Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa
untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-
masing golongan besar organisme juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.
Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel
eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi.
Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini, walaupun
strukturnya begitu sangat kecil karena merupakan struktur terkecil dari
makhluk hidup. Hanya menggunakan mikroskop sel dapat kita amati. Namun
penuh ketelitian dan ketekunan untuk dapat mengamati struktur dari sel
tersebut. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda. Dan untuk lebih jelasnya
tentang sel-sel tersebut, dilakukanlah sebuah praktikum untuk mengamati
masing-masing sel tersebut.
Secara histologis mukosa mulut terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epitelium yang melapisi di bagian permukaan luar, membran basalis yang
merupakan lapisan pemisah antara lapisan ephitelium dengan lamina propria
dan lapisan ketiga adalah lamina propria yang terdapat ujung-ujung saraf rasa
sakit, raba, suhu dan cita rasa.
Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah,
palatum, dan dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan
tipis jaringan mukosa yang licin, halus, fleksibel, dan berkeratin atau tidak
berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di
bawahnya tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap, dan alat
pengunyah. Rongga mulut mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai
mastikasi, fonetik dan juga estetik. Hal tersebut mengakibatkan rongga mulut
merupakan tempat paling rawan dari tubuh karena merupakan pintu masuk

1
berbagai agen berbahaya, seperti produk mikroorganisme, agen karsinogenik,
selain rentan terhadap trauma fisik, kimiawi, dan mekanis.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi dari sel ?
2. Bagaimana Struktur dan Bagian-Bagian Sel ?
3. Apa yang dimaksud dengan jaringan ?
4. Apa yang dimaksud dengan membrane mukosa ?
5. Bagaimana Sel epitel dari mukosa mulut ?
6. Bagaimana jenis-jenis dari preparat ?
7. Apa yang dimaksud dengan metode supravital ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mampu memahami
dan melakukan prosedur pembuatan preparat sel mukosa pipi metode
supravital.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa memahami dan
melakukan prosedur pembuatan preparat sel mukosa pipi metode supravital.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi sel
Sel adalah unit struktural dan fungsional dari setiap organisme. Teori
tentang sel yang pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan
bahwa semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel. Setiap sel berasal
dari sebuah sel lainnya. Seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam
sel dan sel-sel tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk
mengatur fungsi sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi
berikutnya.
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan sel adalah dengan mengamati
apakah mereka hidup menyendiri atau berkelompok. Organisme-organisme
beragam dari yang hanya memiliki satu sel (disebut sebagai organisme
uniseluler) yang berfungsi dan mempertahankan diri kurang lebih secara
independen, atau membentuk koloni-koloni dan hidup bersama, sampai pada
sel-sel multiseluler di mana sel-sel tersebut memiliki spesialisasi masing-
masing dan biasanya tidak mampu bertahan hidup jika saling dipisahkan. 220
jenis sel dan jaringan membentuk tubuh manusia. (Suntoro HS. 1983)
Sel juga dapat diklasifikasikan menurut struktur dalamnya :
1. Sel-sel prokariotik memiliki struktur sederhana. Mereka dapat ditemukan
hanya pada organisme uniseluler dan sel-sel koloni. Dalam sistem tiga
domain dari klasifikasi ilmiah, sel-sel prokariotik diletakkan pada domain
Archaea dan Eubacteria.
2. Sel-sel eukariotik memiliki organel-organel sendiri pada membrannya.
Organisme-organisme eukarotik bersel tunggal sangat bervariasi, namun
banyak pula bentuk-bentuk koloni dan multiselular (kingdom multiseluler,
misalnya Animalia, Plantae dan Fungi, semuanya adalah eukarotik).
(Hikmatul Iman-ITB,2005).
Baik sel prokariot maupun eukariot berukuran sangat kecil (4-20 µm). Di
dalam tubuh kita terdapat sekitar 200 jenis sel dan berjumlah Iebih dan 50
miliar sel. Berdasarkan banyaknya sel yang menyusun tubuh organisme
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

3
1. Organisme bersel tunggal (uniseluler)
Pada organisme uniseluler, seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh
sel itu sendiri. Kegiatan hidup itu misaInya bernapas, makan,
mengeluarkan zat sisa, berkembang biak, dan bergerak. Contoh organisme
uniseluler adalah bakteri dan protista.
2. Organisme bersel banyak (muiseIuler)
Pada organisme multiseluler, sel-sel penyusun tubuhnya mengadakan
pembagian tugas. Ada yang bertugas pencerna makanan, bergerak,
mengeluarkan zat sisa, dan berkembang biak. Oleh karena itu, tubuh
organisme multiseluler mempunyal berbagai macam organ. Misalnya
organ pencernaan makanan, pernapasan, reproduksi, dan indra.
2.2 Struktur dan bagian-bagian Sel
Secara umum sel terdiri atas 3 bagian utama, yaitu membran sel,
sitoplasma dan inti sel. Sel juga memiliki komponen padat di dalam
sitoplasma yang disebut organel sel. Organel-organel sel memiliki fungsi
masing-masing. Berikut adalah penjelasan tentang bagian-bagian sel :
2.2.1 Membran Sel/Membran plasma
Membran sel adalah selaput tipis yang merupakan bagian terluar
dari sel, membran sel juga sering disebut plasmalema. Membran sel
merupakan bagian yang mengatur hubungan antara komponen dalam
sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel terdiri dari lipid (lemak)
berupa fosfolipid, protein, dan karbohidrat dengan komposisi yang
berbeda-beda tergantung jenis selnya. Sesuai dengan namanya,
Fosfolipid (senyawa lemak) disusun oleh fosfat yang bersifat hidrofilik
(suka air) dan lipid yang bersifat hidrofobik (takut air).
Membran sel disusun oleh setiap fosfolipid yang berpasangan
(lemak) sehingga disebut juga lipid bilayer. Protein yang dimiliki
membran sel adalah protein ekstrinsi (perifer) dan protein intrinsik
(integral). Protein ekstrinsi (perifer) adalah protein yang menempel
pada lapisan luar membran, sedangkan protein intrinsik (integral)
adalah protein yang menembus membran. Ikatan antara fosfolipid dan
protein ekstrinsik akan membentuk membran yang disebut lipoprotein.

4
Membran sel dapat memiliki sifat semipermiabel yaitu mudah dilewati
oleh berbagai komponen, juga dapat bersifat selektif permiabel yang
artinya hanya dapat dilewati oleh ion-ion tertentu saja.
Beberapa fungsi membran sel antara lain adalah sebagai berikut :
1. Melindungi dan membungkus isi sel.
2. Memisahkan dan mengontrol hubungan bagian dalam sel dengan
linkungan luar.
3. Mengatur pertukaran (transportasi) zat dari dalam keluar sel atau
sebaliknya.
4. Tempat terjadinya reaksi kimia.
2.2.2 Sitoplasma (Cairan Sel)
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang terdapat di dalam
membran sel selain inti sel (nukleus). Penyusun utama dari sitoplasma
ada air yang berfungsi sebagai pelarut dan tempat terjadinya reaksi
kimia. Matriks sitoplasma merupakan sitosol (cairan) yang bersifat
koloid (bentuk campuran yang terdiri dari 2 zat yang homogen).
Matriks sitoplasma dapat berubah dari fase gel (semi padat) ke fase sol
(cairan). Matriks sitoplasma memiliki sifat iritabilitas (peka terhadap
rangsangan) dan konduktivitas (mampu memindahkan atau meneruskan
rangsangan).
Beberapa fungsi sitoplasma sel antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tempat berlangsungnya reaksi kimia dan metabolisme.
2. Sebagai tempat menjaga fungsi kehidupan sel.
3. Menjaga keadaan di dalam sel.
4. Mengatur transpor zat di dalam sel.
5. Pembentukan energi.
6. Tempat mengontrol pergerakan sel.
Fungsi tersebut dilakukan oleh organel-organel sel. Seperti yang
telah kami jelaskan sebelumnya bahwa di dalam sitoplasma terdapat
komponen-komponen padat yang disebut organel sel yang memiliki
fungsi khusus masing-masing. Fungsi sel adalah untuk menunjang
kehidupan sel tersebut.

5
Beberapa Organel sel antara lain :
1. Mitokondria, berfungsi menghasilkan energi.
2. Lisosom, berfungsi melakukan pencernaan dalam sel.
3. Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
4. Retikulum Endoplasma, berfungsi untuk Transportasi berbagai zat di
dalam sel.
5. Badan golgi, berfungsi untuk sintesi protein dan berhubungan
dengan kerja ribosom dan retikulum endoplasma.
6. Mikrotubulus, melindungi dan mejaga bentuk sel.
7. Mikrofilamen, berperan dalam proses pergerakan sel.
8. Kloroplas, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis
pada tumbuhan.
9. Sentrosom (Sentriol), sebagai tempat pembelahan sel.
2.2.3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel adalah bagian yang umumnya berbentuk bulat atau lonjong
dan sering terletak di tengah sel atau di tepi sel. Nukleus merupakan
bagian terpenting dari kehidupan sel. Nukleus memiliki fungsi utama
sebagai pusat pengendali segala aktivitas sel. Nukleus sel dilindungi
oleh sebuah dinding yang menyerupai membran sel. Struktur pelindung
ini disebut membran inti.
Terdapat beberapa bagian nukleus, yaitu :
1. Nukleolus (Anak Inti)
Nukleolus merupakan struktur berbentuk bulat yang disusun
oleh filamen dan butiran-butiran komponen. Anak inti mengandung
RNA, DNA dan bebrapa protein yang berfungsi dalam perakitan
ribosom. Secara umum fungsi dari Nukleus (Inti Sel) adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai pusat pengatur dan pengendali segala aktivitas sel.
2. Tempat penyimpanan informasi genetik organisme tersebut.
3. Memulai dan mengakhiri suatu tindakan yang dilakukan oleh sel.
4. Tempat terjadinya sebagian proses pembelahan sel.

6
2. Nukleoplasma (Cairan Inti)
Nukleoplasma merupakan caira kental menyerupai jeli yang
mengandung protein, ion, enzim dan komponen lainnya.
Nukleoplasma memiliki struktur dan fungsi yang kompleks karena
banyaknya kandungan komponen yang dimiliki.
3. Kromatin
Kromatin merupakan untaian benang-benang halus yang
terdapat di dalam inti sel. Kromatin mengandung DNA, yaitu
substansi yang menyimpan segala informasi genetik suatu makhluk
hidup. Saat terjadinya pembelahan sel, kromatin akan memendek,
menebal, dan melingkar membentuk kromosom.( Campbell Neil, et
al. 2004)
2.3 Jaringan
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk
suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam
cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang
mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya
dengan penyakit adalah histopatologi.
Ada 4 kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan organism multiseluler tingkat rendah seperti
arthropoda : jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan
jaringan saraf.
1. Jaringan epitelium.
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan
organ seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi
organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
Fungsi jaringan epitelium yakni:

7
1. Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap sari-sari makanan
2. Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma
3. Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat
4. Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh
5. Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di bawahnya
6. Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang dari luar
7. Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat pernapasan
8. Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu dalam pergerakan
9. Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan
keringat jika tubuh kepanasan
2. Jaringan ikat.
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan
dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.
3. Jaringan otot.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot polos
yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat
ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di
jantung.
4. Jaringan saraf.
Adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan
organ serta menerima dan meneruskan rangsangan.( Lesson C, et al. 1990)
2.4 Pengertian Membran Mukosa
Membran mukosa merupakan garis pertahanan pertama tubuh terhadap
patogen. Kulit yang utuh terdiri atas epidermis yang tersusun atas sel-sel
epitel yang sangat rapat. Kondisi ini menyulitkan mikroorganisme untuk
masuk ke dalam tubuh. Selain kulit, membran mukosa yang melapisi saluran
pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin dapat menghalangi
masuknya mikroba yang berbahaya.
Selain pertahanan fisik, membran mukosa dapat berfungsi sebagai
pertahanan kimiawi. Kulit dapat mensekresikan cairan dari kelenjar minyak
dan kelenjar keringat yang akan memberikan suasana pH kulit antara 3–5.
Suasana PH tersebut mencegah kolonisasi mikroorganisme di kulit. Koloni

8
mikroorganisme ini dapat pula dihambat oleh aktivitas air liur, air mata, dan
sekresi mukosa yang membasahi permukaan epitelium. Sekresi ini
mengandung lisozim, yaitu suatu enzim yang dapat menguraikan dinding sel
bakteri. (Puspitawati Ria. 2003)
2.5 Sel Epitel Mukosa Mulut
Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari
yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan
spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri
dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan
mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya
dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari
beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel
yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang
lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung
banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin. Stratum
corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio)
berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa
mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan,
mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio
rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum
durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis
yang beberapa selnya da yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna).
Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah,
permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris
kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised
(memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak
berinti). Perbandingan antara sel basal-parabasal, sel intermediet, dan sel
superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada
lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal. (Rudyatmi
E & NR. Utami. 2004)

9
2.6 Jenis-jenis preparat
2.6.1 Preparat awetan/kering
Adalah sebuah objek yang sudah diawetkan dan preparat awetan
dapat digunakan berkali-kali.
2.6.2 Preparat segar/basah
Adalah sebuah preparat objek Biologi yang dibuat dari objek
langsung, dan tidak diawetkan.Biasanya preparat basah ini digunakan
untuk kegiatan pengamatan sekali pakai. (Subowo, 2006)
2.7 Metode supravital
Metode supravital adalah metode untuk mendapatkan sediaan dari
sel/jaringan yang hidup. Zat warna : janus green, netral red, methylen blue
dengan konsentrasi tertentu. Bahan : darah, epithelium mukosa mulut/pipi.
(Suntoro HS. 1983)

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum sitohistoteknologi yaitu
mikroskop, pipet tetes, kaca objek, cover glass, tusuk gigi dan tissue.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum sitohistoteknologi yaitu
mukosa pipi dan methylen blue.
3.3 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Gunakan tusuk gigi untuk mengorek secara perlahan-lahan bagian dalam
pipi.
3. Setelah didapat bagian mukosa pipi, letakkan di atas kaca objek. Lalu
ratakan.
4. Teteskan methylen blue, kemudian tutup dengan cover glass.
5. Amati dibawah mikroskop.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 20
September 2018 di Laboratorium Mikrobiologi maka diperoleh hasil sebagai
berikut :

Sampel Gambar Keterangan

Sel mukosa pipi


dengan pewarnaan
methylene blue, dan
perbesaran 10x40.
Sel
Tampak inti di tengah
mukosa
sel berwarna biru,
pipi
sitoplasma dan organel
sel tampak sebagai
granula biru (bintik-
bintik)

Table 4.1 Sel mukosa pipi


4.2 Pembahasan
Metode supravital adalah suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari
sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel yang hidup juga dapat menyerap warna.
Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green,
neutral red, atau methylene blue dengan kosentrasi tertentu. Preparat
supravital merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus segera
diamati setelah pembuatan. Preparat sementara adalah preparat yang

12
keawetannya hanya sementara atau hanya beberapa jam saja tidak lebih dari
24 jam. Pengamatan terhadap epitel mukosa pipi ini akan nampak inti dari
sel-sel yang teramati.
Prosedur pembuatan preparat supravital epitel mukosa mulut ini sangat
sederhana. Secara singkat, langkah-langkah dalam pembuatan preparat
supravital epitel mukosa pipi yaitu: afiksing, pewarnaan, dan penutupan.
Setelah proses afiksing, epitel mukosa pipi langsung diwarnai menggunakan
zat warna supravital yaitu methylene blue 0,25%. Proses pewarnaan tidak
diawali dengan proses fiksasi terlebih dahulu karena pewarnaan ini
merupakan pewarnaan tunggal, yaitu pewarnaan yang hanya menggunakan
satu macam zat warna saja. Setelah proses pewarnaan dan penutupan dengan
gelas penutup preparat langsung diamati dengan menggunakan mikroskop.
Dalam pengamatan preparat epitel mukosa pipi dengan metode supravital
dapat diketahui bahwa preparat epitel mukosa pipi dapat diamati dengan baik
pada perbesaran 10x40, meskipun pada beberapa tempat ada penumpukan sel
epitel mukosa pipi. Pengamatan dibawah mikroskop sel-sel epitel terwarna
biru agak keunguan. Nukleus sel epitel mukosa pipi terwarna lebih kuat
menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam akan terwarna oleh pewarna
basa yaitu methylene blue.
Berdasarkan hasil pengamatan epitel mukosa pipi dengan metode
supravital dengan pewarnaan methelyn blue dapat diketahui bahwa ketika
diamati dibawah mikroskop sel-sel epitel terwarna biru dengan kontras. Sel
jika di bawah mikroskop ada yang memisah sendiri dan berkelompok serta
ada yang bertumpuk. Hal ini terjadi karena saat mengoleskan sediaan dari
tusuk gigi tidak merata dan kemungkinan pemberian zat warna yang terlalu
berlebih juga mempengaruhi letak sel dalam preparat sediaan ini. Sel epitel
mukosa pipi yang terlihat berbentuk pipih.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil penyusun organism. Setiap sel yang hidup
mempunyai membran dan cairan yang disebut sitoplasma. Selain memiliki
membran dan sitoplasma, setiap sel memiliki Inti (nukleus) atau bahan inti.
Metode supravital adalah suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel
atau jaringan yang hidup. Sel-sel yang hidup juga dapat menyerap warna. Zat
warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green,
neutral red, atau methylene blue dengan kosentrasi tertentu. Preparat
supravital merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus segera
diamati setelah pembuatan. Preparat supravital epithelium mukosa mulut
merupakan preparat sementara. Secara singkat, langkah-langkah dalam
pembuatan preparat supravital epitel mukosa pipi yaitu : afiksing, pewarnaan
dan penutupan. Pewarnaan dengan zat warna methylene blue dapat mewarnai
sel epitel mukosa pipi dengan kontras sehingga dapat dibedakan antara inti sel
dengan bagian lain seperti sitoplasma.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan pada saat meratakan epitel mukosa pipi pada kaca
objek, hendaknya benar-benar diperhatikan proses perataannya agar tidak
dihasilkan preparat yang bertumpuk-tumpuk.

14

Anda mungkin juga menyukai