Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

”METAFLASIA”

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. Aang Saefudin 433131420119129


2. Ahmad fauzan 43313140119136
3. Baddar Pamungkas 43313140119122
4. Erna Kumoro Dewi 4331314011946

Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kharisma Karawang

Jl Pangkal perjuangan Km.1 By-pass Karawang 41316 jawa Barat

Telp. (0267) 412480,Fax. (0267) 410842


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami

dapat menyelesaikan makalah tentang “METAFLASIA” ini. Sholawat dan salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW

yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam

yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar

Keperawatan II. Dalam makalah ini mengulas tentang Anatomi fisiologi sel sampai

dengan adaptasi sel terhadap cidera salah satunya yaitu metaflasia.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya

dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak

terdapat kekurangannya.

Karawang,10 September 2019

Penyusun

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adaptasi sel terjadi bila stress fisiologik berlebihan atau suatu rangsangan yang

patologik menyebabkan terjadinya keadaan baru yang berubah yang

mempertahankan kelangsungan hidup sel. Contohnya ialah hipertropi

(pertambahan massa sel) atau atrofi (penyesutan masssa sel). Jejas sel yang

reversible menyatakan perubahan patologik yang dapat kembali, bila

rangsangannya dihilangkan atau bila penyebab jejas lemah. Jejas yang

ireversibel merupakan perubahan patologik yang menetap dan menyebabkan

kematian sel. Fungsi sel normal memerlukan keseimbangan antara kebutuhan

fisiologik serta keterbatasan struktur-struktur sel dan kemampuan metabolic.

Hasilnya adalah keadaan yang terus seimbang atau homeostasis. Keadaan

fungsional sel akan berubah ketika bereaksi terhadap stress yang ringan untuk

mempertahankan keadaan yang seimbang. Perubahan inilah yang disebut

dengan adaptasi sel. Peningkatan kemampuan adaptif sel ini menimbulkan jejas

sel. Berdasarkan latar belakang diatas macam-macam adaptasi sel itu meliputi

atrofi, hiper trofi, hiperplasi, displasia, dan metaplasia. Dari masalah tersebut,

penulis ingin membahasnya lebih lanjut. Oleh karena itu penulis membahas

makalah ini mulai dari struktur sel hingga proses adaptasi sel terhadap jejas.
B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata

kuliah Konsep Dasar Keperawatan II yang berjudul Metaplasia

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan mahasiswa mengerti tentang anatomi fisiologi sel

b. Diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang proses

adaptasi sel

c. Diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang

Metaplasia.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan fisiologi Sel


Semua benda hidup terbentuk dari sel-sel, unit terkecil dari kehidupan yang

dapat berfungsi dan memperbanyak diri. Manusia memiliki 60.000 billion sel.

Sel ini saling melengkapi berbagai fungsi diantara sel melalui spesialisasi. Sel

ini tergantung pada lingkungan sekitar mereka yang dengan ketat dapat

dikonrol.

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian,yaitu :

1. Selaput Plasma (Membrane Plasma atau Plasmalemma)

Merupakan selaput atau membrane sel yang terletak paling luar yang

tersusun dari senyawa kimia lipoprotein

2. Sitoplasma dan Organel sel

Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel. Sel

terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma keduanya dipisahkan oleh

membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dengan cairan sekitarnya oleh

membran sel .

Berbagai zat yg membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma.

a. Membran Sel, terutama terdiri atas lipid dan protein, merupakan

struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat tertentu,

memberi bentuk sel tetapi melekatkannya pada sel lain. Bahkan yang

lebih penting membran sel bekerja sebagai pintu gerbang dari dan ke
sel, memungkinkan hanya zat-zat tertentu saja lewat pada kedua jurusan

dan bahkan secara aktif mengangkut beberapa zat secara selektif.

b. Membran inti, merupakan dua membran yang saling mengelilingi. Pada

kedua membrane yg bersatu merupakan tempat yang permeabel

sehingga hampir semua zat yg larut dapat bergerak antara cairan inti dan

sitoplasma.

c. Retikulum endoplasma

 RE Granular yang pada permukaannya melekat ribosom yg

terutama mengandung RNA yang berfungsi dalam mensintesa

protein.

 RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid

dan enzimatik sel.

d. Komplek golgi.

Berhubungan dengan RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer

RE kemudian disekresikan

e. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam

sel. Merupakan sumber tenaga dari sel karena dioksidasi berbagai zat

makanan untuk menghasilkan tenaga pengerak bagi kegiatan-kegiatan

lain dari sel, termasuk untuk katabolisme / pernafasan sel. Tanpa

mitokondria maka sel-sel tidak mampu menyadap jumlah energi dari


makanan dan oksigen, dan akibatnya fungsi-fungsi yang penting dari sel

akan berhenti.

f. Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane.

g. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada

pembelahan sel.

h. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA

yg disebut Gen.

i. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung banyak

sekali RNA. Jumlah dapat satu atau lebih.

3. Inti Sel (Nukleus)

A. Inti sel terdiri dari bagian – bagian yaitu :

1. Selaput inti

2. Nukleoplasma

3. Kromatin

4. Nukleolus(anak inti)

4. ADAPTASI SEL

Betuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas:

a. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali

kearah yang kurang kompleks).


b. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk

untuk penyakit)

c. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasia

B. METAPLASIA

1. Pengertian

Metaplasia adalah perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis

sel dewasa digantikan oleh jenis sel dewasa lain.( Robbins, Kumar, Cotrans.

2003. Buku ajar patologi.edisi 7)

Metaplasia adalah perubahan satu jenis sel normal menjadi jenis sel normal

lainnya. Metaplasia sering terjadi sebagai suatu proses maturasi sel atau

sebagai mekanisme adaptasi terhadap stimulus dari luar tubuh.

Metaplasia adalah perubahan sementara dari sel dewasa menjadi sel dewasa

yang lain. Metaplasia juga dapat dikelompokan menjadi epitelial dan

jaringan ikat. Metaplasia epitelial sering terjadi pada sel epitel kolumnar

yang berubah menjadi sel epitel skuamosa. Bila iritasi yang menyebabkan

proses metaplasia tetap berlangsung, hal ini dapat memicu pertumbuhan

menuju keganasan dari sel metaplastik. Bentuk keganasan dari sel epitel

skuamosa disebut karsinoma


Yang membedakan metaplasia dengan adaptasi sel antara lain adalah :

a. Metaplasia adalah perubahan yang bersifat reversibel dari fenotip sel

yang digantikan oleh tipe sel yang lain yang dapat bertahan di

lingkungan yang merugikan

b. Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis.

c. Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan oleh tipe sel

lain yang lebih bisa menghadapi stresor.

Contoh : pada perokok, sel epitel columnar ciliated pada trakea dan

bronchi diganti dengan stratified squamous epithelial cell

2. CONTOH METAPLASIA

a. Perubahan epitel kuboidal / kolumnar / transisional menjadi epitelium

bertingkat karena kekurangan vitamin A

b. Perubahan sel-sel transisional menjadi epitel skuamosa bertingkat

karena serangan hangat atau batu ginjal;

c. Perubahan epitel skuamosa menjadi refluks asam epitel kolumnar

(Barrett esophagus)

d. Perubahan epitelium kelenjar menjadi epitel skuamosa karena pH

kemaluan yang rendah.

Contoh metaplasia yang paling umum adalah perubahan sel saluran

pernapasan dari sel epitel kolumnar bersilia menjadi sel epitel skuamosa
bertingkat sebagai respons terhadap merokok jangka panjang. Contoh

lain yang dapat kita amati pada kasus kanker serviks. Pada perubahan

sel kolumnar endoserviks menjadi sel skuamosa ektoserviks terjadi

secara fisiologis pada setiap wanita yang disebut sebagai proses

metaplasia. Karena adanya faktor-faktor risiko yang bertindak sebagai

ko-karsinogen, proses metaplasia ini dapat berubah menjadi proses

displasia yang bersifat patologis.

Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi

untuk menjadi ganas. Jadi, intinya metaplasia bisa terjadi dalam bentuk

fisiologis namun hanya sesaat saja karena pasti akan ada factor yang

menyebabkan metaplasia ini berubah sifat menjadi patologis. contoh

kasus peradangan kronis pada jaringan, Salah satu contoh peradangan

kronis misalnya pada penyakit gastritis. Gastritis adalah suatu

peradangan pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster.

Salah satu etiologi terjadinya gastritis adalah Helycobacter pylory (

pada gastritis kronis ). Helicobacter pylori merupakan bakteri gram

negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat

timbulnya desquamasi sel dan muncul lah respon radang kronis pada

gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia.


Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap

iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster misalnya dengan sel

squamosa yang lebih kuat. Karena sel squamosa lebih kuat maka

elastisitasnya juga berkurang. pada saat mencerna makanan, lambung

melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak

elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya akan

menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya

sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan mengakibatkan

kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah

ini akan menimbulkan perdarahan. Gastritis akut gastritis akut yang

bersifat peradangan terjadi di mukosa atau sub mukosa yang bersifat

iritasi local. Gejala biasanya ringan seperti : rasa tidak enak di daerah

epigastrik, kram di perut / tegang juga dapat menimbulkan terjadinya

perdarahan, di samping itu pada gastritis dapat terjadi peningkatan yang

dapat dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat menyebabkan

rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCL dengan

mukosa gaster.

3. ETIOLOGI

Metaplasia adalah berubahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya.

Metaplasia terjadi sebagai respon adaptasi terhadap cidera atau iritasi

continue yang menghasilkan peradangan kronis pada jaringan.


Adapun penyebab metaplasia antara lain:

1. Hipoksia (pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat dari:

a. Iskemia (kehilangan pasokan darah) dapat terjadi bila aliran arteri

atau aliran vena dihalangi oleh penyakit vaskuler atau bekuan

didalam lumen.

b. Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi.

Misalnya pneumonia.

c. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia,

keracunan karbon monoksida. Tergantung pada derajat keparahan

hipoksia, sel-sel dapat menyesuaikan, terkena jejas atau mati.

Hipoksia yang lebih berat tentunya akan menyebabkan jejas atau

kematian sel.

2. Faktor fisik

a. Trauma

Trauma mekanik dapat menyebabkan sedikit pergeseran tapi nyata,

pada organisasi organel intrasel atau pada keadaan lain yang

ekstrem, dan dapat merusak sel secara keseluruhan.

b. Suhu rendah

Suhu rendah mengakibatkan vasokontriksi dan mengacaukan

perbekalan darah untuk sel.


Jejas pada pengaturan vasomotor dapat disertai vasodilatasi,

bendungan aliran darah dan kadang-kadang pembekuan

intravaskular. Bila suhu menjadi cukup rendah aliran intrasel akan

mengalami kristalisasi.

c. Suhu Tinggi

Suhu tinggi yang merusak dapat membakar jaringan, tetapi jauh

sebelum titik bakar ini dicapai, suhu yang meningkat berakibat jejas

dengan akibat hipermetabolisme. Hipermetabolisme menyebabkan

penimbunan asam metabolit yang merendahkan pH sel sehingga

mencapai tingkat bahaya.

d. Radiasi

Kontak dengan radiasi secara fantastis dapat menyebabkan jejas,

baik akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang dikandung dalam

sel maupun karena ionisasi air sel yang menghasilkan radikal

“panas” bebas yang secara sekunder bereaksi dengan komponen

intrasel. Tenaga radiasi juga menyebabkan berbagai mutasi yang

dapat menjejas atau membunuh sel.

e. Tenaga Listrik

Tenaga listrik memancarkan panas bila melewati tubuh dan oleh

karena itu dapat menyebabkan luka bakar dan dapat mengganggu

jalur konduksi saraf dan berakibat kematian karena aritmi jantung.

3. Bahan kimia dan obat-obatan


Banyak bahan kimia dan obat-obatan yang berdampak terjadinya

perubahan pada beberapa fungsi vital sel, seperti permeabilitas selaput,

homeostasis osmosa atau keutuhan enzim dan kofaktor. Masing-masing

agen biasanya memiliki sasaran khusus dalam tubuh, mengenai

beberapa sel dan tidak menyerang sel lainnya.

Misalnya barbiturat menyebabkan perubahan pada sel hati, karena sel-

sel ini yang terlibat dalam degradasi obat tersebut. Atau bila merkuri

klorida tertelan, diserap dari lambung dan dikeluarkan melalui ginjal

dan usus besar. Jadi dapat menimbulkan dampak utama pada alat-alat

tubuh ini. Bahan kimia dan obat-obatan lain yang dapat menyebabkan

jejas sel:

a. Obat terapeutik misalnya, asetaminofen (Tylenol).

b. Bahan bukan obat misalnya, alkohol.

4. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme

Mikroorganisme yang menginfeksi manusia mencakup berbagai virus,

ricketsia, bakteri, jamur dan parasit. Sebagian dari organisme ini

menginfeksi manusia melalui akses langsung misalnya inhalasi,

sedangkan yang lain menginfeksi melalui transmisi oleh vektor

perantara, misalnya melalui sengatan atau gigitan serangga. Sel tubuh

dapat mengalami kerusakan secara langsung oleh mikroorganisme,

melalui toksis yang dikeluarkannya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel sel dan tiap

organ merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling

menghubungkan satu sama lainnya. Oleh struktur penunjang interselular, Tiap

macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi yang

khas. Sel itu juga berkemampuan untuk berkembangbiak dan bila salah satu

macam sel itu rusak oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang tertinggal

seringkali membagi diri lagi terus menerus sampai jumlahnya mencukupi

kembali. Metaflasia Adalah berbahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya.

Metaplasia terjadi sebagai respon terhadap cidera atau iritasi continue yang

menghasilkan peradangan kronis pada jaringan.

B. Saran

Mekanisme adaptasi sel itu bermacam macam tidak hanya metaplasia,

sebaiknya pembaca juga harus mempelajari adaptasi sel yang lain, hal ini

penting untuk meningkatkan pengetahuan kita terhadap sel.karena system sel

merupakan dasar dalam pembelajaran tentang macam-macam penyakit.


DAFTAR PUSTAKA

Augustinus,Andi santoso dr.(2015).Anatomy fisiologi edisi 2.jakarta.EGC

Hurst,Marlene. (2015).Keperawatan Medikal Bedah.vol 1.Jakarta.EGC

Lemone,Priscilla,RN,DSN,FAAN dkk.(2014).Keperawatan Medikal Bedah vol

3.Jakarta.EGC

Noerhadi,dkk.(2018).Anatomi fisiologi Tangerang.In media

Anda mungkin juga menyukai