oleh:
dr. Saut Adi Hamonangan Pane, M.Ked (Clin-Path), Sp.PK
sautpane29@gmail.com
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi akut sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang
terutama di daerah tropis dan subtropis. Gejala klinik dari Salmonella typhi demam > 37 o
celsius, gangguan pencernaan mual, muntah, nyeri perut, serta atau tanpa gangguan
kesadaran.
Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena
lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri
demam tifoid. Tes serologis lain yang dapat digunakan dalam menentukan
diagnosis demam tifoid adalah tes Widal, dan tes IgM Salmonella typhi.
Tifus tidak pernah diawali dengan demam tinggi pada hari pertama sampai
ketiga. Bila demam terus berlanjut dan pada hari ke 5 – 6 menjadi lebih
uji Widal, akan dilakukan pemeriksaan reaksi antara antibodi aglutinin dalam
antigen somatic (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang
badan kuman (somatic) dan antigen H yang berasal dari flagel kuman.
Antigen O lebih tahan terhadap panas, alkohol, dan dapat rusak oleh
dilusi ganda. Pada daerah endemis demam typhoid sering ditemukan level
antibodi yang rendah pada populasi normal. Penentuan diagnosis yang tepat
untuk hasil positif dapat menjadi sulit pada area yang berbeda.
Oleh karena itu, penting untuk menetapkan level antibodi pada populasi normal
di daerah atau area khusus supaya penentuan nilai ambang batas atas titer
antibodi signifikan. Hal tersebut khususnya penting jika hanya ada sampel
serum akut tanpa ada sampel serum periode convalescence untuk pengetesan
Widal. Tes Widal dinyatakan positif jika titer antibodi O atau H naik hingga
Titer itulah yang biasa tergambar dalam hasil tes Widal. Misalnya, 1/80,
1/160, atau 1/320. Semakin tinggi angkanya, semakin besar pula
kemungkinan adanya infeksi S. typhii
Kenaikan titer antibodi dalam tes Widal yang dianggap positif adalah jika
antibodi O atau H naik hingga 1/160.
Tes Widal dapat bereaksi silang dengan penyakit infeksi lain. Karena itu, bisa
terjadi reaksi positif palsu. Misalnya, saat tes Widal menunjukkan hasil yang
positif, tetapi sebenarnya bukan disebabkan oleh demam tifoid. Beberapa
penyakit yang dapat menunjukkan hasil positif terhadap tes Widal.
Contohnya, demam berdarah, malaria, tuberkulosis milier, penyakit hati
kronik, dan endokarditis.
Riwayat imunisasi demam tifoid sebelumnya juga berpotensi menyebabkan
hasil positif palsu. Jika tes Widal menunjukkan hasil negatif, kemugkinan
demam tifoid pun tidak dapat langsung disingkirkan.
Ada pula kondisi-kondisi medis lain yang juga bisa menyebabkan hasil tes
Widal yang negatif. Beberapa di antaranya meliputi:
Tujuan
Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap Salmonella
typhi dan Salmonella paratyphi A, B, dan C
Prinsip :
Reaksi antara antigen Salmonella sp yang terdapat pada reagen
widal dengan antibodi Salmonella sp yang terdapat pada serum
pasien.
Cara Kerja Kualitatif
Ul serum Pengenceran
80 1/20
40 1/40
20 1/80
10 1/160
5 1/320
Kualitatif : Positif atau Negatif
Kuantitatif :
Titer pemeriksaan widal dilihat pada pengenceran terakhir yang
masih memberikan aglutinasi.
Terima Kasih