Logam yaitu Zn sebagai elektroda negative (anoda) dipasang pada voltmeter bagian
negative. Kemudian logam Cu sebagai elktroda positif (katoda) dipasang voltmeter
bagian positif.
b. Yang dimaksud dengan emf (electromotive force) dengan cara dan alat yang digunakan
untuk pengukurannya dengan tepat.
Jawab :
Electromotive force (EMF) atau bisa disebut gaya gerak listrik diartikan sebagai
potensial listrik yang dihasilkan karena adannya perbedaan tegangan pada dua elektroda
yang dihubungkan sehingga terjadi aliran electron yang mengasilkan listrik. Potensial
elektroda diukur dengan memperhatikan potensial elektroda standar, yang
dilambangkan Eo. Cara yang cukup baik untuk menentukan potensial standar suatu sel
adalah dengan membandingkan dengan elektroda standar hidrogen.
Sel tersebut pada suhu 25°C menghasilkan potensial 1,015V sedangkan pada suhu 40°C
menghasilkan potensial 0,995V.
a. Tuliskan reaksi yang terjadi pada katoda, anoda, dan reaksi totalnya
Jawab :
Diketahui: T1 = 25°C; Esel = 1,015 V
T2 = 40°C; Esel = 0,995 V
Anoda : Zn → Zn2+ + 2e-
Katoda : 2Ag+ + 2e- → 2Ag
Reaksi : Zn (s) + 2Ag+ (aq) → Zn2+ (aq) + 2Ag
Total
Jawab :
Pada suhu 25°C pada suhu 40°C
∆G = -n.F.Esel ∆G = -n.F.Esel
∆G = -2 . 96500 C . 1.015 V ∆G = -2 . 96500 C . 0,995 V
∆G = -195895 J ∆G = -192035 J
∆G = -195,895 kJ ∆G = -192,035 kJ
Jawab :
dG = -SdT + VdP
𝑑𝐺 𝑑𝐺
-S = (𝑑𝑇 )𝑃 atau S = - (𝑑𝑇 )𝑃
𝑑𝐺 𝑑𝐺
V = (𝑑𝑃 )𝑇 atau V = - (𝑑𝑃 )𝑇
Jawab :
𝑑𝐸
∆S = n.F(𝑑𝑇 )𝑃
a. Perbedaan kerja dan perbedaan efisiensi kerja dari batere primer dan batere sekunder.
Jawab :
Perbedaan kerja baterai primer dan sekunder adalah pada energi yang dipakai. Jika pada
baterai primer energi hanya bisa dipakai sekali, jika energi telah habis maka baterai
tidak bisa digunakan. Sedangkan pada baterai sekunder penggunaan energi bisa dipakai
berkali-kali. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah
sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat
berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada
terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke Positif. Sedangkan
pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan
mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. .
Efisiensi kerja pada baterai skunder lebih besar daripada baterai primer. Hal ini
dikarenakan penggunaan baterai bisa dipakai berkali-kali pada baterai sekunder
sedangkan baterai primer tidak dengan tegangan yang dihasilkan sama.
b. Perbedaan kerja dan perbedaan efisiensi kerja dari aki basah dengan aki kering
Jawab :
Perbedaan kerja aki basah dan kering adalah pada elektroda/plat dan larutannya, aki
basah menggunakan cairan elektrolit atau air aki untuk merendam selnya, sedangkan aki
kering menggunakan bahan berupa gel. Efisiensi kerja pada aki kering lebih besar
darpada aki basah. Karena material pada aki kering memiliki hambatan listrik yang
rendah. Pada aki kering menggunakan plat Ca (kalsium) sedangkan pada aki basah adalah
Pb (timbal). Keunggulan penggunaan unsur Ca dalam pembuatan cell/plat adalah
mempunyai sifat penguapan air sedikit dibanding dengan aki yang unsur utamanya
menggunakan Pb/Timbal. Sedangkan pada sifat larutannya pada aki basah larutan aki
mudah menguap sedangkan pada aki kering gel sifatnya tidak mudah menguap. Aki
kering yang masih di dalam mobil selama enam bulan kehilangan hanya 0,2 volt.
c. perbedaan kerja dan perbedaan efisiensi kerja dari batere rechargeable dan non
rechargeable
Jawab :
Perbedaan kerja baterai rechargeable dan non rechargeable adalah pada proses
penggunaanya. Jika pada baterai rechargeable energi kimia akan di konversikan menjadi
energi listrik karena adanya perbedaan potensial pada elektrodanya serta dapat juga
energi listrik diubah menjadi energi kimia untuk mengembalikan elektroda tersebut
seperti semula sehingga baterai dapat dipakai kembali. Pada baterai rechargeable
elektroda dipisahkan oleh separator berpori yang berfungsi sebagai transport ion (aliran
ion) pada saat penggunaan maupun pengisian baterai. Sedangkan pada baterai non
rechargeable hanya dapat terjadi pengonversian energi dari energi kimia menjadi energi
listrik sehingga baterai hanya bisa dipakai satu kali. Efisiensi kerja pada baterai
rechargeable lebih besar daripada baterai non rechargeable, karena pada baterai
rechargeable dapat digunakan berkali-kali asal tidak terjadi kerusakan didalam baterai.
4. Tuliskan hasil analisis dari pengamatan Anda terhadap kerja dan efisiensi kerja dari
batere sederhana yang Anda buat dengan buah, pohon, dan uang logam
Jawab :
a. Kentang
Menurut Medical Board (2010) kentang mengandung banyak kalium. Ion-ion
pada kentang seperti kalium bertindak sebagai zat elektrolit pada baterai. Elektroda
yang digunakan adalah seng sebagai anoda dan uang koin 500 berwarna kemerahan
(mengandung Cu) sebagai katoda, Sedangkan Dari data dibuku diketahui potensial
standard dari:
Zn2+ + 2e- → Zn Eo red = -0,76 V
Cu2+ + 2e- → Cu Eo red = +0,34 V
Eosel = +1,1 V
Eosel = +2,22 V
5. Suatu larutan asam sulfat yang diberi symbol H2SO4 dengan konsentrasi 0,01 M
diletakkan di antara elektroda yang berdiameter 2 cm dengan jarak masing-masing
elektroda 5 mm ternyata pengukuran menghasilkan hantaran 5 mS. Berdasarkan data
tersebut (kalau kekurangan data bisa dicarikan dari tempat lain) tentukanlah:
Jawab :
λm = 0,159 Scm2mmol-1
λm = 159 Scm2mol-1
c. bilangan transport ion H+ dan SO4-
jawab :
Massa ekivalen = massa yag sebading dengan dengan 1 mol elektron = 6, 02 x 1023 e
1 gek = 1 mol e-
= 96500 C
=1F
Maka
[H2SO4] = 0,01 M
[H+] = 0,02 M
0,0134 𝐹
t+ = 0,02 𝐹
t+ = 0,67
t+ + t- =1
0,67 + t- =1
t- = 0,33
Kesimpulan yang didapatkan adalah laju transport ion ketika ada arus listrik yang
dialirkan yaitu ion H+ akan lebih cepat daripada ion SO42- saat menuju elektroda
masing-masing dengan perbandingan sekitar 2:1.
Jawab :
Langkah awal adalah mencari nilai hantaran pembatas dari larutan, yaitu dengan
rumus dan melihat tabel.
λom = v- λo + v+ λo
λom = 1 . 160 Scm2mol-1 + 2 . 349,6 Scm2mol-1
λom = 859,2 Scm2mol-1
kemudian dihitung derajat ionisasi H2SO4
λm
α = λom
159 Scm2mol−1
α = 859,2 Scm2mol−1
α = 0,185