Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum pemeriksaan widal metode tube test yang telah

dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Larutan
Pengenceran Diberi
NaCl Serum Inkubasi Ket
(Tabung) Antisera
0,9%

I 1,9 ml 0,1 ml 2 jam N


1 tetes
II 1 ml N
- 1 tetes 2 jam
III N
1 ml - 1 tetes 2 jam
IV N
1 ml - 1 tetes 2 jam
V N
1 ml - 1 tetes 2 jam
VI N
1 ml - 1 tetes 2 jam
N
VII
1 ml - 1 tetes 2 jam

VIII N
1 ml - 1 tetes 2 jam
Kontrol N
1 ml - 1 tetes 2 jam
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Widal Metode Tabung
Sumber : (Data Primer, 2019)

Keterangan:

N: Negatif (Tidak Terjadi Aglutinasi)


4.2 Pembahasan

Demam typoid adalah gejala yang ditimbulkan oleh beberapa Salmonella

khususnya Salmonella Typhi. setelah masa inkubasi 10-14 hari timbul

demam, lemah, sakit kepala, konstipasi, bradikardia dan mialgia. Demam

sangat tinggi dan limpa serta hati sangat membesar. Diagnosis typoid sulit

ditegakkan, sebab gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak khas. Dalam

menafsirkan hasil pengujian perlu dipertimbangkan beberapa keterbatasan.

Salmonella merupakan kuman tersebar luas disekeliling kita, sehingga besar

kemungkinan seseorang terinfeksi tanpa diketahui. Oleh karena itu ada

kemungkinan dalam darah orang tidak sakit dapat dijumpai Ab terhadap

Salmonella. Beberapa pakar menyatakan bahwa titer aglutinin sebesar 1/40

dan 1/80 masih dianggap normal. Sedangkan titer aglutinin ≥ 1/160 sudah

menunjukkan infeksi akut, kenaikan 4x uji ganda merupakan indikator infeksi

akut.

Uji ini didasarkan pada reaksi aglutinasi antara antigen dalam reagen

terhadap antibody pada serum penderita demm typoid. Reaksi aglutinasi ini

didasarkan pada kenaikan titer, dimana titer awal atau yang biasa disebut

aglutinasi awal yaitu 1/80 yaitu 40µl reagen + 20µl serum penderita apabila

terjadi aglutinasi (+) maka dapat di anjurkan dengan pemeriksaan titer

berikutnya yaitu 1/160 dengan 40µl reagen + 10µl serum penderita, apabila

diperoleh hasil positif dilanjutkan lagi pada titer berikutnya yaitu 1/320 yaitu

40µl reagen + 5µl serum penderita, ini adalah titer tertinggi. Apabila telah

mencapai titer 1/320 maka dapat di vonis menderita demam typoid. Namun

apabila baru baru mencapai titer 1/80 untuk pasien yang pernah menderita
demam typoid maka ini merupakan titer normal, tetapi untuk pasien yang

belum pernah mengalami demam typoid maka perlu dilakukan pemeriksaan

berikutnya pada 5-7 hari, untuk melihat apakah ada peningkatan titer atau

tidak. Pada pasien yang sudah pernah mengalami demam typoid itu untuk

melihat kenaikan titernya tetapi untuk pasien yang belum pernah mengalami

demam typoid maka sudah dapat dikatakan positif (+).

Uji widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri

Salmonella Sp yang mengakibatkan typoid. Teknik pemeriksaan uji widal

dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu slide test dan uji tabung. Perbedaan

dari kedua metode ini yaitu metode tabung membutuhkan waktu inkubasi

semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit. Sedangkan untuk

slide test pemeriksaan tidak boleh dilakukan apabila telah melewati 1 menit

setelah pencampuran reagen dan serum karena dapat menghasilkan nilai

positif palsu yang dikarenakan apabila lebih dari 1 menit, antibody yang

seharusnya berikatan akan berikatan sehingga membentuk aglutinasi.

Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang

dibuat dari jenis strain kuman asal daerah endemis (lokal) memberikan

sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi daripada bila dipakai antigen yang

berasal dari strain kuman luar daerah endemis (import).

Pemeriksaan widal untuk prosedur kerjanya pertama siapkan 9 tabung,

tabung 1 masukkan 1,9 ml NaCl 0,9%. Fungsi dari penggunaan larutan NaCl

0,9% ini yaitu sebagai pengenceran. Pada tabung 2-9 masukkan 1 ml NaCl

0,9%, tambahkan 0,1 ml serum pada tabung 1 homogenkan. Tabung 1 ambil

sebanyak 1 ml dan masukkan pada tabung 2, dari tabung 2 masukkan pada


tabung 3 begitu seterusnya sampai tabung 8. Buang 1 ml dari tabung 8 dan

untuk tabung 9 sebagai control. Tambahkan 1 tetes antisera pada tabung 1-9.

Tujuan dari penambahan antisera ini untuk mengetahui adanya aglutinasi atau

tidak karena antisera akan bereaksi dengan sampel. Inkubasi minimal 2 jam.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh hasil negatif (-) karena tidak

terjadi aglutinasi pada pemeriksaan, itu menunjukkan bahwa pasien tidak

mengalami demam typoid atau sama sekali belum pernah mengalami demam

typoid.

Pada tes widal sendiri memiliki beberapa kelemahan yaitu rendahnya

sensivitas dan spesifitas serta sulitnya melakukan interpretasi hasil, akan

tetapi uji widal yang positif akan memperkuat dugaan pada pasien penderita

demam typoid. Saat ini walaupun telah digunakan secara luas diseluruh

dunia, manfaatnya masih diperdebatkan dan sulit dijadikan pegangan karena

belum ada kesepakatan akan nilai standar aglutinasinya.

Anda mungkin juga menyukai