Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN DISLIPIDEMIA

No. : SOP/
Dokumen /PKM.CRK/ /
2019
No. Revisi : 0
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS ENTIN SUHARTI


CIRANGKONG NIP. 19680928 199403 2007

1. Pengertian Penanganan Dislipidemia adalah langkah-langkah yang dilakukan


petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Dislipidemia.
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi
lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau
trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL.
Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis
sehingga dapat menyebabkan stroke, Penyakit Jantung Koroner
(PJK), Peripheral Arterial Disease (PAD), Sindroma Koroner Akut
(SKA).

2. Kode No. ICD X : E78.5 Hiperlipidemia


Tingkat Kemampuan: 4A
3. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan
kasus Dislipidemia di UPTD Puskesmas Cirangkong
4. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Cirangkong Nomor : 440/
/SK/PKM.CRK/ /2019 tanggal….. Tentang Pelayanan Klinis
5. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 5 tahun
2014 tentang Panduan Klinis Dokter di FASYANKES Primer
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 tentang Puskesmas
6. Prosedur / langkah- a. Petugas memberi salam dengan ramah
langkah b. Petugas melakukan anamnesis.
1) Keluhan
Pada anamnesis biasanya didapatkan pasien dengan
faktor risiko seperti konsumsi tinggi lemak, merokok,
riwayat keluarga dengan dislipidemia dan DM, kurang
beraktivitas fisik, konsumsi alkohol, riwayat diabetes
sebelumnya. Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala
dan biasanya ditemukan pada saat pasien melakukan
pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).

2) Faktor Risiko
- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.
- Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini
yaitu ayah usia < 55 tahun dan ibu < 65 tahun.
- Kebiasaan merokok.
- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat
obat antihipertensi).
- Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dl). Jika didapatkan
kolesterol HDL ≥60 mg/dl maka mengurangi satu faktor
risiko dari jumlah total.

c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang.
1) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks
Massa Tubuh) dan tekanan darah. Cara pengukuran
IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m)
2) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting
dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida plasma.
d. Petugas menegakkan diagnosis.
e. Petugas memberikan terapi.
1) Obat Hipolipidemik diantaranya adalah:
- Golongan Statin, sangat efektif dalam menurunkan
kol-LDL dan relatif aman. Obat ini bekerja
menghambat sintesis kolesterol di hati, dengan
demikian akan menurunkan kolesterol darah
 Simvastatin 5-40 mg
 Lovastatin 10-80 mg
 Pravastatin 10-40 mg
 Fluvastatin 20-80 mg
 Atorvastatin 10-80 mg
- Golongan Asam Fibrat, mempunyai efek
meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase,
menghambat produksi VLDL hati dan meningkatkan
aktivitas reseptor LDL. Golongan ini terutama
menurunkan trigliserida dan meningkatkan kol-HDL
dengan efek terhadap kol-total dan LDL cukup. Efek
samping jarang, yang tersering adalah gangguan
gastrointestinal, peningkatan transaminase, dan reaksi
alergi kulit, serta miopati.
 Gemfibrozil 2x600 mg/hari, fenofibrat 1x160
mg/hari.
2) Kebanyakan obat hipoglikemik dapat dikombinasikan
penggunaannya tetapi kombinasi golongan statin dan
golongan fibrat, atau golongan statin dan asam nikotinat,
perlu pemantauan lebih ketat. Sebaiknya tidak
memberikan kombinasi gemfibrozil dan statin.
3) Pada penderita dengan kadar trigliserida >350 mg/dl,
golongan statin dapat digunakan (statin dapat
menurunkan trigliserida) karena sasaran kolesterol LDL
adalah sasaran pengobatan. Pada pasien dengan
dislipidemia campuran yaitu hiperkolesterolemia dan
hipertrigliserida, terapi tetap dimulai dengan statin.
f. Petugas memberikan edukasi dan konseling
g. Petugas melakukan rujukan bila terdapat penyakit komorbid
yang harus ditangani oleh spesialis.
h. Petugas menuliskan ke dalam status rekam medis semua
hasil pemeriksaan dan terapi.
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait a. Ruangan Pemeriksaan Umum


b. Ruangan Pemeriksaan Lansia
c. Laboratorium

2/3
9. Rekam Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

3/3

3/3

Anda mungkin juga menyukai