Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI
PEMERIKSAAN WIDAL

Di susun Oleh :
Nama : Aini Rizka Amalia
Nim : 22021150004

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2023
Pukul : 13.00
Tempat : Laboratorium Steril
Hari/tanggal : Jumat,5 Desember 2023
Tempat : Laboratorium Steril Lt.3 UMKU
Pembimbing : 1. Okta Yosiana S.tr Kes M.Kes
2. Enjas Fajar,S.Tr.A.K

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu Mendeteksi penyakit tifus atau demam tifoid

II. DASAR TEORI


Pemeriksaan widal adalah salah satu pemeriksaan serologi yang
bertujuan untuk menegakan diagnosa demam tipoid. Uji widal positif
artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman Salmonella, menunjukkan
bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman Salmonella tipe
tertentu. Uji ini akan memperlihatkan reaksi antibodi Salmonella terhadap
antigen O-somatik dan H- flagellar di dalam darah.Teknik pemeriksaan uji
widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/ peluncuran
(slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung
membutuhkan waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang
lebih rumit dan uji widal peluncuran hanya membutuhkan waktu inkubasi 1
menit saja yang biasanya digunakan dalam prosedur penapisan. Umumnya
sekarang lebih banyak digunakan uji widal peluncuran. Sensitivitas dan
spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan.
Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen
yang dibuat dari jenis strain kuman asal daerah endemis (local) memberikan
sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi daripada bila dipakai antigen
yang berasal dari strain kuman asal luar daerah enddemis (import).
Walaupun begitu, menurut suatu penelitian yang mengukur kemampuan Uji
Tabung Widal menggunakan antigen import dan antigen local, terdapat
korelasi yang bermakna antara antigen local dengan antigen S.typhi O dan
H import, sehingga bisa dipertimbangkan antigen import untuk dipakai di
laboratorium yang tidak dapat memproduksi antigen sendiri untuk
membantu menegakkan diagnosis Demam tifoid (Puspa dkk, 2012).

III. PRINSIP
Prinsip reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur
dengan suspense antigen Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif
ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (agglutinin).
Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari suspense
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan
jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan.
Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi
menunjukkan titer antibodi dalam serum

IV. METODE
Menggunakan metode Latex Slide Test semi kuantiatif dan
kualitatif.

V. ALAT dan BAHAN


1. Alat dan Bahan Pemeriksaan
Widal
• Slide putih
• Pengaduk
• Mikropipet
• S.typhi O
• S. typhi H
• S. paratyphi AH
• S. Paratyphi BH
VI. PROSEDUR KERJA
• Disiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4(empat) lingkaran
• Dengan mikropipet dimasukkan reagen Wydal dengan volume 40ul
ke dalam lingkaran-lingkaran tadi.
• Selanjutnya dimasukkan serum dengan tingkat titer 1/80 dengan
volume sampel 20ul.
• Di campur dan di goyang
• Apabila hasil (+) aglutinasi, dilanjutkan lagi dengan tingkatan titer
selanjutnya yaitu 1/160 dan 1/320
• Di campur dan di goyang.
• Catat dan laporkan hasil
Catatan : pemeriksaan tidak boleh dilakukan dengan waktu lebih dari
1 menit, karena apabila lebih dapat menimbulkan hasil positif palsu.
.
VII. HASIL PRAKTIKUM

Pemeriksaan 1/80 1/160 1/320


(20µ)
Salmonella Tidak terbentuk Tidak terbentuk Tidak terbentuk
Thypi O aglutinasi aglutinasi aglutinasi
Salmonella Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Thypi H
Salmonella Tidak terbentuk Tidak terbentuk Tidak terbentuk
Thypi AH aglutinasi aglutinasi aglutinasi

Salmonella Tidak terbentuk Tidak terbentuk Tidak terbentuk


Thypi BH aglutinasi aglutinasi aglutinasi
Hasil Widal 1/80 Hasil Widal 1/160 Hasil Widal 1/320

VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum Pemeriksaan Widal dilakukan Menggunakan


metode semi kuantitatif pada pemeriksaan sampel probandus Mrs.Y di
salmonella thipy O,AH dan BH tidak ada reaksi aglutinasi yang berarti
sampel negatif adanya bakteri salmonella thiphy O,AH, dan BH. Pada
pemeriksaan salmonella H sampel di titer 1/80,1/160,1/320 terjadi adanya
aglutinasi yang berarti sampel positif adanya salmonella thipy H.
Tes Widal melibatkan tes aglutinasi serum untuk mendeteksi demam
tifoid. Penderita akan membawa antibodi homologous di dalam serum.
Metode geser dan metode tabung adalah dua jenis prosedur yang bisa
dilakukan. Jika serum bereaksi dengan antigen masing-masing, aglutinasi
akan terjadi. Ini adalah tes metode cepat yang hasilnya bisa diperoleh pada
hari yang sama. Penafsiran hasil tes Widal perlu dikaji secara cermat. Tes
darah Widal adalah analisis diagnostik kualitatif dan kuantitatif. Jika range
pengujian lebih dari atau sama dengan 1:160 titer untuk antigen O dan
antigen H, maka itu menandakan adanya infeksi tifoid. Tes ini merupakan
penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah
(antibodi O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke
10-12). Pemeriksaan ini bisa memberikan hasil negatif sampai 30% dari
sampel kultur (biakan) positif penyakit tifus, sehingga hasil tes negatif tidak
berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi. Penting untuk diketahui,
pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes ini kurang baik karena akan
memberikan hasil positif bila terjadi infeksi berulang karena antibodi tubuh
sudah ada di dalam darah akibat bakteri Salmonella lainnya, imunisasi
penyakit tifus sebelumnya, atau infeksi lainnya seperti malaria dan lain-lain.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diagnosis demam tifoid
hanya menggunakan tes Widal saja sering kali tidak akurat. Berikut adalah
beberapa penyebab tes menunjukkan hasil negatif:
• Tidak ada infeksi typhi.
• Kesalahan yang terjadi saat pengujian.
• Konsumsi antibiotik sebelumnya.
• Antigen komersil yang bervariasi.
• Menjadi carrier.
• Kurang adekuatnya antigen bakteri untuk menginduksi
terbentuknya antibodi
• Gizi tubuh yang buruk.
• Konsumsi obat-obat imunosupresif.
• Penyakit agammaglobulinemia.
• Leukemia.
• Karsinoma lanjut.
Sedangkan penyebab tes widal positif, antara lain: Terinfeksi S.typhi.
• Pernah terpapar antigen S.typhi.
• Reaksi silang dengan malaria atau infeksi enterobacteriaceae yang
lain. Penyakit lain seperti demam dengue.
• Reaksi silang dengan Salmonella (non-typhoidal).
• Antigen komersil yang bervariasi.
Sementara menurut Pedoman Pengendalian Demam Tifoid: Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 adalah:
o Belum ada kesepakatan tentang nilai titer patokan. Tidak sama
masing-masing daerah tergantung endemisitas daerah masing-
masing dan tergantung hasil penelitiannya.
o Batas titer yang dijadikan diagnosis, hanya berdasarkan kesepakatan
atau perjanjian pada satu daerah, dan berlaku untuk daerah tersebut.
Kebanyakan pendapat bahwa titer 1/320 sudah menyokong kuat
diagnosis demam tifoid.
o Reaksi tes negatif tidak menyingkirkan diagnosis tifoid.
o Diagnosis demam tifoid dianggap diagnosis pasti adalah bila
didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang
dengan interval 5-7 hari.
Tes Widal merupakan salah satu diagnosis tifus yang cepat dan mudah di
daerah yang fasilitas kesehatan terbatas. Menurut World Health Organization
(WHO), dikarenakan berbagai faktor dapat memengaruhi hasil tes, sebaiknya
jangan terlalu mengandalkan terinfeksi.

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


hasil sebagai berikut :

Hasil pemeriksaan Widal pada probandus Mrs.Y di salmonella thipy


O,AH dan BH tidak ada reaksi aglutinasi yang berarti sampel negatif adanya
bakteri salmonella thiphy O,AH, dan BH. Pada pemeriksaan salmonella H
sampel di titer 1/80,1/160,1/320 terjadi adanya aglutinasi yang berarti
sampel positif adanya salmonella thipy H.
X. LAMPIRAN
Alat dan Bahan Pengujian

Mikropipet Tourniquet Spuit 3 cc

Centrifuge alkohol swab yellow tip

Rak tabung dan tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai