Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik sebagai salah satu
syarat mengikuti seleksi Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pekalongan
Periode 2013-2018. Makalah terstruktur ini disusun bertujuan sebagai bagian penilaian pengetahuan
dan kompetensi calon untuk menduduki jabatan anggota KPU Kabupaten Pekalongan.
Makalah ini penulis susun berdasarkan pengetahuan, kemampuan, kompetensi dan
pengalaman penulis yang telah lama berkecimpung di bidang kepemiluan sebagai penyelenggara
pemilu. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, paling tidak dapat
memberikan gambaran bagi Tim Seleksi mengenai kompetensi yaang penulis miliki.
Dalam kesempatan ini penulis selaku pendaftar calon anggota KPU Kabupaten Pekalongan
menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Tim Seleksi, segenap Sekretariat
KPU Kabupaten Pekalongan dan semua pihak yang telah membantu kami memberikan informasi dan
kesempatan kepada penulis untuk ikut dalam seleksi calon anggota KPU Kabupaten Pekalongan
Periode 2013-2018.

Kajen, 23 Agustus 2013


Hormat Kami

SUTARNO, S.H.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii

1. KEPEMIMPINAN ………………………………………………............ 1
2. INTEGRITAS ..............………………………………………......... 3
3. INDEPENDENSI ..………………………………………………........... 5
4. KOMPETENSI KEPEMILUAN ……………………………………...... 7

1. KEPEMIMPINAN

a. Saya menilai kemampuan kepemimpinan saya 90.

Mengapa?

Karena berdasarkan pengalaman saya selama memimpin organisasi dan sampai saat ini
masih berkecimpung di berbagai organisasi sosial sebagai aktivis organisasi telah memberikan
banyak pelajaran dan pengalaman berharga bagi saya. Kepemimpinan merupakan sebuah amanah
yang ditentukan oleh kualitas pemimpinnya. Pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi mereka
yang dipimpinnya, mampu memberikan inspirasi kepada mereka untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan secara profesional, melaksanakan suatu kewajiban, mengevaluasi dan memperbaiki
kesalahan. Pemimpin juga harus mampu mengembangkan lembaga yang dipimpinnya untuk
mewujudkan sebuah prestasi dan kualitas hasil sebuah pekerjaan. Kemampuan dan ketrampilan
dalam memimpin sebuah lembaga organisasi adalah faktor utama efektifitas kerja. Seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan manajemen (managerial skill) dan kemampuan
teknis (technical skill).

b. Deskripsi pengalaman yang bisa membuktikan kualitas dan karakter kepemimpinan

Pengalaman yang dapat membuktikan kualitas dan karakter kepemimpinan saya adalah
aktiv di berbagai organisasi sosial dan di lembaga penyelenggara pemilu. Di organisasi sosial
misalnya saya pernah menjadi Ketua PAC IPNU Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan
Masa Khidmah 2005-2007. Di periode sebelumnya saya menjabat sebagai Sekretaris PAC IPNU
Kecamatan Karanganyar Masa Khidmah 2003-2005. Masih di Banom NU saya pernah menjabat
sebagai Bendahara PC IPNU Kabupaten Pekalongan Masa Khidmah 2007-2009, kemudian sebagai
Anggota Departemen Pendidikan dan Kaderisasi PC IPNU Kabupaten Pekalongan Mas Khidmah
2005-2007. Saat ini saya masih menjabat sebagai Sekretaris MWC NU Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Pekalongan Masa Khidmah 2012-2017. Di periode yang lalu masa khidmah 2007-2012
saya menjabat sebagai Wakil Sekretaris MWC NU Kecamatan Karanganyar.
Di lembaga Penyelenggara Pemilu sampai saat ini saya sudah 5 (lima) kali menjabat
sebagai Ketua PPK Kecamatan Karanganyar dan 1 (satu) kali menjadi Anggota PPK Kecamatan
Karanganyar, yaitu sebagai Ketua PPK Pileg 2014, Ketua PPK Pilgub Jateng 2013, Ketua PPK
Pemilu Kada Bupati Pekalongan Tahun 2011, Ketua PPK Pileg 2009, Ketua PPK Pilgub Jateng 2008
dan Anggota PPK Pilkada Bupati Tahun 2006.
Adapun ukuran kualitas kepemimpinan yang saya terapkan dalam memimpin yaitu :
1. Mampu mengambil keputusan.
Jika kita gagal mengambil keputusan, maka itupun juga sebuah keputusan, tapi jika kita terlatih dan
berhasil, maka kita akan memiliki keputusan yang berkualitas.
2. Mampu memberikan arah.
Petunjuk jalan yang benar selalu menolong saya untuk mencapai tujuan. Begitu pula dalam
memimpin, saya selalu berusaha untuk tangguh, selalu berlatih untuk melihat jauh ke depan. Itulah
kemampuan yang terus menerus saya tingkatkan.
3. Tegas dan konsisten.
Ketegasan selalu menjadi problem klasik bagi para pemimpin yang gagal. Mereka mampu
memutuskan tapi mudah dipengaruhi, sehingga mudah berubah. Perubahan situasi akan selalu
menjadi tantangan setiap pemimpin yang telah berhasil mengambil keputusan. Perubahan adalah
sebuah tantangan bagi sebuah ketegasan. Konsistensi adalah keberanian untuk menanggung segala
konsekuensi sebagai akibat dari sebuah keputusan. Resiko adalah tantangan sebuah keputusan.
Perubahan adalah resiko sebuah ketegasan yang rapuh. Mungkin saja ketegasan berbuah resiko.
Tapi konsistensilah yang akan menyelamatkan sebuah ketegasan.
4. Kemampuan menjaga martabat.
Nilai-nilai yang jelas dan benar akan menolong saya sebagai pemimpin untuk menjaga martabat diri
dan organisasi. Kegagalan utama seorang pemimpin adalah ketidakmampuannya menjaga
martabatnya. Kompromi adalah musuh martabat. Kemampuan menjaga martabat dimulai dari hal-hal
sederhana seperti menjaga ucapan, menjaga tindakan, menjaga respon, menjaga penampilan, dan
menjaga moral.
5. Kecerdasan kepemimpinan (Leadership Quotient).
Kecerdasan kepemimpinan dibangun oleh empat integrasi kualitas yaitu perlu dilatih, perlu diasah,
perlu dikembangkan dan jangan pernah berhenti mempertajamnya (Decision, Direction, Decisive, dan
Dignity). Sedangkan karakter kepemimpinan saya, yaitu dengan mengoptimalkan dedikasi kerja pada
organisasi yang saya pimpin, berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan
kepentingan organisasi, senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari yang saya pimpin,
memberikan toleransi kepada anggota yang membuat kesalahan dan memberikan pendidikan
kepadanya agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan
prakarsa darinya, lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan, selalu berusaha untuk
menjadikan yang saya pimpin lebih sukses dari padanya, dan selalu berusaha mengembangkan
kapasitas diri sebagai pemimpin.
2. INTEGRITAS

a. Saya menilai tingkat integritas saya 95.

Mengapa?

Karena Saya mengukur integritas saya dari aspek kejujuran, komitmen dan tanggung jawab
yang selalu saya jaga pada setiap tingkah laku sehari-hari maupun dalam setiap aktivitas saya di
pekerjaan dan organisasi. Nilai-nilai integritas ini mutlak untuk menjadi prinsip hidup bagi saya, dalam
menjalani kehidupan sehari-hari dan didalam aktivitas berorganisasi.

b. Deskripsi pengalaman yang bisa membuktikan derajat integritas

Pengalaman yang dapat membuktikan tingkat integritas saya yaitu dengan beberapa kali
menjabat sebagai ketua PPK maupun pengurus organisasi, saya merasa memiliki harga diri yang
tinggi, rasa syukur dengan keadaan keuangan, nilai-nilai ke hidupan positif sebagai sistem
pendukung moral yang kuat, dan kemampuan diri hidup dalam keseimbangan pribadi dan sosial yang
kuat. Saya merasa bahwa keutuhan dan kekuatan dari jati diri yang asli, artinya tidak ada kepalsuan
dari pikiran, suasana hati, ucapan, tindakan, dan sikap. Jati diri selalu konsisten bertindak dengan
integritas diri untuk melakukan apa yang benar melalui kejujuran yang saya miliki. Menurut saya,
integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial. Integritas pribadi adalah sesuatu yang
dihasilkan dari dalam diri, maka kekuatan di luar diri bisa saja tidak memiliki integritas. Sering sekali
realitas kehidupan sosial, politik, ekonomi selalu mempersembahkan integritas yang sangat miskin
dan lemah. Dampaknya, integritas pribadi yang kuat harus menjadi sangat bermoral dan berkualitas
tinggi. Untuk itu, saya memberanikan diri agar dapat mengalahkan tantangan dari realitas integritas di
luar diri, yang lemah dan tak berdaya. Keberanian saya untuk menerima tanggung jawab pribadi,
selalu saya ikuti dengan kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan saya harus dapat
menjadi pribadi yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran, keadilan,
menghormati pandangan yang berbeda dengan integritas pribadi untuk kemanusiaan dan cinta. Jadi,
diri yang unggul dengan integritas pribadi adalah diri yang secara internal pribadi telah memiliki
sebuah sistem kejujuran diri sendiri terhadap nilai-nilai yang diyakini. Integritas pribadi adalah dasar
bagi implementasi etika perilaku. Perilaku kerja yang etis akan mendorong kesempurnaan integritas
pribadi. Hubungan yang saling memperkuat antara integritas dan etika, akan menjadi dasar yang
sangat kuat untuk menghasilkan kehidupan kerja yang harmonis dalam kinerja maksimal sehingga
mampu mengembangkan standar integritas pribadi yang tinggi. Pasti akan menjadi pribadi teladan.
Pengalaman yang membuktikan derajat integritas saya adalah dalam setiap aktivitas yang saya
lakukan, baik sebagai pribadi, kepala keluarga, pemimpin organisasi maupun bagian dari masyarakat,
mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar, saya selalu berkomitmen bahwa apa yang saya
bicarakan kepada orang lain harus sesuai dengan bukti yang ada pada diri saya, di mana,
kemana, kapanpundan bersama siapapun kita berada.

3. INDEPENDENSI

a. Saya menilai tingkat independensi saya 95.

Mengapa?

Karena saya merasa bahwa independensi dalam bersikap terhadap kebenaran yang hakiki
berdasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, etika dan norma, merupakan
pedoman hidup saya dalam berbuat di lingkungan masyarakat. Di samping itu saya juga selalu
mengedepankan pertanggungjawaban terhadap Allah SWT, Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang
tersembunyi dari dalam diri kita. Saya selalu mengikuti hati nurani yang diiringi dengan pikiran
logis tapi normatif dan rasional untuk bersikap independen terhadap suatu hal dengan melihat sisi
kebenaran, maupun dampak baik atau buruknya terhadap keputusan yang diambil untuk kepentingan
masyarakat yang lebih baik.
Kemandirian dalam bertindak, berekspresi dan berfikir sebagai prinsip yang saya pegang
teguh saat berhadapan dengan berbagai kepentingan yang dapat merusak nilai-nilai
independensi. Sebagai contoh independensi dapat kita lihat pada sebuah organisasi dimana
keberadaannya adalah merdeka tanpa diboncengi kepentingan tertentu. Dalam konteks lain,
independensi juga merupakan hak kita sebagai manusia, yang memiliki kebebasan yang merdeka
tanpa ada tekanan dari pihak lain. Meskipun dalam pelaksanaannya yang disebut independen juga
ada batasan-batasannya. Karena suatu lembaga atau organisasi juga tidak dapat eksis tanpa adanya
dukungan dari pihak lain, namun hal itu tidak serta merta menjadikan kita untuk lebih
mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan dari pada kepentingan negara atau masyarakat.

b. Deskripsi pengalaman yang bisa membuktikan derajat independensi

Pengalaman yang membuktikan derajat independensi saya yaitu dimulai dari aktivitas saya
sehari-hari di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. sikap independensi yang saya lakukan
adalah dengan bersikap adil dan tidak memihak pada salah satu anggota keluarga, maupun orang-
orang di sekitar saya dan memahami hak dan kewajiban saya sebagai Kepala Keluarga, hak dan
kewajiban anak-anak dan istri sebagai anggota keluarga. Sebagai makhluk Tuhan yg berjiwa sosial
maka kita berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan keluarga dan orang-orang di sekitar saya.
Begitu juga di lingkungan masyarakat, kita harus selalu menjaga hubungan sosial yang baik,
memutuskan masalah bersama berdasarkan akal sehat dengan berdasar pada aturan yang berlaku.
Tanggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan umum.
Pada saat saya menjadi Ketua PPK Kecamatan Karanganyar, antar sesama anggota PPK
kami selalu saling mengingatkan untuk tetap menjaga netralitas dan independensi sebagai
penyelenggara pemilu dan berpegang teguh pada aturan hukum dan regulasi yang ada dalam
menentukan kebijakan, dan saya selalu berpedoman pada tugas, wewenang, hak dan kewajiban
saya selaku penyelenggara.

c. Sikap saya ketika terdapat kepentingan partai politik tertentu meminta kepentingannya
diakomodasi dan jika tidak diakomodasi akan terjadi keguncangan politik yang besar

Ketika terdapat kepentingan partai politik tertentu meminta kepentingannya diakomodasi dan
jika tidak diakomodasi akan terjadi keguncangan politik yang besar, maka saya akan
bersikap menelaah kepentingan tersebut dengan cepat dan tepat dengan berpedoman pada regulasi
yang berlaku, kemudian bersikap mengambil keputusan yang benar. Sepanjang kepentingan
tersebut tidak melanggar regulasi yang ada, maka tentunya harus difasilitasi kepentingannya, tetapi
jika melanggar, maka harus ditolak kepentingan tersebut dengan memberikan penjelasan yang tepat
kepada mereka untuk mentaati aturan main yang telah ditetapkan sebelumnya.
Saya telah beberapa kali menjadi Ketua PPK Kecamatan Karanganyar yang tentunya telah
beberapa kali pula mengalami lika liku kehidupan berdemokrasi. Salah satunya ketika saya menjadi
Ketua PPK pada Pileg 2009, beberapa kali saya menerima telfon dari beberapa tokoh partai yang
meminta kepentingannya diakomodasi, namun karena saya tahu persis bahwa permintaan itu adalah
salah dan melanggar aturan hukum, maka dengan tegas tanpa rasa takut sedikitpun saat itu juga
langsung saya tolak permintaan tersebut.
4. KOMPETENSI KEPEMILUAN

a. Mengapa pemilu itu penting dalam negara demokrasi

Pemilu menjadi bagian yang penting dalam sebuah negara demokrasi, karenadalam
demokrasi yang menjadi dasar paling utama adalah segala aturan ditentukan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Pemilu adalah hak rakyat untuk terlibat dalam setiap proses pengambilan
keputusan kenegaraan, pemilihan umum menjadi praktik keterwakilan rakyat
dalam pemerintahan. Setiap anggota masyarakat memiliki hak untuk dipilih sebagai pemimpin
ataupun memilih pemimpin yang akan mewakili masyarakat dalam sebuah struktur pemerintahan.
Dalam sebuah negara demokrasi, pemilu bertujuan sebagai legalitas keabsahan
kekuasaan pemerintah. Dengan legitimasi ini, masyarakat terwakilkan oleh pemerintah dalam
membuat program/kebijakan bagi kepentingan rakyat. Konsensus yang dibuat rakyat melalui pemilu
menjadi legitimasi pemerintah untuk mengatur dan menjalankan roda pemerintahan.

b. Hubungan antara sistem pemilu, sistem kepartaian dan sistem pemerintahan.

Dalam negara demokrasi, sistem pemerintahan adalah kedaulatan ditangan rakyat yang
berarti dalam menjalankan suatu pemerintahan rakyat memberikan mandat kepada pemerintah
melalui mekanisme pemilu. Pemilihan umum menjadi mekanisme pendelegasian, atau pendelegasian
wewenang dalam struktur pemerintahan. Dalam proses pelaksanaan pemilu, keterlibatan partai
politik menjadi sarana bagi masyarakat dalam menyuarakan kepentingan politiknya.
Partisipasi politik masyarakat biasanya diwadahi dalam partai politik yang
mengikuti pelaksanaan pemilu. Aspirasi politik dan kepentingan politik masyarakat yang sangat
beragam melalui partai politik. Sistem kepartaian di Indonesia yang multi partai merupakan cerminan
dari ragamnya aspirasi masyarakat Indonesia. Maka melalui sistem pemilu yang berdasarkan
kedaulatan rakyat, partai politik bertarung untuk memperebutkan kursi yang akan mewakili
kepentingan rakyat dalam parlemen.

c. Tahapan Penyelenggaraan Pemilu

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan


Umum serta Tahapan penyelenggaraan pemilu merupakan mekanisme penyelenggaraan pesta
demokrasi yang dilaksanakan dengan beberapa rangkaian kegiatan. Dimulai dengan :

1. Perencanaan Program dan Anggaran


Melakukan perencanaan terhadap semua yang terkait dalam kegiatan penyelenggaraan
pemilu, seperti penyusunan perencanaan program dengan membuat kalender/timeline kegiatan yang
akan dilakukan, Penyusunan dokumen penganggaran (RKKL, DIPA, POK) DAN Pedoman
Pengelolaan Keuangan.

2. Penyusunan Peraturan KPU

Pada tahapan ini dilakukan pembuatan dan penyusunan Regulasi berupa Peraturan-peraturan sistem
pemilihan dan sebagainya.

3. Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu

Pengumuman dan pengambilan formulirPendaftaran, Pendaftaran partai politik dan


penyerahan syarat pendaftaran, Penerimaan kelengkapan dokumenpersyaratan, Verifikasi
administrasi di KPU, Pemberitahuan hasil verifikasi administrasi, Perbaikan administrasi oleh partai
politik, Verifikasi administrasi hasil perbaikan, Pemberitahuan penelitian administrasi hasilperbaikan,
Verifikasi faktual di tingkat KPU, KPU Provinsi dan Kab/Kota, Rekapitulasi hasil verifikasi faktual
danPenetapan partai politik peserta Pemilu, Pengumuman partai politik peserta Pemilu, Pengundian
dan penetapan nomor urutpartai politik, Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara.
Dalam proses ini, dilakukan pendaftaran peserta pemilu dengan melakukan penelitian
terhadap semua syarat dan ketentuan berdasarkan Perundang-undangan serta penetapan peserta
pemilu.

4. Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih

Pendaftaran pemilih dan pemuktahiran daftar pemilih dengan didahului proses penyerahan
Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dari pemerintah, sampai kepada daftar pemilih
sementara dan kemudian dilanjutkan dengan Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Tahapan ini dimulai dari proses ; Penyerahan data kependudukan dari pemerintah dan
pemerintah daerah kepada KPU, KPU provinsi dan KPUkabupaten/kota serta data WNI di luar negeri,
Sinkronisasi data kependudukan dan data WNI di luar negeri, Penyerahan DP4 kepada KPU, KPU
provinsidan KPU kabupaten/kota, Konsolidasi DP4, Pencermatan DP4 dan DPT Pemilu terakhir,
Penyerahan data Pemilih dari KPU ke KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota, Pemuktakhiran data
pemilih (pencocokan dan penelitian), Penyusunan bahan Daftar PemilihSementara (DPS), Penetapan
dan Pengumuman DPS, Penyerahan salinan DPS kepada partai politik tingkat kecamatan, Masukan
dan tanggapan masyarakat, Perbaikan dan penyusunan DPS, Penetapan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan (DPSHP), Pengumuman, masukan dan tanggapan masyarakat atas penetapan
DPSHP, Perbaikan DPSHP, Penyerahan DPSHP akhir kepada KPU kabupaten/kota, Penetapan
Daftar Pemilih Tetap (DPT) tingkat kabupaten/kota, Penyerahan DPT kepada KPU, KPU provinsi,
PPK dan PPS, Penyerahan salinan DPT kepada partai politik peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota
dan kecamatan, Pengumuman DPT.

5. Penyusunan Daftar Pemilih di Luar Negeri

Pemuktahiran data pemilih WNI di luarnegeri, Penyusunan Daftar Pemilih Sementara


LuarNegeri (DPSLN), Pengumuman DPSLN, Masukan dan tanggapan masyarakat, perbaikan
DPSLN, Penetapan Daftar Pemilih Tetap LuarNegeri (DPTLN), Penyampaian DPTLN kepada KPU
dengantembusan Kepala Perwakilan RepublikIndonesia.

6. Penataan dan Penetapan Daerah Pemilihan

Penataan dan penetapan daerah pemilu dimulai dari tahap ; Penetapan jumlah kursi DPRD
provinsi danDPRD kabupaten/kota berdasarkan data penduduk (DAK2), Penataan daerah pemilihan
DPRD provinsidan DPRD kabupaten/kota, Rapat koordinasi dengan partai politikpeserta Pemilu dan
konsultasi publik, Penyerahan hasil penataan daerahpemilihan DPRD provinsi dan
DPRDkabupaten/kota kepada KPU, Penetapan daerah pemilihan DPRDprovinsi dan DPRD
kabupaten/kota.

7. Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota

Tahap ini dimulai dari ; Pendaftaran Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/ kota, Verifikasi Pencalonan Anggota DPD, Verifikasi Pencalonan Anggota DPR, DPRD
provinsi dan DPRD kabupaten/kota, Penyelesaian Sengketa Penetapan DCTAnggota DPR, DPD,
dan DPRD.

8. Kampanye

Pelaksanaan kampanye terdiri dari ;


a) Tahap Persiapan Kampanye yang dimulaidariKoordinasi dengan pemerintah daerahuntuk penetapan
lokasi pemasanganalat peraga untuk pelaksanaankampanye, Pendaftaran pelaksana
kampanye(Pemilu anggota DPR, DPRD provinsidan DPRD kabupaten/kota) sertaanggota DPD
kepada KPU, KPUprovinsi dan KPU kabupaten/kota, Penyerahan laporan awal danakampanye dan
rekening khusus danakampanye kepada KPU, KPU provinsidan KPU kabupaten/kota.Koordinasi
dengan lembaga terkait(KPI, KPID, Dewan Pers, Polri), Penyusunan Jadual Kampanye RapatUmum
dengan peserta Pemilumemperhatikan laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye.
b) Tahap Pelaksanaan dimulai dari Pertemuan terbatas, pertemuan tatapmuka, penyebaran bahan
kampanyekepada umum, dan pemasangan alatperaga, Pelaksanaan kampanye melalui rapatumum
dan iklan media massa cetakdan elektronik, Penyerahan laporan dana kampanyemeliputi penerimaan
dan pengeluarankepada akuntan public melalui KPU,KPU provinsi, dan KPUkabupaten/kota, Audit
dana kampanye, Penyerahan hasil audit danakampanye kepada KPU, KPU provinsi,dan KPU
kabupaten/kota, Penyampaian hasil audit danakampanye oleh KPU, KPU provinsi,dan KPU
kabupaten/kota kepadapeserta pemilu, Pengumuman hasil audit penerimaandan penggunaan dana
kampanye.

9. Masa Tenang

10. Pemungutan dan Penghitungan Suara

Pemungutan dan Penghitungan suara dilakukan di tempat pemungutan suara, dan


rekapitulasi hasil penghitungan suara pada berbagai tingkat di atas tempat pemungutan suara yaitu
PPS, PPK, KPU Kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU Pusat. Proses pemungutan dan penghitungan
suara dimulai dari tahap ;
a) Persiapan Menjelang Pemungutan Suara ; Simulasi penyampaian hasil penghitungansuara dengan
menggunakan sisteminformasi/ elektronik, Monitoring persiapan pemungutan suara didaerah,
Pengumuman dan pemberitahuan tempatdan waktu pemungutan suara kepadapemilih dan saksi oleh
KPPS/KPPSLN,Penyiapan TPS/TPSLN.
b) Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara ; Pemungutan dan penghitungan suara diTPS,
Pengumuman hasil penghitungan suara diTPS, Penyampaian hasil penghitungan suara danalat
kelengkapan di TPS kepada PPS, Pemungutan Suara di TPSLN, Penghitungan Suara di TPSLN,
Pengumuman hasil penghitungan suara diTPSLN, Penyampaian hasil penghitungan suara danalat
kelengkapan di TPSLN kepada PPLN.

11. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara


Tahap rekapitulasi penghitungan suara dimulai dari ; Rekapitulasi hasil penghitungan suara
diPPS/PPLNPengumuman rekapitulasi hasilpenghitungan suara di PPS/PPLN, Penyampaian berita
acara, rekapitulasi hasilpenghitungan suara, dan alat kelengkapan oleh PPS kepada PPK dan Di
PPLN kepada KEMENLUyang dilanjutkan kepada KPU, Rekapitulasi hasil penghitungan suara
diPPK, Pengumuman salinan sertifikat rekapitulasihasil penghitungan suara di PPK, Penyampaian
berita acara dan rekapitulasihasilpenghitungan suara tingkat kecamatankepada KPU kabupaten/kota,
Rekapitulasi dan penetapan hasilpenghitungan suara tingkat kabupaten/kota, Pengumuman
rekapitulasi hasilpenghitungan suara tingkat kabupaten/kota, Penyampaian hasil
rekapitulasipenghitungan suara tingkat kabupaten/kotakepada KPU provinsi, Rekapitulasi dan
penetapan hasilpenghitungan suara tingkat provinsi, Pengumuman rekapitulasi hasilpenghitungan
suara tingkat provinsi, Penyampaian rekapitulasi hasilpenghitungan suara Pemilu Anggota DPR,DPD,
DPRD kepada KPU, Rekapitulasi hasil penghitungan suaraPemilu tingkat nasional, Penetapan
rekapitulasi hasil penghitunganperolehan suara Partai politik dan perolehansuara calon anggota DPR
dan calon anggotaDPD.

12. Penetapan Hasil Pemilu Secara Nasional

13. Penetapan partai politik memenuhi ambang batas

14. Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih

a) DiTingkat nasional dilaksanakan Penetapan Perolehan Kursi dan calonterpilih anggota DPR serta
DPD, Pemberitahuan dan PengumumanCalon Terpilih Anggota DPR, dan DPD.
b) Pada Tingkat provinsi dilaksanakan Penetapan Perolehan Kursi dan calonterpilih Anggota DPRD
provinsi, Pemberitahuan dan PengumumanCalon Terpilih Anggota DPRD provinsi.
c) Pada Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan Penetapan Perolehan Kursi dan calon terpilih Anggota
DPRD Kabupaten/Kota, Pemberitahuan dan Pengumuman Calon Terpilih Anggota
DPRD Kabupaten/Kota.

15. Peresmian keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi serta DPR dan DPD

16. Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi serta DPR dan DPD
d. Yang akan saya lakukan untuk menciptakan pemilu yang berkualitas

Untuk menciptakan pemilu yang berkualitas, maka saya akan terlibat dalam proses
penyelenggaraan pemilu utamanya mensosialisasikan hak politik masyarakat untuk ikut serta dalam
pemilu utamanya dalam lingkungan sekitar tempat tinggal. Menggalang gerakan kelompok muda
untuk melaksanakan aksi kampanye pemilu bersih, pemilu berkualitas.
Dan jika saya menjadi bagian dari lembaga pemilihan umum (KPU), maka saya akan bekerja
dengan penuh tanggung jawab serta menjaga independensi saya dalam mengawal
prosespenyelenggaraan pemilu sesuai aturan perundang-undangan. Memastikan seluruh proses
berjalan lancar dan tepat waktu, meningkatkan mekanisme sosialisasi agar tingkat partisipasi
masyarakat semakin tinggi untuk memperkecil golput dengan membedakan materi sosialisasi kepada
pemilih pemula, perempuan, ataupun kelompokmasyarakat lainnya. Muatan sosialisasi bukan hanya
mengajak partisipasi masyarakat dalam memilih tetapi untuk mengajak masyarakat menciptakan
pemilu berkualitas agar tidak terjadi konflik sosial pasca pemilu.
Selain itu saya akan berupaya agar dapat memaksimalkan akurasi data DPT, memastikan
seluruh teknis pemilu berjalan lancar, yaitu mulai dari Pencalonan, Logistik, DPT, Kampanye,
Pemungutan dan Penghitungan suara serta penetapan calon terpilih hingga pada proses hari pemilu
dan penetapan hasil pemilu. Saya bertanggungjawab untuk menjaga agar seluruh proses tersebut
berjalan secara sistematis, transparan, dan tanpa ada diskriminasi dalam penyelenggaraan pemilu.

Diposting oleh Tarno garcia di 21.30


Kirimkan Ini lewat Email

Anda mungkin juga menyukai