Anda di halaman 1dari 27

Plagiarism Checker X Originality

Report
Similarity Found: 32%

Date: Monday, May 13, 2019


Statistics: 1950 words Plagiarized / 6037 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective
Improvement.
------------------------------------------------------------------------------------------
-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengertian kesehatan menurut World


Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sempurna yang memiliki
empat (4) aspek yaitu yang pertama, sehat fisik meliputi tidak sakit, tumbuh dan
kembang secara wajar serta tidak mengalami hambatan, yang kedua sehat sosial,
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan berinteraksi sosial secara
wajar, yang ketiga sehat spiritual dapat menjalani makna hidup, tidak ada konflik
agama dalam diri dan mengakui adanya pencipta, dan yang keempat yaitu sehat
psikis meliputi menerima sesuai kenyataan, puas dengan hasil kerja, relative tidak
tegang (tention) dalam kehidupan sehari-hari serta menyelesaikan permusuhan
dengan baik (Saam & Wahyuni, 2013). Dalam UU RI No.36 Tahun 2009
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara mental, spiritual,
sosial dan fisik yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (Depkes, 2009).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017, pada umumnya
gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan
depresi , diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita gangguan depresi dan
3,6% orang yang mengalami gangguan kecemasan (WHO, 2017). Di Indonesia
prevelensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala
kecemasan pada usia 15 tahun keatas pada tahun 2013 mencapai sekitar 6% dan
di tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 9,8% dari jumlah penduduk (Riskesdas,
2018).
Berdasarkan fenomena pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi, di
dapatkan mahasiswa yang mengalami kecemasan adalah mahasiswa usia 21 dan
22 tahun, dikarenakan pada usia ini mekanisme koping belum terbentuk secara
utuh sehingga kesulitan dalam menggambil keputusan berlanjut. Mahasiswa
tingkat akhir yang menyusun skripsi yaitu tugas terakhir akademik yang dianggap
berat dan tidak sesuai dengan kemampuan individu dapat menyebabkan
kecemasan, karena dalam penyusunan skripsi terjadi kesulitan untuk menemukan
permasalahan, tidak rutin bimbingan dengan dosen dan kesulitan menulis karya
tulis ilmiah (Hastuti & Arumsari, 2015). Skripsi merupakan tugas akhir yang
membuat cemas mahasiswa.

Masalah umum yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi yaitu
banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan tulis menulis, serta
adanya ketidaktertarikan mahaisiswa pada penelitian. Tidak sedikit mahasiswa
yang lama lulusnya karena skripsi, hal tersebut disebabkan karena terlalu lama
dalam mencari judul dan lambat dalam menyelesaikan revisi (Situmorang, 2017).

Permasalahan yang dialami oleh mahasiswa yaitu dari sikap mahasiswa yang
belum bisa menyesuaikan diri terhadap beban tugas yang bertambah, ditambah
juga dengan mengejar ketinggalan perkuliahan agar bisa mengikuti ujian, hal
inilah yang menyebabkan tingkat kecemasan mahasiswa meningkat sehingga
konsetrasi mahasiswa akan berkurang (Hidayati & Nurwanah, 2019). Dampak
kecemasan pada respon fisiologis pada kecemasan ringan dan sedang yaitu
meningkatnya kapasitas seseorang.

Kecemasan berat dan panik akan melemahkan atau meningkatkan kapasitas yang
berlebihan. Respon fisiologis kecemasan diatur oleh otak melalui sistem saraf
autonomic yang dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu respon parasimpatis dan dan
simpatis (Untari, 2014).

Pada respon parasimpatis, seseorang akan menjadi pendiam atau banyak


mengurangi aktifitas, sedangkan respon simpatis yaitu seseorang akan menjadi
lebih aktif atau hiperaktif. Hal ini dapat dilihat pada seseorang yang mengalami
kecemasan, dapat menimbulkan berupa gangguan secara kognitif, afektif
maupun psikomotor. Salah satu contoh pada bagian kognitif, orang tidak dapat
berkonsentrasi yang baik, apabila menghadapi ujian (Untari, 2014).

Kecemasan adalah perasaan yang dirasakan tidak masuk akal, perasaan khawatir
yang tidak nyaman, tidak cocok yang berlangsung terus-menerus (intens) atau
prinsip yang terjadi (menifestasi) dan kenyataan yang dirasakan. Orang yang
mengalami kecemasan selalu diikuti rasa ketakutan yang tidak jelas. Kecemasan
terjadi empat tingkat yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan
berat dan panik (Pieter, Janiwarti, & Saragih, 2011).

Salah satu dalam mengurangi kecemasan yaitu dengan terapi relaksasi otot
progresif menurut Teory Edmund Jacobsan tahun 1929. Relaksasi otot progresif
merupakan teknik relaksasi otot yang memusatkan perhatian pada satu aktivitas
otot dengan mengidentifikasi otot yang kemudian menurunkan ketegangan
dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan yang rileks
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011).

Dalam pemberian terapi otot progresif harus diperhatikan setiap gerakannya,


karena jika terlalu menggunakan otot secara berlebihan maka akan bisa melukai
diri sendiri. Pemberian terapi relaksasi otot progresif hanya memerlukan waktu
selama 20-50 detik saja dan jangan sampai membuat otot keram, pemberian
terapi relaksasi otot progresif ini pasien harus benar-benar merasa rileks dan
harus menghindari posisi berdiri (Setyoadi & Kushariyadi, 2011).

Menurut penelitian (Handayani & Rahmayati, 2018), hasil dari penelitian ini yaitu
ada pengaruh aroma terapi lavender, relaksasi otot progresif dan gided imagery
dalam menurunkan kecemasan pasien pre operatif di RSUD dr. H. Abdul Moeleok
Provinsi Lampung dengan p-value 0.000. Menurut penelitian (Barus, Simullang, &
Gea, 2018) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan jumlah sampel yang
digunakan adalah 15 orang.

Hasil dari penelitian ini yaitu ada pengaruh dalam menurunkan kecemasan pada
pasien pre operasi dengan p-value 0.000. Dari data awal yang diperoleh oleh
peneliti di Stikes Panrita Husada Bulukumba, terdapat sekitar 68 mahasiswa
keperawatan tingkat akhir tahun 2019. Berdasarkan hasil dari pembagian
kuesioner kepada mahasiswa keperawatan tingkat akhir, di daptkan 15 (22,5%)
mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan, 8 (11,7%) mahasiswa yang
mengalami kecemasan sedang dan 45 (66,17%) mahasiswa yang tidak mengalami
kecemasan.

Mahasiswa mengeluh sulit untuk tertidur serta istirahat, sakit kepala, merasa
gugup dan cemas dari biasanya, merasa pusing, sering buang air kecil, merasa
jantung berdebar-debar, merasa lemah, mudah lelah, merasa panik dan mudah
marah. Dengan melihat fenomena diatas, dijelaskan pengaruh terapi relaksasi
otot progresif dapat menurunkan kecemasan, karena masih ada mahasiswa yang
merasa cemas dalam menyusun skripsi.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang adanya pengaruh relaksasi
otot progresif terhadap tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir
keperawatan di Stikes Panrita Husada Bulukumba Tahun 2019. Rumusan Masalah
Kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa keperawatan tingkat akhir dalam
menyusun skripsi yaitu perasaan yang tidak tenang, khawatir yang tidak nyaman,
ketakutan, timbulnya kewaspadaan yang tidak jelas dan merasakan tekanan
dalam penyususnan skripsi.

Dari hasil Teory Edmund Jacobs yang dikembangkan pada tahun 1929, telah
menemukan terapi yang dapat menurunkan tingkat kecemasan, yaitu terapi
relaksasi otot progresif yang merupajan suatu teknik relaksasi yang tidak dapat
memerlukan imajinasi, tetapi menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian
dirileksasikan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Bagaiaman Pengaruh Terapi Releksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Stikes Panrita Husada Bulukumba
Tahun 2019?”.

Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, yang dimana rumusan masalah peneliti telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris ynag diperoleh melalui pengumpulan data,
tetapi baru di dasarkan pada teori yang relevan (Sugiyono, 2017).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terapi releksasi otot progresif akan
menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir keperawatan di
Stikes Panrita Husada Bulukumba tahun 2019. Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progrsif terhadap tingkat
kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir keperawatan di Stikes Panrita Husada
tahun 2019.

Tujuan Khusus Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan sebelum diberikan


terapi relaksasi otot progresif pada mahasiswa tingkat akhir keperawatan di
Stikes Panrita Husada Bulukumba tahun 2019. Untuk mengidentifikasi tingkat
kecemasan setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada mahasiswa
tingkat akhir keperawatan di Stikes Panrita Husada Bulukumba tahun 2019.

Untuk menganalisis pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat


kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir keperawatan di Stikes Panrita Husada
Bulukumba tahun 2019. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang peneliti
harapkan setelah proses penelitian yaitu: Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan yang terkait dengan ilmu pengetahuan
dan dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait
dengan pemberian terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan
pada mahasiswa tingkat akhir keperawatan di Stikes Pantrita Husada Bulukumba
tahun 2019.

Manfaat Aplikatif Dari data yang didapatkan diharapkan agar pihak kampus lebih
memperhatikan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan
tugas akhir dengan melakukan relaksasi otot progresif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori Tentang Kecemasan Definisi
Kecemasan Kecemasan (ansietas) merupakan perasaan gelisah yang tidak
menentu, reaksi ketakutan serta tidak tentram yang terkadang disertai berbagai
keluhan fisik, menggambarkan keadaan kekhawatiran, respon emosional dan
penilaian individu yang subjektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar (Pieter et al.,
2011).

Gangguan kecemasan merupakan gangguan yang disebabkan oleh krisis


situasional, ancaman pada diri sendiri, konflik yang tidak disadari, maturasi,
penyakit yang dipersepsikan sebagai ancaman kehidupan atau kebutuhan untuk
bertahan yang tidak terpenuhi (Zan & Lubis, 2010). Faktor-Faktor Penyebab
Kecemasan Berdasarkan teori psikoanalisis kecemasan merupakan konflik
emosional antara dua elemen kepribadian, yakni Id, Ego dan Superego.

Id mencerminkan implus-implus primitive dan dorongan instignif. Ego


melambangkan mediatir antar Id dan Superego. Sedangkan Superego
mencerminkan agama, budaya dan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh
norma-norma lingkungan (Pieter et al., 2011). Adapun teori dari Interpersonal
mengatakan bahwa kecemasan terjadi akibat ketakutan dan disertai adanya
trauma masa perkembangan seperti perpisahan atau kehilangan orang tua dan
juga kehilangan harga diri yang bisa mengakibatkan kecemasan berat (Pieter et
al., 2011).

Menurut pandangan teori perilaku, kecemasan dianggap sebagai produk frustasi,


yakni segala sesuatu yang menganggu kemampuan seseorang mencapai tujuan
yang dia inginkan. Sumber-sumber frustasi adalah pada usaha pemenuhan
kebutuhan, lingkungan dan kondisi fisik (Pieter et al., 2011). Menurut kajian
biologis ditemukan bahwa pada otak terdapat reseptor spesifik untuk
benzodiazepines yang diperkirakan turut berperan dalam mengatur kecemasan
(Pieter et al., 2011).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor


penyebab kecemasan adalah adanya pengalaman traumatis, adanya perasaan
takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, adanya frustasi akibat kegagalan
dalam mencapai tujuan, kehilangan atau bencana alam, adanya ancaman pada
integritas diri, yakni meliputi adanya ancaman pada konsep diri dan kegagalan
memenuhi kebutuhan fisiologis (kebutuhan dasar) (Pieter et al., 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh (Uskenat, Puguh, & Solechan, 2012) dengan judul
perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan general anastesi
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif, menyatakan bahwa
penyebab kecemasan yaitu usia yang dimana gangguan kecemasan sering terjadi
pada usia dewasa karena banyak masalah dihadapi.

Adapun fakto-faktor yang menyebabkan kecemasan adalah keadaan biologis,


kemampuan beradaptasi atau mempertahankan diri terhadap lingkungan yang
diperoleh dari perkembangan dan pengalaman. Patofisiologi Kecemasan
Kecemasan merupakan kekhawatiran tidak jelas dan sifatnya tidak spesifik serta
digambarkan sebagai GAS/General Adaptation Syndrome yang dimana
merupakan respon pertahanan keseluruhan tubuh, terdapat tiga fase reaksi yaitu,
tahap pertama fase alarm reaction (waspada) adalah respon tahap awal tubuh
bereaksi mengaktifkan sistem syaraf simpatis dan sistem hormone tubuh seperti
kotekolamin, epinefrin, nerepinefrint, glukokortikoid, kartison, dan koetisol.

Tahap kedua ristance (reaksi pertahanan) adalah respon tubuh terhadap stressor
dengan menggunakan kemampuan tubuh sehingga timbul gejala psikis dan
somatik. Tahap ketiga exhaustion (kelelahan/keletihan) adalah respon atau gejala
yang timbul akibat stressor sehingga terjadi kecemasan, serta terjadinya
hipertensi, sakit kepala, dyspepsia (keluhan pada gastrointestinal) (Hastuti &
Arumsari, 2015).

Dengan spontan tubuh akan mengeluarkan reaksi yang dikenal dengan respon
flight to fligh. Dimana ketika korteks otak menerima rangsangan stimulus dari
serabut aferen maka terjadi peningkatan fungsi saraf simpatis, yang di tandai
dengan produksi kelenjar adrenal berupa hormone adrenalin dapat memberi
gejala antara lain napas menjadi dalam, tekanan darah dan nadi meningkat.

Selain itu, terjadi juga peningkatan produksi GABA yang dimana menimbulkan
tubuh hilang kendali sehingga beberapa serabut otot berkontraksi, menciut dan
mengecil (Fatmawati, 2016). Tingkatan Kecemasan Kecemasan Ringan Kecemasan
ringan berhubungan ketegangan peristiwa kehidupan sehari-hari. Lapangan
persepsi melebar dan orang yang bersikap waspada dan hati-hati. Orang yang
mengalami kecemasan ringan akan terdorong untuk menghasilkan kreativitas.

Kecemasan Sedang Pada kecemasan sedang tingkat lapangan persepsi pada


lingkungan menurun dan memfokuskan diri pada hal-hal penting pada saat itu
juga serta menyampaikan hal-hal yang lain. Kecemasan Berat Pada kecemasan
berat lapangan persepsinya menjadi sangat sempit, individu cenderung hanya
memikirkan hal-hal yang kecil. Individu sulit untuk berfikir realities dan
membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Panik Pada tingkat panik lapangan persepsi seseorang sudah sangat sempit dan
sulit melakukan apapun walaupun sudah diberikan pengarahan dan juga
mengalami gangguan sehingga tidak bisa mengendalikan diri lagi. (Pieter et al.,
2011). Penelitian yang dilakukan oleh (Lestari & Yuswiyanti, 2014) dengan judul
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan sebelum dilakukan tindakan intervensi


didapatkan tingkat kecemasan berat lebih banyak dari tingkat kecemasan yang
lain, dan setelah diberikan perlakukan didapatkan jumlah tingkat kecemasan
berat menurun dan lebih banyak yang mengalami kecemasan ringan, dengan
menggunakan uji Marginal Homogenity didapatkan nilai p=0,000 (<0,05).

Gejala-gejala Kecemasan Gejala-gejala Kecemasan umum Gejala Fisik Tekanan


darah meningkat Ketegangan motorik, seperti gugup, gemetar, mudah lelah dan
nyeri otot Sering berkemih Nafas pendek atau perasaan tercekik Mual, diare atau
tidak nyaman abdomen Tangan keringat dan dingin Tiba-tiba panas atau tiba-
tiba mengigil Pusing dan mulut kering Gejala psikologis Hipersensitif Kegelisahan
yang berlebihan Sulit tidur Waspada yang berlebihan Respon kaget berlebihan
Sulit berkonsetrasi Mudah tersinggung Gejala-gejala Tingkat Kecemasan Gejala
Kecemasan Ringan Gejala Fisik Bibir gemetar Sesekali sesak napas Mulut berkerut
Nadi dan tekanan darah naik Gangguan ringan pada lambung Gejala Psikologis
Suara terkadang tinggi Persepsi meluas Gelisah Masih mampu menerima
stimulus yang kompleks Mampu menyelesaikan masalah Mampu konsentrasi
Adanya tremor halus pada tangan Gejala Kecemasan Sedang Gejala Fisik
Konstipasi Sering napas pendek Diare Nadi dan tekanan darah meningkat
Anoreksia Mulut kering Gejala Psikologis Gelisah Persepsi menyempit Insomnia
Tidak mampu menerima rangsangan Bicara banyak dan lebih cepat Berfokus
pada apa yang menjadi perhatiannya Meremasi tangan Gerakan tersentak Gejala
Kecemasan Berat Gejala Fisik Ketegangan Nafas pendek Penglihatan kabur
Tekanan darah dan nadi naik Sakit kepala Berkeringat Gejala Psikologis Perasaan
terancam Tidak mampu menyelesaikan masalah Lapangan persepsi sangat
sempit Verbalisasi cepat Gejala Panik Gejala Fisik Aktivitas motorik meningkat
Nafas pendek Tekanan darah dan nadi naik Ketegangan Gejala Psikologis Tidak
dapat kendalikan diri Lapangan persepsi sangat sempit Perasaan tidak aman atau
terancam semakin meningkat Hilangnya rasional Tidak dapat melakukan aktivitas
Menurunnya hubungan dengan orang lain (Zan & Lubis, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh (Zainin, 2017), dengan judul terapi relaksasi otot
progresif terhadap klien ansietas. Hasil dari penelitian ini menjelaskan secara
keseluruhan gejala yang paling sering dialami yaitu gejala kongnitif, gejala efektif
seperti perasaan khawatir, gejala fisiologis seperti peningkatan tanda vital dan
ketegangan otot, gejala perilaku seperti penurunan produktifitas, dan gejala
sosial seperti kurang inisiatif serta sulit menikmati kegiatan sehari-hari.

Alat Ukur Kecemasan Menurut (Saputro & Fazrin, 2017) tingkat kecemasan dapat
terlihat dari menifestasi yang ditimbulkan oleh seseorang. Salah satu alat ukur
kecemasan yaitu Zung Self Rating Anxiety Scale dikembangkan oleh W.K Zung
tahun 1971 merupakan metode pengukuran tingkat kecemasan. Skala ini
berfokus pada kecemasan secara umum dan koping dalam mengatasi stress.
Skala ini terdiri dari 20 pertanyaan dan 5 pertanyaan tentang penurunan
kecemasan.

Menurut (Nursalam, 2017) setiap pertanyaan dalam alat ukur tersebut dinilai 1-4
yaitu: 1 : Tidak pernah 2 : Kadang-kadang 3 : Sering 4 : Selalu Rentang penilaian
20-80, dengan pengelompokan sebagai beriku: Skor 20-44 : Normal/tidak cemas
Skor 45-59 : kecemasan ringan Skor 60-74 : kecemasan sedang Skor 75-80 :
kecemasan berat Cara Mengatasi Kecemasan Menurut (Pieter et al.,

2011), ada beberapa cara dalam mengatasi kecemasan yaitu sebagai beriku:
Terapi Obat-obatan, menggunnakan antidepresan (seperti selective serotonin
reuptake inhibitor), inhibitor oksidase monoamine (obat untuk panic berat) dan
obat ansietas (terutama benzidiazepin). Terapi individual adalah dengan
mengajari untuk menghambat respon kecemasan melalui penyelesaian serta
analisis logis dan mengeksplorasi rangsangan yang menimbulkan kecemasan.
Terapi keluarga adalah mengajarkan kepada keluarga klien tentang kecemasan
yang terjadi pada klien.

Terapi krlompok adalah dengan mengajarkan klien tentang strategi koping untuk
mengatasi kejadian dalam diri yang dipenuhi dengan stress. Penelitian yang
dilakukan oleh (Aeni & Jati, 2018), yang berjudul pengaruh pemberian terapi
generalis dalam mengatasi ansietas keluarga pasien hemodialisa. Hasil penelitian
menyatakan bahwa adanya perubahan kemampuan keluarga dalam mengatasi
kecemasan melalui terapi generalis ansietas seperti mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam, distraksi dan teknik lima jari.

Kecemasan Mahasiswa Mahasiswa dalam menyususn skripsi menghadapi


berbagai gangguan psikologis sepertis perasaan cemas, stress, serta depresi.
Mahasiswa yang menyususn skripsi dapat mengalami kecemasan, berupa
perasaan minder, perasaan tidak mampu mengerjakan skripsi, perasaan yang
sedih, pikiran yang tidak tenang, tidak percaya diri, sakit kepala, mudah
tersinggung dan mudah marah (Marjan, Sano, & Ifdil, 2018).

Tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi di tandai oleh jantung


berdebar, saat berhadapan dengan dosen pembimbing serta gugup dan
perasaan bersalah karena tidak dapat melaksanakan bimbingan. Perasaan
kekhawatiran yang dirasakan mahasiswa tidak mampu menyelesaikan masalah-
masalah yang akan muncul dilapangan saat penelitian dan merasakan
kegelisahan ketika tidak dapat menyelesaikan item pernyataan instrument
penelitian (Marjan et al., 2018).

Tinjauan Tentang Teori Terapi Relaksasi Otot Progresif Definisi Otot Progresif
Menurut herodes pada tahun 2010, teknik relaksasi otot progresif merupakan
relaksasi otot yang tidak memerlukan ketekunan, sugesti dan imajinasi. Teknik
relaksasi ini yang akan diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot
tertentu lalu kemudian direlaksasikan (Setyoadi & Kushariyadi, 2011).

Menurut Kustanti dan Widodo pada tahun 2008, mengatakan bahwa teknik
relaksasi otot progresif merupakan salah satu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasikan latihan napas dalam serta serangkaian seri kontraksi dan juga
merelaksasikan otot-otot tertentu (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Tujuan Terapi
Relaksasi Otot Progresif Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2008),
menyatakan bahwa tujuan dari terapi relaksasi otot progresif yaitu, untuk :
Membangun emosi positif dan emosi negative Menurunkan ketegangan otot,
nyeri punggung dan leher, laju metabolik dan tekanan darah tinggi serta
frekuensi jantung.

Mengatasi gagap ringan, fobia ringan, depresi, insomnia, spasme otot, dan
kelelahan Mengurangi kebutuhan oksigen dan distrimia jantung Memperbaiki
kemampuan untuk mengatasi cemas atau stress Meningkatkan gelombnag alfa
otak yang terjadi ketika pasien sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta
relaks Meningkatkan rasa kebugaran dan konsetrasi (Setyoadi & Kushariyadi,
2011).

Penelitian dilakukan oleh (Rahmawati, Widjajanto, & Astari, 2017) dengan judul
pengaruh progressive muscle relaxation terhadap kecemasan ibu pre operasi
section secarea di ruang bersalin, sejalan dengan teori diatas bahwa terjadi
penururnan tingkat kecemasan setelah diberikan perlakuan dengan nilai p=0,000
(<0,05). Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif Menurut (Setyoadi & Kushariyadi,
2011) ada beberapa indikasi terapi otot progresif yaitu: Pasien yang mengalami
gangguan tidur Pasien yang mengalami kecemasan Pasien yang mengalami
depresi Pasien yang mengalami stress Kontraindikasi Terapi Relaksasi Otot
Progresif Menurut (Setyoadi & Kushariyadi, 2011) ada dua kontraindikasi yang
harus diperhatikan pada saat pemberian terapi relaksasi otot progresif yaitu:
Pyang menjalani perawatan tirah baring (Bed Rest) Pasien yang mengalami
keterbatasan gerak, misalnya tidak bisa menggerakkan badannya.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Menurut (Setyoadi & Kushariyadi, 2011) ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan terapi
relaksasi otot progresif yaitu: Memeriksa apakah pasien benar-benar relaks
Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan, karena dapat melukai diri sendiri
Melakukan pada bagian kanan tubuh sebanyak dua kali, kemudian bagian kiri
dua kali.

Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot menjadi relaks
Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan Perhatikan posisi tubuh, lebih
nyaman dengan mata tertutup dan hindari posisi berdiri. Penelitian yang
dilakukan oleh (Yolanda, 2017) dengan judul pengaruh terapi progressive muscle
relaxation (PMR) terhadap penurunan kecemasan pada pasien penyakit ginjal
kronik (PGK) akibat lamanya menjalani terapi hemodialisa.

Dalam penelitiannya menunjukkan adanya respon relaksasi pada tubuh, pada


saat tubuh diaktifkan maka terjadi peningkatan metabolisme tubuh sehingga
otot menjadi tegang. Pada saat tubuh distimulus dengan gerakan relaksasi maka
terjadi efek saraf parasimpatis sehingga dapat menurunkan ketegangan otot
serta tercapainya keadaan rileks. Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif Menurut
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011) ada beberapa persipan dan prosedur yang harus
diperhatikan dalam pemberian terapi relaksasi otot progresif yaitu: Persiapan
Persiapan Lingkungan Dan Alat Lingkungan yang tenang dan sunyi Bantal Kursi
Persiapan Pasien Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan pengisian lembar
persetujuan terapi pada pasien Lepaskan asesoris yang digunakan seperti jam
tangan, sepatu dan kacamata Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal-hal
lain yang sifatnya mengikat ketat Posisikan tubuh pasien secara nyaman yaitu
berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut
atau duduk dikursi dengan kepala ditopang serta hindari posisi berdiri Prosedur
Gerakan 1 yang ditujukan untuk melatih otot tangan.

Gerakan tangan kiri sambil membuat suatu kepalan Buat kepalan semakin kuat
sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi Pada saat kepalan tangan
dilepaskan, pasien dipandu untuk merasakan rileks selama 10 detik Gerakan pada
tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga pasien dapat membedakan perbedaan
antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami Prosedur serupa juga
dilatih pada tangan kanan Gerakan 2 ditujukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.

Tekuk kedua lengan kebelakang pada pergelangan tangan sehingga otot


ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap
kelangit-langit. / Gambar 2.1 Latihan Otot Progresif Gerakan 1 dan 2 (Otot-otot
Tangan) Sumber: (Setyoadi & Kushariyadi, 2011) Terapi Modilitas Keperawatan
Pada Klien Psikogeriatrik Gerakan 3 ditujukan untuk melatih otot biseps (otot
besar pada bagian atas pangkal lengan).

Genggan kedua tangan sehingga menjadi kepalan Kemudian membawa kedua


kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang / Gambar 2.2
Latihan Otot Progresif Gerakan 3 (Otot-otot Biseps) Sumber: (Setyoadi &
Kushariyadi, 2011) Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik
Gerakan 4 ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.

Angkatb kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua


telinga Fokuskan perhatian gerakan pada kontraksi ketegangan yang terjadi di
bahu, punggung atas dan leher / Gambar 2.3 Latihan Otot Progresif Gerakan 4
(Otot-otot Bahu) Sumber: (Setyoadi & Kushariyadi, 2011) Terapi Modalitas
Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik Gerakan 5 dan 6 ditujukan untuk
melepaskan otot-otot wajah (seperti otot mata, dahi, mulut dan rahang).

Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
dan kulit keriput Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan
disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata Gerakan 7
ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang.
Ketupkan rahang, diikuti dengan mengigit gigi sehingga terjadi ketegangan
disekitar otot rahang. Gerakan 8 ditujukan untuk mengendurkan otot-otot
disekitar mulut.

Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan


disekitar mulut. Gerakan 9 ditujukan untuk merileksasikan otot-otot leher bagian
depan maupun bagian belakang. Gerakan diawali dengan otot leher bagian
belakang baru kemudian otot leher bagian depan Letakkan kepala sehingga
dapat beristirahat Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung
atas / Gambar 2.4

Latihan Otot Progresif 5-8 (Otot-otot Wajah, Rahang dan Sekitar Mulut) Sumber:
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011) Terapi Modialitas Keperawatan Pada Klien
Psikogeriatrik Gerakan 10 ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
Gerakan membawa kepala ke muka Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat
merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka Gerakan 11 ditujukan untuk
melatih otot punggung.

Angkat tubuh dari sandaran kursi Punggung dilengkungkan Busungkan dada,


tahan kondisi tegang selama 10 detik kemudian relaks Saat relaks, letakkan tubuh
kembali ke kursi sambil membiarkan ototmenjadi lemas. Gerakan 12 ditujukan
untuk melepaskan otot dada. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru
dengan udara sebanyak-banyaknya Ditahan selama beberapa saat, sambil
merasakan ketegangan dibagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas
Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega Ulangi sekali lagi
sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks Gerakan
13 ditujukan untuk melatih otot perut.

Tarik dengan kuat perut ke dalam Tahan sampai menjadi kencang dank eras
selama 10 detik lalu dilepaskan bebas Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk
perut / Gambar 2.5 Latihan Otot Progresif 9-12 ( otot Leher, Punggung dan Dada)
Sumber: (Setyoadi & Kushariyadi, 2011) Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien
Psikogeriatrik Gerakan 14 dan 15 ditujukan untuk melatih otot-otot kaki seperti
paha dan betis.

Luruskan kedua telapak kaki sehingga paha terasa tegang Lanjutkan dengan
mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis
Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas Ulangi setiap gerakan masing-
masing dua kali / Gambar 2.6 Latihan Otot Progresif Gerakan 13-15 (Otot Perut
dan Kaki) Sumber: (Setyoadi & Kushariyadi, 2011) Terapi Modalitas Keperawatan
Pada Klien Psikogeriatrik Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah abstraksi dari
suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang
menjalankan keterkaitan antarvariabel baik variabel yang diteliti maupun yang
tidak diteliti (Nursalam, 2017).

Kerangka konsep ini mengacu pada tujuan penelitian yaitu mengetahui


“Pengaruh Terapi Relaksasi Ototo Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Keperawatan Di Stikes Panrita Husada Bulukumba
Tahun 2019”. Independen Dependen Gambar 2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan : = Variabel Independen yang diteliti = Variabel Dependen yang
diteliti = Penghubung antar Variabel yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah


rancangan penelitian yang terdiri atas beberapa komponen yang menyatu satu
sama lain untuk memperoleh data dan fakta dalam rangka menjawab pertanyaan
atau masalah penelitian (Lapau, 2013). Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pra-eksperiment dengan pendekatan One Group Pre-post-
test, yaitu jenis penelitian ini terdapat pre-test, sebelum diberi perlakuan, dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2017).
Gambar 3.1

Desain Penelitian Keterangan: X = Pelatihan (Perlakuan) O1 = Nilai pre-test


(sebelum diberkani perlakuan) O2 = Nilai post-test (setelah diberikan perlakuan)
Waktu Dan Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada
bulan Mei-Juni Tahun 2019. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di
kampus Stikes Panrita Husada Bulukumba.

Populasi Dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa tingkat
akhir keperawatan di Stikes panrita Husada Bulukumba sebanyak 68 mahasiswa.

Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah yang telah dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2017). Rumus sampling yang digunakan adalah rumus dari
Supiuddin. Berdasarkan rumus di bawah didapatkan jumlah sampel dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 18 responden yang mengalami kecemasan. ??= ????
+???? .?? ?? 1 - ?? 2 2 ??= 1,96+0,84 .4,644 3 2 ??= 2,8 .4,644 3 2 =18
Keterangan : Za = Deviat Baku Alpha 1,96 Zß = Deviat Baku Beta 0,84 S =
simpangan Baku Gabungan n = Jumlah Sampel ?? 1 - ?? 2 = Selisih Rerata
Minimal Yang Dianggap Bermakna.

Teknik Sampling Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan metode


consecutive sampling yang merupakan pengambilan sampel dengan
menggunkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti sehingga jumlah sampel
dapat terpenuhi (Prihanti, 2018). Kriteria Inklusi Dan Eksklusi Sampel dalam
penelitian ini adalah subyek yang memenuhi: Kriteria Inklusi Mahasiswa yang
mengalami kecemasan Mahasiswa yang bersedia menjadi responden Kriteria
Eksklusi Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden Mahasiswa yang ada
pada saat pengambilan data Variabel Penelitian Variabel adalah suatu fasilitas
untuk pengukuran suatu penelitian, serta konsep dalam penelitian ditujukan
bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur.

Sesuatu yang konkret dapat diartikan sebagai suatu variabel dalam penelitian
(Nursalam, 2017). Variabel Independen Variabel independen adalah variabel
bebas yang biasanya diamati, dimanipulasi dan diukur untuk diketahui hubungan
atau pengaruhnya terhadap variabel lain, variabel bebas biasanya merupakan
intervensi keperawatan (Nursalam, 2017). Variabel independen dalam penelitian
ini yaitu terapi relaksasi otot progresif.

Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terkait adalah variabel yang
nilainya dipengaruhi serta ditentukan oleh variabel lain, variabel ini memiliki
faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir
keperawatan.

Definisi Operasional Definisi operasional adalah setiap variabel dalam penelitian


harus didefinisikan secara operasional. Mendefenisikan variabel secara
operasional yaitu mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa sehingga
bersifat terukur, tidak berinteprestasi dan spesifik (Elfindari, Hasnita, Abidin,
Machmud, & Elmiyasna, 2012).

Adapaun defenisi operasional dan skala pengukuran yang akan dilakukan dalam
penelitiam ini adalah sebagai berikut: Variabel Dependen Defenisi Operasional
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang
merasa takut, hilangnya percaya diri dan perasaan khawatir yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti yang dikategorikan ringan, sedang dan berat.

Kriteria Objektif Tidak cemas : <44 Ringan : 45-59 Sedang : 60-74 Berat : 75-80
Alat ukur yang digunakan yaitu lembar kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale
dengan menggunakan skala likert Skala Pengukuran : Ordinal Variebel
Independen Defenisi Operasional Terapi relaksasi otot progresif adalah teknik
terapi relaksasi yang dilakukan pada mahaisiswa tingkat akhir keperawatan yang
mengalami tingkat kecemasan, merelaksasikan secara bergantian selama 20-50
detik setiap otot dan dilakukan latihan otot progresif minimal 2x dalam seminggu
dan selama 2 minggu.
Kriteria Objektif Baik : Bila responden dapat mengerakkan 15 kelompok otot
dengan baik Kurang : Bila responden dapat mengerakkan 15 kelompok otot
dengan kurang baik Alat ukur yang digunakan adalah lembar SOP Relaksasi Otot
Progresif Skala ukur : Nominal Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut dengn variabel penelitian.

Instrument dalam penelitian ini yaitu kuesioner (angket). Kuesioner adalah suatu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sebuah
pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2017).

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data awal adalah
dengan menggunakan data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada
beberapa mahasiswa tingkat akhir keperawatan di Stikes Panrita Husada
Bulukumba, pada saat itu dengan menanyakan tentang tingkat kecemasan yang
dialami mahasiswa pada saat memikirkan penyususnan skripsi.

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti akan menggunakan jenis instrument


penelitian kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang sudah teruji
validitas dan reliabilitas yang dimana nantinya akan diberikan pada responden
yaitu mahasiswa tingkat akhir keperawatan. Pengukuran dilakukan 2x sebelum
dan setelah diberikan terapi relaksasi otot progrsif.

Skala pengukuran data adalah ordinal untuk variabel penurunan tingkat


kecemasan menggunakan skala 20 pertanyaan. Mahasiswa yang akan menjadi
responden akan dberikan terapi relaksasi otot progresif, diberikan minimal 2x
dalam seminggu. Sesi terapi relaksasi otot progresif berlangsung selama 10-20
menit (maksimum), setiap gerakan diberikan 20-50 detik dan diberikan
berdasarkan standar prosedur operasional (SOP). Teknik Pengumpulan Data Data
Primer Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli atau pihak pertama.

Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab


pertanyaan penelitian (Supriyono, 2018). Data primer meliputi karakteristik
sumber aslinya atau responden yaitu Mmahasiswa tingkat akhir keperawatan
dengan tingkat kecemasan. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(Supriyono, 2018).
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Stikes Panrita
Husada Bulukumba. Alur Penelitian Gambar 3.2 Alur Penelitian Pengolahan Dan
Analisa Data Pengolahan Data Menurut (Lapau, 2013), pengolahan data adalah
bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan setelah pengumpulan data.

Langkah-langkah pengolahan data meliputi: Editing adalah tahapan kegiatan


memeriksa validitas data yang masuk seperti memeriksa kelengkapan pengisian
kuesioner, kejelasan jawaban, relevansi jawaban, dan keseragaman suatu
pengukuran. Tabulating adalah tahapan kegiatan pengorganisasian data
sedemikian rupa agar lebih mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk
disajikan dan dianalisis.

Coding adalah tahapan kegiatan mengklasifikasi data dan jawaban menurut


kategori masing-masing sehingga memudahkan dalam pengelompokan data.
Ckeaning adalah tahapan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
entery dan melakukan koreksi bila terdapat kesalahan. Processing adalah tahapan
kegiatan memproses data agar dapat dianalisis.

Pemroscsan adalah data yang dilakukan dengan cara meng-entery (memasukkan)


data hasil pengisian kuesioner kedalam master tabel atau database komputer.
Analisa Data Menurut (Lapau, 2013), analisa data adalah dilakukan secara
bertahap yang meliputi analisis univariat dan bivariat. Univariat dilakukan untuk
mengetahui proporsi masing-masing kategori berisiko dari variabel dependen
dan independen.

Pada penelitian ini akan diketahui distribusi frekuensi mengenai karakteristik


mahasiswa tingkat akhir keperawatan dengan tingkat kecemasannya. Analisa
bivariat dilakukan untuk mengetahui signifikan hubungan antara satu variabel
independen dengan satu variabel dependen dengan menggunakan uji T
berpasangan Alternatife wilcoxon diaplikasikan di SPSS20.

Uji ini digunakan untuk dua sampel berpasangan dan membandingan data
sebelum diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi perlakuan (posttest). Etika
Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan
ijin kepada instansi tempat penelitian di RSUD H. A. Sulthan Daeng Radja
Bulukumba.

Setelah mendapatkan persetuajuan barulah peneliti melakukan penelitian dengan


menekankan masalah etika penelitian, sebagai berikut: Menurut (Dharma, 2011),
terdapat empat prinsip utama dalam etika penelitian kperawatan yaitu:
Menghormati Harkat Dan Martabat Manusia (Respect For Human Diginity)
Didalam penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi martabat dan
harkat manusia. Subjek memiliki hak asasi serta kebebasan untuk menentukan
suatu pilihan atau menolak penelitian (autonomy).

Tidak boleh ada penekanan tertentu atau paksaan agar subjek bersedia ikut
dalam penelitian. Subjek di dalam penelitian berhak mendapatkan informasi yang
lengkap dan terbuka tentang pelaksanaan penelitian yaitu meliputi manfaat dan
tujuan penelitian, resiko penelitian, kerahasiaan informasi, prosedur penelitia dan
keuntungan yang didapatkan dalam penelitian.

Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap serta mempertimbangkannya


dengan baik, subjek kemudian menentukan apakah akan ikut serta atau menolak
sebagai subjek penelitian. Prinsip tersebut tertuang dalam pelaksanaa informaed
consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian tentang
keseluruhan dan mendapatkan penjelasan yang lengkap terkait pelaksanaan
penelitian.

Menghormati Privasi Dan Kerahasiaan Subjek (Respect For Privacy And


Confidenttiality) Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi
untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa
peneliti menyebabkan terbukanya informasi tentang subjek. Sehingga penelitian
perlu merahasiakan sebagian privasi subjek seperti identitasnya dan segala
informasi tentang subjek yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.

Prinsip tersebut dapat digunkan dengan cara menghilangkan indentitas


subjekseperti nama dan alamat kemudian diganti dengan kode yang sudh
ditentukan. Dengan demikian segala informasi yang berkaitan dengan subjek
tidak dapat terrekspos secara luas. Menghormati Keadilan Dan Inklusivitas
(Respect For Justice Inclusiveness) Prinsip keterbukaan dalam penelitian
mengandung arti bahwa penelitian dilakukan secara tepat, professional, hati-hati,
jujur dan dilakukan secara cermat.

Sedangkan prinsip keadilan mengandung arti bahwa penelitian memberikan


beban secara meratabeban secara merata dan memberikan keuntungan sesuai
dengan kebutuhan serta kemampuan subjek. Memperhitungkan Manfaat Dan
Kerugian Yang Ditimbulkan (Balancing Harm And Benefits) Prinsip ini
mengandung arti bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan manfaat
yang besar bagi subjek penelitiannya dan populasi yang dimana hasil penelitian
akan diterapkan (beneficience).

Kemudian meminimalisir dampak atau resiko yang merugikan bagi subjek


penelitian (nonmaleficience). Yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu ketika
mengajukan usulan penelitian untuk mendapatkan persetujuan etik dan komite
etik penelitian. Penelitian juga harus mempertimbangkan rasio kerugiaan/resiko
dan manfaat dari penelitian.

Jadwal Penelitian No Uraian Kegiatan Terlaksana 1 Pengajuan Judul Desember 2


ACC Judul Desember 3 Penyusunan Proposal Januari 4 Bimbingan Proposal
Januari 5 ACC Proposal Februari 6 Ujian Proposal Maret 7 Pelaksanaan
Penelitian April 8 Bimbingan Skripsi April 9 ACC Skripsi Mei 10 Ujian Skripsi Juni
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Struktur Organisasi: Pembimbing Utama : Nadia Alfira
S. Kep, Ns. M.

Kep Pembimbing Pendamping : Haryanti Haris S. Kep, Ns. M. Kep Peneliti : Mimit
Yuliana Pratiwi DAFTAR PUSTAKA Aeni, Q., & Jati, R. P. (2018). Pengaruh
Pemberian Terapi Generalis Dalam Mengatasi Anastesi Keluarga Pasien
Hemodialisa. Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(2), 105–110. Barus, M., Simullang, M. S. D.,
& Gea, E. C. P. (2018). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Tingkat
Kecemasan Pre Operasi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

Journal Mutiara Ners, 1(2), 98–108. Dharma, K. K. (2011). Mtodologi Penelitian


Keperawatan Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta
Timur: Buku Kesehatan. Elfindari, Hasnita, E., Abidin, Z., Machmud, R., &
Elmiyasna. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Badauose Medika.
Fatmawati, D. P. (2016). Pengarug Relaksasi Progresif Dan Aroma Terapi Lavender
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Dengan Spinal
Anastesi.

Handayani, R. S., & Rahmayati, E. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lavender,


Relaksasi Otot Progresif dan Guided Imagery terhadap Kecemasan Pasien Pre
OperatifNo Title. Journal Kesehatan, 9(2), 319–324. Retrieved from
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK Hastuti, R. Y., & Arumsari, A. (2015).
Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk Menurunkan Kecemasan Pada
Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Di Stikes Muhammadiyah Klaten.
Motorik, 10(21).

Hawari, H. D. (2016). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: Badan


Penerbit FKUI. Hidayati, E., & Nurwanah, N. (2019). TINGKAT KECEMASAN
TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PENGURUS IKATAN MAHASISWA
MUHAMMADIYAH. Indonesian Journal for Health Sciences, 3(1), 13–19. Retrieved
from http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/ Lapau, B. (2013). Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Lestari, K. P., &
Yuswiyanti, A. (2014).

Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tingkat


Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Wijaya Kusuma RSUD DR. R
Soeparto CSPU. Keperawatan Maternitas, 3(1), 27–32. Marjan, F., Sano, A., & Ifdil.
(2018). Tingkat kecemasan mahasiswa Bimbingan dan Konseling dalam
menyusun skripsi. Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 3(2), 84–89. Nursalam. (2017).
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika. Pieter, H. Z.,
Janiwarti, B.,

& Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta:


Kharisma Putra Utama. Prihanti, G. S. (2018). Pengantar Biostatistik. Malang:
Universitas Muhammadiyah. Retrieved from http://umpress.umm.ac.id
Rahmawati, P. M., Widjajanto, E., & Astari, A. M. (2017). Pengaruh Progressive
Muscle Relaxation Terhadap Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Secarea Di Ruang
Bersalin. NurseLine, 2(2). Saam, Z., & Wahyuni, S. (2013).

Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Saputro, H., & Fazrin, I.


(2017). Anak Sakit Wajib Perawatan Di Rumah Sakit. Jakarta: Forum Ilmiah
Kesehatan. Setyoadi, & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pada
KlienPsikogeriatrik. Jakarta: Selemba Medika. Situmorang, D. D. B. (2017).
MAHASISWA MENGALAMI ACADEMIC ANXIETY TERHADAP SKRIPSI? BERIKAN
KONSELING COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN MUSIK.

Jurnal Bimbingan Dan Konseling Ar-Rahman, 3(2), 31–42. Retrieved from


http://ojs.uniska.ac.id/index.php/BKA Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriyono, R. . (2018).
Akuntasi Keperilakuan. Yogyakarta: Gadja Mada University Press. Untari, I. (2014).
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA
MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Jurnal Kebidanan,
VI(1), 10–15.

Uskenat, M. D., Puguh, S., & Solechan, A. (2012). Pengaruh Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi Denngan General Anastesi Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Relaksasi Otot Progresif. Keperawatan. Yolanda, Y. (2017). Pengaruh
Terapi Relaksasi Otot Progressive Muscle Relaxation (PMR) Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) Akibat Lamanya Menjalani
Terapi Hemodialisa Di RST Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2016. Menara Ilmu,
11(75). Zainin, M. (2017). Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada Klien Ansietas.

Health Science, 8(2). Zan, P. H., & Lubis, N. L. (2010). Pengantar Psikologi Dalam
Keperawatan. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
<1% - http://scholar.unand.ac.id/12263/1/BAB%20I.pdf
<1% - https://febrianimila98.blogspot.com/2016/10/pengertian-psikologi-
kesehatan.html
<1% -
https://www.academia.edu/10822599/Bermain_untuk_mengurangi_stres_pada_ho
spitalized_child
<1% - https://christaniarivalni.blogspot.com/2016/11/pertumbuhan-ekonomi-
dengan-kesehatan.html
<1% - https://contohmakalah4.blogspot.com/2013/08/klasifikasi-dan-struktur-
organisasi.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/59144/3/BAB%20I.pdf
<1% - http://www.idionline.org/berita/hari-kesehatan-jiwa-sedunia-penyebab-
munculnya-gangguan-kesehatan-jiwa/
<1% -
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8944/3/T1_802009026_Full
%20text.pdf
<1% - https://skripsimahasiswa.blogspot.com/2011/10/teknik-pengumpulan-
data.html
<1% - https://suyonomemo.blogspot.com/2011/08/masalah-masalah-yang-
dihadapi-guru.html
<1% - http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2016/11/Jurnal%20SRI%20WAHYUNINGSIH%20-%20ONLINE
%20(11-18-16-09-06-29).pdf
<1% - https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/BKA/article/download/1161/980
<1% - https://askepasbid.wordpress.com/2009/02/05/askep-migrensakit-kepala-
sebelah/
<1% - https://askepasbid.wordpress.com/category/asuhan-keperawatan/page/2/
<1% - https://makalahpintar86.blogspot.com/2014/04/konsep-pencegahan-
penyakit-pada-ibu-dan.html#!
<1% - https://docplayer.info/76245-Kecemasan-pada-orang-tua-yang-memiliki-
anak-terlambat-bicara-speech-delay-di-rsud-dr-m-ashari-pemalang.html
<1% - http://e-journal.sari-
mutiara.ac.id/index.php/NERS/article/download/358/341/
<1% - https://docobook.com/1-terapi-relaksasi-otot-untuk-
dysmenorrheab0ea0c38ee8580580b5c3e0a7a32be7b77001.html
4% - https://psikodemia.com/terapi-relaksasi-otot-progresif/?pdf=496
<1% - https://monaayu.blogspot.com/2012/11/makalah-tindakan-
perioperatif.html
<1% - http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/download/472/465
<1% - http://eprints.ums.ac.id/44898/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - https://askep-kesehatan-stikes-panrita-
husada.blogspot.com/2012/09/mengingat-psikologi-dalam-keperawatan.html
<1% -
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/download/7035/pdf
<1% - https://docobook.com/identifikasi-stresor-mahasiswa-universitas-muria-
kudus.html
<1% - https://id.123dok.com/document/ky6xlo4y-latihan-relaksasi-otot-
progresif-untuk-menurunkan-stres-pada-penderita-lupus.html
<1% - https://dewibest.blogspot.com/2014/12/hubungan-kecerdasan-
emosional-dengan.html
<1% -
https://forumstikespanritahusadabulukumba.blogspot.com/2012/05/stikes-
panrita-husada-bulukumba_22.html
<1% -
https://www.academia.edu/37014401/SKRIPSI_PENGARUH_TERAPI_MEWARNAI_G
AMBAR_TERHADAP_KECEMASAN_ANAK_PRASEKOLAH_4_-
5_TAHUN_DI_RSU_SARIMUTIARA_MEDAN_2015
<1% - https://www.coursehero.com/file/p5egmmh/243-Hipotesis-Hipotesis-
merupakan-jawaban-jawaban-sementara-terhadap-rumusan/
<1% - https://iminblog.wordpress.com/semster-1/semster-6/statistika/
1% -
https://www.academia.edu/36507573/PENGARUH_TERAPI_RELAKSASI_OTOT_PRO
GRESSIF_TERHADAP_PERUBAHAN_TINGKAT_INSOMNIA_PADA_LANSIA
<1% - https://docobook.com/pengaruh-terapi-relaksasi-otot-progresif-
terhadap.html
<1% - https://edoc.site/pembahasan-soal-soal-ukom-perawat-ners-amp-d3-
hasil-lokakarya-3-pdf-free.html
<1% - https://cyonsa91.blogspot.com/2012/04/penelitian-sosiologi-
pendidikan.html
<1% - https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/461/379
<1% - http://eprints.ung.ac.id/5008/5/2013-1-14201-841409014-bab2-
30072013120800.pdf
<1% -
http://www.academia.edu/11739237/Peran_Persepsi_Agresi_Pengamen_terhadap
_Kecemasan_Penumpang_Bus_Kota_di_Kawasan_Blok_M
<1% - https://gustavharefa.wordpress.com/2011/01/
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54906/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
<1% - https://sayyidsiliwangi.blogspot.com/
<1% - http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/download/1578/1676
<1% - https://psychology.binus.ac.id/2015/09/19/hubungan-stress-dan-prilaku-
merokok/
1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50815/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44277/Chapter
%20I.pdf;sequence=5
<1% -
https://psikologilingkungananggiperina.blogspot.com/2011/02/kecemasan-
kaum-transeksual-di-dalam_14.html
<1% - https://putranusantarab16.blogspot.com/2017/08/stress-dan-
adaptasi.html
<1% - https://vistavania.blogspot.com/2016/04/
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62938/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - https://asmanurs3.blogspot.com/2014/09/hubungan-tingkat-kecemasan-
dengan.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63809/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-endahdewiy-
8334-2-babii.pdf
<1% - https://informationskami.blogspot.com/2009/10/contoh-judul-beserta-
rumusan-dan.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/42454/17/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - https://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-cemas.html
<1% - https://ameliarezha12.blogspot.com/2016/04/makalah-tentang-
ansietas.html
<1% - https://wenisriwahyuni07.blogspot.com/2013/12/tingkat-kecemasan-dan-
beban-keluarga.html
<1% - https://id.123dok.com/document/7q06xxq6-aplikasi-teknik-relaksasi-otot-
progresif-untuk-mengatasi-masalah-nutrisi-dalam-asuhan-keperawatan-pasien-
kanker-payudara-yang-menjalani-kemoterapi-di-rindu-b2a-rsup-haji-adam-
malik-medan.html
<1% - http://digilib.unila.ac.id/9725/14/METPEN.pdf
<1% - https://es.scribd.com/doc/195433554/Skripsi-PDF
<1% - http://ners.unair.ac.id/materikuliah/NURSALAM.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/389146478/terapi-kognitif-pdf
<1% - http://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi/article/download/247/265
<1% - https://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/
<1% - https://www.slideshare.net/Agrotek13/teknik-relaksasi
<1% - https://www.scribd.com/document/389302008/Satuan-Acara-Penyuluhan-
Relaksasi-Otot-Progresif
1% - https://dedy-keperawatan.blogspot.com/2016/05/terapi-relaksasi-otot-
progresif.html
<1% - https://ml.scribd.com/doc/281174497/SOP-Teknik-Relaksasi-Otot-
Progresif
<1% - https://www.academia.edu/34115289/TEKNIK_RELAKSASI_NAFAS_DALAM
<1% - https://fahimmunjul.blogspot.com/2011/06/hal-yang-perlu-diperhatikan-
dalam.html
<1% - https://elokvm.blogspot.com/2013/
<1% - https://www.scribd.com/document/371245677/Aneka-Judul-Skripsweet
1% - https://psikodemia.com/terapi-relaksasi-otot-progresif/
<1% - https://www.scribd.com/document/317483046/BAB-II
<1% - https://www.scribd.com/document/363728361/Teknik-Relaksasi-Progresif
<1% -
https://targetpdf.com/sop/k51q4q0qq3_sop_latihan_otot_progresif_tabel_1
<1% - https://es.scribd.com/doc/281174497/SOP-Teknik-Relaksasi-Otot-
Progresif
<1% - https://id.123dok.com/document/ky68m4z0-hubungan-kepatuhan-ibu-
hamil-dalam-mengkonsumsi-tablet-zat-besi-dengan-kejadian-anemia-di-
puskesmas-padang-bulan-medan-tahun-2014.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44243/Chapter
%20III-VI.pdf;sequence=3
<1% - https://www.academia.edu/21908633/Kerangka_Konsep
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2187/7/08410150_Bab_3.pdf
<1% - https://jurnalduniakesmas11.blogspot.com/2012/
<1% - https://qoriahputrilestari.blogspot.com/2013/12/metode-penelitian-
eksperimen.html
<1% - https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/53190/4/BAB%20IV
%20Metode%20Penelitian.pdf
<1% - https://ismail6033.blogspot.com/2017/10/makalah-populasi-dan-
sampel.html
<1% -
https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling
<1% - https://id.scribd.com/doc/223346307/Jurnal-Masyarakat-Epidemiologi-
Vol-2-No-2
<1% - https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/populasi-dan-
sampel-7/
<1% - http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/download/6373/5236
<1% - https://issuu.com/indosiana/docs/antiboid
<1% - http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/12918/12505
<1% - https://defenisi.blogspot.com/
<1% - https://www.pelajaran.id/2017/06/pengertian-operasional-menurut-para-
ahli.html
<1% - https://alfagreen.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-variabel-
penelitian.html
<1% -
https://www.academia.edu/35911870/BAB_I_deni_relaksasi_real_BGT_Repaired_.d
ocx
<1% - https://mafulhidayat.blogspot.com/2015/02/variabel-penelitian.html
<1% - https://wicgalove.blogspot.com/2012/01/proposal-riset-menstruasi.html
<1% - https://amirdapir.blogspot.com/2014/10/contoh-proposal-skripsi-
pengaruh.html
<1% - http://digilib.unila.ac.id/5808/118/BAB%20III.pdf
<1% - https://hen1ez.wordpress.com/
<1% - http://repository.upi.edu/13140/5/T_BP_1201629_Chapter
%20%282%29.pdf
<1% - https://deweezz.com/15-fakta-unik-kebiasaan-santri/
<1% - https://www.scribd.com/document/190199844/Pengaruh-Kinerja-
Terhadap-Kualitas-Pembelajaran
<1% - http://portal.fmipa.itb.ac.id/snips2015/pages/abstracts1.php
<1% - http://repository.unpas.ac.id/5699/8/Bab%20III.pdf
<1% - https://evendimuhtar.blogspot.com/2015/07/teknik-pengumpulan-
data.html
<1% - https://tensilatif31.blogspot.com/2012/07/contoh-makalah-skripsi-bab-1-
sd-bab-3.html
<1% -
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/download/1547/1281
<1% - https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/audit-kinerja-sektor-publik-
pengumpulan-dan-pengolahan-data.pdf
<1% - https://zetzu.blogspot.com/2010/12/metode-pengumpulan-data.html
2% - https://soviaasdesi.blogspot.com/
<1% - http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/viewFile/576/316
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68718/Chapter
%20III-VI.pdf?sequence=3&isAllowed=y
<1% - https://rizkydeje.blogspot.com/2012/04/hubungan-kejadian-pre-
eklampsia-berat.html
<1% - http://digilib.unisayogya.ac.id/1762/1/NASPUB.pdf
<1% - https://atenvincentskep.blogspot.com/2009/10/skripsi-faktor-yang-
berhubungan-dengan.html
<1% - https://langgocity.blogspot.com/2009/08/judul-skripsi.html
<1% - https://sendyandestal.blogspot.com/2012/11/hubungan-pengetahuan-
dan-sikap-ibu_12.html
<1% - https://es.scribd.com/doc/230525243/Faktor-faktor-Yang-Mempengaruhi-
Kinerja-Dokter-Internsip
<1% - https://lingkupkebidanan.blogspot.com/2016/11/gambaran-pengetahuan-
ibu-tentang-dampak.html
<1% - https://lingkupkebidanan.blogspot.com/2016/11/proposal-pijat-bayi.html
1% - http://eprints.undip.ac.id/47746/4/bab_3.pdf
<1% - https://norma07dp.wordpress.com/2014/09/04/cara-mudah-menjadi-
hacker-handal-dan-profesional/
<1% - https://elzaramona.blogspot.com/2015/12/sejarahdan-ilmu-ilmu-
sosial.html
<1% - https://journal.ppnijateng.org/index.php/jkmk/article/download/128/pdf
<1% - https://asihwidyautami.blogspot.com/2011/11/kode-etik-penelitian-
psikologi.html
<1% - https://docobook.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
tingkatef2b82818bf737f055997ea854024e7245836.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57868/Reference.pdf?
sequence=2&isAllowed=y
<1% - http://repository.ump.ac.id/4223/7/Ninda%20Hikmayasari%20%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/view/2460
<1% - https://www.scribd.com/document/373810084/keperawatan-jiwa-
komunitas
<1% - http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
<1% - http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/113111/potongan/S2-2014-
371470-bibliography.pdf
<1% - https://docobook.com/download-download-
pdfda2f37a8a2bdbb6b0387f8dfde892ec231867.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/15488/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://journal.konselor.or.id/index.php/counsedu/article/view/132
<1% - https://mafiadoc.com/sugiyono-2010-metode-penelitian-kuantitatif-
kualitatif-dan-rd-_59c80c811723dd11f81ddce9.html
<1% - http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamancendekia/article/view/1581
<1% - http://repository.unair.ac.id/view/subjects/RC31-1245.html

Anda mungkin juga menyukai