Oleh :
GRACELA DEBORA DALEKES
711345118027
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pengelolahan limbah cair.
Saya menyadari Makalah ini masih belum sempurna karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para mahasiswa-mahasiswi.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya
mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam
jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem
Alam.
Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem tidak dikelolah dengan
baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya.
Limbah merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang mana limbah tersebut berasal
dari berbagai sumber seperti dari pembuangan rumah tangga, sisa hasil produksi dan sebagainya.
Limbah cair tersebut apabila tidak ditangani sesegera mungkin maka akan menyebabkan terjadinya
pencemaran air yang tentunya akan menimbulkan dampak bagi lingkungan maupun masyarakat
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu limbah cair?
2. Bagaimana macam macam pengelolaan limbah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu limbah cair
2. Untuk mengetahui bagaimana macam macam pengelolahan limbah
3
BAB II
DASAR TEORI
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat
beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan
proses pengolahan yang berbeda pula. Yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu
hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan.
Pengertian Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup. Batasan lainnya mengatakan
bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
pemukimandan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan,
dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang
lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut
dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini
akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh
karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
a. Rumah tangga Contoh : air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi, dan
sebagainya.
b. .Perkotaan Contoh : air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-
tempat ibadah.
c. Industri Contoh : air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat dan pabrik karet. Air
limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga memudahkan di
dalam pengolahannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit pengolahannya karena
mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik yang bersifat toksik. Volume
air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
4
Kebiasaan manusia Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah
yang dihasilkan.
Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah Pada sistem kombinasi,
volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih per kapita, sedangkan pada
sistem terpisah volume limbah mencapai rata-rata 25-50 galon per kapita.
Waktu Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung
pada waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan
air yang menyebabkan air limbah semakin banyak, sedangkan di tengah hari
volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi
a. Karakter fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1 %
dalam bentuk suspensi padat (suspended solid ) yang volumenya bervariasi antara 100-500
mg/L. Apabila volume suspensi padat kurang dari 100 mg/L, air limbah disebut lemah.
Sedangkan bila lebih dari 500 mg/L disebut kuat.
b. Karakter kimia
Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan
zat organik dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, air limbah bersifat basa. Namun,
air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat asam karena sudah mengalami
kandungan bahan organiknya telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan
bau yang tidak sedap. Komposisi campuran dari zat-zat itu berupa :
Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein atau asam amino.
Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau karbohidrat.
Tahap pertama dari pengolahan limbah cair industri adalah pengolahan primer (primary
treatment), pengolahan ini merupakan pengolahan secara fisika. Adapun tahapan dari pengolahan
primer adalah tahap penyaringan, tahap pengolahan awal, tahap pengendapan dan terakhir adalah
tahap pengapungan.
Tahap Penyaringan (Screening) – Limbah cair yang terkumpul harus melewati proses
penyaringan terlebih dahulu melalui saluran pembuangan. Metode ini dapat dikatakan sebagai
metode yang efisien dan tentunya tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk menyaring
bahan padat yang terdapat dalam air limbah.
Tahap Awal (Pretreatment) – Setelah melewati proses penyaringan, maka limbah tersebut
akan disalurkan menuju tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel
padat lain yang berukuran besar. Cara kerja dari tangki tersebut adalah dengan memperlambat
aliran air limbah sehingga partikel pasir yang ada akan mengendap di dasar tangki, sedangkan air
limbah akan dialirkan untuk diproses lebih lanjut.
Tahap Pengendapan – Setelah melewati proses awal maka air limbah akan ditampung dalam
tangki khusus pengendapan. Metode pengendapan merupakan metode paling dasar dalam
pengolahan untuk mengolah limbah cair. Dalam tangki pengendapan, limbah cair akan didiamkan
5
dalam jangka waktu tertentu agar partikel padat yang masih ada dapat mengendap di dasar tangki.
Biasanya endapan partikel tersebut berupa lumpur yang nantinya akan dipisahkan menuju saluran
lain untuk diolah lebih lanjut.
Tahap Pengapungan (Floation) – Metode terakhir dari proses pengolahan primer adalah tahap
pengapungan. Metode ini sangat efektif digunakan untuk memisahkan polutan seperti minyak dan
lemak. Proses pengapungan ini menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung udara,
dimana gelembung tersebut akan membawa partikel polutan menuju permukaan air limbah dan
kemudian akan dihilangkan.
Perlu diketahui bahwa apabila limbah cair yang mengandung polutan tadi sudah bersih
melalui proses primer, maka limbah akan langsung dibuang ke perairan. Akan tetapi apabila
limbah cair yang mengandung polutan tadi masih menyisakan polutan lain yang sulit dihilangkan,
maka limbah tadi akan diproses lebih lanjut menuju pengolahan sekunder.
6
organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di
kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih
lanjut.
c. Pengolahan Tersier
Seperti yang telah disinggung diawal bahwa apabila setelah melalui proses pengolahan primer dan
sekunder masih ada zat dalam limbah yang tentunya berbahaya bagi lingkungan dan juga masyarakat,
maka akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tertiary treatment. Pengolahan ini umumnya bersifat
khusus yang berarti pengolahan akan disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa pada lembah cair
tersebut.
Adapun zat zat yang biasanya masih tertinggal adalah nitrat, fosfat dan garam. Pengolahan tersier
terdiri atas rangkaian dari proses kimia dan fisika. Metode pengolahan ini sebenarnya jarang sekali
digunakan pada pengolahan limbah cair industri karena biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
proses pengolahan ini cenderung tinggi dan tentunya tidak ekonomis.
d. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu
dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa
untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran
dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu
setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya
mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam
jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem
Alam.
B. Saran
Bagi semua masyarakat bisa mengetahui bahwa pengelolahan limbah sejak dini merupakan
tindakan yang amat baik untuk masa depan. Lingkungan sehat kita juga sehat lingkungan
tercemar kita juga yang menderita. Bersama-sama kita wujudkan lingkungan yang bersih dan
sehat.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahariesbudiono.blogspot.com/2012/03/manajemen-pengelolaan-limbah-padat-
cair.html