Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

Process-Flow Analysis

Process-flow analysis adalah sebuah metode analisis dimana proses transformasi dilihat
dan dianalisis sebagai sebuah urutan langkah-langkah yang menghubungkan input atau
masukan dengan output atau keluaran (Schroeder dan Goldstein, 2018 : 92). Jadi dalam
process-flow analysis sebuah proses, khususnya dalam proses produksi baik itu barang maupun
jasa dilihat sebagai sebuah urutan langkah-langkah yang saling berkaitan. Kemudian urutan
langkah-langkah tersebut dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui apakah langkah-langkah
tersebut sudah menggunakan metode yang paling efektif dan efisien.

Dalam process-flow analysis ada beberapa pengukuran proses, antara lain pengukuran
waktu pemrosesan (processing time), waktu throughput (throughput time), laju aliran (flow
rate), inventaris (inventory), dan kapasitas (capacity) (Schroeder dan Goldstein, 2018 : 92).

Process Thinking

Berpikir proses (Process Thinking) adalah sebuah sudut pandang atau pandangan
dimana melihat setiap pekerjaan sebagai suatu proses, yang kemudian mendeskripsikannya
sebagai sebuah sistem (Schroeder dan Goldstein, 2018 : 93). Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa berpikir proses melihat setiap pekerjaan sebagai suatu proses yang
bekerja sebagai sebuah sistem, dimana sistem itu sendiri berarti kumpulan dari elemen-elemen
yang saling terkait dimana secara keseluruhan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Selain
itu sistem didefinisikan oleh batasan-batasan, input atau masukan, output atau keluaran,
pemasok, pelanggan, dan aliran dari system itu sendiri (Schroeder dan Goldstein, 2018 : 93).

Dalam sebuah sistem terdapat batasan-batasan atau disebut juga system boundaries.
Schroeder dan Goldstein (2018 : 93) menyebutkan batasan-batasan sistem menggambarkan
sumber daya dan aktivitas-aktivitas di dalam sistem yang sedang dianalisis dari sumber daya dan
aktivitas-aktivitas yang berada diluar area analisis dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain
batasan-batasan sistem memberikan gambaran bahwa ketika melakukan analisis kita harus
menentukan batasan dari sistem tersebut agar tetap fokus terhadap sumber daya dan aktivitas-
aktivitas yang berada dalam sistem dan memisahkan sistem yang lebih kecil dari sistem yang
lebih besar ketika sedang melakukan analisis.

Process Flowcharting

Process flowcharting ialah kegiatan yang mengacu pada pembuatan diagram visual
untuk mendeskripsikan sebuah proses transformasi (Schroeder dan Goldstein, 2018 : 95). Jadi
dalam menggambarkan sebuah proses transformasi dari sebuah proses produksi, agar lebih
mudah dan membantu dalam mengidentifikasi sebuah setiap elemen proses digunakan visual
untuk menggambarkan setiap alur prosesnya. Dengan begitu ketika kita mengidentifikasi
bagaimana sebuah proses transformasi dapat ditingkatkan, kita dapat melihat elemen mana
saja yang dapat diganti untuk meningkatkan proses secara keseluruhan.

Sebuah diagram visual yang dibuat dari process flowcharting biasanya diketahui sebagai
flowchart, Sedangkan jenis flowchart yang paling umum digunakan biasanya adalah systems
flowchart (Schroeder dan Goldstein, 2018 : 96). Berikut ini adalah contoh flowchart dalam
pemilihan pemasok.

Gambar 2.1 Flowchart pemilihan pemasok


Pengukuran Process Flows

Dalam melakukan pengukuran process flow dikenal adanya hukum Little (Little’s Law),
hukum ini menjelaskan bahwa dalam sebuah antrian ada tiga hal yang dapat diobservasi dan
dilakukan perhitungan dalam antrian itu sendiri. Hal-hal tersebut yaitu rata-rata jumlah orang
atau item dalam sebuah antrian, rata-rata laju kedatangan orang atau item dan rata-rata waktu
yang dibutuhkan seseorang atau sebuah item dalam suatu sistem itu sendiri. Rata-rata waktu
dalam sebuah sistem disebut juga dengan throughput time, yang diartikan juga sebagai waktu
yang dibutuhkan dari sebuah item masuk dalam sebuah proses sampai dengan selesai secara
keseluruhan. Secara matematika hukum Little dapat dijelaskan sebagai berikut :

I =T X R

Keterangan :

I : jumlah rata-rata sebuah item di dalam sistem

T : rata-rata waktu throughput (throughput time)

R : laju aliran rata-rata dalam proses

Costs of Inventory

Menurut Schroeder dan Goldstein (2018 : 290) biaya persediaan (inventory cost)
memiliki struktur yang terdiri dari beberapa biaya, antara lain :

1. Item cost. Adalah biaya pembelian atau biaya produksi dari barang persediaan.
2. Ordering atau setup cost. Adalah biaya yang terjadi ketika memesan sekumpulan barang
dan umumnya tidak tergantung pada ukuran lot yang dipesan.
3. Carrying atau holding cost. Adalah biaya yang terjadi ketika melakukan penyimpanan
barang itu sendiri. Biaya ini terdiri dari beberapa komponen yaitu cost of capital, cost of
storage dan cost of obsolescence, deterioration and loss.
4. Stockout cost. Biaya ini merefleksikan konsekuensi ekonomis dari kehabisan stok.
Economic Order Quantity

EOQ atau Economic Order Quantity adalah salah satu metode yang digunakan dalam
menentukan jumlah kuantitas pemesanan yang optimal (Syamsuddin, 2011 : 294). Dalam
menentukan EOQ digunakan rumus sebagai berikut :

Q=
√ 2 SD
ⅈC

Keterangan :

D : rata-rata permintaan unit per tahun

S : biaya setiap kali order atau setup cost

C : biaya per unit

i : carrying rate, persentasi dari nilai mata uang per tahun

Q : jumlah unit

Selain itu dilakukan juga perhitungan biaya total (total cost) untuk menentukan apakah
biaya total sudah minimum dalam menentukan kuantitas pemesanan yang optimal. Digunakan
rumus :

SD iCQ
TC= + +SD
Q 2

Anda mungkin juga menyukai