Anda di halaman 1dari 19

Tugas Makalah

Tentang : FUNGSI PERENCANAAN.

Disusun oleh :
HENI MEILYANI { 17053093}
ALENDE WEYA { 16053122}

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kami
kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar Manajemen
Yang berjudul “FUNGSI PERENCANAAN” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Fitrl HayatiI,S.Pd,MPd Karna selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen
Universitas Negeri Padang.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah
ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini
dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Makalah ini membahas
tentang fungsi perencanaan.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

Judul ...................................................................................................i

Kata pengantar.....................................................................................ii

Daftar isi..................................................................................................iii

Fungsi perencanaan..................................................................................3

A . Definisi perencanaan.............................................................................4

B. Jenis dan bentuk perencanaan.............................................................5

C. Hambatan dan efetivitas dalam membuat perencanaan.....................6

D. Humbungan fungsi perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya.7


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan
organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan
baru, program penjualan produk baru maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih
sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu,
perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum
melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen
tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan
konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
B . Rumusan Masalah
1.A pa pengertian fungsi perencanaan?
2. Apa Jenis dan bentuk perencanaan?
3 . Berbagai bentuk perencanaan?
4 . Bagaimana Hambatan dan efetivitas dalam membuat perencanaan?
5 . Apakah Hubungan fungsi perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT DAN PENTINGNYA PERENCANAAN
Perencanaan pada hakikatnya adalah pemilihan saat ini terhadap kondisi
masa depan yangkita kehendaki (choosing our desired futurevtoday) beserta
langkah-langkah yang kita perlukan untuk mewujudkan kondisi-kondisi
tersebut. Frasa kunci yang terdapat dalam definisi tersebut adalah “pemilihan
sekarang” dan “yang kita kehendaki”. Dalam mewujudkan masa depan yang
kita kehendaki, kita harus melakukan pemilihan sekarang, bukan pada masa
depan. The purpose of the work on making the future is not to decide what sould
be done tomorrow, but what sould be done today to have tomorrow (Drucker,
1996).
Perencanaan merupakan wujud tanggung jawab kita untuk melakukan
pemilihan, karena setiap pemilihan yang kita lakukan mengandung
konsekuensi.Kita hanya memiliki kebebasan untuk memilih, namun kita tidak
memiliki kebebasan dalam menerima konsekuensi sebagai akibat dari pemilihan
yang kita lakukan.Konsekuensi di atur oleh hukum alam (Covey,1990). Melalui
perencanaan, kita dapat belajar menjadi manusi yang bertanggung jawab atas
masa depan kita, karena kita memilih masa depan yang kita kehendaki.Dengan
melakukan pemilihan kita dapat memikul tanggung jawab, untuk menerima
konsekuensi akibat pemilihan yang kita lakukan.
Dalam konteks organisasi, perencanaan dapat di artikan sebagai suatu
proses menetapkan suatu tujuan dan sasaran,menentukan pilihan-pilihan
tindakan yang akan dilakukan, dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai
tujuan masa depan yang telah di tetapkan sebelumnya. Dengan demikian,
perencanaan mengandung beberapa arti , antara lain:
a. Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan-
kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai tahap-tahap yang telah di
tetapkan.
b. Penetapan tujuan. Yaitu kegiatan merencanakan kearah mana organisasi
itu akan dituju. Organisasi dapat menetapkan tujuannya secara khusus atau
secara umum.
c. Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada
beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan
yang kadang kala tidak efektif.
d. Mengkaji cara terbaik. Walaupun pilihan atau tindakan itu sudah di anggap
baik, namun bisa saja tidak efektif kalau di lakukan dengan cara yang kurang
baik
e. Tujuan. Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang di inginkan
oleh organisasi.
Dalam hal ini perencanaan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan
ini lebih-lebih pada organisasi, karena tanpa rencana dalam hal apapun pasti
tidak akan berjalan dengan baik. Kaca besarnya bagi kita ialah dalam hal
pembuatan sebuah gedung pencakar langit, akankah bisa berdiri dengan baik
jika tanpa perencanaan pada awalnya? Tentu tidak. Maka dari itu, betapa
pentingnya sebuah perencanaan dalam sebuah organisasi.
B. JENIS-JENIS PERENCANAAN
Pengklasifikasian perencanaan telah banyak di lakukan oleh para ahli.
Ada yang mengelompokkan perencanaan menurut luasnya, jangka waktu, dan
frekuensi pengggunaanya. Apapun bentuk pengklasifikasiannya itu,
perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan dengan jenis
perencanaan lainnya. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis perencanaan yang
di maksud.
1. Perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek
Pengelompokan jenis perencanaan jangka panjang dan jangka pendek ini
berdasarkan pada waktu penggunaannya. Kedua jenis perncanaan tersebut lebih
mengacu pada upaya mengatasi permasalahan pada masa yang akan datang.
Perencanaan jangka pendek merupakan perencanaan jangka waktu satu tahun
kurang dari setahun. Sedangkan perencanaan jangka panjang erupakan
perencanaan dengan jangka waktu 5 tahun atau lebih. Perencanaan jangka
pendek itu biasanya lebih bersifat operasional, dan sebaliknya perncanaan
jangka panjang biasanya bersifat strtegis.
Untuk menentukan apakah suatu perencanaan itu termasuk dalam
perencanaan jangka pendek atau jangka panjang sangatlah sulit di lakukan. Hal
tersebut disebabkan oleh karena adanya perbedaan jangka waktu antar satu
organisasi dengan organisasi lainnya. Faktor lainnya yang menetukan adalah
perubahan dari jangka pendek menjadi jangka panjang sesuai dengan perjalanan
waktu yang di alami.
2. Perencanaan strategis dan perencanaan opersional
Perencanaan strategis (strategic plan) merupakan suatu rencana panjang
dalam rangka mencapai tujuan strategis. Adapun fokus utama rencana ini adalah
organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat di pandang rencana
secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan
strategis biasanya ditentukan oleh manajemen puncak, misalnya menyangkut
tujuan organisasi.
Perencanaan operasional (opertional plans) ruang lingkupnya biasanya
lebih sempit di banding dengan perencanaan strategis. Perencanaan oprasional
dapat di artikan sebagai pendefinisian tentang apa yang harus dikukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategis dan untuk mencapai tujuan
strategis tersebut. Dapun jenis dari perncanaan operasional tersebut meliputi;
perencanaan produksi, perencanaan keuangan, perencanaan fasilitas, dan
perencanaan pemasaran.
3. Perencanaan sekali pakai
Perencanaan sekali pakai (single-use plan) merupakan rencana yang
digunakan sekali saja yang secara khusus di rancang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan situasi khas diciptakan sebagai tanggapan terhadap
keputusan-keputusan yang tidak terprogram oleh manajer. Contoh dari
perencanaan sekali pakai dapat diamati dari perusahaan yang ingin melakukan
perluasan usahanya (expantion). Adapun jenis-jenis dari perencanaan sekali
pakai meliputi anggaran, proyek, dan program.
a. Anggaran. Merupakan perencanaan sekali pakai yang menggunakan
sumber-sumber untuk mengerjakan suatu aktifitas, proyek, atau program.
Dalam anggaran biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Angka-angka
tersebut mungkin dalam satuan unit fisik, dan unit satuan moneter.
b. Proyek. Merupakan perencanaan sekali pakai yang menetapkan rangkaian
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tugas khusus dan yang
menghubungkan kegiatan tersebut dengan kerangka waktu khusus, target
kinerja dan sumber daya. Sebagai contoh, perusahaan mempunyai program
pembuatan gudang baru. Proyek pendukungnya ialah penetapan layout gudang
dan penarikan tenaga kerja.
c. Program. Program merupakan rencana sekali pakai untuk serangkaian
kegiatan yang besar. Program dapat meliputi tujuan, langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan, prosedur, dan aturan.
Perencanaan tetap (standing plans) merupakan perencanaan yang di
gunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali secara terus menerus.
Perencanaan tetap ini tertuang dalam bentuk kebijaksanaan, prosedur, dan
aturan.
a. Kebijaksanaan. Merupakan suatu pedoman pengambilan keputusan yang
mengarahkan cara berpikir pengambilan keputusan, dan bukan pada tindakan
yang lebih spesifik. Misalnya dalam masalah sumber daya manusia
kebijaksanaan meliputi kontrak karyawan, pemecatan karyawan, dan
pemberhentian sementara.
b. Prosedur. Merupakan pedoman yang mengarah pada tindakan yang di
perlukan. Dalam penarikan tenaga kerja baru biasanya telah tersusun langkah-
langkah secara kronologis.
Bentuk Perencanaan

1. Rencana Global (Global Plan)


Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang
bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi

2. Rencana Stategik (Strategic Plan)


Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun
kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi
waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan
system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu.
Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan
perencanaan strategic ini yaitu :
1. Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan
2. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.

3. Rencana Operasional ( Operational Plan )


Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan
bersifat jangka pendek.
- Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan
lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali
pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam
suatu perusahaan.
F. Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanaan
1. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang
besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan
mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat
jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk
memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan,
karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu
menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kualitatif
dari keberhasilan.
2. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan
hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan
3. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan
tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi,
dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu
organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa
mendatang
4. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka
sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan
untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan
kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas, dan
berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai
tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak sadar
berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk
menghindari usaha perencanaan organisasi.
Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya
tidak menetapkan tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai
akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak
memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan
pengembangan mereka sebenarnya.
5. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan
terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu
dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut
beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan
pembayaran deviden yang besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba
mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan mulai melakukan
pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat dari
$3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer
terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
6. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi
merupakan hambatan utama yang lain.
G. Mengatasi Hambatan
1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses
perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan
pembuatan rencana. Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak
selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari
waktu ke waktu.
2. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang
terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari
strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan
dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
dan mengimplementasikan rencana harus didengar pendapatnya dalam
mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki
informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan
mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang
biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu
.bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf
perencanaan, manajer dari berbagai tingkat dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.
3. Konsistensi/revisi/dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara vertikal
.konsistensi horizontal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten di seluruh
organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi vertikal
berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga ke bawah
organisasi : tujuan strategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena
penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan
perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak
organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang
semakin sering.
4. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan
tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena
kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen,
orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak
akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
E. EFEKTIFITAS PERENCANAAN
Walaupun efektifitas penting bagi seorang manajer, sering kali dalam
pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan-
hambatan. Terhadap dua hambatan utama dalam pengembangan rencana yang
efektif antara lain:
a. Penolakan dari dalam diri perencanaan terhadap penetapan tujuan dan
pembuatan rencana untuk mencapainya
Langkah awal dalam perencanaan adalah menetapkan tujuan-
tujuan.manajer yang tidak mampu dalam menetapkan tujuan yang bermanfaat
tidak akan mampu membuat rencana yang efektif. David A. kolb dan kawan-
kawannya mengemukakan beberapa alas an mengapa manajer ragu-ragu atau
serigkali gagal dalam menetapkan tujuan organisasi,yaitu:
1. keengganan melepaskan tujuan alternatif
2. ketakutan akan kegagalan
3. minimnya tentang pengetahuan organisasi
4. minimnya pengetahuan tentang lingkungan
5. kurangnya rasa percaya diri
b. Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana
karena perubahan yang akan ditimbulkan
Terdapat tiga alas an mengapa anggota organisasi apat menolak
perubahan-perubahan yang akan terjadi, yaitu:
 ketidak pastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan
 keengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada
 kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulakan
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut diatas, maka penting bagi
seorang manajer puncak maupun manajer dalam hirarki yang lain untuk
melakukan tindakan-tindakan yang konkret. Manajer yang kurang mengetahui
tentang organisasi dan lingkungan memerlukan bantuan dalam pengembangan
suatu system informasi yang akurat. Ketakutan akan kegagalan dan keengganan
untuk melepaskan tujuan alternative yang menarik akan berkurang dalam
organisasi yang system perencanaannya efektif dan dikomunikasikan dengan
baik. Manakala perencanaan suatu proses yang di pahami dengan baik, maka
akan mempermudah bagisetiap individu untuk mengembangkan tujuannya
sendiri.
Ketakutan aka kegagalan dankurngnya kepercayaan dirijuga dapat diatasi
dengan menetapkan tujuan yang realistis serta berusaha mencapainya. Langkah-
langkah yang di tempuh agar tujuan yang sulit dapat di capai adalah sebagai
berikut:
1. memberikan pelatihan dan bimbingan mengenai tujuan tersebut
2. penghargaan dan imbalan atas tercapainya tujuan itu
3. memberikan tanggapan yang membangun serta menunjang, jika tujuan
sering kali tidak tercapai
Dalam menghadapi penolakan terhadap perubahan, manajer diharapkan
dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melibatkan para tenaga kerja dan pihak-pihak yang
berkepentingandengan organisasi dalm proses perencanaan
2. Memberikan informasi yang lebih banyak kepada para tenaga kerja
mengenai rencana dan akibatnya yang mungkin timbul sehingga mereka
mengerti perlunya perubahan, mnfaat yang diharapkan dan hal-hal yang
diperlukan guna pelaksanaan yang efektif
3. Mengembangkan suatu pola perencanaan yang efektif dalam perencanaan
yang efektif. Menyadari akan dampak dari perubahan yang diusulkan terhadap
para anggoata organisasi dan memperkecilkekacauan yang tidak perlu.
D. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen
lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya
adalah saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengorganisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan
cara dan perkiraan bagaimana mengorganisasikan sumber daya-sumber daya
organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi
paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan,
mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang
saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu
perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi
terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan
tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem
penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.

2. Saran
Sebaiknya dalam mengambil Keputusan dan tindakan dalam berbagai
bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah perencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani.. Manajemen. (Yogyakarta, BPFE, 1999).

Griffin. Pengantar Manajemen. (Jakarta, Penerbit Erlangga, 2003).

Amirullah & Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta , Graha


Ilmu, 2002).

M.A. Mukhyi, Pengantar Manajemen Umum, (Jakarta, Gundarma, 1995).

Sondang P. Siagian MPA, Fungsi-fungsi Manajemen, (Jakarta, Bumi Aksara,

1996)Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta, BPFE

1986).

Andi Makkulau, Analisis Kebijakan Publik dan Perencanaan Pendidikan,

(Makassar, UNM, 2004).

Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: PT


Ardadizya. 2001). Cet. II.

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung, PT Remaja


Rosdakarya, 2001). Cet. V.

Dr. H.B. Siswanto, M.Si, Pengantar Manajemen, (Jakarta, Bumi Aksara, 2005)

Anda mungkin juga menyukai