Disusun Oleh:
Kelompok
Tingkat III B
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Pengganti Air Susu Ibu (Pasi)”. Tanpa pertolongan-
Nya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan
do’a sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, dosen, dan para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Demikian sedikit kata dari kami, semoga makalah ini
bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.2 Mengetahui pengertian PASI
1.3.2 Mengetahui apa saja macam – macam PASI
1.3.3 Mengetahui pengertian MPASI
1.3.4 Memahami cara merencanakan menu sehat
1.3.5 Memahami cara memilih makanan sehat
1.3.6 Mengetahui apa saja jenis – jenis makanan bayi
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pemberian PASI juga dapat disebabkan oleh masalah pada pihak ibu :
Jumlah dan mutu ASI tidak mencukupi, sakit dan karena sakitnya dilarang
menyusui oleh dokter, baik untuk kepentingan ibu maupun bayinya, seperti
ginjal atau penyakit menular
Ibu menderita infeksi, luka puting (mastitis)
Ibu mengalami gangguan jiwa atau epilepsi
Ibu sedang menjalani terapi obat yang tidak aman bagi bayi
4
bertambahnya umur bayi. Jadwal menyusui dengan susu formula tetap seperti pada
bayi yang diberi ASI (Nadesul, 2005).
Perbedaan komposisi susu sapi dan komposisi ASI terdapat pada konsentrasi
vitamin dan mineral yang lebih tinggi dan laktosa yang lebih rendah. ASI
mengandung lebih banyak asam lemak tidak jenuh sehingga mudah dicerna
sedangkan susu sapi tidak demikian. ASI mengandung lebih banyak asam linoleat,
asam lemak yang esensial bagi manusia. Kandungan kolesterol ASI lebih tinggi jika
dibandingkan kolesterol yang terdapat pada susu sapi. ASI mengandung cukup
vitamin dan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi (Pudjadi, 2005).
Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus adalah formula pengganti ASI
atau Formula Bayi yang diolah atau diformulasi secara khusus sebagai
tatalaksana diet yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dengan
gangguan, penyakit atau kondisi medis khusus selama beberapa bulan pertama
kehidupannya sampai saat pengenalan makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) dan hanya boleh digunakan dibawah pengawasan tenaga medis (POM, 2009).
menggunakan pemanasan pada suhu 1350C dan dalam waktu yang singkat
selama 2-5 detik (SNI 01-3950-1998) (Badan Standardisasi Nasional, 1998).
Pemanasan pada suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme
baik pembusuk maupun patogen dan spora. Waktu pemanasan yang singkat
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi serta untuk mendapatkan
warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya. Susu
UHT dapat disimpan pada suhu kamar selama tidak lebih dari 8 minggu.
Susu kental manis adalah cairan kental yang terdiri dari sebagian penambahan
air dan susu encer yang diuapkan, gula, dengan atau tanpa penambahan lemak
nabati dan atau penambahan vitamin D (SNI 01-2971-1992) (Badan Standardisasi
Nasional, 1992).
Muchtadi (1994) menyatakan bahwa produk susu formula berupa tepung susu
yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga komposisinya mendekati ASI.
Komposisi susu formula bervariasi tergantung pada industri pembuatannya. Di
Indonesia beredar berbagai macam susu formula dengan berbagai merek dagang,
akan tetapi dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Susu Formula “Adapted”
Adapted berarti disesuaikan dengan keadaan fisiologis bayi. Susu formula ini
komposisinya sangat mendekati ASI sehingga cocok digunakan bagi bayi
baru lahir sampai berumur 4 bulan.
2
susu formula yang sedang digunakan dengan susu formula ini. Susu formula ini
diperuntukan untuk bayi berumur 6 bulan ke atas. Pada umumnya susu formula
follow-up mengandung protein dan mineral yang lebih tinggi daripada susu
formula adapted dan susu formula complete starting.
3
Mencegah bayi dari penyakit saluran pencernaan, penyakit saluran napas, dan
infeksi telinga.
Lebih kecil kemungkinannya terserang penyakit atau jatuh sakit dibanding bayi
yang tidak diberi ASI ekslusif.
Namun, tak semua ibu memiliki kesempatan untuk memberikan ASI ekslusif.
Kondisi ibu yang tak memungkinkan seperti sakit, sedang mengonsumsi obat-obatan
yang dapat berbahaya bagi bayi, atau produksi ASI tidak lancar dapat menghambat
pemberian ASI eksklusif. Untuk itu, bayi bisa diberi susu formula. Maka, pilihlah
susu formila yang tepat dan baik bagi si kecil. Pertimbangan usia dan riwayat
kesehatan si kecil. Pada beberapa bayi, susu formula dapat mennimbulkan alergi atau
intoleransi laktosa (lactose intolerance). Konsultasikan terlebih dahulu dengan
ahlinya, baik dokter anak, ahli giiz, atau bidan.
Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkn denagn makanan tambahan berupa
makanan padat, yang sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Agar
pemberian MP-ASI berhasil, ibu perlu membuat perencanaan menu. Perencanaan
mencakup pemilihan bahan makanan, cara pengolahan dan penyajian, serta cita rasa
makanan tersebut.
1) Bentuk dan Jenis Makanan
Karena sistem pencernaan si kecil masih berkembang, bentuk dan jenis
makanan yang diberikan pun harus bertahap. Usia 0-6 bulan merupakan tahap
awal, dimana si kecil mendapat ASI secara eksklusif. Setelah berusia 6 bulan, si
kecil pun memasuki tahap-tahap selanjutnya. Pada tahapan tersebut, si kecil mulai
dikenalkan dengan MP-ASI. Berikut alasan pemberian MP-ASI:
Pemberian ASI saja sudah tidak menckupi kebutuhan gizi bayi usia 6 bulan ke
atas.
Sistem pencernaan bayi sudah mulai bisa menerima bentuk makanan padat.
Bayi sudah bisa menegakan kepalanya dan dapat duduk dengna bantuan.
Berkurangnya resiko terhadap reaksi buruk dari makanan seperti alergi dan
intoleransi.
Di tahap awal, berikan bayi makanan lembut agak cair atau pure. Pure adalah
tahap penyesuaian bayi yang sebelumnya hanya mendapat ASI. Menjelang usia 7
4
bulan, bayi daota dikenala pure yang lebih pekat atau padat (lembut-agak padat). Di
tahap ini, jenis dan tekstr bahan makanan lwmbut-agak padat. Jika bayi diberi
makanan lembut-agak cair untuk waktu yang lama, biasanya, kan menolak saat
ddibeeri mkananan berteekstur agak padat dan kasar. Apabila hal tersebut terjadi
kepada si kecil, jangan lantas menyerah. Lakukan variasi makanan dengan
memadukan keduanya. Misalnya saja, labu kuning yang dicincang halus dan diberi
saus keju.
Berikan pula alternatif makanan, seperti finger food (makanan genggam), setelah
bayi berusia 7 bulan. Teerutama, pada byi yang mulai dapat menggenggam. Selain
biskuit khusus bayi. Finger foof juga dapat beerupa potongan wortel atau apel yang
sudah durebus atau dikukus terlebih dulu. Potonglah buah, sebaiknya, memiliki
bentuk yang mudah digenggam.
Tahap selanjutnya, usia 7-9 bulan, tekstur makanan lembut yang bertektur lebih
kasar dari makanan lemmbut. Saat usia 12 bulan, tekstur mkanan lebih kasar
dibandingkan makanan lembek atau dapat berbentuk cincangan halus. Bentuk
makanan akan mendekati makanan orang dewasa saat si kecil bertambah usianya.
5
Makanan cincang lebih kasar dari makanan
lembek
Finger food
Sari buah Bila menginginkan, kurang
dianjurkan
6
2.5 Memilih Makanan Sehat
Dalam memlih bahan makanan, perlu mempertimbangkan beberapa hal, sebagai
berikut.
1. Nilai gizi yng terkandung dalam bahan makanan.
2. Mudah dicerna oleh bayi.
3. Tidak membuat bayi tersedak.
4. Higienis dan bebas dari cemaran, seperti kuman, pestiida, mupun logam berat
(timbal dan merkuri)
Tidak semua makanan sehat dan aman untuk bayi. Bahkan, beberapa jenis
bahan mknaan harus dihindari hingga bayi berusia 1 tahun, antara lain:
Gula dan pemanis buatan, seperti sakarin dan aspartam. Bahan pemanis bisa
berkibat buruk bagi kesehatan bayi, terutama gigi.
madu. Terkadang, mengandung bakteri Clostridium botulinum yang dapat
menyebabkan keracunan makanan (botulism). Keracunan dapat menimbulkan
gejala, seperti susah buang air besar, lemas, dan nafsu mkan menurun, yang bisa
terjadi 8-36 jam setelah mengonsumsi madu. Madu dapat diberikan setelah bayi
berusia 1 tahun karena pencernaan bayi telah cukup berkembang sehingga bakteri
tidak dapat tumbuh.
Garam dan bahan makanan dengan kndunfan garam (natrium) tinggi.
Misalnya, kecap manis, kecap asin, terasi, tauco, saus kemasan, dan bumbu
masak, termasuk ginjal sikecil belum mampu mengatasi garam tersebut.
Produk makanan olahan, kecuali produk tersebut memang diperuntukan untuk
bayi
Biasanya, menandung pengawet, gula, dan garam tinggi. Perhatikan kandungan
produk yang tertera pada label kemasannya.
Soft drink, teh, kopi, dan minuman lainnya yang biasanya dikonsumsi oleh orang
dewasa
Teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi yang penting untuk
pembentukan hemoglobin. Hemoglobin nantinya akan dibawa ke otak oleh
oksigen untuk perkembangan otak.
susu segar, seperti susu sapi dan susu kerbau, susu rendah lemak, atau susu
semirendah lemak.
7
Lemak diperlukan untuk perkembangan baik, tepung terigu, gandum. semua
makanan terbuat dari gandum karena mengandung gluten yang paling sulit dicerna
oleh bayi.
Putih telur, karena mengandung senyawa yang sulit dicerna oleh bayi,
Makanan jajanan, jangan pernah memberikan makanan jajanan pada sikecil
karena tidak terjamin kualitas, kesehatan, dan keamanannya.
Selain ASI dan susu formula, MP-ASI merupakan makanan yang sehat dan aman
untuk si kecil. Namun, seperti halnya susu formula, pemilihan jenis bahan makanan
untuk MP-ASI dan waktu pemberiannya harus hati-hati, berikut tabel jenis bahan
makanan untuk MP-ASI yang sehat dan aman bagi si buah hati.
B. Makanan Tambahan
1. Makanan padat
Makanan tambahan yang dipilih dapat berupa biskuit, telur, dan buah.
Jenis makanan ini masih dapat diterima usus bayi yang masih belum kuat
8
mencerna. Bayi tidak dianjurkan diberi makanan padat terlalu cepat, karena
dapat mengganggu fungsi usus. Bayi mungkin akan mencret atau akan
menolak makanannya sendiri.
Dengan bertambahnya umur, kebutuhan makanan bayi akan bertambah,
baik dalam jumlah maupun ragam zat makanannya. Untuk memenuhi
kebutuhan ini tak cukup dari susu. Bayi juga mulai membutuhkan bubur susu.
Makanan yang terbuat dari tepung dicampur dengan susu. Pada umur 6 bulan
bayi butuh zat pati dari tepung. Zat pati dari susu sudah tidak memadai lagi.
Zat pati dipakai untuk tenaga, dan untuk membangun tubuhnya juga. Jadi,
selain diberi susu, bayi kemudian mendapat tambahan bubur susu juga.
Setelah umur 7 bulan bayi membutuhkan jenis makanan lain. Susu dan
bubur susu saja tidak cukup. Bayi perlu tambahan makanan padat kedua
setelah bubur susu. Nasi tim merupakan makanan padat kebuda bagi bayi.
Dengan mulai diberikan makanan padat, pemberian susu bayi berangsur-
angsur dikurangi. Beberapa jadwal minum susu ditukar dengan makanan
padat, biskuit, telur, dan buah. Sehingga setelah bayi berumur satu tahun, bayi
sudah mulai bisa lepas susu. Pada saat ini bayi mulai disapih. Artinya, bayi
mulai mendapatkan makanan seperti orang dewasa.
Pemberian makanan bayi perlu bertahap. Maksudnya disesuaikan dengan
kemampuan usus bayi yang belum kuat mencerna. Bayi yang terlalu cepat
mendapatkan makanan padat, membuat pencernaanya tidak sehat. Sebaiknya
makanan padat tidak terburu-buru diberikan. Lebih lama ditunda, lebih
menyehatkan. Namun, sekalipun tanpa tambahan makanan padat, berat badan
bayi harus tetap bertambah. Jika berat badan bayi tidak bertambah atau
bertambahnya lamban, pemberian susunya harus ditambah. Mungkin bayi
kurang banyak menyusu. Atau pembuatan susu kalengnya kurang takaran.
Dapat juga karena bayi kurang diberi air minum.
9
kuat meneriam minuman ringan dan kopi. Sebaiknya diberi air putih saja.
Makanan beralkohol tidak sehat untuk bayi. Jenis makanan seperti tape ketan,
tape singkong, atau obat batuk sirup beralkohol juga jangan diberikan kepada
bayi.
Kebutuhan bayi akan air minum sangat besar. Lebih besar dari anak-anak
dan orang dewasa. Jika air minumnya tidak dicukupi, bayi juga sukar
bertambah besar. Selain susu, bayi juga membutuhkan sejumlah besar air
minum. Tidak semua buah baik untuk bayi. Banyak buah yang bersifat
merangsang karena masam. Nanas dan sirsak tidak boleh diberikan kepada
bayi. Demikian juga dengan durian, cempedak dan nangka. Paling baik bayi
diberi pisang. Zat pati dalam pisang cukup tinggi dan banyak pula vitaminnya.
Pisang juga cukup lembut untuk mulut dan usus bayi. Jenis pisang yang baik
untuk bayi adalah pisang raja.
3. Susu kaleng
Sudah diungkap bahwa tidak ada susu yang sama mutunya dengan susu
ibu. Susu kaleng berbeda-beda pula jenis dan cara pemakaiannya. Ada susu
bayi yang dibuat sesuai dengan kemampuan usus bayi. Gula susu dan
lemaknya dikurangi, tetapi ditambah vitamin agar menyerupai air susu ibu.
Susu bayi ada beberapa jenis, ada susu bayi normal dan ada juga susu untuk
bayi sakit. Bayi yang tergolong sakit adalah :
a. Bayi prematur
b. Bayi dengan berat badan lahir rendah
c. Bayi yang baru terserang mencret, dan
d. Bayi yang ususnya kekurangan enzim
Bayi yang tergolong sakit seperti di atas hanya cocok dengan susu yang
rendah gula susunya. Bayi sakit lainnya hanya cocok dengan susu bayi rendah
lemak. Ada juga bayi sakit lain yang membutuhkan jenis susu khusus lain.
Dengan demikian yang paling baik tetap air susu ibu, karena tidak ada bayi
yang tidak cocok dengan ASI. Jenis susu formula bayi ada dua macam, yaitu
susu bubuk dan susu kental. Susu bubuk lebih baik dari susu kental manis.
Kandungan susu dalam susu bubuk lebih tinggi dari susu kental, sedang
kandungan gula susu kental lebih tinggi dari susu bubuk.
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
11
BAB IV
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
Hendrawan Nadesul. (2000). Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta : Puspa Swara
13