Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI)”

Disusun Oleh:

Kelompok

o Farhan Nugraha (P17320317078)


o Nida Nisrina S (P17320317087)
o Sarah Roslinda (P17320317084)
o Wida Siti Nur L (P17320317087)
o Ricky Indra I (P17320317093)

Tingkat III B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Pengganti Air Susu Ibu (Pasi)”. Tanpa pertolongan-
Nya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan
do’a sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, dosen, dan para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Demikian sedikit kata dari kami, semoga makalah ini
bermanfaat.

Bogor, Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................

2.1 Pengertian PASI ........................................................................................................


2.2 Macam – Macam PASI .............................................................................................
2.3 Pengertian MPASI .....................................................................................................
2.4 Merencanakan Menu Sehat .......................................................................................
2.5 Memilih Makanan Sehat............................................................................................
2.6 Jenis – Jenis Makanan Bayi .......................................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan PASI ?
1.2.2 Apa saja macam-macam PASI ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan MPASI ?
1.2.4 Bagaimana cara merencanakan menu sehat ?
1.2.5 Bagaimana cara memilih makanan sehat ?
1.2.6 Apa saja jenis – jenis makanan untuk bayi ?

1.3 Tujuan
1.3.2 Mengetahui pengertian PASI
1.3.2 Mengetahui apa saja macam – macam PASI
1.3.3 Mengetahui pengertian MPASI
1.3.4 Memahami cara merencanakan menu sehat
1.3.5 Memahami cara memilih makanan sehat
1.3.6 Mengetahui apa saja jenis – jenis makanan bayi

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian PASI


PASI adalah singkatan dari Pengganti Air Susu Ibu (PASI), dan umunya berupa
susu formula. PASI merupakan makanan bayi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Dinkes Propinsi Sumatera
Utara (2005) penggunaan susu formula sebagai PASI dapat dimengerti jika
alasannya :
 Bayi sakit seperti kekurangan cairan, radang mulut atau infeksi paru-paru
 Bayi lahir dengan berat badan rendah
 Bayi lahir sumbing (bawaan)

Pemberian PASI juga dapat disebabkan oleh masalah pada pihak ibu :
 Jumlah dan mutu ASI tidak mencukupi, sakit dan karena sakitnya dilarang
menyusui oleh dokter, baik untuk kepentingan ibu maupun bayinya, seperti
ginjal atau penyakit menular
 Ibu menderita infeksi, luka puting (mastitis)
 Ibu mengalami gangguan jiwa atau epilepsi
 Ibu sedang menjalani terapi obat yang tidak aman bagi bayi

Untuk alasan-alasan tersebut, pada umumnya bayi diberi makanan pengganti


ASI (PASI) berupa susu formula. Pada umumnya susu formula untuk bayi tersebut
dari susu sapi yang susunan zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat
diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping. Oleh karena ASI yang
paling ideal untuk bayi maka perubahan yang dilakukan pada komponen gizi susu
sapi harus mendekati susunan zat gizi ASI (Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2005).
Susu formula bayi adalah susu yang dihasilkan oleh industri untuk keperluas asupan
gizi yang diperlukan bayi. Susu formula kebanyakan tersedia dalam bentuk bubuk.
Perlu dipahami susu cair steril sedang susu formula tidak steril (WHO, 2004).
Dibandingkan dengan ASI, susu formula memiliki banyak kelemahan terutama
dalam hal kandungan gizinya. Selain itu penggunaan susu formula harus dikontrol
dari kemungkinan masuknya organisme-organisme patogen atau terjadinya
kontaminasi yang dapat menyebabkan diare. Untuk mencukupi kebutuhan bayi
maka susu diberikan sesuai takarannya. Takaran akan bertambah sesuai dengan

4
bertambahnya umur bayi. Jadwal menyusui dengan susu formula tetap seperti pada
bayi yang diberi ASI (Nadesul, 2005).
Perbedaan komposisi susu sapi dan komposisi ASI terdapat pada konsentrasi
vitamin dan mineral yang lebih tinggi dan laktosa yang lebih rendah. ASI
mengandung lebih banyak asam lemak tidak jenuh sehingga mudah dicerna
sedangkan susu sapi tidak demikian. ASI mengandung lebih banyak asam linoleat,
asam lemak yang esensial bagi manusia. Kandungan kolesterol ASI lebih tinggi jika
dibandingkan kolesterol yang terdapat pada susu sapi. ASI mengandung cukup
vitamin dan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi (Pudjadi, 2005).
Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus adalah formula pengganti ASI
atau Formula Bayi yang diolah atau diformulasi secara khusus sebagai
tatalaksana diet yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dengan
gangguan, penyakit atau kondisi medis khusus selama beberapa bulan pertama
kehidupannya sampai saat pengenalan makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) dan hanya boleh digunakan dibawah pengawasan tenaga medis (POM, 2009).

2.2 Macam – Macam PASI


Mengacu pada Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) 01-6366-2000 (Badan
Standardiasasi Nasional, 2000) ada empat macam susu yaitu susu segar, susu
pasteurisasi, susu bubuk dan susu steril/UHT. Susu segar adalah cairan yang
diperoleh dari ambing ternak perah sehat, dengan cara pemerahan yang benar, terus
menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau ditambah kedalamnya sesuatu bahan
lain. Setelah mendapat perlakuan terhadap susu segar diperoleh beberapa macam
susu, antara lain lain:
 Susu pasteurisasi adalah susu yang sudah dipanaskan pada suhu 63°C selama
15 menit atau dipanaskan pada suhu 72°C selama 15 detik yang biasa disebut
dengan HTST (high tempetature short time) pasteurisasi. Proses pasteurisasi
bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme baik pembusuk maupun
patogen. Susu pasteurisasi memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari pada suhu
rendah (5°C sampai 6°C).
 Susu bubuk adalah susu sapi yang telah diubah bentuknya menjadi bubuk
dengan perlakuan pengeringan. Pada ummumnya pengeringan dilakukan dengan
menggunakan spray dryer atau roller drayer. Berdasarkan SNI 01-2970-1992
(Badan Standardisasi Nasional, 1992) ada 2 macam susu bubuk yaitu susu bubuk
berlemak (full cream milk prowder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk
prowder). Umur simpan susu bubuk dalam penanganan yang baik dan benar
maksimal dua tahun.
5
 Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah

menggunakan pemanasan pada suhu 1350C dan dalam waktu yang singkat
selama 2-5 detik (SNI 01-3950-1998) (Badan Standardisasi Nasional, 1998).
Pemanasan pada suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme
baik pembusuk maupun patogen dan spora. Waktu pemanasan yang singkat
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi serta untuk mendapatkan
warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya. Susu
UHT dapat disimpan pada suhu kamar selama tidak lebih dari 8 minggu.
 Susu kental manis adalah cairan kental yang terdiri dari sebagian penambahan
air dan susu encer yang diuapkan, gula, dengan atau tanpa penambahan lemak
nabati dan atau penambahan vitamin D (SNI 01-2971-1992) (Badan Standardisasi
Nasional, 1992).

Muchtadi (1994) menyatakan bahwa produk susu formula berupa tepung susu
yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga komposisinya mendekati ASI.
Komposisi susu formula bervariasi tergantung pada industri pembuatannya. Di
Indonesia beredar berbagai macam susu formula dengan berbagai merek dagang,
akan tetapi dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Susu Formula “Adapted”
Adapted berarti disesuaikan dengan keadaan fisiologis bayi. Susu formula ini
komposisinya sangat mendekati ASI sehingga cocok digunakan bagi bayi
baru lahir sampai berumur 4 bulan.

2. Susu Formula “Complete Starting”


Susu formula ini susunan zat gizinya lengkap dan dapat diberikan sebagai
formula permulaan. Kadar protein dan kadar mineral dalam susu formula ini
lebih tinggi daripada susu formula adapted, karena cara pembuatannya lebih
mudah dibandingkan dengan susu formula adapted, maka susu formula ini
harganya lebih murah. Untuk menghemat, biasanya bayi diberikan susu formula
adapted sampai berumur 3 bulan, kemudian dilanjutkan dengan susu formula ini.

3. Susu Formula Follow Up


Pengertian follow-up dalam susu formula ini adalah lanjutan, yaitu menggantikan

2
susu formula yang sedang digunakan dengan susu formula ini. Susu formula ini
diperuntukan untuk bayi berumur 6 bulan ke atas. Pada umumnya susu formula
follow-up mengandung protein dan mineral yang lebih tinggi daripada susu
formula adapted dan susu formula complete starting.

2.3 Pengertian MPASI


Menurut World Health Organization (WHO), makanan pendamping air susu ibu
merupakan sebuah proses penting yang mengedepankan kesiapan bayi dalam
menyambut makanan yang akan dikonsumsinya.
Menurut Departemen Kesehatan (DEPKES), bahwa adalah MPASI pemberian
makanan pendamping kepada bayi usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi
selain ASI.
MPASI (makanan pendamping ASI) merupakan makanan yang dikenalkan dan
diberikan kepada bayi usia 6 bulan setelah menjalani ASI eksklusif. Program terbaik
bagi bayi selama 6 bulan adalah pemberian ASI eksklusif baru setelah itu diberikan
MPASI.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa makanan
pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi usia 6-12 bulan
sebagai pendamping ASI guna memenuhi kebutuhan bayi yang tidak dicukupi oleh
ASI.

2.4 Merencanakan Menu Sehat


Sebelum genap berusia 6 bulan, bayi hanya memperoleh ASI. ASI merupakan
makanan terbaik yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertamananya. ASI
ekslusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa ada pemberian makanan ataupun
minuman lainnya. Ditahap ini, ASI telah dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi.
Pemberian ASI eksklusif memiliki berbagai keunggulan, antara lain:
 ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi. Termasuk hormon-
hormon dan senyawa-senyawa untuk kekebalan tubuh yang tidak terdapat dalam
susu formula.
 Zat gizi yang dikandung ASI dapat menyesuaikan dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3
 Mencegah bayi dari penyakit saluran pencernaan, penyakit saluran napas, dan
infeksi telinga.
 Lebih kecil kemungkinannya terserang penyakit atau jatuh sakit dibanding bayi
yang tidak diberi ASI ekslusif.

Namun, tak semua ibu memiliki kesempatan untuk memberikan ASI ekslusif.
Kondisi ibu yang tak memungkinkan seperti sakit, sedang mengonsumsi obat-obatan
yang dapat berbahaya bagi bayi, atau produksi ASI tidak lancar dapat menghambat
pemberian ASI eksklusif. Untuk itu, bayi bisa diberi susu formula. Maka, pilihlah
susu formila yang tepat dan baik bagi si kecil. Pertimbangan usia dan riwayat
kesehatan si kecil. Pada beberapa bayi, susu formula dapat mennimbulkan alergi atau
intoleransi laktosa (lactose intolerance). Konsultasikan terlebih dahulu dengan
ahlinya, baik dokter anak, ahli giiz, atau bidan.
Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkn denagn makanan tambahan berupa
makanan padat, yang sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Agar
pemberian MP-ASI berhasil, ibu perlu membuat perencanaan menu. Perencanaan
mencakup pemilihan bahan makanan, cara pengolahan dan penyajian, serta cita rasa
makanan tersebut.
1) Bentuk dan Jenis Makanan
Karena sistem pencernaan si kecil masih berkembang, bentuk dan jenis
makanan yang diberikan pun harus bertahap. Usia 0-6 bulan merupakan tahap
awal, dimana si kecil mendapat ASI secara eksklusif. Setelah berusia 6 bulan, si
kecil pun memasuki tahap-tahap selanjutnya. Pada tahapan tersebut, si kecil mulai
dikenalkan dengan MP-ASI. Berikut alasan pemberian MP-ASI:
 Pemberian ASI saja sudah tidak menckupi kebutuhan gizi bayi usia 6 bulan ke
atas.
 Sistem pencernaan bayi sudah mulai bisa menerima bentuk makanan padat.
 Bayi sudah bisa menegakan kepalanya dan dapat duduk dengna bantuan.
 Berkurangnya resiko terhadap reaksi buruk dari makanan seperti alergi dan
intoleransi.

Di tahap awal, berikan bayi makanan lembut agak cair atau pure. Pure adalah
tahap penyesuaian bayi yang sebelumnya hanya mendapat ASI. Menjelang usia 7

4
bulan, bayi daota dikenala pure yang lebih pekat atau padat (lembut-agak padat). Di
tahap ini, jenis dan tekstr bahan makanan lwmbut-agak padat. Jika bayi diberi
makanan lembut-agak cair untuk waktu yang lama, biasanya, kan menolak saat
ddibeeri mkananan berteekstur agak padat dan kasar. Apabila hal tersebut terjadi
kepada si kecil, jangan lantas menyerah. Lakukan variasi makanan dengan
memadukan keduanya. Misalnya saja, labu kuning yang dicincang halus dan diberi
saus keju.
Berikan pula alternatif makanan, seperti finger food (makanan genggam), setelah
bayi berusia 7 bulan. Teerutama, pada byi yang mulai dapat menggenggam. Selain
biskuit khusus bayi. Finger foof juga dapat beerupa potongan wortel atau apel yang
sudah durebus atau dikukus terlebih dulu. Potonglah buah, sebaiknya, memiliki
bentuk yang mudah digenggam.
Tahap selanjutnya, usia 7-9 bulan, tekstur makanan lembut yang bertektur lebih
kasar dari makanan lemmbut. Saat usia 12 bulan, tekstur mkanan lebih kasar
dibandingkan makanan lembek atau dapat berbentuk cincangan halus. Bentuk
makanan akan mendekati makanan orang dewasa saat si kecil bertambah usianya.

Pola Pemberian MP-ASI Bayi 0-12 Bulan


Usia Pemberian Bentuk dan Jenis Makanan Keterangan
Bayi
0-6 bulan ASI eksklusif Hanya ASI
6-7 bulan ASI Diberikan bertahap
Makanan lembut Tekstur sangat halus, agak
 Lembut-agak cair encer
(pure) Tekstur halus, agak padat
 Lembut-agak padat Saat si kecil sudah dapat
 Finger food memegang
7-9 bulan ASI Tekstur sedikit lebih kasar
Makann lembut dari makanan lembut
Finger food
Sari buah Bila menginginkan, kurang
dianjurkan
9-12 bulan ASI Bentuk cincangan, tekstaur

5
Makanan cincang lebih kasar dari makanan
lembek
Finger food
Sari buah Bila menginginkan, kurang
dianjurkan

2) Cita Rasa Makanan


Untuk menambah cita rasa mkanan bayi, bisa digunakan bumbu-bumbu yang
bersifat romatik. Misalnya saja, bawang putih, bawang bombai, kayu manis, dan
bumbu jenis herbal (daun jeruka, daun salam, dan seledri). Kenlkan bumbu-
bumbu tersebut secara bertahap dan tetap perhatikan cara pemberiannya ( sesuai
peraturan 4 hari). Dengan begitu, bisa diketahui reaksi si kecil terhadap bumbu,
seperti alergi, perut kembung atau sakit perut.
Selain menambah cita rasa, bumbu-bumbu yang bersifat aromatik juga baik bagi
kesehatan bayi, seperti:
 Kayu manis, baik agi kesehatan pencernaan karena dapat membunuh bakteri
jahat, seperti E.coli. pemberiannya harus hti-hati karena dapat menimbulkan
alergi pada beberapa bayi.
 Bawanng putih merupakan zat antioksidan yang dapat menangkal radikal
bebas. Radikal bebas menyebabkan kerusakan sel sehingga menimbulkan
masalah kesehatan.
 Kunyit, dapat membentuk antioksidan. Selain itu, mengandung curcuma yang
dapat merangsang nafsu makan. Namun pemberiannya jangan berlebihan.
 Jinten, baik untuk kesehatan pencernaan.
 Ketumbar, merupakan sumber mineral
 Kemiri, dapat meredakan sakit perut
 Jahe, dapat meredakan sakit perut, membantu tubuh melawan bakteri jahat
(kuman), dan mengurangi pembentukan gas di usus.
Bumbu tersebut bisa ditambahkan daam beragam makanan bayia. Misalnya,
menambah sedikit kemiri pada pure sayuran. Kemiri atau kayu manis juga bisa
menambah cita rasa makanan yang terbuat dari apel. Sedangkan, makanan dari
wortel atau pisang semakin terasa yummy setelah dibubuhi jahe.

6
2.5 Memilih Makanan Sehat
Dalam memlih bahan makanan, perlu mempertimbangkan beberapa hal, sebagai
berikut.
1. Nilai gizi yng terkandung dalam bahan makanan.
2. Mudah dicerna oleh bayi.
3. Tidak membuat bayi tersedak.
4. Higienis dan bebas dari cemaran, seperti kuman, pestiida, mupun logam berat
(timbal dan merkuri)

Tidak semua makanan sehat dan aman untuk bayi. Bahkan, beberapa jenis
bahan mknaan harus dihindari hingga bayi berusia 1 tahun, antara lain:
 Gula dan pemanis buatan, seperti sakarin dan aspartam. Bahan pemanis bisa
berkibat buruk bagi kesehatan bayi, terutama gigi.
 madu. Terkadang, mengandung bakteri Clostridium botulinum yang dapat
menyebabkan keracunan makanan (botulism). Keracunan dapat menimbulkan
gejala, seperti susah buang air besar, lemas, dan nafsu mkan menurun, yang bisa
terjadi 8-36 jam setelah mengonsumsi madu. Madu dapat diberikan setelah bayi
berusia 1 tahun karena pencernaan bayi telah cukup berkembang sehingga bakteri
tidak dapat tumbuh.
 Garam dan bahan makanan dengan kndunfan garam (natrium) tinggi.
Misalnya, kecap manis, kecap asin, terasi, tauco, saus kemasan, dan bumbu
masak, termasuk ginjal sikecil belum mampu mengatasi garam tersebut.
 Produk makanan olahan, kecuali produk tersebut memang diperuntukan untuk
bayi
Biasanya, menandung pengawet, gula, dan garam tinggi. Perhatikan kandungan
produk yang tertera pada label kemasannya.
 Soft drink, teh, kopi, dan minuman lainnya yang biasanya dikonsumsi oleh orang
dewasa
Teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi yang penting untuk
pembentukan hemoglobin. Hemoglobin nantinya akan dibawa ke otak oleh
oksigen untuk perkembangan otak.
 susu segar, seperti susu sapi dan susu kerbau, susu rendah lemak, atau susu
semirendah lemak.

7
 Lemak diperlukan untuk perkembangan baik, tepung terigu, gandum. semua
makanan terbuat dari gandum karena mengandung gluten yang paling sulit dicerna
oleh bayi.
 Putih telur, karena mengandung senyawa yang sulit dicerna oleh bayi,
 Makanan jajanan, jangan pernah memberikan makanan jajanan pada sikecil
karena tidak terjamin kualitas, kesehatan, dan keamanannya.

Selain ASI dan susu formula, MP-ASI merupakan makanan yang sehat dan aman
untuk si kecil. Namun, seperti halnya susu formula, pemilihan jenis bahan makanan
untuk MP-ASI dan waktu pemberiannya harus hati-hati, berikut tabel jenis bahan
makanan untuk MP-ASI yang sehat dan aman bagi si buah hati.

2.6 Jenis – Jenis Makanan Bayi


A. Makanan Pokok Bayi
Sejak lahir, makanan pokok bayi hanya susu. Yang terbaik adalah air susu ibu
(ASI), namun bila ASI tidak dapat diberikan dapat diganti dengan susu kaleng.
Air susu ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Lebih dari itu, ASI juga mengandung zat
kekebalan tubuh. Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit infeksi
dibanding bayi yang minum susu sapi.
Sampai berumur enam bulan, bayi cukup hanya minum susu. Namun, jika ibu
tidak dapat memberikan ASI atau takaran susu kalengnya salah maka
pertumbuhan anak akan terhambat. Semakin besar bayi, kebutuhan makananya
semakin bertambah banyak. Padahal ASI yang dibuat dalam payudara ibu
semakin menurun. Oleh karena itu, sejak kebutuhan bayi akan makanan
bertambah besar, makanannya tak cukup susu saja. Bayi membutuhkan makanan
tambahan lain. Makanan tambahan sebaiknya diberikan setelah bayi berumur 6
bulan.

B. Makanan Tambahan
1. Makanan padat
Makanan tambahan yang dipilih dapat berupa biskuit, telur, dan buah.
Jenis makanan ini masih dapat diterima usus bayi yang masih belum kuat

8
mencerna. Bayi tidak dianjurkan diberi makanan padat terlalu cepat, karena
dapat mengganggu fungsi usus. Bayi mungkin akan mencret atau akan
menolak makanannya sendiri.
Dengan bertambahnya umur, kebutuhan makanan bayi akan bertambah,
baik dalam jumlah maupun ragam zat makanannya. Untuk memenuhi
kebutuhan ini tak cukup dari susu. Bayi juga mulai membutuhkan bubur susu.
Makanan yang terbuat dari tepung dicampur dengan susu. Pada umur 6 bulan
bayi butuh zat pati dari tepung. Zat pati dari susu sudah tidak memadai lagi.
Zat pati dipakai untuk tenaga, dan untuk membangun tubuhnya juga. Jadi,
selain diberi susu, bayi kemudian mendapat tambahan bubur susu juga.
Setelah umur 7 bulan bayi membutuhkan jenis makanan lain. Susu dan
bubur susu saja tidak cukup. Bayi perlu tambahan makanan padat kedua
setelah bubur susu. Nasi tim merupakan makanan padat kebuda bagi bayi.
Dengan mulai diberikan makanan padat, pemberian susu bayi berangsur-
angsur dikurangi. Beberapa jadwal minum susu ditukar dengan makanan
padat, biskuit, telur, dan buah. Sehingga setelah bayi berumur satu tahun, bayi
sudah mulai bisa lepas susu. Pada saat ini bayi mulai disapih. Artinya, bayi
mulai mendapatkan makanan seperti orang dewasa.
Pemberian makanan bayi perlu bertahap. Maksudnya disesuaikan dengan
kemampuan usus bayi yang belum kuat mencerna. Bayi yang terlalu cepat
mendapatkan makanan padat, membuat pencernaanya tidak sehat. Sebaiknya
makanan padat tidak terburu-buru diberikan. Lebih lama ditunda, lebih
menyehatkan. Namun, sekalipun tanpa tambahan makanan padat, berat badan
bayi harus tetap bertambah. Jika berat badan bayi tidak bertambah atau
bertambahnya lamban, pemberian susunya harus ditambah. Mungkin bayi
kurang banyak menyusu. Atau pembuatan susu kalengnya kurang takaran.
Dapat juga karena bayi kurang diberi air minum.

2. Bukan makanan dewasa


Perlu diingat, makanan padat untuk bayi tidsk boleh mengandung bumbu-
bumbu masak, rempah, atau zat warna, ingatlah usus dan ginjal bayi belum
kuat menerimanya. Bayi tidak tahan menerima merica, sambal, minyak, dan
gula pasir. Usus bayi juga belum kuat menerima makanan berserat kasar,
misalnya kangkung taoge, termsuk juga daging yang alot. Bayi juga belum

9
kuat meneriam minuman ringan dan kopi. Sebaiknya diberi air putih saja.
Makanan beralkohol tidak sehat untuk bayi. Jenis makanan seperti tape ketan,
tape singkong, atau obat batuk sirup beralkohol juga jangan diberikan kepada
bayi.
Kebutuhan bayi akan air minum sangat besar. Lebih besar dari anak-anak
dan orang dewasa. Jika air minumnya tidak dicukupi, bayi juga sukar
bertambah besar. Selain susu, bayi juga membutuhkan sejumlah besar air
minum. Tidak semua buah baik untuk bayi. Banyak buah yang bersifat
merangsang karena masam. Nanas dan sirsak tidak boleh diberikan kepada
bayi. Demikian juga dengan durian, cempedak dan nangka. Paling baik bayi
diberi pisang. Zat pati dalam pisang cukup tinggi dan banyak pula vitaminnya.
Pisang juga cukup lembut untuk mulut dan usus bayi. Jenis pisang yang baik
untuk bayi adalah pisang raja.

3. Susu kaleng
Sudah diungkap bahwa tidak ada susu yang sama mutunya dengan susu
ibu. Susu kaleng berbeda-beda pula jenis dan cara pemakaiannya. Ada susu
bayi yang dibuat sesuai dengan kemampuan usus bayi. Gula susu dan
lemaknya dikurangi, tetapi ditambah vitamin agar menyerupai air susu ibu.
Susu bayi ada beberapa jenis, ada susu bayi normal dan ada juga susu untuk
bayi sakit. Bayi yang tergolong sakit adalah :
a. Bayi prematur
b. Bayi dengan berat badan lahir rendah
c. Bayi yang baru terserang mencret, dan
d. Bayi yang ususnya kekurangan enzim

Bayi yang tergolong sakit seperti di atas hanya cocok dengan susu yang
rendah gula susunya. Bayi sakit lainnya hanya cocok dengan susu bayi rendah
lemak. Ada juga bayi sakit lain yang membutuhkan jenis susu khusus lain.
Dengan demikian yang paling baik tetap air susu ibu, karena tidak ada bayi
yang tidak cocok dengan ASI. Jenis susu formula bayi ada dua macam, yaitu
susu bubuk dan susu kental. Susu bubuk lebih baik dari susu kental manis.
Kandungan susu dalam susu bubuk lebih tinggi dari susu kental, sedang
kandungan gula susu kental lebih tinggi dari susu bubuk.

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

11
BAB IV

PENUTUP

12
DAFTAR PUSTAKA

Hendrawan Nadesul. (2000). Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta : Puspa Swara

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Aether Bed
    Sop Aether Bed
    Dokumen3 halaman
    Sop Aether Bed
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi Lab Gadar
    Lembar Observasi Lab Gadar
    Dokumen4 halaman
    Lembar Observasi Lab Gadar
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi Lab Gadar
    Lembar Observasi Lab Gadar
    Dokumen4 halaman
    Lembar Observasi Lab Gadar
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Variabel
    Variabel
    Dokumen1 halaman
    Variabel
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Variabel
    Variabel
    Dokumen1 halaman
    Variabel
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Sop Luka Bakar
    Sop Luka Bakar
    Dokumen4 halaman
    Sop Luka Bakar
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Steven Jhonson
    Steven Jhonson
    Dokumen2 halaman
    Steven Jhonson
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • SP DPD
    SP DPD
    Dokumen3 halaman
    SP DPD
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Materi Askep Keluarga 2
    Materi Askep Keluarga 2
    Dokumen15 halaman
    Materi Askep Keluarga 2
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • SP 3 HDR
    SP 3 HDR
    Dokumen3 halaman
    SP 3 HDR
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Steven Jhonson
    Steven Jhonson
    Dokumen2 halaman
    Steven Jhonson
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Steven Jhonson
    Steven Jhonson
    Dokumen2 halaman
    Steven Jhonson
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Caput
    Intervensi Caput
    Dokumen4 halaman
    Intervensi Caput
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja
    Lembar Kerja
    Dokumen3 halaman
    Lembar Kerja
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Promkes
    Promkes
    Dokumen1 halaman
    Promkes
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • Bencana Kebakaran
    Bencana Kebakaran
    Dokumen5 halaman
    Bencana Kebakaran
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat
  • SAP Senam
    SAP Senam
    Dokumen8 halaman
    SAP Senam
    Wida Nurlida
    Belum ada peringkat