IBUKOTA JAKARTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BUDHI ASIH
Mengingat
: 1. Undang-Undang Negara RI Nomor: 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Januari 2019
Tembusan :
1. Wakil Direktur RSUD Budhi Asih;
2. Para Kepala Satuan Kerja di RSUD Budhi Asih
3. Arsip
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BUDHI ASIH
NOMOR :
TANGGAL :
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hemodialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan
alat khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda akibat laju filtrasi glomerulus
yang rendah sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. HD akut
Pelayanan HD akut diberikan baik kepada pasien dalam kondisi yang tidak stabil yaitu
pasien PGK maupun bukan PGK yang dikarenakan kondisi tertentu mengalami
penurunan fungsi ginjal mendadak sehingga memerlukan dialisis.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari pedoman pelayanan Hemodialisis ini adalah untuk memberikan
suatu pedoman dalam pelaksanaan pelayanan hemodialisis sehingga didapatkan
suatu pelayanan yang baku, berkualitas dan komprehensif
D. BATASAN OPERASIONAL
a. Kriteria pasien yang ditangani:
1. Pasien yang mengalami gagal ginjal kronik yaitu pasien yang
sudah mengalami penurunan fungsi ginjal selama lebih dari 3
bulan
2. Pasien yang mengalami gagal ginjal akut yaitu pasien yang
mengalami penurunan fungsi ginjal akut dimana sebelumnya fungsi
ginjal diketahui masih baik dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan
terakhir
3. Pasien dengan indikasi segera yaitu pasien GGK atau GGA yang
disertai kondisi berikut :
• Hiperkalemia yaitu kadar kalium darah > 6mEq/L
• Asidosis Metabolik Berat
• Kegagalan terapi konservatif : gagal terapi medikamentosa
• Kadar ureum/kreatinin yang tinggi dalam darah
• Perikarditis: radang lapisan luar dan dalam jantung
• Gangguan konfusi berat yaitu gangguan kognisi,perhatian,
memori dan orientasi dengan sumber yang tidak diketahui
• Hipercalsemia
• Hipertensi emergensi
b. Sesuai dengan persyaratan Pernefri Unit Hemodialisa RSUD Budhi Asih
telah memiliki ketenagaan sebagai berikut :
• Satu orang nefrolog ( dokter spesialis penyakit dalam konsulen ginjal
hipertensi)
• Satu orang dokter spesialis penyakit dalam yang sudah pelatihan
Hemodialisa
• Satu orang dokter umum yang sudah pelatihan hemodialisa
• Perawat yang bertugas di unit hemodialisa semua sudah pelatihan
hemodialisa.
E. LANDASAN HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkes/Per/VII/2010
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. PENGATURAN JAGA
4
6 5
10 9 8 PM 1 2
Keterangan gambar
Ruang Hemodialisis : Ukuran Ruang HD 8 m x 10 m
PM : Pintu masuk
Ruang 1 : Ruang KaRu ( 3 m x 2,5 m )
Ruang 2 : Ruang Diskusi / Konsultasi ( 3 m x 5,5 m )
Ruang 3 : Ruang Dokter ( 2,7 m x 2,95 m )
Ruang 4 : Ruang kamar mandi ( 1,35 m x 2,95 m )
Ruang 5 : Ruang ganti ( 2,7 m x 1,9 )
Ruang 6 : Tempat pengawasan perawat
Ruang 7 : Ruang Hemodialisis Isolasi
Ruang 8 : Ruang Administrasi ( 2,65 m x 2,2 m )
Ruang 9 : Ruang ATK, ART, BHP ( 2,65 m x 2,4 m )
Ruang 10 : Ruang cuci alat / gudang kotor ( 2,65 m x 2,4 m)
: Mesin Hemodialisis
: Mesin Hemodialisis Emergency
: Mesin Hemodialisis Hepatitis C
: Mesin Hemodialisis Isolasi
1. Unit hemodialisis mempunyai bangunan dan prasarana yang
sekurangkurangnya terdiri dari:
a. Ruangan hemodialisis:
- Ruangan hemodialisis sekurang-kurangnya mempunyai kapasitas
untuk 4 mesin hemodialisis.
- Rasio mesin hemodialisis dengan luas ruangan sekurang-kurangnya
sebesar 1:8 m2.
b. Ruangan isolasi untuk pasien Hepatitis B. Tidak diwajibkan untuk
menyediakan ruangan isolasi khusus untuk kasus infeksi lain seperti TB,
avian influenza, dan-lain-lain.
c. Ruangan pemeriksaan/konsultasi
d. Ruangan dokter
e. Ruangan perawat (nurse station)
f. Ruangan pengolahan air (water treatment)
g. Ruangan penyimpanan obat
h. Ruangan pimpinan
i. Ruangan administrasi
j. Ruangan pendaftaran/penerimaan pasien dan rekam medik
k. Ruang penunjang non medik yang sekurang-kurangnya terdiri dari pantry,
gudang peralatan, tempat cuci.
l. Ruang tunggu keluarga pasien
m. Toilet yang masing-masing terdiri dari toilet untuk petugas, toilet untuk
pasien, dan toilet untuk penunggu pasien.
n. Spoelhok
2. Seluruh ruangan harus memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan,
ventilasi, penerangan, dan mempunyai sistem keselamatan kerja dan
kebakaran.
3. Mesin hemodialisis yang digunakan dalam pelayanan harus dikalibrasi secara
berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Mempunyai fasilitas listrik dan penyediaan air bersih (water treatment) yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
B. STANDAR FASILITAS
Satu unit hemodialisis mempunyai peralatan meliputi:
1. Sekurang-kurangnya 4 mesin hemodialisis yang siap pakai dan jenis mesin
hemodialisis tersebut harus terdaftar di Departemen Kesehatan.
2. Tempat tidur/kursi untuk tempat pasien yang sedang menjalani hemodialisis.
3. Peralatan medik standar seperti stetoskop, tensimeter, timbangan berat badan,
dan sebagainya dengan jumlah sesuai kebutuhan.
4. Peralatan resusitasi kardipulmoner yang sekurang-kurangnya terdiri dari ambu
viva, defibrillator, suction, endotracheal tube.
5. Peralatan pengolahan air sehingga air untuk dialisis memenuhi standar
Association for the Advancement of Medical Instrumentation (AAMI).
6. Peralatan sterilisasi alat medis.
7. Generalor listrik berkapasitas sekurang-kurangnya sebesar kebutuhan untuk
menjalankan mesin hemodialisis yang ada.
8. Peralatan pemadam kebakaran.
9. Peralatan komunikasi eksternal (telepon dan fax).
10. Peralatan untuk kegiatan perkantoran.
11. Peralatan untuk mengelola limbah dan sampah.
12. Perlengkapan dan peralatan lain sesuai kebutuhan.
BAB IV TATA LAKSANAN PELAYANAN
a. Nomor Rekam Medis adalah Nomor Rekam Medis yang diberikan kepada
pasien pada saat pasien berobat pertama kali berobat. Penggunaan nomor
rekam medis digunakan dengan ketentuan satu nomor hanya untuk satu
orang/pasien dan digunakan pasien ke semua layanan kesehatan selama
pasien tersebut berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih.
b. Pada program pendaftaran Kios K, aturan yang harus di pahami dan di lakukan
adalah bahwa pengisian rujukan harus melalui online, baik dari puskesmas
maupun dari internal poli RSUD Budhi Asih sendiri. Bila tidak pasien tetap harus
bertemu dengan petugas pendaftaran.
3. Pendaftaran pasien lama dengan jenis pelanggan Umum
• Pasien mendatangi Kios K
• Pasien memasukkan jenis pelanggan dan jenis kedatangan
• Pasien memilah poli tujuan
• Pasien mendapat bukti pendaftaran melalui mesin print di Kios K
• Pasien menuju ke kasir dengan menunjukan kertas print dari Kios K.
• Pasien membayar biaya mendaftaran dan mendapatkan bukti pendaftaran yang
sah dan pasien dipersilahkan menunggu di poli tujuan.
4. Pendaftaran pasien baru dengan jenis pelanggan Umum
• Pasien mendatangi Kios K
• Pasien memasukkan jenis pelanggan dan jenis kedatangan serta poli tujuan.
• Pasien mendapat nomer urut untuk ke loket pendaftaran.
• Petugas pendaftaran menginput data pasien sesuai dengan KTP,SIM atau data
sosial lainnya yang diberikan oleh pasien
• Petugas pendaftaran akan memberikan kembali nomer urut pendaftaran loket
ke pasien untuk di arahkan ke kasir.
• Pasien membayar biaya pendaftaran dan mendapatkan mendapat bukti
pendaftaran yang berisi nama pasien, nomer rekam medis, biaya pendaftaran
dan nomer urut poliklinik.
• Pasien di persilahkan menunggu di poli tujuan.
5. Pendaftaran pasien Baru dan Lama jenis pelanggan IOM ( International
Organization for Migration )
• Sebelum pasien datang, 1 hari sebelumnya koordinator IOM akan mengirim
surat rujukan melalui email, yang berisi tanggal rujukan, tujuan poli dan
diagnosa.
• Disertakan juga formulir pengisian resume medis
• Pada hari yang sudah di tentukan, pasien datang menuju ke loket pendaftaran
tidak melalui kios.
• Petugas akan mendaftarkan sesuai dengan email yang masuk.
• Pasien dengan membawa bukti pendaftaran menuju poli yang di tuju
• Berkas rujukan beserta dengan formulir resume akan di selipkan pada berkas
rekam pasien.
BAB V LOGISTIK
OBAT
No. Nama Obat Satuan Kekuatan
1 Adrenalin HCL Ampul 1 mg
2 Dexamethason Ampul 10 mg
3 Dopamine Ampul 50 mg dan 200 mg
4 Dobutamin Ampul 250 mg
5 KCl 1 Meq/ml Flacon 25 ml
6 Heparin 5.000 IU Vial 5.000 IU/ml
7 Protamin Sulfat Ampul 50 mg/ml
8 Bikarbonat Natrikus 8,4% Flacon 25 ml dan 100 ml
9 Difenhidramin Ampul 10 mg/ml
10 Clonidin Ampul 0,15 mg
11 Dextrose 40% Flacon 25 ml
12 Diazepam Ampul 10 mg
13 Lidocain HCl 2% Ampul 20 mg/ml
14 NaCl 0,9% Kolf 500 ml
15 Dextrose 5% dan 10% Kolf 500 ml
16 Nicardipin Ampul 10 mg, 20 mg
17 Nitrogliserin Ampul 5 ml, 10 ml
18 Nifedipin Tablet 5 mg, 10 mg
19 Captopril Tablet 12,5 mg, 25 mg
20 Isosorbid Dinitrate Tablet 5 mg
21 Paracetamol Tablet 500 mg
22 Antiseptic (Prontosan) Larutan
23 Alkohol swab Pcs
3. Lingkungan Fisik
- Fasilitas dialisis dirancang, dibangun, dilengkapi dan dipelihara untuk
menyediakan lingkungan yang aman, fungsional dan nyaman untuk
pasien, staf dan masyarakat.
Fasilitas dialisis harus menerapkan proses dan prosedur untuk mengelola
kedaruratan medis dan non medis yang mungkin mengancam kesehatan
atau keselamatan pasien, staf, atau masyarakat. Kedaruratan yang
dimaksud meliputi, namun tidak terbatas pada, kebakaran, kegagalan
peralatan atau daya, terkait perawatan, gangguan pasokan air, dan bencana
alam yang sering terjadi di wilayah geografis setempat.
Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik sehingga
tercapai kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang baik menjadi target pelayanan
unit hemodialisis.i perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu
sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan dalam hal
pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan pelayanan
secara khusus di Unit Rawat Jalan dapat mengutamakan kepuasan dan keselamatan
pada setiap pasien.