Anda di halaman 1dari 38

Tes Widal

Ridho Munanda

Widal test is an agglutination test employed in the serological diagnosis of enteric fever. y The test is named after Georges Fernand Isidore Widal, a French physician and bacteriologist, born March 9, 1862, Algeria; died January 14, 1929, Paris.
y

Tujuan
Untuk membantu menegakkan pemeriksaan demam typhoid. y Mengetahui adanya antibodi spesifik terhadap bakteri Salmonella
y

Widal
Reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dan antibodi (aglutinin) y Antigen suspensi Salmonella yang dimatikan
y

Prinsip
Prinsip uji Widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita, y Dengan pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi. y Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.
y

Dasar Teori
Pemeriksaan widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi (reagen). y Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering diminta terutama di negara dimana penyakit ini endemis seperti di Indonesia.
y

Sebagai uji cepat (rapit test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. y Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
y

Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik (pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF). y Hasil negatif palsu disebabkan antara lain : penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
y

Petanda Serologi Demam Typhoid


y

Tubuh yang kemasukan Salmonella akan terangsang untuk membentuk antibodi yang bersifat spesifik terhadap antigen yang merangsang pembentukannya. Antibodi yang dibentuk merupakan petanda demam typhoid, yang dapat dikategorikan sebagai berikut :

Salmonella typhi

y y y y

Antigen somatik (O) oligosakarida Antigen flagellar (H) protein Antigen simpai (Vi) polisakarida Aglutinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis demam tifoid

a. Aglutinin O
Titer aglutinin O akan naik lebih dulu dan lebih cepat hilang daripada aglutinin H atau Vi. y Titer aglutinin O ini lebih bermanfaat dalam diagnosa dibandingkan titer aglutinin H. y Bila bereaksi dengan antigen spesifik akan terbentuk endapan seperti pasir. y Titer aglutinin O 1/160 dinyatakan positif demam typhoid dengan catatan 8 bulan terakhir tidak mendapat vaksinasi atau sembuh dari demam typhoid dan untuk yang tidak pernah terkena 1/80 merupakan positif.
y

b. Aglutinin H (flageller)
Titer aglutinin ini lebih lambat naik karena dalam pembentukan memerlukan rangsangan limfosit T. y Titer aglutinin 1/80 keatas mempunyai nilai diagnostik yang baik dalam menentukan demam typhoid. y Kenaikan titer aglutinin empat kali dalam jangka 5-7 hari berguna untuk menentukan demam typhoid. y Bila bereaksi dengan antigen spesifik akan terbentuk endapan seperti kapas atau awan.
y

c. Aglutinin Vi (Envelop)
Antigen Vi tidak digunakan untuk menunjang diagnosis demam thypoid. y Aglutinin Vi digunakan untuk mendeteksi adanya carrier. y Antigen ini menghalangi reaksi aglutinasi antiO antibodi dengan antigen somatik. y Selain itu antigen Vi dapat untuk menentukan atau menemukan penderita yang terinfeksi oleh Salmonella typhi atau kuman-kuman yang identik antigennya.
y

Metode Tes Widal


Berdasarkan penentuan titer, ada dua:  Kualitatif  Kuantitatif Berdasarkan alat, Ada 2 metode yang digunakan: Tes tabung (Tube Agglutination Test) Tes Slide/ Objek glass (Rapid Slide Test)

RAPID SLIDE TEST

Alat dan bahan RAPID SLIDE TEST


y

Bahan pemeriksaan : serum

Pipet volume

Slide

Alat dan bahan RAPID SLIDE TEST


y

NaCl 0,9%

Kit pemeriksaan Widal

Buat suspensi 0,9 ml NaCl 0,9%+ 0,1 serum (0,1 serum dalam 1ml) serum terlarut 1/10 y Nah di slide, lingkaran I: 1 tetes (serum terlarut 1/10) ditambah 1 tetes NaCl 1/10 per 2tts= 1/20 y Seterusny lingkaran II: 1/20 dlm 2tts= 1/40 y dst
y

RAPID SLIDE TEST


Siapkan slide khusus berlingkar y Dengan mikropipet masukkan serum ke dalam masing-masing lingkaran dengan volume berturut-turut :
y

80 l, 40 l, 20 l, 10 l and 5 l

Tambahkan masingmasing 1 tetes antigen. Campurkan dengan cara digoyang-goyangkan selama 1 menit

Perhatikan aglutinasi yang terjadi. y Penghitungan:


y

80 40 20 10 5

l corresponds to 1 in 20 dilution, l to 1 in 40, l to 1 in 80, l to 1 in 160 and l corresponds to 1 in 320

TUBE AGGLUTINATION TEST

Alat dan bahan TUBE AGGLUTINATION TEST


Bahan pemeriksaan : serum y Tabung reaksi : 10 (menyesuaikan) y Mikropipet y NaCl 0,9% y Rak tabung reaksi y Kit pemeriksaan Widal
y

Rak tabung reaksi

TUBE AGGLUTINATION TEST


Siapkan

10 tabung reaksi dan susunlah dalam 1 rak. Beri nomor 1 10 Dengan pipet masukkan 1,9 ml NaCl pada tabung 1 Dengan pipet masukkan 1 ml NaCl pada masing-masing tabung 2-10 Masukkan 0,1 ml serum pada tabung 1 dan campur hingga homogen Ambil 1 ml campuran tabung 1 dan masukkan tabung 2. Tabung 2 dicampur hingga homogen, dan ambil 1 ml untuk dimasukkan tabung 3 , dan seterusnya hingga tabung 9 Ambil 1 ml larutan pada tabung 9 dan dibuang

TUBE AGGLUTINATION TEST versi 1


Tambahkan

setiap tabung 1 tetes antigen. Dengan demikian didapatkan pengenceran pada tabung 1 9 berturut-turut : 1/20, 1/40, 1/80, 1/160, 1/320, 1/640, 1/1280, 1/2560. Tabung 10 hanya berisi NaCl dan antigen, serta berfungsi sebagai kontrol Campur larutan hingga homogen dan inkubasikan sebagai berikut : - Titrasi O : 50o C selama 4 jam - Titrasi H : 50o C selama 2 jam Pada kontrol antigen harus tidak terdapat aglutinasi Hasil : Adanya aglutinasi menunjukkan adanya antibodi

Versi 2

The O or somatic antigen will give a fine agglutination, and when viewed under the microscope there will be polar attachment, as shown. y The H or flagella antigen will give a coarse agglutination, and the flagella of the bacteria are attached. y The Vi or virulence antigen will give a very fine agglutination, and the bacteria are clumped in parallel attachment.
y

Diperlukan dua bahan serum, yang diperoleh dengan selang waktu 7-10 hari y Serum pertama diambil pada hari ke-7 demam y Kenaikan 4x atau lebih dari dua bahan serum menunjukkan hasil positif
y

y y

Aglutinin mulai terjadi pada akhir mgg-1 demam, kemudian meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada mgg-4, dan tetap tinggi selama beberapa minggu Fase akut: titer antibodi O kemudian diikuti aglutinin H Aglutinin O masih tetap dijumpai setelah 4 6 bulan, aglutinin H menetap lebih lama antara 9 12 bulan. Bukan untuk menentukan kesembuhan penyakit.

Syukron Katsiro

Di tempat lain digunakan interpretasi: y Titer O yang tinggi atu kenaikan titer O ( 1 : 160) menunjukkan adanya infeksi aktif. y Titer H yang tinggi ( 1 : 160) menunjukkan bahwa penderita itu pernah divaksinasi atau pernah terkena infeksi. y Titer Vi yang tinggi terdapat pada beberapa pembawa bakteri
y

Faktor yang mempengaruhi


Pengobatan dini dengan antibiotik y Gangguan pembentukan antibodi dan pemberian kortikosteroid y Waktu pengambilan darah y Daerah endemik atau non endemik y Riwayat vaksinasi y Reaksi anamnestik y Faktor teknik pemeriksaan laboratorium
y

Rapid Slide Test


Qualitative test: One drop each of undiluted patients serum samples for the four antigens are placed on the circled card and one drop of each of the four Salmonella antigens are added separately and gently rotated for one minute. y Appearance of agglutination gives qualitative results. To know the titre for each of the antigens, the test is repeated with dilutions of serum.
y

Quantitatif slide test versi 1

Anda mungkin juga menyukai