KELOMPOK 6 Definisi BPH Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan perbesaran kelenjar prostat, memanjang ke atas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra akibatnya terjadi dilatasi ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) secara bertahap (Smeltzer dan Bare, 2002). Etiologi BPH Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti etiologi/penyebab terjadinya BPH, namun beberapa hipotesisi menyebutkan bahwa BPH erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses menua. Terdapat perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun, dan angka kejadiannya sekitar 50%, untuk usia 80 tahun angka kejadianya sekitar 80%, dan usia 90 tahun sekiatr 100% (Purnomo, 2011) Tanda Dan Gejalan BPH Gejala iritatif meliputi : • Peningkatan frekuensi berkemih • Nokturia (terbangun pada malam hari untuk miksi) • Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda (urgensi) • Nyeri pada saat miksi (disuria) Gejala obstruktif meliputi : • Pancaran urin melemah • Rasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong dengan baik • Kalau mau miksi harus menunggu lama • Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih • Aliran urin tidak lancar/terputus-putus • Urin terus menetes setelah berkemih • Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinensia karena penumpukan berlebih • Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi produk sampahnitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis dan volume residu yang besar. lanjutan Gejala generalisata seperti seperti keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik. Berdasarkan keluhan dapat dibagi menjadi : • Derajat I : penderita merasakan lemahnya pancaran berkemih, kencing tak puas,frekuensi kencing bertambah terutama pada malam hari • Derajat II : adanya retensi urin maka timbulah infeksi. Penderita akan mengeluh waktumiksi terasa panas (disuria) dan kencing malam bertambah hebat • Derajat III : timbulnya retensi total. Bila sudah sampai tahap ini maka bisa timbulaliran refluk ke atas, timbul infeksi ascenden menjalar ke ginjal dan dapat menyebabkan pielonfritis, hidronefrosi Manifestasi Klinis Obstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan diluar saluran kemih. Menurut Purnomo (2011) dan tanda dan gejala dari BPH yaitu : keluhan pada saluran kemih bagian bawah, gejala pada saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar saluran kemih. 1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah a. Gejala obstruksi meliputi : Retensi urin (urin tertahan dikandung kemih sehingga urin tidak bisa keluar), hesitansi (sulit memulai miksi), pancaran miksi lemah, Intermiten (kencing terputus-putus), dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi b. Gejala iritasi meliputi : Frekuensi, nokturia, urgensi (perasaan ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi). lanjutan 2. Gejala pada saluran kemih bagian atas Keluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih bagian atas berupa adanya gejala obstruksi, seperti nyeri pinggang, benjolan dipinggang (merupakan tanda dari hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda infeksi atau urosepsis. 3. Gejala diluar saluran kemih Pasien datang diawali dengan keluhan penyakit hernia inguinalis atau hemoroid. Timbulnya penyakit ini dikarenakan sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan tekanan intra abdominal. Adapun gejala dan tanda lain yang tampak pada pasien BPH, pada pemeriksaan prostat didapati membesar, kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan, anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak nyaman pada epigastrik, dan gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan volume residual yang besar. kesimpulan Benign prostatic hyperplasia ( BPH ) pmerupakan pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas dan biasa menyeran laki-laki diatas usia 50 tahun. Penyebab BPH tidak diketahui, tetapi mungkin akibat adanya perubahan kadar hormone akibat proses penuaan. Gejala tanda-tanda BPH yaitu sering buang air kecil,buang air kecil malam hari lebih dari satu kali, sulit menahan buang air kecil, harus mengedan saat buang air kecil, buang air kecil terputus-putus, dan waktu buang air kecil memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan akhirnya terjadi inkontinen karena overflow. Penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting, medikamantosa, terapi bedah konvensional, terapi minimal invasif, dan farmakoterapi.