Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan deteksi

dini kanker payudara yang paling banyak dianjurkan bagi setiap

wanita, tindakan ini sangat penting karena hampir 85 persen

benjolan di payudara wanita ditemukan oleh penderita sendiri,

pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri akan

menambah pengetahuan siswi sehingga akan meningkatkan status

kesehatan (Savitri, 2015)

Menurut world health organization (WHO) insiden kanker

meninkat dari 12,7 juta kasus menjadi 14,1 juta kasus. Kanker

payudara di Amerika tercatat 246,660 wanita yang terdiagnosa dan

setiap tahunnya terdapat lebih dari 40,890 meninggal akibat kanker

payudara. Kanker payudara menempati urutan kedua sebagai

penyebab kematian kanker pada wanita (American Cancer Sociaty,

2016) dalam

Berdasarkan data Globocan International Agency Research

on Cancer (IARC) diketahui bahwa kanker payudara merupakan

kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar

43,3% dan persentase kematian akibat kanker payudara sebesar

12,9% (Kemenkes RI,2015). Insiden tertinggi dapat ditemukan

pada beberapa daerah di Amerika Serikat (mencapai diatas


100/100,000). Angka dibawah ini terlihat pada beberapa Negara

Eropa Barat (Tertinggi di Swiss, 17,6/100.000, Kuwait

17,2/100.000, dan Cina 9,5/100,000) (Departemen Kesehatan

Reproduksi, 2015)

Di Indonesia pada awalnya kanker payudara menyerang

perempuan berusia diatas 30 tahun akan tetapi kini usia penderita

kanker payudara menjadi ke perempuan yang berusia muda atau

remaja. Data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat

kanker dari tahun ke tahun terus meningkat dan salah satu

penyumbang angka tertinggi kejadian kanker di Indonesia adalah

kanker payudara. Saat ini insiden kanker payudara meningkat

sesuai berambahnya usia. Akan tetapi, usia muda bukan menjadi

jaminan aman dari kanker payudara (Suarni, Keloko, & Purba,

Marlindswani, 2018)

Berdasarkan data Riskesda 2018, prevalensi kanker

payudara di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan. Dan dari

data pasien di Rumah Sakit Dharmais, selama 2013-2018 kanker

paudara, kanker serviks dan kanker paru merupakan 3 penyakit

terbanyak, dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian akibat

kanker tersebut terus meningkat. Besaran masalah kanker

payudara di Indonesia dapat dilihat dari pasien kanker payudara

yang datang untuk pengobatan, penderita sudah dalam stadium

lanjut (Wardhani, Saraswati, & Adi, 2017)


Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

menyatakan bahwa kanker yang palig banyak diderita masyarakat

adalah Kanker Payudara dan Leher Rahim (Serviks). Kasus Kanker

Payudara yang tercatat sebanyak 203 kasus di Rumah Sakit, dan

316 di Puskesmas.

Berdasarkan hasil data yang didapatkan di RSUD H. A.

Sulthang Daeng Radja Bulukumba Rawat Inap tentang Tumor

Payudara pada tahun 2016 (162) tahun 2017 (135) tahun 2018

(111) dan data Rawat Jalan pada tahun 2016 (162) tahun 2017

(219) tahun 2018 (122), sedangkan data Rawat Inap tentang

Kanker Payudara pada tahun 2016 (53) tahun 2017 (9) tahun 2018

(7) dan data Rawat Jalan pada tahun 2016 (53) tahun 2017 (61)

tahun 2018 (56).

Dari data diatas didapatkan bahwa setiap tahun angka

kejadian Kanker Payudara semakin menurun tetapi agar tidak ada

lagi angka kejadian Kanker Payudara maka harus dilakukan

tindakan pendeteksian secara dini untuk mendeteksi lebih awal

adanya Tumor pada Payudara.

Tingginya prevalensi kanker payudara di Indonesia perlu

dicermati dengan tindakan pencegahan deteksi dini serta

ditemukan pada stadium dini serta mendapatkan pengobatan yang

cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup

lebih lama. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin

secara berkala sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini.


Pemerintah telah melakukan upaya-upaya dan tindak lanjut

penanggulangan kanker melalui Yayasan Kanker Indinesia (YKI)

yang bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga swadaya

masyarakat dan dunia usaha baik didalam maupun diluar negeri

dengan mengadakan berbagai kegiatan di bidan Promtif, Preventif,

Kuratif dan Rehabilitatif (Yayasan Kanker Indonesia, 2014)

Salah satu upaya yang biasa dilakukan pemerintah dan

organisasi profesi yaitu pada bidang premotif dengan melakukan

pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan merupakan upaya

untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan

kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisisosial

budaya dan didukung oleh kebijakan publik yaang berwawasan

kesehatan. Selain dengan pendidikn kesehatan masyarakat

khusunya wanita juga harus menghindari faktor resiko terjadinya

kanker payudara seperti memperbaiki gaya hidup, tidak merokok

dan meminum alkohol (Pratama, 2014)

Masih minimnya wanita indonesia, khusunya remaja dalam

melakukan SADARI di latar belakangi oleh banyaknya remaja

indonesia yang belum mengetahui dan menyadari tentang manfaat

SADARI untuk mendeteksi secara dini kanker payudara. Selain itu

SADARI juga masih sangat awam, karena masih sedikitnya jumlah

wanita yang rutin melakukan SADARI mengakibatkan pendeteksian


kanker payudara tidak dilakukan secara dini sehingga mencapai

pada stadium akhir sehingga menyebabkan angka harapan hidup

bagi masyarakat khusunya pada wanita sangat rendah (Nisman &

Artanty, 2011)

Dampak yang akan terjadi apabila tidak melakukan

pendeteksian secara dini yaitu akan mencapai pada stadium akhir

sehingga menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi kepada

masyarakat khususnya pada wanita (Nisman & Artanty, 2011)

Hasil penelitian yang dilakukan Ayu Pratiwi dan Kusumawati

Pawellai yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mengenai

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Nilai

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di Pondok Pesantren

Modern Darul Muttaqien Tanggerang Tahun 2017. Mengatakan

bahwa pengetahuan dan sikap remaja putri meningkat setelah

diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini dapat dinyatakan bahwa

pentingnya pemberian pendidikan kesehatan (SADARI) bagi

remaja untuk mendeteksi secara dini kanker payudara (Pratiwi &

Pawellai, 2018)

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohani yang

berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri

Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di SMA Bina

Cipta Palembang Tahun 2017, mengatakan bahwa ada hubungan

pengetahuan dan sikap terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) (Rohani, 2018)


Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara

(interview) tanggal 29 Desember 2018 di Madrasah Aliyah Guppi

Batuara, Mengatakan Bahwa Belum Pernah Ada Penyuluhan

Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) terhadap siswi,

selain itu dilakukan dilakukan wawancara pada siswi, didapatkan

bahwa masih kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI).

Berdasarkan data diatas saya tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Terhadap Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri Dimadrasah Aliyah Guppi Batuara Kab.

Bulukumba”

B. Rumusan Masalah

Tingginya prevalensi kanker payudara di Indonesia perlu

dicermati dengan tindakan deteksi dini. Dari hasil wawancara di

Madrasah Aliyah Guppi Batuara, mengatakan bahwa belum pernah

ada penyuluhsn mengenai pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI).

Sehingga hal tersebut memberikan ide bagi peneliti untuk

merumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Di

Madrasah Aliyah Guppi Batuara”?


C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan

jawaban sementara peneliti terhada penelitian (Analitik)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Di

Madrasah Aliyah Guppi Baruara”

D. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Tujuan Umun

Mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Teentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri Terhadap Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Guppi

Batuara Kab. Bulukumba.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan sebelum pendidikan

kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

b. Mengidentifikasi pengetahuan setelah pemberian

pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI)

c. Mengidentifikasi pengaruh sebelum dan sesudah pemberian

pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI)
E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

memberikan Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Di Madrasah Aliyah Guppi Batuara Kab. Bulukumba.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

khususnya dalam bidang perpustakaan dan diharapkan menjadi

suatu masukan dan referensi yang berarti serta bermanfaat bagi

semua orang terutama masyarakat dalam mengetahui

pentingnya SADARI, serta penelitian inindiharapkan menjadi

lahan untuk pengembangan pengetahuan dan aplikasi

pengetahuan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmojo dalam (Wawa & Dewi, 2010)

pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera

manusia, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Penginderan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap

suatuu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak

mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi

(Purwoastuti & Walyani, 2015)

2. Tingkat Domain Pengetahuan

Menurut (Purwoastuti & Walyani, 2015) ada enam tingkat

domain pengetahuan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall)

terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

b. Memahamin (Comprehension)
Memahami berarti suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen

tetapi dalam struktur organisasi dan ada kaitanya

dengan yang lain.

e. Sintesis (Shiyntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut (Wawa & Dewi, 2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu:


a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendaatkan infomasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Menjelaskan pendidikan merupakan bimbingan yang

diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat

memahami suatu hal. Tidak dipungkiri semakin tinggi

pendidikan seseorang, semakin muda pula mereka

menerima informasi, dan pada khirnya pengetahuan

yang dimiliki semakin banyak.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kebutuhan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan

kehidupan keluarga. Bekerja umunya merupakan

kegiatan yang menyita waktu serta dapat memberikan

pengalaman maupun pengetahuan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Lingkungan

pekerjaan dap[at membantuk suatu pengetahuan

karena adanya saling menukar informasi antara

teman-teman dilingkungan kerja.

3) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir


dan bekerja. Yaitu menyampaikan informasi yang baik

yaitu pada masa kedewasaan karena masa

kedewasaan merupakan masa dimana terjadi

perkembangan intelegensia kematangan mental,

kepribadian, pola pikir dan perilaku sosial sehingga

dari informasi yang didapatkan akan membentuk

sebuah pengetahuan dan sikap dilihat dari respon.

4) Informasi

Informasi diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (Immadiate Impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang

ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada

masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam

menerima informasi.
4. Pengukuran Pengetahuan

Menurut (Wawa & Dewi, 2010) tingkat pengetahuan

seseorang diinterpretasikan dalam skala yang bersifat

kualitatif, yaitu:

1) Baik (jawaban terhadap kuesioner 76-100%)

2) Cukup (jawaban terhadap kuesioner 56-75%)

3) Kurang (jawaban terhadap kuesioner <56%)

B. Tinjauan Teori Tentang Pendidikan Kesehatan (SADARI)

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman

yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap

kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya

dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.

Kesemuanya ini dipersiapkan dalam rangka mempermuda

diterimanya secara sukarela perilaku yang akan

meningkatkan atau memelihara kesehatan (Susilo, Rakhmat

Ns, 2015)

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses

perubahan pada diri manusia yang ada hubunganya dengan

tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat,

pendidikan kesehatan bukanlah suatu yang dapat diberikan

oleh seseorang kepada orang lain dan bukan pula sesuatu


rangkian tata laksana yang akan dilaksanakan ataupun hasil

yang akan dicapai, melainkan suatu proses perkembangan

yang selalu berubah secara dinamis dimana seseorang

dapat menerima atau menolak keterangan baru dan perilaku

baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup (Kholid,

2014)

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses

penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah

pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempegaruhi

pengetahuan, sikap ataupun kelompok (Susilo, Rakhmat Ns,

2015)

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut (Nursalam, 2017) tujuan pendidikan

kesehatan yaitu terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan

tingkah laku individu, kelompok khusus dan masyarakat

dalam membina serta memlihara perilaku hidup sehat serta

berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat yang

optimal.

Membagi perilaku dalam tiga domain yaitu Domain

kognitif (cognitive domain), Domain sikap (affective domain),

Domain psikomotor (psychomotor domain)

a. Domain Kognitif (cognitive domain)


Kognitif (pengetahuan) merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu (Pratama, 2014)

b. Domain Sikap (affective domain)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang

terhadap suatu stimulus objek. Sikap belum merupakan

suatu aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan

atau perilaku.

c. Domain Psikomoteor (psychomotor domain)

Praktik atau tindakan merupakan sebuah sikap tidak

akan terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Demi terwujudnya sikap menjadi sebuah perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung. Antara lain adalah fasilitas,

disamping itu diperlukan juga dukungan atau support dari

berbagai pihak, misalnya ibu, ayah, guru, kakak, adik

teman dan lainnya.

3. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut (Pratama, 2014) sasaran pendidikan kesehatan

dibagi dalam tiga kelompok sasaran:

a. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran langsung pada masyarakat segala upaya

pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan.

b. Sasaran sekunder (secondary target)


Sasaran para toko masyarakat adat, diharapkan

kelompok ini memberikan pendidikan kesehatan pada

masyarakat sekitarnya.

c. Sasaran tersier (tersiery target)

Sasaran pada keputusan atau penentu kebijakan baik

ditingkat pusat maupun daerah diharapkan dengan

keputusan dari kelompok ini akan berdampak kepada

perilaku kelompok sasaran sekunder yang kemudian

pada kelompok primer.

4. Metode Pendidikan Kesehatan

Metode adalah prosedur penerapan seperngkat petunjuk

untuk menghadapi situasi problematis. Metode pendidikan

kesehatan merupakan prosedur penerapan seperangkat

petunjuk untuk menghadapi situasi problematis dalam

bidang kesehatan

Menurut (Pratama, 2014) metode pendidikan kesehatan

di kelompokkan menjadi tiga metode yaitu:

a. Metode Pendidikan Individual

Bentuk dari metode ini dibagi menjadi dua yaitu:

1) Bimbingan atau konseling

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh

melalui bimbingan atau konseling diantaranya adalah

mampu mendapatkan data yang lebih spesisfik dan

kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.


2) Wawancara atau interview

Wawancara merupakan bagan dari bimbingan dan

penyuluhan. Menggali informasi mengapa ia tidak

atau belum menerima perubahan, apakah tertari atau

tidak terhadap perubahan dan untuk mengetahui

apakah perilaku yang sudah atau bekum diadopsi

memiliki dasar pengertian atau kesadaran yang kuat.

5. Tahap Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

(Susilo, Rakhmat Ns, 2015) Membagi tahap pelaksanaan

pendidikan kesehatan menjadi beberapa tahap yaitu:

a. Mengidentifikasi peserta didik yang terdiri dari usia, jenis

kelamin, pendidikan, pengalaman dan pengetahuan

tentang kesehatan, bahasa dan budaya, masalah

kesehatan, dan tingkat kemampuan untuk menerima

serta kebutuhan peserta didik. hal ini bertujuan untuk

menentukan metode, materi dan media yang cocok yang

akan diberikan.

b. Menentukan tujuan dari pendidikan kesehatan yang

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

c. Membuat perencanaan isi, metode, dan teknik

pendidikan kesehatan agar dapat mencapai tujuan

khusus yang telah direncanakan.

d. Membuat rencana metode evaluasi yang sesuai untuk

mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan kesehatan.


e. Mengevaluasi prosses dan hasil pendidikan kesehatan.

6. Pengertian Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI (Breast

Sef Examination/BSE) adalah pilihan pencegahan kanker

payudara yang baik dilakukan, khususnya pada usia muda.

Wanita harus mengetahui manfaat dan keterbatasan

SADARI dan harus segera menceritakan setiap perubahan

yang terjadi kepada Dokter ketika dugaan kanker payudara

muncul (Savitri, 2015)

7. Tujuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara.

Bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan

adanya deteksi secara dini kanker payudara maka dapat

terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini

akan memperpanjang hidup penderita kanker payudara.

b. Menurungkan angka kematian penderita karena kanker

yang ditemukan pada stadium awal akan memberikan

harapan hidup lebih lama (Nisman & Artanty, 2011)

8. Manfaat SADARI

Payudara memiliki sejumlah area dengan karakteristik

perbedaan. Misalnya bagian luar atas (Dekat Ketiak)

kemungkinan besar memiliki gumpalan dan benjolan. Bagian

bawah mungkin terasa seperti pantai berpasir/berbatu. Area

bawah puting dapat terasa seperti kumpulan biji-bijian.


Bagian lzin mungkin terasa berbeda Yang penting

memahami karakteristik dari setiap area, juga perhatikan

apakah ada hal abnormal diarea tertentu, misalnya diarea

yang biasanya terasa seperti pantai pasir, ini merupakan hal

abnormal dan harus menjadi perhatian. Jika ada perubahan

yang mencurigakan dan bertahan selama bertahap selama

satu bulan penuh atau menjadi tambah parah seirimg degan

waktu, sebaiknya perlu untuk konsultasi ke Dokter.

Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat

penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau

benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat

kematian karena penyakit kanker tersebut. Keutungan dari

deteksi dini bermanfat untuk meningkatkan kemungkinan

harapan hidup pada wanita penderita sendiri melalui

pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah

metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana

yang dapat mendeteksi dini kanker payudara (Nisman &

Artanty, 2011)

9. Langkah-langkah SADARI

Menurut (Subagja, 2017) langkah-langkah SADARI dapat

dilakukan dengan beberapa cara:

a. Tahap persiapan.

1) Cuci tangan enam langkah

2) Cermin
3) Waktu untuk melakukan SADARI

Haid teratur: waktu terbaik adalah hari terakhir masa

haid

Haid tidak teratur: setiap 6 bulan, saat baru selesai

menstruasi

Waktu: 10 menit setiap bulan periksa payudara.

b. Cara melakukan SADARI.

1. AMATI

a) Lakukan pemeriksaan didepan cermin

b) Berdiri didepan kaca, tangan terletak disamping

badan.

c) Perhatikan bentuk dan ukuran payudara

d) Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak

sama

e) Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan

warna kulit
f) Lakukan hal yang sama dengan posisi tangan

berbeda-beda.

g) Tangan diangkat, tangan diletakkan dipinggang

atau badan sedikit membungkuk.

2. RASAKAN

a) Berbaring dengan bantal dibawah pundak kiri

b) Letakkan tangan kanan dibawah kepala

membentuk 90 derajat.

c) Gunakan 3 jari tangan kiri anda untuk merasakan

benjolan dan penebalan kulit payudara

d) Tekan dengan baik payudara anda

e) Pelajari bagaimana rasa payudara anda pada

biasanya.
f) Jari dapat memilih beberapa arah jajahan:

melingkar, naik turun dan pilah-pilah

g) Langkah ini memastikan anda menjelajahi seluruh

area dan membantu untuk mengingatkan

bagaimana payudara.

h) Sekarang periksa payudara kiri dengan 3 jari

tangan kanan anda.

3. Pemeriksaan cairan diputing payudara


Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan

payudara anda untuk melihat adanya cairan abnormal

dari puting payudara.

4. Memeriksa ketiak

Letakkan tangan kanan anda kesamping dan

rasakan ketiak anda dengan teliti apakah teraba

benjolan abnormal atau tidak.

10. Masalah yang ditemukan pada saat melakukan SADARI


Berikut beberapa masalah atau kelainan yang mungkin

ditemukan saat SADARI dilakukan. Hal-hal yang dapat

terjadi pada payudara antara lain adalah sebagai berikut:

a. Terjadi pembengkakan

b. Terjadi perubahan warna kulit, mirip seperti kulit jerut.

c. Terjadi tarikan puting kearah dalam.

d. Terjadi perlukaan dan Timbul rasa nyeri

e. Terjadi pembengkakan didaerah ketiak

f. Terjadi perlukaan didaerah ketiak


C. Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,

2017a)

Kerangka konsep dalam penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut.

Pendidikan Pengetahuan
kesehatan tentang
SADARI

Keterangan:

:Variabel Independen

:Variabel Dependen

:Pengaruh
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang

ditetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan

dengan efektif dan efisien (Suyanto, 2011)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode pra eksperimental one group pretest-

posttest yang merupakan suatu design dengan yang melakukan

pretest sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan

(Sugiyono, 2017a)

Dalam penelitian ini akan menganalisi Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Di Madrasah

Aliyah Guppi Batuara Kab. Bulukumba

B. Waktu dan lokasi penelitian

1. Waktu

Penelitian ini akan direncanakan pada bulan Mei 2019

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan di Madrasah Aliyah Guppi

Batuara Kabupaten Bulukumba


C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017a).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Remaja Putri di

Madrasah Aliyah Guppi Batuara Kabupaten Bulukumba

berjumlah 80 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017a).

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 responden yang

merupakan Remaja Putri Dari Madrasah Aliyah Guppi

Batuara yang dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus

(Dahlan, M, 2016). sebagai berikut:

Diketahui:

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% sehingga z⍺=1.96

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% sehingga z𝛽=0,84

P2 =0,50

P1-P2 =0,30

P1 = 0,50+0,30

=0,80
F=P₁(1-P₂)+P₂(1-P₁)=0,80(1-0,50)+0,50(1-0.80)=0,5

(𝑧⍺ + 𝑧𝛽)²
𝑛1 = 𝑛2 = 𝑓
(𝑝1 − 𝑝₂)²

(1,96 + 0,84)²
= 0,5
(0,30)²

(2,8)2 (3,92)²
= 0,5= = 43,5 (43)
0,09 0,09

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Rendom Sampling yaitu teknik dimana

dalam pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi ini (Suyanto, 2011).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala seuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017)

1. Variabel Bebas (Independen) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017)

Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu pendidikan

kesehatan tentang SADARI


2. Variabel terikat (Dependen) sering disebut variabel output,

kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2017) Variabel dependen dalam

penelitian ini yaitu pengetahuan.

E. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah pengukur atau menilai variabel

penelitian, kemudian memberikan gambaran tentang variabel

tersebut atau menghubungkannya. Sehingga penting untuk

menjelaskan variabel penelitian meliputi variabel-variabel yang

diteliti, jenis variabel, defenisi konseptual dan operasional, serta

bagaimana melakukan pengukuran atau penilaian terhadap

variabel (Dharma, 2011)

1. Pengetahuan

Pengetahuan tentang SADARI adalah pemahaman atau

hal-hal yang diketahui oleh responden tentang SADARI

meliputi penegrtian, tujuan, manfaat, waktu pelaksanaan dan

cara melakukan SADARI.

Kriteria objektif:

Baik : jika jawaban terhadap kuesioner 76%-100%

Cukup : jika jawaban terhadap kuesioner 56%-75%

Kurang : jika jawaban terhadap kuesioner <56%

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal


2. Pendidikan kesehatan tentang SADARI

Pendidikan kesehatan tentang SADARI merupakan

upaya untuk mendeteksi secara dini adanya tumor pada

payudara, waktu yang baik untuk melakukan SADARI yaitu

pada haid terakhir atau hari ke tujuh setelah menstruasi.

Alat ukur : Leaft late, Video tentang SADARI, dan Phantom.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang

akan digunakan untuk penelitian akan bertanggung jawab pada

jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono, 2017)

Dalam instrumen tersebut pendidikan kesehatan

mengguanakan lift late, video tentang SADARI, dan Phantom

sedangkan untuk menilai pengetahuan tentang SADARI

mengguanakan kuesioner dengan 15 pertanyaan multiple coise,

jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan

kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek

yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2017)

1. Data primer

Data primer atau data tangan pertama adalah data yang

diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

mengguanakan alat pengukur interview (Wawancara) atau


alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

informasi yang dicari (Susila & suyanto, 2014)

Data primer dalam penelitian ini dilakukan di Madrasah

Aliyah Guppi Batuara, dimana data primer dala penelitian ini

secara keseluruhan dari Remaja Putri Madrasah Aliyah

Guppi Batuara.

2. Data sekunder

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang

diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitinya (Susila & suyanto, 2014)

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari jurnal-

jurnal penelitian sebelumnya, buku-buku dan data dari

Madrasah Aliyah Guppi Batuara


H. Alur penelitian

Izin Penelitian

Pengambilan Data awal di Madrasah


Aliyah Guppi Batuara

Informed consent

Pre Test Post Test

Pengukuran pengetahuan Pendidikan Pengukuran pengetahuan


tentang SADARI Kesehatan tentang SADARI

Analisa Data

Penyajian Hasil

Kesimpulan
I. Pengolahan Dan Analisa Data

a. Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data menurut (Hidayat, 2014)

meliputi kegiatan:

1) Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali

kebenran data yang diperoleh atau dikumpul. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

2) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(Angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa

kategori. pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan data dan Analisa data menggunakan data.

3) Entri

Data dari entri adalah kegiatan memasukkan data

yang telah dikumpulkan kedalam master tabel database

komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau juga dengan membuat tabel kontingensi.

4) Clenning

Pembersih data yaitu dengan cara melihat variabel

data sudah benar atau salah.

b. Analisa Data

1) Analisa Univariat
Dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian. Analisa ini akan menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel yang diteliti.

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan. Pada

hal ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh

untuk membuktikan hipotesis pengaruh. Variabel ini di

analisa dengan menggunakan uji Marginal Homogeneity

dengan tingkat kemaknaan ⍺ ≤ 0.05 yang dilakukan

dengan bantuan komputer.

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu

adanya rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan

mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian.

Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian

dengan menekankan masalah etika penelitian menurut

(Dharma, 2011)

1. Informed Consent

Merupakan pernyataan kesediaan dari subjek penelitian

untuk diambil datanya dan diikutsertakan dalam penelitian.

Dalam informed consent harus ada penjelasan tentang

penelitian yang akan dilakukan baik mengenai tujuan

penelitian, manfaat yang akan diperoleh, resiko yang


mungkin terjadi dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian

dapat menarik diri kapan saja.

2. Respect For Person

Menghargai harkat martabat manusia, peneliti perlu

mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka baerkaitan dengan jalannya

penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan

bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan

penelitian.

3. Beneficiensi

Peneliti melaksanankan penelitiannya sesuai dengan

prosedur, peneliti juga mendapatkan hasil yang bermanfaat

semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat

digeneralisasikan di tingkat populasi.

4. Justice

Prinsip keadilan memiliki konotasi latar belakang dan

keadaan untuk memenuhi prinsip keterbukaan. Penelitian

dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,

berprikemanusiaan, dan memperhatikan foktor-faktor

ketepatan, keseksamaan, intinitas, psikologis serta perasaan

religius subjek penelitian.


K. Jadwal Penelitian

N Bulan

O Uraian kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Pengajuan judul

ACC judul 2

3 Susunan proposal

4 Bimbingan proposal

5 ACC proposal

6 Ujian proposal

7 Penelitian

8 Penyusunan skripsi

9 ACC skripsi

10 Ujian skripsi

Keterangan :

: Pelaksanaan Proposal

: Proses Penelitian

: Pelaksanaan Skripsi

Struktur organisasi :
Pembimbing utama : Fitriani,S.kep.Ns.M.Kes
Pembimbing pendamping : A. Nurlaela Amin,S.kep.Ns.M.Kes
Peneliti : Nurul Isna Khaerat
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DI MADRASAH

ALIYAH GUPPI BATUARA TAHUN 2019.

No. Responden : diisi oleh peneliti

A. Petunjuk umum pengisian

1. Isilah identitas anda secara lengkap pada tempat yang sudah

disediakan.

2. Bacalah setiap pertanyaan dengan saksama

3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar

4. Demi kelancaran penelitian ini, dimohon untuk menjawab

semua pertanyaan yang tersedia dan jangan sampai ada yang

terlewatkan.

B. Identitas Responden

1. Nama :

2. Usia :

3. Kelas :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda

paling benar :

1. SADARI adalah?

a. Suatu pemeriksaan payudara sendiri yang dapat dilakukan

didepan cermin untuk mengetahui adanya benjolan atau

Tumor pada payudara

b. Suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh orang lain untuk

mengetahui adanya infeksi pada payudara.

c. Suatu pemeriksaan yang dilakukan perawat kepada pasien

untuk mengetahui adanya luka pada payudara

d. Suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh diri sendiri untuk

mengetahui adanya infeksi pada luka payudara

2. Tujuan utama SADARI adalah menemukan sedini mungkin

adanya?

a. Infeksi

b. Luka

c. Nyeri

d. Benjolan

3. Dibawah ini adalah manfaat SADARI?

a. Wanita akan lebih mengenal payudara

b. Mengetahui bentuk payudara

c. Mencegah kanker payudara stadium lanjut

d. Mendeteksi kanker payudara stadium dini


4. Cara untuk mengetahui adanya tumor atau benjolan pada

payudara adalah?

a. Mendeteksi secara dini

b. Melakukan pemeriksaan ke Dokter

c. Minum obat

d. Periksa ke dukung.

5. Pada saat melakukan SADARI tangan harus berbentuk?

a. 60 derajat

b. 70 derajat

c. 80 derajat

d. 90 derajat

6. Apabila Haid tidak teratur SADARI dilakukan pada setiap?

a. 6 bulan

b. 5 bulan

c. 4 bulan

d. 3 bulan

7. Pemeriksaan SADARI dilakukan oleh?

a. Diri sendiri

b. Perawat

c. Bidan

d. Dokter

8. Yang bukan merupakan kelebihan SADARI adalah?

a. Tanpa biaya

b. Dapat menemukan kelainan lebih awal


c. Tekninya sulit

d. Waktu pelaksanaan singkat

9. Waktu yang tepat untuk melakukan SADARI adalah?

a. Dua minggu setelah haid

b. Saat haid/datang bulan

c. Seminggu setelah haid

d. Dua minggu sebelum haid.

10. Waktu untuk melakukan SADARI adalah?

a. 5 menit

b. 10 menit

c. 15 menit

d. 20 menit

11. SADARI paling tepat dilakukan dengan?

a. 1 jari

b. 2 jari

c. 3 jari

d. 4 jari

12. Perabaan SADARI dilakukan dengan gerakan?

a. Mengandalkan ujung jari

b. Menekan

c. Sentuhan halus

d. Meremas

13. Teknik yang dilakukan saat SADARI adalah?

a. Melihat dan menekan


b. Meraba dan menekan

c. Meraba dan mengelus

d. Meremas dan meraba

14. SADARI dilakukan setiap?

a. 1 bulan sekali

b. 2 bulan sekali

c. 3 bulan sekali

d. 4 bulan sekali

15. Langkah meraba ketiak pada SADARI terutama berguna untuk

mengetahui:

a. Adanya nyeri

b. Adanya benjolan

c. Adanya kista

d. Adanya infeksi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Cabang ilmu :Keperawatan Maternitas

Topik :Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Guppi Batuara

Waktu :09:00-10:00

Tempat :Madrasah Aliyah Guppi Batuara

Sasaran :Siswi kelas X dan XI

Metode :Cerama dan Tanya jawab

Media :Leaflate

Materi :Terlampir

Pemateri :Nurul Isna Khaerat

A. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat

memahami cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

B. Tujuan khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, diharapka peserta dapat:

1) Menyebutkan definisi SADARI

2) Menyebutkan tujuan SADARI

3) Menyebutkan manfaat SADARI

4) Menyebutkan langkah-langkah SADARI


C. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Kegiatan peserta

1 5 Menit Pembukaan

 Salam  Menjawab salam

 Perkenalkan diri  Memperhatikan

 Menjelaskan tujuan  Mengisi

 Menjelaskan kontrak waktu kuesioner yang

 Pemberian kuesioner sebelu diberikan

penyuluhan

2 50 menit Pelaksanaan  Memperhatika

 Menjelaskan definisi SADARI  mendengarkan

 Menjelaskan tujuan SADARI

 Menjelaskan manfaat SADARI

 Menjelaskan langkah-langkah

melakukan SADARI

3 5 menit Penutup  Menjawab salam

 Membuat kesimpulan

 Memberi salam

D. Evaluasi :Pemberian Kuesioner


PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

A. Pengertian SADARI

SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri (Breast Self

Examination/BSE) adalah merupakan suatu pemeriksaan payudara

sendiri didepan cermin, SADARI membantu mengecek kondisi

payudara apakah terdapat benjolan ataupun perubahan lainnya

yang dapat menjadi tanda terjadinya tumor atau kanker payudara

(Savitri, 2015)

B. Tujuan SADARI

1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukn

untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi

secara dini kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium

awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang hidup

penderita kanker payudara.

2. Menurungkan angka kematian penderita karena kanker yang

ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapa hidup

lebih lama (Nisman & Artanty, 2011)

C. Manfaat SADARI

Payudara memiliki sejumlah area dengan karakteristik

berbeda. Misalnya bagian luar atas (dekat ketiak) kemungkinan

besar memiliki gumpalan dan benjolan. Bagian bawah mungkin

terasa seperti pantai berpasir/berbatu. Area dibawah puting dapat

terasa seperti kumpulan biji-bijian. Bagian lain mungkin terasa

berbeda. Yang penting memahami karakteristik dari setiap area.


Juga memperhatikan apakah ada hal abnormal di area tertentu.

Misalnya diarea yang biasanya terasa seperti pantai pasir. ini

merupakan hal abnormal dan harus menjadi perhatian. Jika ada

perubahan yang mencurigakan dan bertahan selama satu bulan

penuh atau menjadi tambah parah seiring dengan waktu,

sebaiknya perlu untuk konsultasi ke dokter.

Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting

untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada

payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena

penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat

untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita

penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu,

SADARI adalah metode termurah, tercept, termurah, dan paling

sederhana yanng dapat mendeteksi dini kanker payudara (Nisman

& Artanty, 2011)

D. Langkah-langkah SADARI

Menurut (Subagja, 2017). langkah-langkah SADARI dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Tahap Persiapan.

e. Cuci tangan Enam langkah

f. Cermin

g. Waktu untuk melakukan SADARI

Haid teratur :Waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.


Haid tidak teratur :Setiap 6 bulan, saat baru selesai

menstruasi

Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara

2. Cara melakukan SADARI

a. AMATI

1) Lakukan pemeriksaan didepan cermin.

2) Berdiri didepan kaca, lengan terletak disamping badan.

3) Perhatikan bentuk dan ukuran payudara.

4) Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama.

5) Kemudian perhatikan juga bentuk putting dan warna

kulit.

6) Lakukan hal yang sama dengan posisi tangan

berbeda-beda.

7) Tangan diangkat, tangan diletakkan dipinggang atau

badan sedikit membungkuk.

b. RASAKAN

1) Berbaring dengan bantal dibawah pundak kiri.

2) Letakakan tangan kanan dibelakang kepala

membentuk 90 derajat.

3) Gunakan 3 jari tangan kiri anda untuk merasakan

benjolan dan penebalan kulit payudara.

4) Tekan dengan baik payudara anda

5) Pelajari bagaimana rasa payudara anda pada

biasanya
6) Jari dapat memilih beberapa arah jajahan: melingkar,

naik turun dan pilah-pilah.

7) Langkah ini memastikan anda menjelajahi seluruh

area dan membantu untuk mengingatkan bagaimana

keadaan payudara.

8) Sekarang periksa payudara kiri dengan 3 jari tangan

kanan anda.

c. PEMERIKSAAN CAIRAN PUTING PAYUDARA

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan

payudara anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari

puting payudara.

d. MEMERIKSA KETIAK

Letakkan tangan kanan anda kesamping dan rasakan

ketiak anda dengan teliti apakah teraba benjolan abnormal

atau tidak.
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

DAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan hormat saya mahasiswa program studi pendidikan

keperawatan stikes panrita husada bulukumba “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) terhadap

tingkat pengetahuan remaja putri di Madrasah Aliyah Guppi Batuara.”

Sehubungan dengan penelitian tersebut, saya selaku peneliti memohon

kesediaanya untuk menjadi responden dalam kegiatan penelitian saya.

Pengumpulan data yang saya lakukan ini murni hanya tujuan

pendidikan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi S1

Keperawatan Stikes Panrita Husada Bulukumba. Adapun data atau hasil

yang berhubungan dan diperoleh dari penelitian ini akan dijaga

kerahasiaannya dan tidak akan disebar luaskan kepada pihak lain selain

pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. Data yang saya

kumpulkan akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila

sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Oleh karena itu, sangat

diharapkan agar bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan

dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.
Demikian informasi yang saya sampaikan, apabila anda bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini, maka saya memohon untuk

menandatangani lembar surat persetujuan menjadi responden yang telah

tersedia (Terlampir). Atas perhatian dan kesediaan anda, saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bulukumba, April 2019

Peneliti

Nurul Isna Khaerat


PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dari penelitian ini,

maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian

yang akan dilakukan oleh:

Nama : Nurul Isna Khaerat

NIM : A.15.07.049

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Di

Madrasah Aliyah Guppi Batuara.

Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa

ada paksaan dari pihak manapun.

Bulukumba, April 2019

Responden

(..............................)

Anda mungkin juga menyukai