatu, terbuka, senang mencoba hal baru.
Dalam bentuk karya, berani memodifikasi permainan, menyusun bentuk.
d. Pengembangan potensi dan kreativitas anak dalam pendidikan anak usia dini.
1) Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini
Adalah periode pendidikan yang sangat menentukan perkembangan dan arah
masa depan seorang anak sebab pendidikan yang dimulai dari usia dini akan
membekas dengan baik jika pada masa perkembangannya dilalui dengan
suasana yang baik, serasi, dan menyenangkan.
2) Pengembangan anak usia dini Holistik dan Lintegratif
Yaitu upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara utuh,
simultan, sistematis, dan terintegrasi.
3) Contoh Pengembangan kreativitas dalam lingkup perkembangan seni
Pengembangan kreativitas anak dalam seni melalui ekspresi bertujuan:
a. Mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalaman
menggunakan jenis media seni instrumen musik, dan gerak.
b. Menambah percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri.
Pengembangan kreativitas anak melalui apresiasi bertujuan agar anak dapat
menilai dan menanggapi ragam seni dan produksi kerajinan serta pengalaman
seni.
Pengembangan seni berfungsi antara lain:
(1) Melatih ketelitian dan kerapian.
(2) Mengembangkan fantasi dan kreativitas.
(3) Melatih motorik halus.
(4) Memupuk pengamatan, pendengaran, dan daya cipta.
(5) Mengembangkan perasaan estetika, dan menghargai hasil karya anak lain.
(6) Mengembangkan imajinasi anak.
(7) Mengenalkan cara mengekspresikan diri dengan menggunakan tehnik yang
telah dikuasai.
3. Pengembangan potensi dan kreativitas anak di TK melalui bermain sambil
belajar
Pembelajaran di TK prinsipnya adalah “Bermain Sambil Belajar, Belajar Seraya
Bermain”. Dengan bermain anak menemukan dan mendapatkan pengalaman dari
dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Belajar dengan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,
mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi.
a. Hakikat permainan di TK
Menurut Karl Buhler dan Schenk Danziger (1985), bermain adalah ”kegiatan
yang menimbulkan kenikmatan”. Dan kenikmatan itu menjadi rangsangan bagi
perilaku lainnya. Charlotte Buhler yang menganggap bermain sebagai pemicu
kreativitas. Menurutnya anak yang banyak bermain akan meningkatkan
kreativitasnya.
b. Tujuan dan manfaat bermain
Menurut Brewer (dalam Abidin, 2009:32), tujuan bermain pada anak usia dini
adalah:
1) Untuk mengembangkan intelektual (kognitif) anak
2) Untuk mengembangkan sosial dan emosional anak
3) Untuk mengembangkan fisik-motorik anak
Secara umum bermain dan permainan anak memiliki fungsi dan manfaat pada
perkembangannya:
1) Perkembangan fisik; 2) Perkembangan Bahasa; 3) Perkembangan sosial; 4)
Perkembangan ognitif; 5) Perkembangan emosi; 6) Perkembangan moral; 7)
Perkembangan kreativitas.
c. Permainan dan Manfaatnya bagi perkembangan potensi dan kreativitas anak usia
dini.
1) Permainan Aktif
(a) Bermain bebeas dan spontan; (b) Bermain peran; (c) bermain musik; (d)
Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu; (e) permainan olah raga; (f)
melamun; (g) membangun dan menyusun; (h) melakuan penjelajahan.
2) Permainan pasif
(a) membaca; (b) mendengarkan radio; (c) menonton film/televisi
d. Pengembangan potensi kreativitas anak melalui permainan tematik dan holistik.
Pendekatan menyeluruh (holistik) adalah pondasi perkembangan personal, sosial,
dan emosional yang dikenali sebagai praktek terbaik oleh para ahli pada
pembelajaran usia dini yang didukung oleh EYFS (DCSF, 2008).
Permainan tematik adalah permainan yang didasarkan pada kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipetakan ke dalam tema, sub tema dan
sub-sub tema (cakupan materi).
KEGIATAN PEMBELAJARAN - 4
Pengembangan Materi Pembelajaran di TK

1. Muatan materi pembelajaran di TK diuraikan berdasarkan kompetensi dasar yang


tercantum dalam Permendikbud No. 146 tahun 2014, sebagai bahan yang akan
dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompetensi sikap spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian
perkembangan anak dalam lingkup perkembangan, pada pembelajaran di PAUD hal
yang terpeing adalah proses belajar yang menumbuhkan anak senang belajar, senang
melakukan proses, bukan menekankan pada penguasaan materi karena
penilaian/assesment pada program anak usia dini merujuk pada tahap perkembangan.
Dalam penyusunan materi dalam kegiatan pembelajaran dan pengembangan
kompetensi di TK, hendaknya memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pahami inti muatan dari setiap kompetensi dasar.
b. Pahami keluasan cakupan materi yang termuat.
c. Pahami kedalaman materi yang sesuai perkembangan anak.
d. Tentukan prioritas materi yang mendukung pencapaian kompetensi dasar.

2. Materi pembelajaran di TK dalam lingkup perkembangan nilai agama dan moral.


Dalam mengembangkan materi pembelajaran khususnya dalam lingkup
perkembangan agama dan moral, hendaknya para guru di TK dalam menentukan
materi pembelajaran dalam mengembangkan lingkup perkembangan agama dan
moral mengacu pada Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 PAUD dan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014, Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini.
a. Pengembangan materi pembelajran lingkup perkembangan nilai agama dan moral
di TK berdasarkan kompetensi dasar.
1) Mempercayai adanya Tuhan melalui Ciptaan-Nya (1.1)
2) Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa
syukur kepada Tuhan (1.2)
3) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur (2.13)
4) Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari (3.1) Melakukan kegiatan beribadah
sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa (4.1)
5) Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia (3.2) Menunjukkan
periaku santun sebagai cerminan akhlak mulia (4.2)
b. Pengembangan materi pembelajaran lingkup perkembangan nilai agama dan
moral di TK berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak.
Tingkat Pencapaian Perkembangan anak usia 4-5 tahun dalam aspek
perkembangan nilai-nilai agama dan moral, meliputi: Mengetahui agama yang
dianutnya, meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, mengucapkan
doa sebelum/sesudah melakukan sesuatu, mengenal perilaku baik/sopan
mengucapkan salam.
Tingkat pencapaian perembangan anak usia 5-6 tahun: mengenal agama yang
dianut, mengerjakan ibadah, berprilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sprotif,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, dan
toleransi agama.
c. Pengembangan materi pembelajaran di TK dalam lingkup perkembangan sosial
emosional.
 Materi pengembangan sosial emosional berdasrakan kompetensi dasar (KD)
1) Memiliki perilaku yang mencerminkansikap percaya diri (2.5)
2) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-
hari untuk melatih kedisiplinan (2.6)
3) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (2.7).
4) Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian (2.8)
d. Materi pengembangan sosial emosional berdasarkan standat tingkap pencapaian
perkembangan anak.
1) Sosial emosional kesadaran diri
Tingat pencapaian perkembangan anak 4-5 tahun.
a) Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan
b) Mengendalikan perasaan
Tingkat pencapaian perkembangan anak 5-6 tahun
a) Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi
b) Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal
2) Rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain
 4-5 tahun:
a) Menjaga diri sendiri dari lingkungannya
b) Menghargai keunggulan orang lain
 5-6 tahun
a) Tahu akan hak nya
b) Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)
3) Perilaku prososial
 4-5 tahun:
a) Menghargai orang lain
b) Menunjukkan rasa empati
 5-6 tahun:
a) Bermain dengan teman sebaya
b) Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar

3. Materi dan kegiatan pembelajaran di TK dalam lingkup perkembangan fisik motorik.


a. Materi pengembangan fisik motorik berdasarkan kompetensi dasar (KD)
1) Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat (2.1)
2) Memiliki 3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus. 4.3 Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus.
3) Memiliki 3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus 4.3 Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan
4) Memiliki 3.4 Mengetahui cara hidup sehat 4.4 Mampu menolong diri sendiri
untuk hidup sehat
b. Materi pengembangan fisik motorik berdasarkan standar tingkat pencapaian
perkembangan anak.
1) Motorik Kasar
 4-5 tahun:
a) Menirukan gerakan binatang
b) Melakukan gerakan menggantung
 5-6 tahun:
a) Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi
b) Melakukan koordinasi gerakan mata-kaki-tangan-kepala
2) Motorik Halus
 4-5 tahun:
a) Menjiplak bentuk
b) Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung
 5-6 tahun:
a) Meniru bentuk
b) Menggunting sesuai dengan pola
3) Kesehatan dan perilaku
 4-5 tahun:
a) Berat badan sesuai tingkat usia
 5-6 tahun:
a) ---------------------------------------------------------
4. Contoh materi dan kegiatan pembelajaran di TK dalam lingkup perkembangan
kognitif
a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu (2.2)
b. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif (2.3)
c. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif (3.5)
d. Mengenal benda-benda di sekitarnya
e. Mengenal lingkungan sosial
f. Mengenal lingkungan alam
Materi pengembangan kognitif anak berdasrakan tingkat pencapaian perkembangan
anak.
1) Kognitif belajar dan pemecahan masalah
 4-5 tahun:
a) Mengenal benda berdasarkan fungsi
b) Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik
 5-6 tahun:
a) Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif
b) Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
2) Berpikir logis
 4-5 tahun:
a) Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi
b) Mengenal gejala sebab akibat
 5-6 tahun:
a) Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”, “kurang dari”
b) Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan
3) Berpikir simbolik
 4-5 tahun:
a) Membilang banyak benda 1-10
b) Mengenal konsep bilangan
 5-6 tahun:
a) Menyebutkan lambang bilangan 1-10
b) Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
5. Contoh materi dan kegiatan pembelajran di TK dlaam lingkup perembangan seni
a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis (2.4)
b. 3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
Lingkup Perkembangan Seni
a. Anak mampu menikmati berbagai alunan lagu/suara
 4-5 tahun:
a) Senang mendengarkan berbagai macam musik
b) Memainkan alat/musik
 5-6 tahun:
a) Anak bersenandung/bernyanyi
b) Memainkan alat musik
b. Tertarik dengan kegiatna seni
 4-5 tahun:
a) Memilih jenis lagu yang disukai
b) Bernyanyi sendiri
 5-6 tahun:
a) Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar
6. Materi dan kegiatna pembelajaran di TK dalam lingkup perkembangan bahasa.
a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada
orang tua,pendidik, dan teman ( 2.14)
b. Memahami bahasa reseptif
c. Memahami bahasa ekspresif
d. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
Materi pengembangan bahsa berdasarkan tingkat pencapaian
 Memahami bahasa
4-5 tahun:
a) Menyimak perkataan orang lain
b) Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan
5-6 tahun:
a) Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
b) Mengulang kalimat yang lebih kompleks

 Mengungkpakan bahasa
4-5 tahun:
a) Mengulang kalimat sederhana
b) Bertanya dengan kalimat yang benar
5-6 tahun:
a) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
b) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama

 Keaksraan
4-5 tahun:
a) Mengenal simbol
b) Meniru huruf A-Z
5-6 tahun:
a) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.
b) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
RESUME MODUL G
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK

1. Pengertian Komunikasi
Proses dinamis yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya dan
dilakukan dalam pergaulan sosial dengan melibatkan ekspresi, perasaan,
penyampaian gagasan, keinginan, kebutuhan-kebutuhan, kepentingan untuk mencapai
tujuan.

2. Unsur-unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi.
Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah
satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap
unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling
ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan
oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu ialah:
a. Komunikator /sender /pengirim
b. Komunikan/Receiver/Penerima
c. Channel/saluran/media
Komponen yang sangat penting dalam komunikasi, adalah sebagai berikut :
a. Encoding Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau
simbol yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat diterima
serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
b. Decoding
Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu
kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya.
c. Konteks (Context)
Konteks komunikasi yaitu konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada
siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada
level komunikasi; komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (grup),
komunikasi organisasi, komunikasi massa.
d. Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuhdikenal juga sebagai komunikasi nonverbal (nonverbal
communication), meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan
ekspresi wajah.
Bahasa tubuh terpenting adalah senyum dan kontak mata.
e. Pikiran Terbuka (Be Open-minded)
Pikiran tebuka meurpakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif.
f. Mendengar Aktif (Active Listening)
Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman atas
pemikiran dan perasaan orang lain.
g. Refleksi (Reflection)
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “konfirmasi”, yaitu
meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain.

3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau lebih
dengan tujuan tertentu. Tujuan dari komunikasi tersebut diantaranya:
a. Untuk menyampaikan Informasi
b. Untuk menjalin Hubungan Sosial yang harmonis
c. Menjalin kerja sama
Adapun fungsi komunikasi adalah sebagai adalah:
a. Menampaikan informasi (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)

4. Jenis Komunikasi
Alat atau media utama dalam komunikasi adalah bahasa, yaitu bahasa verbal (lisan)
dan non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau simbol, dan
tulisan).
Secara umum jenis komunikasi itu ada dua, yaitu: komunikasi verbal (lisan) dan
komunikasi non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau symbol,
dan tulisan).
5. Bentuk Komunikasi
a. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukansecara lisan dan
secara tertulis, atau secara elektronik melaluiradio, televisi, telepon, internet dan
sebagainya.
b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secaraverbal (dengan
berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal:
diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan
atau tertulis. Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah,
gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
c. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang
digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan sebagai
bentuk komunikasi formal dan non formal. Dari segi pasangan komunikasi,
komunikasi dapat dilihat sebagai:
1) Komunikasi intrapersonal (Infra PersonalCommunication), ialah proses
komunikasi dalam dirikomunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya
sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);
2) Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi
tatap muka antara duaorang atau lebih di mana pengirim dapat
menyampaikanpesan secara langsung, dan penerima pesan dapatmenerima
dan menanggapinya secara langsung pula.(Manusia sebagai makhluk sosial).

6. Proses Komunikasi
Terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai
tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Merujuk pada pendapat Mulyana di atas, komunikasi sebagai tindakan satu arah
adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) baik secara
lanngsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat
kabar, majalah, radio, atau televisi (2005:61).
b. Komunikasi sebagai interaksi
Menurut Mulyana (2005:61), pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan
suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian.
c. Komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi sebagai transaksi ini lebih dinamis daripada komunikasi sebagai
tindakan satu arah dan komunikasi sebagai interaksi.
Komunikasi transaksional ini komunikasi dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun
perilaku nonverbalnya (2005:67-68).

7. Membangun Komunikasi Efektif


Secara etimologis kata efektif sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang
diinginkan(producing desired result), berdampak menyenangkan (having a pleasing
effect), bersifat aktual, dan nyata (actual and real). Dengan demikian, komunikasi
yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau
receiversesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator, kemudian
receiver atau komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang
diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi dua
arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator
dankomunikan). Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi
yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan,
perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening).
Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan
kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi
tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin
kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya, komunikasi
terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK ANAK USIA DINI

1. Konsep Komunikasi Guru dan Peserta Didik


Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari
guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima
pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan.
Barbara Brown dalam “What is Effective Communication?” di laman Live Strong
menyebutkan, komunikasi efektif itu melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan
aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan
efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan
dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku,
atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham).
Komunikasi yang efektif itu terangkum dalam kata REACH yang bermakna
merengkuh atau meraih.
Pertama, Respect. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap menghargai
terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan.
Kedua, Empathy, Empati adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai
dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain.
Ketiga, Audible, makna Audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik. Seorang guru yang mampu menggunakan media komunikasi modern
dalam proses pembelajaran seperti komputer, LCD dan yang lainnya akan
menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas.
Keempat, Clarity, Selain pesan dapat dimengerti pesan juga harus mendapat perhatian
sehingga tidak menimbulkan kesalah tafsiran.
Kelima, Humble, Membangun komunikasi yang efektif adalah rendah hati, sikap ini
pada intinya antara lain ,adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau
mendengar, dan menerima kritik, tidak sombong, dan mengutamakan kepentingan
yang lebih besar.
Seorang guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan lima hukum
komunikasi ini akan menjadi seorang komunikator yang andal, dapat membangun
jaringan hubungan dengan peserta didik yang penuh penghargaan, yang saling
menguntungkan kedua belah pihak ( guru dan peserta didik ).
Dalam komunikasi efektif, pesan yang disampaikan harus langsung, jelas, dan aktif
mendengarkan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik. Komunikasi dikatakan efektif jika menciptakan kesamaan persepsi,
mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi. Komunikasi juga harus bersifat
empatik.
Selain komunikasi empatik, komunikasi yang dilakukan guru terhadap peserta didik
juga harus santun. Kata ―santun‖ lebih mengarah pada sikap atau perilaku, terutama
dalam bertutur kata. Kesantunan biasanya diawali dengan kerendahan hati yang
melahirkan sikap menghargai, menghormati, dan perhatian.
Agar komunikasi dengan anak usia dini berlangsung secara efektif, empatik, dan
santun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru, diantaranya adalah:
a. Guru memiliki perencanaan pembelajaran yang benar,
b. Guru selalu berbusana dan berdandan sopan, rapi, dan tidak berlebihan,
c. Guru mengenal seluruh nama peseta didik dan kenal dengan orang tua mereka,
d. Guru mengetahui karakteristik, minat, dan kompetensi peserta didik,
e. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua atau wali peserta
didik,
f. Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap peserta didik,
g. Guru menunjukkan perhatian, penghargaan, perasaan cinta, dan kasih sayang
terhadap peserta didik.
h. Guru berkomunikasi secara objektif berdasarkan data dan fakta kongkrit
i. Guru menunjukkan perilaku supel dan simpatik ketika bergaul dengan peserta
didik
j. Guru memiliki kepekaan intrapersonal terhadap peserta didik,
k. Guru berbicara dengan menggunakan perkataan atau kalimat sederhana, tidak
tergesa-gesa, dan penuh makna,
l. Guru mampu membaca dan mengerti bahasa lisan dan bahasa tubuh (isyarat)
peserta didik dan mampu meresponnya sevara positing dengan baik,
m. Guru menjadi pendengar aktif, berkata positif dan benar, serta menjadi teladan
bagi peserta didik,
n. Guru memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik,
o. Guru mampu memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, dan metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik,
p. Guru menjalin keakraban, menjadi teman atau sahabat peserta didik sekaligus
memerankan diri sebagai orang tua,
q. Guru mampu mendeteksi kondisi fisik dan psikis secara dini, menstimulasi, dan
melakukan intervensi positif tumbuh kembang anak,
r. Guru bersikap terbuka, mampu menggali kompetensi anak dalam berkomunikasi
dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan sederhana yang mampu dijawab
oleh anak, baik dalam bentuk kata, kalimat, atau ceritera.
s. Guru memiliki kemauan dan kemampuan dalam membantu anak untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan mengkomunikasikannya dalam
bentuk bahasa atau ceritera.
t. Guru mampu menjadi pendengar aktif, penuh perhatian, empatik, dan santun.
u. Guru mampu menanggapi dan menjawab seluruh pertanyaan peserta didik secara
positif, empatik,
v. Guru mampu menggunakan bahasa sederhana yang dapat dimengerti dan
difahami oleh peserta didik,
w. Guru mampu memberikan konsekuensi positif untuk menguatkan dan
meningkatkan perilaku positif peserta didik, dan menerapkan konsekuensi negatif
untuk mengingatkan dan memperbaiki perilaku buruk peserta didik.
x. Guru mengkomunikasikan hasil karya peserta didik dan memberikan konsekuensi
positif, sehingga peserta didik merasa dihargai hasil karyanya.
Untuk menjalin komunikasi efektif dengan anak, maka ada tiga hal yang perlu
dilakukan oleh guru. Ketiga hal ini merupakan rangkaian yang tak terpisahkan, yaitu :
a. Maksud yang hendak dikomunikasikan
b. Cara mengomunikasikan
c. Maksud bisa diterima
Dalam kominukasi efektif, empatik, dan santun, hendaknya guru mampu menghindari
perkataan dan sikap yang dapat menjauhkan peserta didik dari aktivitas pembelajaran
di TK, seperti: merendahkan, mencela, mengkritik, menggerutu, menyalahkan,
membanding-bandingkan diantara peserta didik, menyindir, member label negative,
atau bahkan mengancam peserta didik.
2. Strategi Komunikasi Antara Guru dengan anak usia dini
Strategi komunikasi merupakan rencana yang disusun dan ditetapkan untuk mencapai
tujuan dari komunikasi. Tujuan dari komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan
oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak. Pesan yang hendak disampaikan
oleh guru terhadap anak terkait dengan program-program pengembangan untuk
mencapai Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi
aspek perkembangan nilai-nilai agama dean moral, fisik-motorik, sosial-emosional,
kognitif, bahasa, dan seni. Kompetensi inti, dan kompetensi dasar, yang dikemas ke
dalam program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan perencanaan
terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How) yang
dipaparkan di bawah ini.
a. Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan?
b. Siapa yang menyampaikan pesan / melakukan komunikasi?
c. Kapan waktu yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?
d. Dimana tempat yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?,
e. Mengapa pesan komunikasi itu harus dilakukan?,
f. Bagaimana cara menyampaikan pesan / berkomunikasi tersebut?
Ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi:
a. program semester (Prosem),
b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan
atau program PAUD. . (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini
Dalam kegiatan pembelajaran di TK, terdapat 2 pendekatan pembelajaran yaitu :
- Pendekatan tematik terpadu
- Pendekatan saintifik
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan pembukaan, inti
dan penutup. Untuk satu tema, sub tema atau sub-sub tema.
3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik
Komunikasi efektif, empatik, dan santun bisa bisa direncanakan dalam bentuk
kegiatan secara terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu
untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di
dalam maupun di luar kelas., dan kegiatan secara tidak terprogram dapat
dilaksanakan pada kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,
2) Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
3) Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau
keteladanan terhadap anak.
Bentuk kegiatan secara terprogram, tidak hanya berorientasa pada pemenuhan
kebutuhan anak yang terkait dengan program pengembangan, melainkan juga
penerimaan anak terhadap program yang dikembangkan.
Sikap rendah hati guru, kesantunan dalam bertuturkata dan berperilaku akan
menempatkan guru menjadi sosok teladan para peserta didik sehingga aliran
komunikasi akan semakin lancar dan bermakna. Komunikasi efektif juga harus
dibangun dengan sikap guru dalam melayani dan menghargai peserta didik tanpa
membedakan latar belakang dan kondisi fisik atau psikis mereka.
4. Komunikasi Guru dan Peserta Didik Dalam Pembelajaran di TK
a. Modul Pembelajaran di TK
Komunikasi guru dan peserta didik di TK dilakukan sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan. Model-model pembelajaran tersebut adalah:
1) Model pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan
2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman
3) Model pembelajaran area
4) Model pembelajaran sentra
Untuk menerapkan model pembelajaran perlu dikomunikasikan secara lansung
oleh guru dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan yang jelas.
b. Pendekatan Dalam Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengacu pada perencanaan pembelajaran,
yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sudah disiapkan
oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK), terdapat dua
pendekatan pembelajaran, yaitu: pendekatan tematik terpadu dan pendekatan
saintifik.
1) Pendekatan Tematik Terpadu
Dalam model pembelajaran tematik terpadu dilakukan untuk satu tema, sub
tema, atau sub-sub tema yang dirancang untuk mencapai secara bersama-
sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan mencakup
sebagian atau seluruh aspek pengembangan. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan melalui pembelajaran langsung dan tidak langsung yang terjadi
secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung adalah proses
pembelajaran melalui interaksi langsung antara anak dengan pendidik yang
dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang
terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4
(keterampilan).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang
secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung.
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan
pembukaan, inti dan penutup.
2) Pendekatan saintifik
Pendekatan lain dapat yang digunakan guru TK dalam kegiatan pembelajaran
adalah pendekatan saintifik yang implementasinya menggunakan langkah-
langkah: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, Kemdikbud (2014:12).
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.
a) Mengamati
Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan
menggunakan indra seperti melihat, membaca buku, mendengar,
menghidu, merasa, dan meraba.
b) Menanya
Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati
maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.
c) Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi dilakukan melelui beragam cara, misalnya:
dengan melakukan, mencoba, mendiskusikan, ‗membaca‘ buku,
menanya, dan menyimpulkan hasil dari berbagai sumber.
d) Menalar
Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang baru
diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
suatu hal.
e) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal
yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita,
gerakan, dan dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai
bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya dari bahan daur
ulang, dan hasil anyaman.
c. Metode Pembelajaran di TK
Komunikasi efektif, empatik, dan santun juga dapat direncanakan ketika
memilah, memilih, dan menetapkan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai kompetensi tertentu. Metode
pembelajaran dirancang dalam kegiatan bermain yang bermakna dan
menyenangkan bagi anak (Buku panduan PAUD 4-5 tahun). Penggunaan metode
hendaknya disesuaikan dengan tema, sub tema, dan tujuan atau indikator.
1) Metode Bermain
Bermain merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk membelajarkan
kemempuan berbahasa anak. Secara spesifik, bermain dapat memajukan
perkembangan dari segi komunikasi berikut ini: (1) bahasa reseptif
(penerimaan); (2) bahasa ekspresif, (3) komunikasi non verbal; (4) memori
pendengaran/pembedaan.
2) Metode Karyawista
Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek di lingkungan
kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas.
3) Metode bercerita
4) Metode bercakap-cakap
5) Metode tanya jawab
6) Metode pemberian tugas
7) Metode proyek
8) Metode eksperimen
9) Metode demontrasi
10) Metode sosiodrama atau bermain peran
11) Metode keteladanan
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
KOMUNIKASI GURU DAN ORANG TUA

1. Pentingnya komunikasi guru dan orang tua


Komunikasi antara guru dengan orang tua adalah hubungan kerjasama yang sinergis
dalam proses pendidikan terhadap peserta didik berdasarkan perencanaan yang telah
disusun dan ditetapkan agar peserta didik mencapai kemandirian dan kedewasaan.
Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan yang mempunyai tujuan yang
sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya
menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang
seluas-luasnya.Adapun tujuan guru berkomunikasi dengan orang tua adalah:
a. memberikan pengertian tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini
b. mensosialisasikan program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan di TK
c. menyampaikan Informasi oleh guru kepada orang tua, baik yang berhubungan
dengan program pendidikan, pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan hasil
pelaksanaan program, dan sebagainya.
d. Memotivasi orang tua agar mendukung anaknya dalam melakukan kegiatan
pembelajaran,
e. memotivasi dan mendorong partisipasi orang tua untuk mendukung
penyelenggaraan program pembelajaran di TK,
f. memberiakn kesempatan kepada orang tua untuk berperan serta dalam
memajukan pendidikan TK
g. menciptakan iklim pendidikan yang sehat di TK
h. memajukan kualitas proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran
i. menjalin Hubungan Sosial yang harmonis.
j. Melalui komunikasi, guru dapat menciptakan, mengembangkan, dan memelihara
hubungan sosial yang harmonis dengan orang tua peserta didik.
k. Bertukar informasi dengan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak dan upaya yang mesti dilakukan untuk meningkatkannya secara normal dan
optimal,
l. Menjalin kerja sama
Dalam berkomunikasi antara guru dengan orang tua ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya yang berhubungan dengan: 1) cara-cara yang dilakukan
guru untuk berkomunikasi dengan orang tua, langkah-langkah yang dilakukan guru
untuk mengembangkan kerjasama dengan orang tua, memotivasi orang tua, dan
langkah-langkah untuk melaporkan perkembangan anak.

2. Komunikasi efektif guru dengan orang tua


a. Komunikasi efektif orang tua dan guru di TK
Mengembangkan komunikasi yang efektif dengan orang tua sangat penting bagi
setiap guru. Komunikasi harus berfokus pada hal-hal positif daripada
mengedepankan masalah atau kekurangan.
Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaknya
diperhatikan pesan berikut dalam berkomunikasi:
1) Memberikan pertanyaan untuk membantu Anda mengklarifikasi apa yang
orang tua katakan pada Anda.
2) Jangan berasumsi bahwa Anda telah mengerti. Ringkas pernyataan-
pernyataan, dan tunggu konfimasinya.
3) Ingat, pahami informasi yang tidak berarti semua orang setuju akan hal
tersebut.
4) Memiliki keinginan untuk mendiskusikan pandangan-pandangan yang
berbeda.
5) Penting memahami pespektif lain.
6) Terbuka untuk berkompromi.
7) Menjauhi penilaian, pengambilan keputusan, dan tindakan yang terburu-buru.
b. Pentingnya Ketulusan dan Empati dalam berkomunikasi
Orang tua mengetahui saat pendidik yang tulus dan memiliki sebuah ketertarikan
yang murni.
Untuk menunjukan ketulusan dan perhatian kepada anak didik, guru dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut dalam berkomunikasi:
1) Mengirim surat selamat datang ke setiap orang tua siswa baru.
2) Mengirimkan catatan-catatan yang positif mengenai anak ke pihak orang tua.
3) Mengungkapkan maksud dan tujuan dengan kata-kata yang jelas dan dengan
sikap yang hormat.
4) Memberikan orang tua kesempatan untuk membagi ide dan apa yang menjadi
harapan mereka.
5) Menghargai secara cepat komunukasi yang diawali oleh orang tua.
6) Mencari cara-cara komunikasi yang informal dengan orang tua agar semakin
akrab dengan mereka
7) Kekurangan pertukaran informasi bukan berarti usaha Anda tidak dihargai.
c. Tujuan Komunikasi Orang Tua dan Guru
Secara umum tujuan dari komunikasi orang tua dan guru adalah pendidikan dan
pengasuhan anak yang lebih baik.
Secara khusus tujuan dari komunikasi guru dan sekolah pada orang tua adalah:
1) Berbagi informasi untuk menjelaskan harapan guru, peraturan penilaian,
tujuan pembelajaran, pemberian tugas dan sebagainya.
2) Mengidentifikasi tujuan-tujuan pendidikan secara umum dan
mengkomunikasikan apa yang akan anak capai
3) Menyampaikan tujuan-tujuan pendidikan dan mendeskripsikannya
bagaimana anak akan mencapai tujuan-tujuan tersebut
4) Menyusun berbagai kegiatan anak di rumahdan menjadikan orang tua sebagai
sumber belajar, dan apabila mendapatkan kesulitan mendorong orang tua
untuk menjadikan pendidik sebagai sumber juga.
5) Memecahkan masalah, mengidentifikasi isu, strategi untuk perubahan,
kerangka waktu, dan sumber-sumber yang tersedia.
d. Jenis-jenis komunikasi orang tua dan guru
Diantaranya yaitu komunikasiInclusive, yaitukomunikasi yang mendorong untuk
orang tua untuk dialog, berbagi informasi, dan mengizikan mereka untuk
berkompromi dalam berbagai persoalan pengasuhan anak.Komunikasi
Instructural, yaitujenis komunikasi yangmenyediakan informasi yang spesifik dan
pedoman dari berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah, serta memberikan
ruang bagi orang tua untuk berdialog dengan guru.
Komunikasi directive, yaitukomunikasi satu arah, komunikasi yang tidak
seimbang, dan menempatkan guru dalam posisi yang dominan dan memimpin,
dan mencoba untuk menggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi orang tua.
Menggunakan gaya komunikasi yang instruksi atau direktif akan menimbulkan
kesalahpahaman dan ketidakjelasan informasi, keterbatasan bahasa, dan istilah.
Setiap orang memiliki gaya yang berbeda dalam berkomunikasi, setiap gaya
dalam berkomunikasi akan melahirkan beragam respon terkadang menjadi
sebuah hambatan dalam terciptanya sebuah komunikasi yang efektif dan
harmonis. Diantara permasalahan yang mungkin timbul dalam berkomunikasi
dengan orang tua, adalah sebagai berikut:
1) Respon orang tua yang asertif dan repon verbal yang sering diinterpretasikan
sebagai ancaman dan keagresifan.
2) Respon yang pasif sering dipandang sebagai persetujuan atau pemenuhan
dari sebuah harapan
3) Orang tua yang memilih untuk melibatkan diri dengan memposisikan diri
sebagai advokat atau administrator saat menghadapi suatu konflik
4) Tidak fokus pada satu permasalahan
5) Membeda-bedakan agenda, sehingga tujuan komunikasi menjadi tidak jelas,
isu-isu yang dihadapi dengan pendekatan ‗benar‘ atau ‗salah‘, mencoba
menempatkan kesalahan saat suatu kejadian terjadi, kekuasaan dan kontrol
menjadi lebih penting daripada kerjasama. Kenyamanan anak tidak
diperhatikan dan dinomorduakan.
6) Pengaruh budayadan keterbatasan bahasa mungkin akan terjadi dalam
komunikasi dengan orang tua.
Untuk menjalin komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua dapat
dilakukan melalui keomunikasi dua arah. Komunikasi dua arah yang dapat
dilakukan guru dan orang tua dalam membahas berbagai persoalan menyangkut
pendidikan dan pengasuhan anak dapat dilakukan melalui kegiatan berikut ini:
1) Konferensi orang tua
2) Organisasi orang tua dan guru atau dewan komunitas sekolah, misalnya KPO
(Kelompok Pertemuan Orang Tua) dan POMG (Persatuan Orang Tua Murid
dan Guru).
3) Map hasil kerja (portofolio) siswa dikirimkan ke rumah setiap minggu atau
setiap bulan untuk tinjauan dan komentar orang tua
4) Telepon
5) Email (surat elektronik) atau website sekolah
e. Strategi-strategi komunikasi Guru dengan Orang tua
Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan untuk menjalin komunikasi antara
orang tua dan guru meliputi:
1) Laporan berkala dari guru ke orang tua
2) Curriculum Nights (Pertemuan yang biasanya diadakan pada petang hari,
pertemuan orang tua dengan guru dan memiliki tujuan untuk membicarakan
program yang ditawarkan oleh sekolah sering disebut juga Open House atau
Meet the Teacher Night)
3) Kunjungan ke rumah
4) Telepon
5) Kalendar Tahunan Sekolah
6) Menyampaikaninformasi pada koran lokal
7) Mengundang pakar di bidang pendidikan dan pengasuhan anak
8) Homework Hotline (merupakan sebuah layanan yang menawarkan bantuan
secara langsung via telepon dan menawarkan tugas rumah secara online
(dalam jaringan)
9) Workshop (Lokakarya)
10) Komunikasi yang secara langsung difokuskan kepada orang tua.
a) Cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi dengan orang
tua peserta didik adalah sebagai berikut:
(1) Membuat program pertemuan
(2) Memotivasi orang tua untuk datang ke sekolah
(3) Melakukan diskusi dua arah
(4) Mengidentifikasi hal-hal dimana orang tua harus membantu anak
agar mencapai kemajuan
(5) Berbagi informasi sehingga anak berpeluang untuk sukses
(6) Berbagi tugas agar mereka dapat membantu anaknya di rumah
(7) Melakukan umpan balik secara positif terhadap pekerjaan anak

b) Cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi dengan orang
tua peserta didik adalah sebagai berikut:
(1) Menciptakan sekolah agar lebih bersahabat dengan orang tua
(2) Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah
(3) Menciptakan sekolah agar lebih bersahabat dengan orang tua
(4) Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah
c) Komunikasi yang dilakukan guru untuk memotivasi orang tua:
(1) menceriterakan tentang cara mereka mengajar
(2) Mendorong mereka untuk mendengarkan anak-anaknya membaca
secara teratur
(3) Memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan jika anak sudah
merasa jenuh dan menekankan pada dorongan kebutuhan, dan
menawarkan hadiah kapan pun kalau memungkinkan
(4) Memberikan saran agar mendorong anak-anaknya untuk menghitung
hal-hal tertentu dan mengerjakan soal-soal secara praktis.
Penilaian terhadap anak dalam proses dan hasil kegiatan pembelajaran akan
menjadi bahan untuk menyusun pelaporan yang nantinya dikomunikasikan dan
diberikan kepada orang tua sebagai bukti nyata akan adanya perubahan dan
petkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat
pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan
secara berkala oleh pendidik.
Pelaporan merupakan aktivitas guru dalam menyampaiakan dan
mengkomunikasikan hasil penilaian terhadap anak yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang telah dicapai anak dalam kurun waktu
tertentu.
Penilaian yang dilakukan oleh guru berdasarkan RPPH disebut penilaian harian,
dan jika RPPH diakumulasikan pada akhir semester desebut penilaian semester.
Penilaian semester ditulis pada buku laporan anak dan selanjutnya menjadi
laporan tertulis. Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan guru dalam
pelaporan:
1) Menentukan bentuk laporan
2) Menuliskan isi laporan
3) Melaksanakan pertemuan dengan orang tua anak
4) Menyampaikan laporan kepada orang tua atau wali anak. Kemdikbud, Materi
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru TK Tahun 2015, 2015:313)
5) Contoh bentuk Laporan
Penulisan laporan dimulai dari menelaah apa yang penting diinformasikan kepada
orang tua atau orang yang berkepentingan dengan perkembangan dan
pengembangan dari anak baik sesuatu yang sudah berhasil maupun yang belum
berhasil. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan laporan,
yaitu:
1) Keruntutan kompetensi yang harus dilaporkan
2) Memulai dari hal positif (sesuatu yang sudah dimiliki)
3) Gunakan kata dan kalimat yang dapat dipahami oleh orang tua
4) Memuat tindak lanjut dari hasil belajar
5) Mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan diri anak.
Laporan hasil penilaian yang sudah ditulis dalam bentuk kartu, buku atau yang
lainnya perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau yang lainnya. Komunikasi
dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Komunikasi langsung
adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar dalam pertemuan
tatap muka antara guru/pendidik PAUD dengan orang tua. Komunikasi tidak
langsung adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar yang
disampaikan media tertentu, seperti kartu, buku, dan surat.Beberapa metode yang
digunakan dalam pertemuan guru/pendidik dengan orang tua, yaitu:
1) Seminar
2) Diskusi kelompok
3) Pertemuan individual
Agar tatap muka dan pelaporan dapat disampaikan kepada orang tua/wali dengan
baik, guru perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1) Sampaikan jadwal pertemuan minimal satu minggu sebelum pertemuan,
2) Kalau memungkinkan, siapkan ruangan khusus yang membuat orang tua/wali
nyaman berbicara dengan guru,
3) Gunakan ekspresi yang ramah dan sikap badan yang membuat orang tua/wali
merasa penting tetapi nyaman
4) Ketika berbicara, peliharalah kontak mata dengan orang tua/wali
5) Hindari membuat catatan pada waktu orang tua berbicara, buat rangkuman
setelah kegiatan konsultasi selesai dilakulkan
6) Sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua telah menyempatkan
hadir dan membuat tatap muka atau konsultasi ini menjadi produktif.
Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaklah para
guru atau pihak lembaga PAUD memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Inisiasi, Guru harus mengawali kontak secapatnya saat guru sudah mengenal
siswanya di kelas.
2) Jadwal kontak, Orang tua dapat segera mengontak Anda dengan segera jika
ada permasalahan, maka pada saat itu juga solusi dapat ditemukan.
3) Konsistensi dan frekuensi: orang tua menginginkan umpan balik yang sering
diberikan guru/sekolah tentang hasil karya anak-anak mereka di sekolah.
4) Mengikuti dengan seksama : Orang tua dan guru saling melihat bahwa satu
sama lain saling melakukan apa yg dijanjikan oleh masing-masing pihak.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN AGAMA

1. Nilai Agama
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dikemukakan bahwa program
pengembangan nilai agama dan moral merupakan salah satu muatan kurikulum
pendidikan anak usia dini. Program tersebut mencakup perwujudan suasana belajar
untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta
bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
a. Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai Agama
Sifat-sifat pemahaman anak usia Taman Kanak-kanak terhadap nilai-nilai
keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya:
1) Unreflective: pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-
nilai agama sering menampilkan suatu hal yang tidak serius, disebabkan tidak
mampu memahami konsep agama dengan mendalam.
2) Egocentris: dalam mempelajari nilai-nilai agama, anak usia Taman Kanak-
kanak terkadang belum mampu bersikap dan bertindak konsisten. Anak lebih
terfokus pada hal-hal yang menguntungkan dirinya.
3) Misunderstand: anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami
suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak.
4) Verbalis dan Ritualis: kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah,
bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti memberi latihan
menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya
5) Imitative: anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung.
2. Nilai Moral
a. Pengertian Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang.
Moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas
pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa
dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun
menjalankan aturan.
Pandangan Lickona (1992) dikenal dengan educating for character atau
pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam
hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosofi Michael Novak yang
berpendapat bahwa watak/ karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu,
moral knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling
berhubungan dan terkait.
pembentukan karakter/watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir,
yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral feeling), dan prilaku
moral(moral behavior). Hasil pembentukan sikap karekter anak pun dapat dilihat
dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness),
pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan
(perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan
(decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge). Sikap moral (moral
feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati
(emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan
kerendahan hati (and huminity). Prilaku moral (moral behavior) mencakup
kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
Pengertian moral/ moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki
individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku.
Menurut John Dewey, tahapan perkembangan moral seseorang akan melewati 3
(tiga) fase, yaitu premoral, conventional dan autonomous. Anak Taman Kanak-
kanak secara teori berada pada fase pertama dan kedua.
Sedangkan menurut Piaget, seorang manusia dalam perkembangan moralnya
melalui tahapan heteronomous dan autonomous.
Perkembangan moral dan etika pada diri anak Taman Kanak-kanak dapat
diarahkan pada pengenalan kehidupan pribadi anak dalam kaitannya dengan
orang lain. Misalnya, mengenalkan dan menghargai perbedaan di lingkungan
tempat anak hidup, mengenalkan peran gender dengan orang lain, serta
mengembangkan kesadaran anak akan hak dan tanggung jawabnya. Tujuan
pengembangan moral anak Taman Kanak-kanak adalah adanya keterampilan
afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk merespon orang lain dan
pengalaman-pengalaman barunya, serta memunculkan perbedaan-perbedaan
dalam kehidupan teman disekitarnya.
3. Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai agama dan moral di Teman
Kanak-kanak
a. Bentuk Pengembangan nilai agama dan moral
Untuk mencapai keberhasilan pengembangan nilai agama dan moral maka guru
dapat melakukannya melalui bentuk kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan
spontan, dan keteladanan.
1) Kegiatan pengembangan nilai agama secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar
kelas.
2) Kegiatan pengembangan agama secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti:
berdo‘a, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
2) Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi pertengkaran, dan lain-lain.
3) Kegiatan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berdo‘a, berpakaian rapi, berbahasa yang baik, gemar menolong,
memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, , sabar, dan lain-lain.
4. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman
Kanak-kanak
Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia Taman
Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat:
a. Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan
rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak,
serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.
b. Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu
membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.
c. Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan
kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak.
5. Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral
Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (Badudu-Zain:1996:896).
Dengan demikian metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama
kepada anak-anak, diantaranya:
a. Metode bermain
b. Metode bercakap-cakap
c. Metode demonstrasi
d. Metode proyek.
e. Metode bercerita.
f. Metode pemberian tugas.
g. Metode uswah hasanah atau keteladanan
6. Ruang Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral
Ruang lingkup pengembangan nilai agama dan moral yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah sebagai berikut:
Untuk anak 4-5 tahun:
a. Mengetahui agama yang dianutnya
b. Meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar
c. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu
d. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
e. Membiasakan diri berperilaku baik
f. Mengucapkan salam dan membalas salam
Untuk anak 5-6 Tahun:
a. Mengenal agama yang dianut
b. Mengerjakan ibadah
c. Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb
d. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
e. Mengetahui hari besar agama
f. Menghormati (toleransi) agama orang lain
7. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), Kompetensi Inti,
dan Kompetensi Dasar, Lama Belajar, dan Indikator Pencapaian
Perkembangan
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan standar
isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini.STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan
kurikulum PAUD. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup
perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari
nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks
bermain.
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian
muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.
Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi. Proses pembelajaran
yang dilakukan diarahkan untuk tecapainya kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan 6 aspek perkembangan secara
terpadu. Kompetensi dibedakan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada
akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun. Kompetensi Inti mencakup:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu:
1) Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1.
2) Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2.
3) Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam
rangkamenjabarkan KI-3.
4) Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4
c. Lama Belajar
1) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman
belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap
muka.
2) Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut.
a. kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 120 menit per minggu;
b. kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar
paling sedikit 360 menit per minggu; dan
c. kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama
belajar paling sedikit 900 menit per minggu.
3) Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan
pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540
menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
8. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral
Merancang kegiatan pengembangan moral dan agama merupakan sesuatu yang
sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan
dilakukan.
Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau
program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar proses tersebut
mencakup:
a. Perencanaan pembelajaran;
b. Pelaksanaan pembelajaran;
c. Evaluasi pembelajaran; dan
d. Pengawasan pembelajaran.
Pada pasal 12 disebutkan bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai
pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik
anak, dan budaya lokal. Adapun ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut
meliputi:
a. Program semester (Prosem),
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan
c. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Penyusunanperencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam
pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.

Standar PAUD yang terdiri atas:


a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak;
b. Standar Isi;
c. Standar Proses;
d. Standar Penilaian;
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
f. Standar Sarana dan Prasarana;
g. Standar Pengelolaan; dan
h. Standar Pembiayaan.
Standar PAUD yang terdiri atas:
a. Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut
pendidikan dalam rangka mewujudkan PAUD bermutu;
b. Acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional; dan dasar penjaminan mutu PAUD. (Permendikbud No. 137 Tahun
2014, Pasal 3)
9. Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD mengacu kepada output dapat
berbentuk program semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian.
10. Menyusun Rancangan Pengembangan Nilai Agama dan Moral
a. Menyusun Program Semester
Program semester berisi daftar tema satu semester termasuk alokasi waktu setiap
tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat
fleksibel. Tema berfungsi sebagai wadah yang berisi bahan kegiatan untuk
mengembangkan potensi anak dan menyatukan seluruh kompetensi dalam satu
kesatuan yang lebih berarti, memperkaya wawasan dan perbendaharaan kata anak
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Prosem berisi daftar tema satu
semester dan alokasi waktu setiap tema. Berikut adalah langkah-langkah dalam
menyusun program semester:
1) Membuat Daftar tema satu semester
2) Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema
3) Menentukan KD pada setiap tema
4) Memilih, menata, dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
b. Tema dipilih dari lingkungan yang terdekat dengan kehidupan anak.
c. Tema dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih rumit bagi
anak.
d. Tema ditentukan dengan mempertimbangkan minat anak.
e. Ruang lingkup tema mencakup semua aspek perkembangan
5) Menjabarkan tema ke dalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci
lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester; dalam menyusun Prosem,
satuan PAUD diberi keleluasaan dalam menentukan format.
Langkah-langkah penyusunan program semester adalah sebagai berikut:
1) Membuat daftar tema satu semester;
2) Memilih, menata dan mengurutkan tema yang sudah dipilih
3) Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema;
4) Menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci
lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester;
5) Mencermati kompetensi dasar yang sesuai dengan sub tema yang akan
dikembangkan.
6) KD yang ditetapkan akan dipakai selama tema yang sama
7) KD yang sudah dipilih untuk tema dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang disesuaikan dengan sub tema.
8) KD yang diambil untuk sub tema tersebut akan digunakan terus selama sub
tema dibahas.
9) KD yang sudah digunakan pada tema dan sub tema dapat diulang untuk
digunakan kembali pada tema yang berbeda
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
Perencanaan program mingguan merupakan rencana kegiatan yang disusun untuk
pembelajaran selama satu minggu. Perencanaan kegiatan mingguan dapat berbentuk
jaringan tema (web). Jaringan tema berisi projek- projek yang akan dikembangkan
menjadi kegiatan-kegiatan pembelajaran.
a. RPPM disusun sebagai acuan pembelajaran selama satu minggu.
b. RPPM berisi kegiatan-kegiatan sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tercantum
dalam Prosem program semester sesuai dengan tema, sub tema, dan alokasi
waktu yang telah ditentukan.
c. Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema
untuk menunjukkan hasil belajar.
12. Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan kurikulum operasional yang dijadikan
acuan bagi guru untuk mengelola kegiatan bermain untuk mendukung anak dalam
proses belajar.
Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya dan
kebutuhan individual) anak yang terlibat dalam pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian harus mengandung unsur kegiatan, waktu,
kemampuan, media, metode dan penilaian. Perencanaan kegiatan harian terdiri dari
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan makan/istirahat, dan kegiatan penutup.
Program pembelajaran di TK yang harus disusun dan disiapkan guru adalah:
perencanaan semester, RPPM, dan RPPH.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah perencanaan program
harian yang akan dilaksanakan oleh pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai
dengan program lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub
tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

1. Perkembangan Sosial Anak TK


a. Pengertian perkembangan sosial anak TK
Menurut Hurlock (1986:38) perkembangan sosial anak berarti perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Kemampuan anak
menyesuaikan diri dalam lingkungan TK memerlukan tiga proses yaitu; 1) belajar
berperilaku yang dapat diterima secara sosial, 2) memainkan peran sosial yang
dapat diterima, 3) perkembangan sosial untuk bergaul dengan baik.
Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi” adalah kemampuan bertingkah laku sesuai
dengan norma, nilai atau harapan sosial.
Pada perkembangannya, berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan
terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan non sosial.
Kelompok individu sosial adalah anak yang tingkah lakunya mencerminkan
ketiga proses sosialisasi. Mereka mampu untuk mengikuti kelompok yang
diinginkan dan diterima sebagai anggota kelompok.
Adapun kelompok individu nonsosial, mereka adalah anak yang tidak tahu apa
yang diharapkan kelompok sosial sehingga tingkah laku mereka tidak sesuai
dengan harapan sosial.

Keterampilan-keterampilan sosial yang perlu dimiliki anak TK adalah:


1) Kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
2) Kemampuan melakukan kegiatan bermain dan menggunakan waktu luang.
3) Kemampuan anak mengatasi situasi sosial yang dihadapi.
Berdasarkan keterampilan sosial tersebut, maka terbentuk pola perilaku sosial
(Nugraha ) sebagai berikut:
1) Pola Perilaku Sosial
a) Kerjasama
b) Persaingan
c) Kemurahan hati (berbagi)
d) Simpati
e) Ketergantungan
f) Sikap ramah
g) Sikap tidak
h) Meniru
2) Pola perilaku tidak sosial
a) Negativisme (perlawanan)
b) Agresi (tindakan bermusuhan)
c) Pertengkaran
d) Mengejek dan menggertak
e) Perilaku yang sok kuasa
f) Prasangka
g) Antagonisme jenis kelamin

b. Tahapan Perkembangan Sosial Anak TK


Ciri Umum Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 tahun adalah:
1) Menjadi lebih sadar akan diri sendiri.
2) Mengembangkan perasaan rendah hati.
3) Menjadi sadar akan rasial dan perbedaan seksual.
4) Dapat mengambil arah, mengikuti beberapa aturan,
5) Memiliki perasaan yang kuat ke arah rumah dan keluarga.
6) Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari
kepercayaan pada diri sendiri.
7) Bermain parallel; mulai bermain permainan yang memerlukan kerjasama.
8) Memiliki teman bermain khayalan
Ciri umum perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun adalah:
1) Menyatakan gagasan yang kaku tentang peran jenis kelamin.
2) Memiliki temanbaik, meskipun untuk jangka waktu yang pendek.
3) Sering bertengkar tetapi dalam waktu yang singkat.
4) Dapat berbagi dan mengambil giliran.
5) Ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan pengalaman di TK.
6) Ingin menjadi yang nomor satu.
7) Menjadi lebih posesif terhadap barang-barang kepunyaannya.
c. Pentingnya Perembangan Sosial Anak TK
Kompleksinat Kehidupan yang Dihadapi Anak
1) Perilaku Kesepian dan Pemurung
2) Perilaku Beringas dan Kasar
3) Perilaku Rendahnya Sopan Santun
4) Perilaku Cemas dan Gugup
5) Perilaku Impulsif

Penghargaan kepada anak dianggap tepat apabila mengakui berbagai potensi dan
karakteristik yang dimilikinya, yang diikuti dengan berupaya sekuat tenaga untuk
membantu mengembangkannya.
Keterampilan sosial adalah keterampilan yang digunakan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain sesuai peran dalam struktur sosial. Cara
berinteraksi tersebut diciptakan, dikomunikasikan, dan dilakukan secara verbal dan
non verbal dalam kompleksitas sosial untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi
seseorang. Proses pembelajaran keterampilan ini dinamakan sosialisasi.
Keterampilan sosial (Cartledge and Milburn,1992: 143-149). adalah perilaku sosial
yang perlu dipelajari karena memungkinkan individu dapat berinteraksi untuk
memperoleh respon positif dan menghindari respon negatif.
Menurut hasil studi, dalam kehidupan ini terdapat delapan aspek yang menuntut
keterampilan sosial (social skills) yaitu: keluarga, lingkungan, kepribadian,
pergaulan, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok.

2. Metode Pengembangan Sosial Anak T


Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan guru TK antara lain:
a. Pengelompokan Anak
Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan berinteraksi secara
intensif dengan anak lain.
b. Modeling dan Imitating
Imitasi adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain yang
dilakukan secara disengaja.
c. Belajar Berbagi
Belajar berbagi merupakan keterampilan sosial yang sangat dibutuhkan oleh
anak. Melalui sharing anak akan terlatih untuk membaca situasi lingkungan,
belajar berempati terhadap kebutuhan anak lain, belajar bermurah hati, melatih
bersikap lebih sosial, serta bertahap meninggalkan perilaku egonya.
Patmonodewo (1995:86) menjelaskan lima tingkatan dalam bermain sosial, yaitu
bermain solitaire, bermain sebagai penonton atau pengamat, bermain parallel,
bermain asosiatif, dan bermain kooperatif.
1) Bermain Solitaire
Anak-anak bermain dalam satu ruangan, mereka tidak saling mengganggu
dan tidak saling memperhatikan.
2) Bermain sebagai Penonton/Pengamat
Pada tahap ini anak-anak mulai peduli terhadap teman-temannya yang
bermain di satu ruangan, sekalipun ia masih bermain sendirian.
3) Bermain Paralel
Beberapa anak bermain bersama dengan mainan yang sama dalam satu
ruangan. Namun, apa yang dilakukan masing-masing anak tidak saling
tergantung dan berhubungan.
4) Bermain Asosiatif
Merupakan permainan yang melibatkan beberapa orang anak, namun belum
terorganisasi. Masing-masing anak tidak mendapatkan peran yang spesifik
sehingga jika ada anak yang tidak mengikuti aturan, permainan tetap dapat
berlangsung.
5) Bermain Kooperatif
Bermain kooperatif dilakukan secara berkelompok, masing-masing anak
memiliki peran untuk mencapai tujuan permainan.
3. Kegiatan Pengembangan Sosial di TK
a. Pengembangan Sosial Melalui Kegiatan Rutin
Kegiatan yang dilakukan di TK setiap hari seperti:
1) Berbaris
2) Mengucapkan salam
3) Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
4) Kegiatan belajar mengajar
5) Waktu istirahat/bermain/makan
b. Pengembangan Sosial melalui Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan dilakukan secara spontan saat itu juga. Kegiatan ini biasanya
dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku anak yang kurang baik
ataupun saat anak berperilaku positif biasanya guru langsung memberi pujian.
c. Pengembangan Sosial melalui Kegiatan Teladan
Kegiatan teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan yang
baik kepada anak.
d. Pengembangan Sosial melalui Kegiatan terprogram
Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dalam pelaksanaannya diawali dengan
adanya perencanaan atau program dari guru dalam kegiatan pembelajaran (RKM,
RKH).
Secara umum tujuan pengembangan pembelajaran secara terprogram adalah agar
segala kemampuan yang dituangkan dalam kurikulum TK dapat tercapai lebih
optimal, sistematis, efektif, dan efisien.
e. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
f. Perembangan sosial
g. Pusat kegiatan balok
4. Perkembangan Emosional Anak TK
a. Pengertian Perkembangan Emosional Anak T
Kata emosi berasal dari Bahasa Latin “emoreve”, yang berarti bergerak menjauh
(Online. Tersedia: http://kecerdasan-emosional, 13-02-2012).
Emosi merupakan bentuk komunikasi yang dipergunakan anak untuk
menyampaikan perasaan, kebutuhan atau keinginannya kepada orang lain
(Depdiknas, 2010:32).
Emosi yang berkembang pada anak TK adalah kemampuan mengenal perasaan
dengan baik, memberi nama perasaan maupun menerima perasaan. Artinya emosi
anak mempunyai berbagai fungsi guna mengkomunikasikan kebutuhan, suasana
hati, dan perasaan yang dialaminya.
Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dapat berupa perasaan/pikiran yang
di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang. Fungsi
dan peranan pada perkembangan emosional anak adalah:
1) Merupakan bentuk omunikasi
2) Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak
dengan lingkungan sosialnya.
3) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
5) Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat aktivitas motorik
dan mental anak.
b. Tahapan Perkembangan Emosional Anak T
Pada anak usia 4-5 tahun, ciri umum yang mulai berkembang adalah
(Kemendiknas, 2010:34):
1) Dapat memaklumi beberapa frustrasi.
2) Mulai mengembangkan pengendalian diri.
3) Menghargai kejutan dan peristiwa tertentu.
4) Mulai menunjukkan selera humor.
5) Mulai mengungkapkan tentang kasih sayang secara terang-terangan.
6) Takut akan gelap, merasa diabaikan, atau pada situasi yang belum dikenal.
Pada anak usia 5-6 tahun, ciri umum yang mulai berkembang adalah:
1) Lebih sering bermain dengan teman sebaya.
2) Bergantung pada orang tua untuk perluasan dari minat dan bakat.
3) Masih dipengaruhi oleh pendapat dari teman sebaya.
4) Sering bermain dengan teman lawan jenis.
5) Membutuhkan nasehat-nasehat dari guru dalam banyak hal.
6) Mulai dapat berbagi.
7) Mulai ingin untuk mempersilakan orang lain.
8) Menjadi lebih mandiri di tempat bermain.
9) Memiliki format yang lebih kronis dalam hal persahabatan.
10) Mulai membentuk kelompok teman sebaya.
c. Pentingnya Perkembangan Emosional Anak TK
Aspek emosi mengalami perkembangan yang signifikan pada periode anak.
Seiring pertambahan usia, kemampuan anak untuk mengenali emosinya semakin
berkembang. Karena itu, pentingnya perkembangan emosional dipahami guru TK
mengingat bervariasinya situasi dan kondisi yang berkaitan dengan kehidupan
nyata anak, yaitu:
1) Kompleksitas Kehidupan yang Dihadapi Anak
2) Anak adalah Praktisi dan Investasi Masa depan
3) Fase Strategis Pendidikan dan Pengembangan Anak
4) Upaya Mengimbangi Pandangan tentang Keunggulan IQ (Intelligence
Quotient) atau Kecerdasan Akademis dibandingkan EI (Emotional
Intelligence) atau Kecerdasan Emosi.
Menurut Goleman (Thobroni, 2011: 29). Kecerdasan emosi mencakup unsur-
unsur berikut:
a) Kemampuan seseorang mengenali emosinya sendiri
b) Kemampuan mengelola suasana hati
c) Kemampuan memotivasi diri sendiri
d) Kemampuan mengendalikan nafsu
e) Kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang
lain
Emotional Intelligence mengacu pada kemampuan memahami dan
menangani perasaan diri seseorang dan orang lain. Adapun konsep EI
tersebut antara lain optimis, kesadaran, motivasi, empati, dan kompetensi
sosial. Kecerdasan emosi menyumbang 80% untuk mencapai kesuksesan,
sedang 20% yang lain ditentukan oleh IQ.
5) Tuntutan agar Anak Memiliki Keterampilan Mengelola Kecerdasan Emosi
Mengenai pentingnya kecerdasan emosi melalui perkembangan emosional.
d. Metode Pengembangan Emosional Anak TK
Dalam proses perkembangan emosi anak usia TK, guru dapat melakukan
beberapa metode pembelajaran sebagai berikut (Nugraha, 2008:13):
1) Bernyanyi dan Bermain Musik
2) Bermain Peran
3) Permainan Hand Puppet (Boneka Tangan)
4) Latihan Relaksasi dan Meditasi dengan Musik
5) Bercerita
e. Kegiatan Pengembangan Emosional di TK
1) Pengembangan Emosional melalui Kegiatan Rutin
Kegiatan pola perilaku dalam perkembangan emosional yang dilakukan di
TK untuk dapat dikembangkan melalui penjadwalan secara terus menerus
hingga perilaku yang diharapkan melekat pada anak secara kuat dan menjadi
bagian dari perilaku positif yang dimilikinya.
f. Pengembangan Emosional melalui Kegiatan Spontan
Tujuan dari kegiatan spontan adalah untuk lebih meningkatkan apresiasi anak
terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam bidang pengembangan emosional
karena disajikan dengan kejadian yang sangat nyata dan diminati oleh anak.
g. Pengembangan Emosional melalui Kegiatan Teladan
Tujuan dari pembelajaran teladan adalah untuk mengarahkan anak pada berbagai
contoh pola perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat, yaitu dengan cara
menampilkannya langsung di hadapan atau dalam kehidupan bersama anak.
h. Pengembangan Emosional melalui Kegiatan Terprogram
Pelaksanaan pengembangan emosional melalui kegiatan terprogram maksudnya
adalah kegiatan yang dibuat secara terencana. Secara sederhana, terprogram
maksudnya adalah kegiatan yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus
guru, baik untuk jangka waktu panjang maupun pendek, yaitu untuk satu hari,
satu minggu, satu bulan maupun lebih lama lagi.
Secara umum tujuan pengembangan pembelajaran secara terprogram adalah agar
segala kemampuan yang dituangkan dalam kurikulum TK dapat tercapai lebih
optimal, sistematis, efektif, dan efisien.
RESUME MODUL H
KP.1 KONSEP DAN TEKNIK PENILAIAN DI TK

Menurut Brewer dalam Patmonodewo (2003:113) penilaian adalah


penggunaan system evaluasi yang bersifat komprehensif (menyeluruh) untuk
menentukan kualitas dari suatu program atau kemajuan dari seorang anak meliputi
perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional dan perkembangan seni.
Pentingnya penilaian bagi perkembangan anak TK TK merupakan
salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini yang menyediakan berbagai
program belajar. Program-program ini dimaksudkan untuk membantu anak
mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri yang optimal. Untuk itu, program
yang telah dirancang direalisasi ke dalam kegiatan belajar. TK memiliki
karakteristik sendiri yang berbeda dengan satuan pendidikan di atasnya dalam
melakukan pembelajaran. Di TK pembelajaran dilakukan melalui bermain.
Sejauhmana efektifitas kegiatan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
harus diketahui. Untuk menentukan efektifitas itu perlu informasi tentang
rancangan kegiatan yang digunakan dan pelaksanaannya. Penilaian digunakan
sebagai acuan untuk pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berkaitan
dengan individu atau anak, program atau kurikulum dan sekolah secara
keseluruhan. Misalnya, seorang anak ditetapkan telah mencapai perkembangan
yang baik dalam merangkai dua kata menjadi kalimat. Bisa juga anak telah
memperoleh nilai baik, cukup, atau kurang pada tema tertentu atau anak
diputuskan telah berhasil menyelesaikan pendidikan di TK dan siap melanjutkan
ke SD. Melalui penilaian dapat diperkirakan seorang anak mengalami kesulitan
belajar atau tidak. Contohnya anak kesulitan mengucapkan/melafalkan huruf
tertentu. Dengan penilaian dapat diputuskan apakah program sesuai atau tidak
untuk anak tersebut.
Nilai yang diberikan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya orang tua, guru, dan anak
sendiri. Bagi orang tua diharapkan dapat menentukan
Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur,
berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu. Penilaian proses dan hasil
belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan
dilakukan melalui penilaian autentik. Penilaian autentik adalah penilaian proses
dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompeten si sikap (spiritual
dan sosial), pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara
berkesinambungan.
Penilaian proses dan hasil belajar di PAUD bertujuan untuk:
1. Mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak selama mengikuti pendidikan di PAUD
2. Menggunakan informasi yang didapat sebagai bahan umpan balik bagi
pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan meningkatkan layanan
pada anak agar sikap, pengetahuan, dan keterampilan berkembang secara
optimal.
3. Memberikan informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pengasuhan di
lingkungan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di
PAUD. Memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang relevan
untuk turut serta membantu pencapaian perkembangan anak secara optimal
Prinsip penilaian di Taman Kanak-Kanak:
(a) Mendidik,
(b) Berkesinambungan,
(c) Objektif,
(d) Akuntabel,
(e) Transparan,
(f) Sistematis,
(g) Menyeluruh,
(h) Bermakna
4. Manfaat penilaian di Taman Kanak-Kanak
1) Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian perkembangan anak
2) Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran.
3) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan
bimbingan terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal.
4) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5. Ruang lingkup penilaian proses dan hasil kegiatan belajar anak di TK
mencakup semua aspek perkembangan yang dirumuskan dalam kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lingkup perkembangan sesuai tingkat
usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosional, dan seni.
KP.2 TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN DI TK

Penilaian dilakukan dengan berbagai cara. Secara garis besar teknik


penilaian dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Penentuan teknik
penilaian yang akan digunakan selalu diiringi dengan penentuan penggunaan alat
pengumpul data penilaian. Yang sering digunakan di TK antara lain terdiri dari
pengamatan atau observasi; percakapan, penugasan, unjuk kerja, penilaian hasil
karya, anekdot, dan portofolio.

1. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan
selama kegiatan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh atau jurnal, dan
rubrik.
Sebagai alat penilaian pembelajaran, pengamatan memiliki karakteristik berikut:
a. Pengamatan dilakukan sesuai dengan kegiatan pelaksanaan program
b. Pengamatan direncanakan secara sistematis
c. Pengamatan menggunakan alat bantu rekam data seperti daftar cek, skala
penilaian, catatan anekdot
d. Data yang diperoleh dipilah sesuai dengan kegiatan pelaksanaan program
e. Pengamatan harus teliti dan tuntas
f. Pengamatan harus dapat dikategorikan atau dikualifikasikan

Observasi memiliki tujuan yang sangat penting dalam proses pembelajaran


terutama dalam melakukan penilaian terhadap anak usia dini. Tujuan melakukan
observasi adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi minat anak
b. Membuat grafik tingkat perkembangan anak
c. Berdasarkan pengetahuan mengenai perkembangnan setiap anak akan
membantu guru merencanakan kurikulum yang layak berdasarkan pada
kebutuhan individu
d. Mengetahui bagaimana kemajuan anak
e. Membantu guru menilai pelaksanaan cara mengajarnya
f. Memberikan tambahan informasi mengenai anak yang dapat didiskusikan
dengan stakeholder terkait
g. Jika di pandang dari sudut anak, maka observasi bertujuan untuk ;
h. Memahami apa yang dilakukan oleh anak
i. Menginterpretasikan kebutuhan anak
j. Memastikan keamanan anak
k. Memonitor keamanan anak
l. Menemukan cara-cara yang tepat untuk memperluas kemampuan anak
m. Memahami lebih jauh tentang cara belajar anak
n. Menghargai cara-cara anak dalam memecahkan masalah, bersahabat dan cara
anak melihat lingkungan sekitar
2. Percakapan
Percakapan merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan baik pada
saat kegiatan terpimpin maupun bebas. Percakapan dalam rangka penilaian dapat
dilakukan guru dengan sengaja dan topik yang dibicarakan juga sesuai dengan
tema kegiatan pelaksanaan program pada saat itu.
Ada dua macam percakapan dalam rangka penilaian yang dapat dilakukan,
yaitu:
a) Penilaian percakapan berstruktur
Percakapan dilakukan dengan sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu
khusus dan menggunakan pedoman walaupun sederhana.
b) Penilaian percakapan yang tidak berstruktur
Percakapan dilakukan antara guru dan anak tanpa persiapan, dimana saja,
kapan saja, dan sedang melakukan kegiatan lain. Biasanya dilakukan saat jam
istirahat atau saat sedang menunggui anak mengerjakan tugasnya.
c) Penilaian dengan Teknik Wawancara
Bentuk lain dari teknik percakapan adalah melalui teknik wawancara.
Wawancara dengan anak-anak akan memberikan informasi tentang persepsi
mereka terhadap masalah, ingatan mereka, perasaan tentang diri dan kesan
mereka terhadap situasi mereka dan hubungan mereka.
3. Penugasan
Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian tugas yang akan
dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara individu maupun kelompok baik
secara mandiri maupun didampingi. Instrumen penugasan berupa pekerjaan
rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai
dengan karakteristik tugas.
4. Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang melibatkan anak dalam
bentuk pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diamati.
5. Hasil Karya
Penilaian hasil karya merupakan teknik penilaian dengan melihat produk
yang dihasilkan oleh anak setelah melakukan suatu kegiatan.
6. Anekdot
Pencatatan anekdot merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan
mencatat sikap dan perilaku khusus pada anak ketika suatu peristiwa terjadi secara
tiba-tiba/insidental baik positif maupun negatif.
7. Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan
anak secara berkesinambungan atau catatan pendidik tentang berbagai aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai salah satu bahan untuk menilai
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
8. Praktik Penggunaan Instrumen Penilaian
Penilaian dilakukan pendidik melalui mekanisme penilaian sebagai
berikut:
a) Menyusun dan mensepakati tahap, teknik, dan instrumen penilaian serta
menetapkan indikator capaian perkembangan anak;
b) Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik dan instrumen
penilaian;
c) Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara
akuntabel dan transparan; dan
d) Melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua.

Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran dimulai sejak awal


sampai akhir pembelajaran. Acuan yang digunakan dalam melaksanakan penilaian
sehari-hari yaitu kompetensi yang tertuang pada rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) untuk setiap anak.
KP.3
PENILAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Di Taman Kanak-kanak, penilaian perkembangan anak dilakukan untuk


memperoleh informasi tentang capaian perkembangan untuk menggambarkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan
kegiatan belajar. Dasar pelaksanaan dan mekanisme penilaian mengacu pada
Standar PAUD yakni Permendikbud nomor 137/ 2014 pasal 18 dan Permendikbud
nomor 146/2014. Dalam Standar PAUD dinyatakan bahwa Standar Penilaian
merupakan kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran anak dalam
rangka pemenuhan standar tingkat pencapaian perkembangan sesuai tingkat
usianya. Sejalan dengan itu Pedoman Penilaian lampiran Permendikbud nomor
146 tahun 2014 menetapkan bahwa Penilaian proses dan hasil kegiatan belajar
PAUD adalah suatu proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi
secara sistematis, terukur, berkelanjutan,
Penilaian perkembangan anak mengukur kompetensi dasar di setiap lingkup
perkembangan dengan menggunakan tolok ukur indikator perkembangan per
kelompok usia.
Tuntutan kurikulum 2013 untuk penilaian antara lain yaitu : 1) Penilaian autentik
memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran; 2)
Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengamati, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan; 3) Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik; 4) Penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran; 5)
Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan
standar tes berbasis norma; 6) Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri,
guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik; 7) Pelibatan peserta
didik sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar
lebih baik ketika mereka tahu akan dinilai; 8) Peserta didik diminta untuk
merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri untuk meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi; 9) Penilaian autentik guru menerapkan
kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan
pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah; 10) Penilaian autentik mencoba
menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan
keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar, karena penilaian itu
merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi
pemahaman tentang kriteria kinerja; 11) Penilaian autentik sering digambarkan
sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada
kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek;
12) Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana
mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
KP.4
RESUME PELAPORAN PENILAIAN DI TK

1. Pelaporan Penilaian adalah kegiatan untuk menjelaskan ketercapaian aspek-


aspek pertumbuhan dan perkembangan yang telah dimiliki anak dalam waktu
tertentu. Dengan kata lain, pelaporan merupakan upaya menggambarkan
kemampuan yang telah dimiliki anak. Kemampuan yang digambarkan
meliputi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan, yaitu fisik, bahasa,
kognitif, sosio-emosional, seni moral dan agama.
2. Laporan penilaian bermanfaat sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk
memahami anaknya. Melalui laporan penilaian orang tua dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan anaknya dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Berdasarkan pemahaman ini orang tua dan pihak yang
berkepentingan dapat menindaklanjuti dalam rangkan memacu pertumbuhan
dan perkembangan anak selanjutnya.
3. Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat
pencapaian perkembangan. Pelaporan berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan
perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
Laporan perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh guru.
Penyampaian laporan dilakukan secara tatap muka sehingga dimungkinkan
adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan
orang tua. Dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya kerahasiaan data atau
informasi dijaga, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya
diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua anak didik yang
bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.
4. Pertumbuhan Anak
Cara mengisi dan menyimpulkan kolom pertumbuhan ini diuraikan catatan
seluruh kemajuan pertumbuhan fisik anak meliputi berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, panca indera, kesehatan secara umum, dan lain-lain.
5. Perkembangan Anak
Cara mengisi dan menyimpulkan kolom perkembangan anak ini diuraikan
catatan mengenai seluruh kemajuan perkembangan anak berdasarkan
kompetensi yang dicapai anak meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Diawali dengan menguraikan kekuatan peserta didik dengan cara yang unik
dan bermakna yang dapat menjadi bagian dari citra diri peserta didik serta
menghindari pernyataan yang bersifat negatif. Para orang tua ingin tahu
tentang kondisi perkembangan anaknya tetapi juga memiliki keterbatasan
waktu, karena itu saat bertemu lebih difokuskan pada hal-hal berikut:
 Keadaan anak waktu belajar secara fisik, sosial, dan emosional.
 Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di lembaga PAUD.
 Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak.
 Hal-hal yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan
mengembangkan anak lebih lanjut.
6. Tatacara dalam penulisan laporan:
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat positif dan
santun
 Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan perkembangan hasil
belajar anak secara nyata (bersumber pada data otentik, tidak mengada-ada).
 Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang telah
mencapai taraf Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat
Baik (BSB) di setiap indikator pada kompetensi dasar program
pengembangan
 Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua untuk
mengembangkan kemampuan anak yang indikator perkembangannya masih
dalam taraf Belum Berkembang (BB) dan Mulai Berkembang (MB).
 Laporan bersifat personal (individual) yang menggambarkan perilaku
khusus anak di kelas.
7. Teknik melaporkan hasil penilaian
Laporan perkembangan anak dilaporakn baik secara lisan maupun tulisan.
Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta
dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara
pihak PAUD dengan orang tua/wali. Agar penyampaian laporan berhasil
dengan baik beberapa langkah berikut ini perlu dilakukan, yaitu:
1. Sampaikan pemberitahuan agenda pertemuan dengan orang tua, setidaknya
seminggu sebelum kegiatan berlangsung
2. Siapkan tempat atau ruangan pertemuan yang memungkinkan orang tua bebas
bercerita. Jika persoalannya bersifat pribadi, maka siapkan ruang khusus, agar
orang tua tidak ragu dalam menyampaikan permasalahanya
3. Perlihatkan sikap badan dan ekspresi wajah secara tepat.
4. Jaga kontak mata pada saat penyampaian laporan dan konsultasi dengan
orang tua.
5. Jika memungkinkan, hindarkan aktivitas mencatat ketika kegiatan atau
konsultasi berlangsung. Buatlah rangkuman catatan segera setelah kegiatan
konsultasi selesai dilakukan.
6. Pada waktu akhir pertemuan sampaikan apresiasi pada orang tua bahwa
pertemuan ini sangat produktif bagi perkembangan anak.
Sebagai bentuk tindak lanjut penilaian, Anda juga perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut ini:
1. Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri.
2. Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metoda,
jenis aktivitas, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat
kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana
termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.
3. Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk mendiskusikan dan
melakukan tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
4. Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui
orang tua.
5. Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan
khusus.
RESUME MODUL I
KP.1 PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Secara Harpiah
Pendidikan Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial untuk
memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang
belajar bersama dalam waktu yang bersemaan serta guru yang sedang
memfasilitasi kegiatan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas untuk menyelesaikan
permasalahan pembelajaran di dalam kelas.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas, serta untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesinya. Berdasarkan tujuannya, penelitian tindakan kelas
dibagi menjadi 3 area, yaitu :
1. Untuk memperbaiki praktik ;
2. Untuk pengembangan professional, dalam arti peningkatan pemahaman para
praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya ;
3. Untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan, output/hasil yang diharapkan melalui PTK adalah
peningkatan/perbaikan kualitas protes dan hasil pembelajaran.
Karakteristik PTK meliputi :
1. PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran
2. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui
aktivitas berpikir kritis dan sistemitis serta membelajarkan guru untuk menulis
dan membuat cacatan.
3. Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya
permasalahan nyata dan aktual dalam pembelajaran dikelas.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.
5. Adanya kolaborasi antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti
dalam hal pemasaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan dan tindakan.
(siklus)
Pelaksanaan PTK meliputi 4 tahapan, sebagai berikut .
1. Planning (perencanaan)
2. Acting (pelaksanaan)
3. Observating (observasi)
4. Reflecting (reflesi)
Komponen-komponen didalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah
sebagai berikut.
1. Anak, antara lain perilaku disiplin, motivasi belajar anak.
2. Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model
pembelajaran.
3. Materi kegiatan.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, yaitu penggunaan alat dan media
pembelajaran.
5. Penilaian proses dan hasil pembelajaran.
6. Lingkungan, missal penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah.
7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan anak, pengaturan jadwal
kegiatan dll.
KP.2 PENYUSUNAN PROPOSAL PTK DI TK

Secara harfiah proposal adalah suatu usulan dalam suatu penelitian yang
ditujukan untuk memecahkan masalah yang timbul.
Proposal juga diartikan sebagai pedoman, panduan, atau petunjuk bagi
peneliti dalam melaksanakan tahapan-tahapan penelitian.
Maka dapat disimpulkan bahwa proposal PTK merupakan suatu usulan dalam
suatu penelitian dimana penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut ditujukan untuk
memecahkan masalah yang timbul dikelas dengan pembelajarannya.
Penyusunan proposal PTK bertujuan untuk memudahkan melakukan
penelitian dalam memecahkan permasalahan pembelajaran dikelas secara
prosedur, menjamin cara kerja PTK lebih efektif dan efesien.
Komponen-komponen penelitian tindakan kelas (PTK) secara umum
meliputi :
1. Judul PTK
2. Pendahuluan
- latar belakang
- perumusan masalah
- pemecahan masalah
- manfaat hasil penelitian
3. Kajian teori / kajian pustaka
4. Metode penelitian (rencana dan prosedur penelitian)
5. Jadwal penelitian

Sistematika pelaporan hasil PTK adalah sebagai berikut


1. Lembar judul penelitian
2. Lembar identitas dan pengesah
3. Abstrak
4. Daftar isi
5. Daftar tabel
6. Daftar gambar
7. Daftar bagan
8. Daftar lampiran
9. BAB I : Pendahuluan
10. BAB II : Kajian pustaka
11. BAB III : Pelaksanaan Penelitian
12. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan
13. BAB V : Kesimpulan dan saran
14. DAFTAR PUSTAKA
RESUME PROSEDUR DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
TINDAKAN KELAS

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi penetapan focus


permasalahan, perncanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan
kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis serta refleksi.
Pengolahan data data dan analisis data merupakan salah satu tahapan yang
sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang akurat dalam
rangka pengambilan keputusan yang valid.
Proses pengolahan data bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat
dan mudah diproses lebih lanjut, sedangkan analisis data bertujuan untuk lebih
memaknai data yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang
objektif.
Dalam proses pengolahan data, data yang diproleh dapat diklompokan
menjadi dua klompok yaitu ; data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitaif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat atau data yang
dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya, baik buruk,
pandai dan segalanya. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berupa
angka atau bilangan, baik diproleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh
dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
Pengolahan data yang bersifat kualitatif dapat dilakukan dengan cara :
1. Reduksi data yang telah terkumpul.
2. Penyajian data yang diperoleh.
3. Verifikasi data dan pengujian keabsahan data.
Analisis data penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan mencermati
atau menelaah, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan
kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan
tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran.
Teknis analisis data pada penelitian tindakan kelas meliputi :
1. Mengidentifikasi tema
2. Membuat kode pada hasil survey, interview, dan angket
3. Mengajurkan pertanyaan kunci
4. Peta konsep
5. Analisi factor
6. Penyajian hasil temuan.
RESUME PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGEMBANGAN ASPEK
DI TAMAN KANAK-KANAK

Secara etomologi agama berasal dari bahasa sansekerta yakni “a” atrinya
tidak, dan “gama” artinya berubah, pergi maka agama dapat diartikan sesuatu
yang tidak berubah atau kekal abadi.
Secara umum
Tujuan pengembangan nilai agam pada anak adalah untuk meletakan
dasar-dasar keimanan dan pola takwa kepadanya, dan keindahan ahlak, cakap,
percaya pada diri sendiri serta memiliki kesiapan untuk hidup ditengah-tengah dan
bersama-sama dengan masyarakat untuk menempuh hidup yang di ridhanya.
Sedangkan tujuan khusus pengembangan nilai agama pada anak yaitu :
1. Mengembangkan rasa iman dan cerita terhadap tuhan
2. Membiasakan anak agar melakukan ibadah kepada tuhan
3. Membiasakan agar perilaku dan sikap anak didasari dengan nilai-nilai
agama
4. Membantu anak agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang
beriman dan bertakwa terhadap tuhan.
Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama kepada
anak, diantaranya :
1. Metode bermain
2. Metode karyawisata
3. Metode bercakap-cakap
4. Metode demonstrasi
5. Metode proyek
6. Metode bercerita
Pengembangan aspek moral
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak amanusia
bermoral moral dan manusiawi, tujuan pendidikan moral pada anak adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik anak serta mengembangkan sikap dan
perilaku yang didasari oleh nilai moral sehingga dapat hidup sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat
Watak atau karakter seseorang dibentuk melalui 3 aspek yaitu moral
kwoning, moral feeling, dan moral behavior.
Ruang lingkup materi pengembangan moral di TK meliputi :
1. Cinta tuhan dan segenap ciptaannya.
2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
3. Kejujuran
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong.
6. Percaya diri, kreatif dan kerja sama
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan
10. 4K ( kebersihan, kesehatan, kerapihan, dan keamanan)
Metode, rendekatan dan penilaian pengembangan moral di TK adalah.
1. Bercerita
2. Bernyayi
3. Bersajah
4. Karyawisata
Pengembangan Aspek Fisik Motorik
Perkembangan kemampuan motorik merupakan perubahan kualitas hasil
gerak individu. Berkembangnya kemampuan motorik dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu pertumbuhan dan perkembangan kedua faktor tersebut tersebut harus
didukung oleh latihan sesuai kematangan anak dan gizi yang baik.
Tujuan pengembangan motorik mampu mengembangkan kemampuan
motorik, menanamkan nilai-nilai sportifitas dan disiplin, meningkatkan kesegaran
jasmani serta memperkenalkan sejak dini hidup sehat.
Prinsip pengembangan motorik terbagi ke dalam 2 bagian yaitu
pengembangan motorik halus dan pengembangan motorik kasar.
Metode pengembangan fisik motorik pada anak diantarnya :
- Pemberian tugas
- Karya wisata
- Proyek
Pengembangan aspek kesehatan dan perilaku keselamatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setoap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial, kesehatan badan
adalah bebas dari penyakit, cacat dan kelemasan. Kesehatan rohani/jiwa adalah
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal. Sedangkan kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat.
Tujuan pengembangan aspek kesehatan dan perilaku keselamatan pada
anak adalah agar anak dapat memperoleh berbagai pengalaman yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Metode pengembangan aspek kesehatan dan perilaku keselamatan
diantaranya:
1. Metode pemberian tugas
2. Metode karyawisata
3. Metode bercerita
4. Metode bercakap-cakap
5. Metode proyek dll

Pengembangan kognitif anak usia dini meliputi perkembangan


pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, ukuran, warna dan pola serta
konsep bilangan, lambing bilangan dan huruf.
Tujuan pengembangan kognitif pada anak usia dini adalah agar anak dapat
memperoleh berbagai pengalaman yang menyenangkan, kreatif, inovatif dan
trampil di bidang kognitif.
Pengembangan Bahasa Di TK
Secara umum terdapat 2 daerah pertumbuhan bahasa yaitu, bahasa yang
bersifat pengertian (reseptif) dan pernyataan (ekspresif)
Tujuan perkembangan bahasa pada anak usia dini adalah agar anak dapat
mengungkapkan keinginan, penolakan, dan dapat menggunakan bahasa lisan
sebagai komunikasi.
RESUME MODUL J
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Program Bantuan Perkembangan Anak

- Penilaian adalah prosedur sistematik yang digunakan untuk mendapatkan


informasi tentang kinerja dan atau kemajuan berbagai aspek perkembangna
yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatna pembinaan
dalam kurun waktu tertentu.
- Pernilaian di TK bersifat proses sehingga tidak hanya dilaksanakan satu atau
dua kali perlu waktu tertentu saja, tetapi secara berkesinambungan dan terus-
menerus.
- Penilaian dilaksanakan pada saat anak bermain, berinteraksi dengan
teman/guru, saat anak mengkomunikasikan pikiran melalaui hasil karyanya.
- Penilaian proses dana hasil egiatan belajar PAUD adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur,
berkelanjutan serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perembangna yang
telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
- Berbagai bentuk informasi hail penilaian: hasil peneilaian perkembangan ana
hasil catatan anekdot, hasil operasi, hasil karya anak hasil wawancara.
- Definisi konseling menurut Myrick proses seseorang untuk menyelesaikan
masalahnya dengan dibantu oleh orang lain melalui disusi pribadi.
- Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling di Tk: untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anak.
- Fungsi pelayanan bimbingan dan onseling di TK:
1) Fungsi pemahaman
2) Fungsi penggalian
3) Fungsi pengetesan
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
- Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangna sikap, pengetahuan, keterampilan, dan reativitas yang
diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan untuk pertumbuhan serta perembangan pada tahap berikutnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Teknik Presentasi

1. Pengertian Presentasi
- Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirim
berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan
acara pilitik, presentasi lebih sering dibawakan dalam berbagai acara baik
dalam duni pendidikan maupun dunia bisnis.
- Presentasi adalah satu bentuk komunikasi dimana terjadi pertukaran
pesan/informasi antara seseorang dengan seorang atau beberapa orang
yang lain.

2. Tujuan Presentasi
a. Menyampaikan informasi
Tujuan pertama presentasi adalah menyampaikan informasi tentang
berbagai hal yang dianggap penting kepada audience. Informasi yang
disampaikan dapat berupa program kerja, mekanisme sebuah proses, hasil
evaluasi, rencana tindak lanjut atau berbagai bentuk penawaran kerjasama
kepada berbagai pihak.
b. Meyainkan pendengar
Presentasi yang dilakukan bersisikan informasi-informasi, data-data dan
bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang
disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa
yakin.
c. Menghibur pendengar
Pada saat penyampaian materi presenter dituntuk untuk melakukan
pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan profesional
sehingga peserta yang mendengarkan merasa terhibur sehingga dapat
memahami materi yang disampaikan.
Pada tujuan presentasi ini selain tiga point diatas ada banyak lagi diantaranya:
memotivasi dan menginspirasi pendengar melakukan suatu tindakan,
mempromosikan lembaga, membuat suatu ide atau gagasan, menyentuh emosi
pendengar dan lain sebagainya.

3. Presentasi dan Mengajar


Presentasi dan mengajar sepintas memiliki pengertian yang sama, yaitu
menyampaikan informasi kepada sekelompo orang.
Secara umum tujuan dari presentasi adalah untuk menyampaikan hal yang
baru atau spesifik dengan cakupan yang terbatas dan waktu relatif sebentar
(kurang lebih 2 jam), sementara mengajar bertujuan untuk menyampaikan
materi baku dengan caupan yang luas dan waktu yang relatif lama (semester,
catur wulan atau periode tertentu).

4. Tips agar presentasi berjalan dengan baik


Untuk melakukan presentasi dengan baik, John Robert Power mengemukakan
sejumlah tisp penting yaitu:
a. Menguasa materi
b. Memiliki rasa percaya diri
c. Memiliki antusiasme
d. Menguasai teknik presentasi

5. Faktor keberhasilan dan kegagalan dalam melakukan presentasi


Beberapa fator yang mendukung terhadap keberhasilan dalam melaukan
presentasi adalah:
a. Penguasaan materi
b. Ketepatan waktu
c. Cara memasui ruangan
d. Cara berpakaian
e. Perhatian kepada peserta
f. Nada bicara
g. Eye contact
h. Postur dan gesture
Sementara itu beberapa hal yang menyebabkan kegagalan dalam melakukan
presentasi adalah:
a. Persiapan kurang matang
b. Cara membawakan kurang menarik
c. Miskin data dan ilustrasi contoh-contoh
d. Topik atau tema kurang menarik/tidak up to date
e. Perbedaan statsu: senior-junior
f. Tidak ada “AHA Faktor”
g. Disajikan pada jam-jam lesu
h. Materi terlalu banyak

Di luar faktor yang mempengaruhi kegagalan presentasi, ada beberapa hal


yang harus dihindari atau dianggap tabu dalam melakukan sebuah presentasi
yaitu:
a. Miskin kesan
Penyaji handal adalah penyaji yang selalu menimbulan kesan positif di
kalangan pendengarnya.
b. Tidak objektif
c. Membodohi, kering, dan membosankan
d. Membeku dalam satu kecepatan
e. Lemah kontak mata
f. Miskin ekspresi
g. Tidak ada humor
h. Tidak melibatkan audience
i. Tanpa audio visual
j. Penutupan yang lemah
6. Tahap-tahap presentasi
Secara umum ada tiga tahap dalam kegiatan presentasi, yaitu pembukaan, inti,
dan penutup.
a. Tahap pembukaan
Pada tahap pembukaan, kondisi pertama yang harus diciptakan adlah
yakinkan bahwa anda adalah orang yang berkompeten untuk
mempresentasikan materi tersebut.
b. Tahap inti/pengembangan
Pada tahap ini atau tahap pengembangan, beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah:
1) Ketuntasan materi
2) Informasi, informasi yang disajikan perlu dirancang dari dimensi
3) Eye contact
4) Movement/gesture
5) Sistematika penyajian
6) Media
7) Tanya jawab
8) AHA faktor
9) Suasana elas (Joyful dan Antusias)
10) Penampilan penyaji
11) Ice breaker atau pemecahan kesunyian
12) Waktu
13) Tahap penutup
Penutupan itu sendiri pada dasarnya memuat tiga aspek penting yaitu:
a) Merangkum materi
b) Menarik kesimpulan
c) Mengucapkan terima kasih
Pada onteks rangkuman materi, penyaji dapat memperluasnya dengan
melakukan:
a) Evaluasi terhadap topik yang dibahas
b) Manfaat dari topik yang dibahas
c) Pengembangan dari topik tersebut
d) Tindak lanjut dan implementasi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Penilaian Kinerja Guru

1. Pengertian Penialaian Kinerja Guru


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009, Penilaian Kinerja (PK) Guru
adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru
tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan
pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai ompetensi
yang dibutuhkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru.
Secara umum, PK guru memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut:
a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua komptensi dan
keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan,
atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
b. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun
tersebut.
Untuk kegiatan pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi pedagogik,
profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.

2. Syarat Sistem PK Guru


Persyaratan penting dalam sistem PK Guru adalah:
a. Valid
b. Reliabel
c. Praktis
3. Prinsip Pelaksanaan PK Guru
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan PK Guru adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan ketentuan
b. Berdasarkan kinerja
c. Berlandaskan dokumen PK Guru
d. Dilaksanakan secara konsisten

4. Aspek-aspek yang dinilai dalam PK


Dalam penilaian kinerja guru beberapa sub unsur yang perlu dinilai adalah
sebagai berikut.
a. Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran
bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis
hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam
menerapkan 4 (empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
b. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru
Bimbingan Konseling (BK)/Konselor meliputi kegiatan merencanakan dan
melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan,
menganalisis hasil evaluasi pembimbingan, dan melaksanakan tindak
lanjut hasil pembimbingan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor terdapat 4 (empat) ranah kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru BK/Konselor.
c. Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini
dikelompokkan menjadi 2, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam
mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap
muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka
meliputi: (1) menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; (2) menjadi
wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (3) menjadi ketua program
keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi kepala
perpustakaan; atau (5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit
produksi, atau yang sejenisnya.
d. Perangkat Pelaksanaan PK Guru
Perangkat yang harus digunakan oleh penilai untuk melaksanakan PK
GURU agar diperoleh hasil penilaian yang obyektif, akurat, tepat, valid,
dan dapat dipertanggungjawabkan adalah:
1) Pedoman PK Guru
2) Instrumen Penilaian Kinerja
Instrumen penilaian kinerja pelaksaaan pembelajaran atau
pembimbingan terdiri dari:
a) Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai
b) Format laporan dan evaluasi per kompetensi
c) Format rekap hasil PK Guru
d) Format perhitungan angka kredit

5. Prosedur dan Pelaksanaan PK Guru


a. Waktu Pelaksanaan
PK Guru dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, yaitu pada
awal tahun ajaran dan akhir tahun ajaran.
1) PK Guru Formatif
PK Guru formatif digunakan untuk menyusun profil kinerja guru dan
harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di awal tahun
ajaran.
2) PK Guru Sumatif
PK Guru sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan angka kredit
guru pada tahun tersebut.

b. Prosedur Pelaksanaan
Secara umum kegiatan penilaian PK Guru di tingkat sekolah dilaksanakan
dalam 4 (empat) tahapan, yaitu:
1) Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh penilai
maupun guru yang akan dinilai yaitu:
a) memahami Pedoman PK Guru
b) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan
dalam bentuk indikator kinerja
c) memahami penggunaan instrumen PK Guru dan tata cara penilaian
yang akan dilakukan
2) Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PK Guru yang harus dilalui oleh penilai sebelum
menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.
a) Sebelum Pengamatan
b) Selama Pengamatan: pada saat pengamatan Penilai wajib mencatat
semua hasil pengamatan pada format laporan dan evaluasi per
kompetensi tersebut atau lembar lain sebagai bukti penilaian
kinerja. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa:
(1) Bukti yang teramati (tangible evidences)
(2) Bukti yang tak teramati (intangible evidences)
c) Setelah Pengamatan
c. Tahap Pemberian Nilai
1) Penilaian
2) Pernyataan keberatan
d. Tahap Pelaporan
e. Konversi Nilai Hasil PK Guru ke Angka Kredit

Penilaian dalam PK Guru


a. Kriteria Penilaian
Penilaian kinerja Guru dilakukan di sekolah oleh Kepala Sekolah.
b. Masa Kerja
Masa kerja tim penilai kinerja Guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau
Dinas Pendidikan paling lama tiga (3) tahun.
c. Sanksi
Penilai dan Guru yang dinilai akan dikenakan sanksi apabila yang
bersangkutan terbukti melanggar prinsip-prinsip pelaksanaan PK Guru,
sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan
cara melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Diberhentikan sebagai Guru atau Kepala Sekolah dan/atau Pengawas.
(2) Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima
sejak yang bersangkutan melakukan proses PK GURU.
(3) Bagi Guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan
fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang
bersangkutan memperoleh dan mempergunakan PAK yang dihasilkan
dari PK Guru.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru Taman Kanak-Kanak


1. Pengertian Umum PKB
Berdasarkan Permeng PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009
yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
PKB merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang kegiatannya
diberikan angka kredit.
2. Prestasi Ilmiah
Presentasi ilmiah dilakukan secara lisan dan terbuka dihadapan Tim Penilai
Tingkat Pusat, akademisi dan pejabat setempat.
Makalah tersebut harus menjelaskan tentang:
a. Uraian rinci dari setiap macam kegiatan pengembangan diri yang telah
dilakukan meliputi:
1) Nama kegiatan pengembangan diri
2) Waktu dan tempat kegiatan
3) Tujuan kegiatan
4) Berapa lama kegiatan dilaksanakan
5) Nama penyelenggara kegiatan
6) Hasil yang diperoleh Guru yang bersangkutan
7) Tindak lanjut yang telah dilakukan dari hasil pengembangan diri
b. Uraian rinci dari setiap macam publikasi dan atau karya inovatif yang
telah dilakukan meliputi:
1) Macam publikasi dan atau karya inovasi; dan
2) Abstrak atau ringkasan penjelasan hasil publikasi dan atau karya
inovatif.
Di samping itu, dalam laporan kegiatan PKB, harus memenuhi persyaratan
“APIK” yang artinya sebagai berikut:
a. Asli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya
bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur
yang tidak jujur.
b. Perlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu
yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang
pengembangan keprofesian dari Guru yang bersangkutan.
c. Ilmiah, laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai
kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan
mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan.
d. Konsisten. Isi laporan harus sesuai dengan tugas pokok penyusunnya.
3. Jenis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
a. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri pada kegiatan PKB adalah kegiatan yang
dilakukan Guru untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya.
Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
fungsional dan/atau melalui kegiatan kolektif Guru. Secara rinci
penjelasan kedua macam kegiatan dimaksud sebagai berikut.
1) Mengikuti Diklat Fungsional
Diklat fungsional bagi Guru adalah kegiatan Guru dalam mengikuti
pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
keprofesian Guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu.
Macam kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun
berbagai bentuk diklat yang lain.
2) Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru
Kegiatan kolektif Guru adalah kegiatan Guru dalam mengikuti
kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang
dilakukan Guru yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian Guru
yang bersangkutan. Macam kegiatan tersebut dapat berupa:
a) Mengikuti lokakarya atau kegiatan kelompok/ musyawarah kerja
Guru atau inhouse training untuk penyusunan perangkat kurikulum
dan/atau kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran berbasis
TIK, penilaian, pengembangan media pembelajaran, dan/atau
kegiatan lainnya untuk kegiatan pengembangan keprofesian Guru.
b) Mengikuti, baik sebagai pembahas maupun sebagai peserta, pada
seminar, koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah
lainnya
c) Mengikuti kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan
kewajiban Guru terkait dengan pengembangan keprofesiannya.

Anda mungkin juga menyukai