Anda di halaman 1dari 34

PLASENTA PREVIA

BAB I
PENDAHULUAN

Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai


kelainan yang berbahaya . Perdarahan pada kehamilan muda disebut
abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan
antepartum . Batas teoritis antara kehamilan muda dan tua adalah 22
minggu .
Frekwensi perdarahan antepartum sendiri sekitar 3% sampai 4%
dari semua persalinan . Sedangkan kejadian perdarahan antepartum di
RS lebih tinggi karena menerima rujukan .
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan yang
secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukan ialah
plasenta previa atau solusio plasenta .
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum . Ada beberapa faktor yang dapat
mengakibatkan ibu hamil mengalami plasenta previa , diantaranya
yaitu multiparitas dan umur lanjut (>35tahun) , defek vaskularisasi
desidua oleh peradangan dan atrofi , cacat/jaringan parut pada
endometrium oleh bekas-bekas pembedahan (sc, kuret dan lain-lain ) ,
khorion leave perssisten ,korpus luteum bereaksi terlambat , plasenta
besar pada hamil ganda dan eritroblastosis atau hidrops fetalis serta
kebiasaan merokok .
Kejadian plasenta previa bervariasi diberbagai tempat berkisar
antara 0,3% sampai 0,6% dari seluruh persalinan , sedangkan di RS
lebih tinggi karena menerima rujukan dari luar .
Selain itu , Archibong El dan Ahmed WSM (1997-2000) di RS
Abha Maternity dengan 6 kasus paritas diatas ,didapatkan prevalensi
meningkat secara bermakna berdasarkan paritas .

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 1
PLASENTA PREVIA

BAB II
ISI

I. ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter
15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu
dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah
korion.

Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang


dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah
fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat
tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar
(sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di
beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk
menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah
ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml
tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada
kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-
jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu
lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan
sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai
kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat,
mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih
besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 2
PLASENTA PREVIA
II. DEFINISI

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah


rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum (OUI) . Plasenta yang ada di depan jalan lahir. (prae = di
depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah plasenta
implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau
sebahagian jalan lahir (Ostium Uteri Internium).

III. EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat Plasenta previa terjadi pada 0,3-0,5% dari


semua kelahiran. Ada peningkatan risiko sebesar 1,5 sampai 5 kali lipat
jika disertai riwayat seksio sesarea (cesarean delivery). Dengan
peningkatan jumlah kelahiran secara seksio sesarea, risiko ini dapat
menjadi sebesar 10%. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
kelahiran secara seksio sesarea sebelumnya tidak meningkatkan
jumlah plasenta previa yang terdeteksi dengan ultrasonography pada
trimester kedua.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 3
PLASENTA PREVIA
Bagaimanapun juga, rata-rata perpindahan plasenta yang
diamati (observed) pada 28-36 minggu masa gestation (perkembangan
embrio) dapat mengidentifikasi pasien yang lebih mungkin untuk
melahirkan per vagina dengan resolution previa.

Dari semua plasenta previa, frekuensi plasenta previa total


(complete) sebesar 20-45%, plasenta previa parsial sekitar 30%, dan
plasenta previa marginal sebesar 25-50%.
Mortalitas/Morbiditas

Faktor-faktor yang memengaruhi morbiditas dan risiko relatifnya:

1. Perdarahan antepartum: 10

2. Kebutuhan akan histerektomi: 33

3. Transfusi darah: 10

4. Septikemia: 5,5

5. Tromboflebitis: 5

6.Rata-rata mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta

previa sebesar 2- 3%.

7.Mortalitas maternal sebesar 0,03% di Amerika Serikat.

8.Ras
Plasenta previa tidak memiliki predileksi untuk ras tertentu.

9.Jenis Kelamin

Plasenta previa hanya terjadi pada wanita hamil.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 4
PLASENTA PREVIA
10.Usia

Risiko plasenta previa berhubungan dengan usia adalah sebagai


berikut:

1. Usia 12-19 tahun – 1%

2. Usia 20-29 tahun – 0,33%

3. Usia 30-39 tahun – 1%

4. Usia di atas 40 tahun – 2%

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Melebarkan pertumbuhan plasenta


a. Kehamilan kembar (gemelli)
b. Tumbuh kembang plasenta tipis

2. Kurang suburnya endometrium


a. Malnutrisi ibu hamil
b. Melebarnya plasenta karena gemelli
c. Sering dijumpai pada grandemultipara
3. Terlambat implantasi
a. Endometrium fundus kurang subur
b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk
blastula yang siap untuk nidasi.

V. ETIOLOGI

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 5
PLASENTA PREVIA

1. Perdarahan (hemorrhaging), jika berhubungan dengan kehamilan


(labor), dapat sekunder ke dilatasi serviks dan gangguan (disruption)
implantasi plasenta dari servikas dan segmen bawah rahim (lower
uterine segment). Segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi
dan oleh karenanya tidak dapat menekan/mempersempit (constrict)
pembuluh darah di korpus uterus, menyebabkan perdarahan yang
terus-menerus.

2. Usia lebih dari 35 tahun

3. Multiparitas

4. Pengobatan infertilitas

5. Multiple gestation (larger surface area of the placenta)

6. Erythroblastosis

7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya (prior uterine


surgery)

8. Keguguran berulang (recurrent abortions)

9. Status sosioekonomi yang rendah

10. Jarak antar kehamilan yang pendek (short interpregnancy interval)

11. Merokok

12. Penggunaan kokain

13. Penyebab lainnya termasuk pemeriksaan dengan jari (digital


exam), abruption (pre-eclampsia, hipertensi kronis, penggunaan
kokain, dll) dan penyebab trauma lainnya (seperti: trauma postcoital).

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 6
PLASENTA PREVIA

VI. KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan
anatomik melainkan fisiologik. Sehingga klasifikasinya akan berubah
setiap waktu. Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4
cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8
cm.
Beberapa klasifikasi plasenta previa:
a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm
teraba plasenta menutupi seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :
2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi
ostea bagian belakang.
2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi
ostea bagian depan.
2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya
pinggir ostea yang ditutupi plasenta.
b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :
1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.
2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.
3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan Pada periksa dalam tak teraba.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 7
PLASENTA PREVIA

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 8
PLASENTA PREVIA
c. Menurut Browne:
1. Tingkat I, Lateral plasenta previa :
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim,
namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
2. Tingkat II, Marginal plasenta previa:
Plasenta mencapai pinggir pembukaan (Ostea).
 Gejala klinis
a. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa
sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya berulang darah
biasanya berwarna merah segar.
b. Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai
kelainan letak janin.
c. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak
dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam
sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah
sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
d. Janin biasanya masih baik.
 Pemeriksaan in spekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix dan
vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta harus dicurigai.
 Penentuan letak plasenta tidak langsung
Dapat dilakukan dengan radiografi, radio sotop dan
ultrasonografi. Akan tetapi pada pemerikasaan radiografi clan
radiosotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi
sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak
menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri dan cara ini
dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 9
PLASENTA PREVIA
 4. Penentuan letak plasenta secara langsung
Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
perdarahan banyak. Pemeriksaan harus dilakukan di meja
operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks posterior, apa ada
teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin
dan jari kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari di
masukkan hati-hati kedalam OUI untuk meraba adanya jaringan
plasenta.

VII. PATOFISIOLOGI
Plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi yang
berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang
lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar,
karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk
sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi. Perdarahan
tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum,
pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa
sampai kemudian dugaan itu salah.

Kondisi yang multifaktorial telah dipostulatkan berhubungan


dengan multipara, gestasi berkali-kali, umur kehamilan dini, kelahiran
dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan mungkin merokok. Berbeda
pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua dan
tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta.
Plasenta previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate)
pada bagian bawah (kauda) uterus. Dengan melekatnya dan
bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa
menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi
desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 10
PLASENTA PREVIA
VIII. GAMBARAN KLINIK

Tanda dan Gejala

Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah


perdarahan tanpa nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan
mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya. Namun demikian,
banyak peristiwa abortus mungkin terjadi akibat lokasi abnormal
plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta
previa terjadi tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil yang
sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Tidak nyeri dan perdarahan
pervaginam berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester
kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta
previa.

Ciri-ciri plasenta previa:

1. Perdarahan tanpa nyeri

2. Perdarahan berulang

3. Warna perdarahan merah segar

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya

darah

5. Timbulnya perlahan-lahan

6. Waktu terjadinya saat hamil

7. His biasanya tidak ada

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 11
PLASENTA PREVIA
9. Denyut jantung janin ada

10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

12. Presentasi mungkin abnormal

IX. DIAGNOSIS

Ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa


pemeriksaan

1. Anamnesis

Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah


sakit ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau
pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa
sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent).
Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun.
Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari
tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan
cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak
sebelumnya.

2.Pemeriksaan Fisik

a. Semua wanita hamil diluar trimester pertama yang mengalami


perdarahan vagina memerlukan pemeriksaan speculum diikuti oleh
diagnostic ultrasound, jika sebelumnya tidak ada konfirmasi riwayat
plasenta previa.

b. Karena risiko perdarahan yang membahayakan kehidupan


(provoking life-threatening hemorrhage), maka pemeriksaan dengan

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 12
PLASENTA PREVIA
jari (a digital examination) mutlak dikontraindikasikan sampai plasenta
previa di-exclude, dengan kata lain, terbukti tidak ada plasenta previa.

c. Monitoring aktivitas uterus mengungkapkan bahwa sekitar 20%


pasien memiliki kontraksi yang bersamaan (concurrent/simultaneous)
dengan perdarahan.

3. Pemeriksaan luar

Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau
sedikit,

darah beku dan sebagainya

- Kalau telah bwrdarah banyak maka ibu kelihatan anemis

Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah

- Sering dijupai kesalahan letak janin

- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya

kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas

pintu atas panggul

- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada


segmen

bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.

Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi


untuk dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 13
PLASENTA PREVIA
4.Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

a. Meskipun kejadian coagulopathy jarang ditemukan, hitung darah


lengkap dan trombosit (a complete blood count with platelets) dapat
bermanfaat.
b. Profil disseminated intravascular coagulopathy (DIC) dengan
prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT),
fibrinogen, dan fibrin split products dapat juga membantu.

Imaging Studies

1. Studi yang paling bermanfaat dan paling murah adalah


menggunakan transvaginal ultrasonography yang akurasinya
(ketepatannya) mencapai 100% dalam mengidentifikasi plasenta
previa.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 14
PLASENTA PREVIA
2. Sebagai alternatif dapat dipakai transabdominal ultrasonography
yang akurasinya mencapai 95%; meskipun demikian, false-positive
dan false-negative dapat berkisar antara 2% sampai 25%.
Translabial sonography juga merupakan alternatif lainnya

3. MRI dapat digunakan untuk mengidentifikasi kehamilan yang


disertai dengan plasenta akreta, plasenta inkreta, atau plasenta
perkreta. Semua abnormalitas plasenta invasif ini lebih umum
terjadi (misalnya, plasenta akreta terjadi pada 0,2% dari kehamilan)
karena peningkatan pada persalinan sesarea, peningkatan usia ibu
(advancing maternal age), hypertensive disease, merokok, dan
kasus plasenta previa. Meskipun dalam banyak situasi, MRI tidak
lagi lebih sensitif dalam mendiagnosis plasenta akreta dibandingkan
dengan ultrasonography, MRI masih lebih unggul (superior) dalam
menegakkan diagnosis posterior placenta accreta atau lebih invasif
untuk plasenta inkreta dan plasenta perkreta. Untuk wanita dengan
risiko tinggi untuk plasenta akreta, suatu protokol 2 tahap (2-step)
yang pertama menggunakan ultrasonography dan kemudian MRI
untuk kasus-kasus dengan inconclusive ultrasonographic features
dapat menegakkan diagnosis dengan optimal dan akurat.

Tes Lainnya

1. Evaluasi ultrasonografi janin (fetus) bermanfaat untuk


mengidentifikasi usia dan berat perkembangan embrio terakhir
(current gestational), kelainan kongenital potensial (potential
congenital anomalies), malpresentation, dan bukti terjadinya fetal
growth restriction. Evaluasi ultrasonografi juga direkomendasikan
untuk mengidentifikasi insersi tali pusat (umbilical cord insertion)
dan mengeluarkan/mengeksklusi (excluding) insersi velamentous.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 15
PLASENTA PREVIA
2. Pemeriksaan dengan spekulum yang steril sebaiknya dilakukan
untuk mengevaluasi ruptur membran pada fetus.

X. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta,
vasa previa,laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi
serviks atau vagina dapat dilihat dengan inspekulo.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal
selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus
menyilang servix. Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh
darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada
selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah
yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba
pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat
dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi
perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak
beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi
ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.

XI. PENANGANAN dan TATALAKSANA


Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan
trimester ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila
pasien dalam keadaan syok karena pendarahan yang banyak, harus
segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau
tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
• Keadaan umum pasien, kadar hb.
• Jumlah perdarahan yang terjadi.
• Umur kehamilan/taksiran BB janin.
• Jenis plasenta previa.
• Paritas clan kemajuan persalinan.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 16
PLASENTA PREVIA
Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

Penatalaksanaan

Medikamentosa
Belum ada medikasi yang spesifik dan bermanfaat untuk pasien
dengan plasenta previa. Tocolysis dapat dipertimbangkan secara hati-
hati pada keadaan tertentu. Dukunglah, besarkanlah hati, dan berilah
semangat pada pasien dengan plasenta previa untuk mempertahankan
asupan (intake) zat besi dan asam folat sebagai safety margin
terutama bila terjadi perdarahan.

Sebagai tambahan, tocolytics dapat juga diberikan pada kasus-


kasus perdarahan minimal dan extreme prematurity untuk
memberikan kortikosteroid antenatal. Jika terjadi lebih dari satu
episode perdarahan selama gestation (pada perkembangan dan
pertumbuhan normal/viability atau lebih dari 24 minggu), maka dokter
sebaiknya menyarankan pasien untuk mondok di rumah sakit
(hospitalization) sampai melahirkan, mengingat ini berpotensi tinggi
untuk terjadi solusio plasenta dan kematian janin (fetal demise).

Tocolytics

A. Manfaat

Mencegah preterm labor atau kontraksi.

B. Nama Obat

Magnesium sulfat.

C. Deskripsi

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 17
PLASENTA PREVIA
Suplemen nutrisional pada total parenteral
nutrition(hyperalimentation); kofaktor pada sistem enzim; terlibat
dalamtransmisi neurochemical dan muscular excitability. Pada
dewasa,60-180 mEq potassium, 10-30 mEq magnesium, dan 10-40
mEqfosfat per hari sangatlah penting untuk respon metabolik
yangoptimum. Berilah secara intravena (IV) atau intramuskular
(IM)untuk profilaksis kejang pada preeklamsia. Gunakanlah jalur
IVuntuk onset kerja yang lebih cepat pada eklamsia sejati(true
eclampsia).Hentikanlah pengobatan jika terjadi efek
desired.Pengulangan dosis tergantung dari adanya reflek patela
yangberlanjut dan fungsi pernafasan yang cukup (adequate).

D. Dosis Dewasa

Loading dose: 6 g IV di atas/lebih dari 20 menit; lalu 2-4


g/jamditeruskan infusion; aturlah untuk mengurangi kontraksi;jangan
melebihi 4 g/jam.

E. Kontraindikasi

1. Hypersensitivity

2. Heart block

3. Addison disease

4. Myocardial damage (kerusakan otot jantung)

5. Myasthenia gravis

6. Impaired renal function

7. Severe hepatitis (hepatitis berat)

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 18
PLASENTA PREVIA
F. Perhatian

1. Monitoring janin amat penting, karena dapat terjadipenurunan rata-


rata jantung janin (fetal heart rate).

2. Keracunan (toxicity) magnesium pada ibu (maternal) dapatterjadi


baik pada ekstrak (infusion) kadar tinggi maupun rendah.

3. Magnesium dapat merubah konduksi jantung, memicu


terjadinyaheart block pada pasien yang diberi obat digitalis/stimulan
jantung yang kuat.

4. Monitorlah rata-rata pernafasan (respiratory rate), refleks tendon


dalam (deep tendon reflex), dan fungsi ginjal (renal function)saat
elektrolit diberikan/diresepkan parenteral.
5. Berhati-hatilah saat memberikan magnesium karena
dapatmenimbulkan hipertensi yang signifikan atau asistol.

6. Jika overdosis, berikanlah calcium gluconate (10-20 mL IV dari 10%


solution) sebagai antidotum untuk hypermagnesemiayang signifikan
secara klinis.

Penanganan ekspektatif tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak


terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan
dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non
invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.

- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
1. Istirahat baring mutlak.
2. Infus D 5% dan elektrolit

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 19
PLASENTA PREVIA
3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
Nifedipin 3x20 mg/hari
Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru
janin
4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
5. Pemeriksaan USG.
6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut
jantung janin.
7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien
ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan
secara aktif.
Penanganan aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan
pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara
aktif tanpa memandang maturitas janin.Cara menyelesaikan
persalinan dengan plasenta previa
Kriteria
• umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
• Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
• Ada tanda-tanda persalinan.
• Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus
pervaginum, dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi
transfusi darah terpasang.

Seksio caesarea

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 20
PLASENTA PREVIA
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak
punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

Tujuan seksio sesarea :


- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi
plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri
dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu,
bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan
karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus
uteri
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri,
jika janin dilahirkan pervaginam
Persiapan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan
kondisi ibu dan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan
perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan masuk-keluar.
Indikasi Seksio Sesarea :
1. Plasenta previa totalis.
2. Plasenta previa pada primigravida.
3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
4. Anak berharga dan fetal distres
5. Plasenta previa lateralis jika :
• Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
• Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
• Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan
cepat.

Partus per vaginam.

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 21
PLASENTA PREVIA
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah
(amniotomi) jika hid lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.
3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan
perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin
terhadap plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak
masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk
melakukan operasi.

XII. KOMPLlKASI
1. Perdarahan dan syok.
2. Infeksi.
3. Laserasi serviks.
4. Plasenta akreta.
5. Prematuritas atau lahir mati.
6. prolaps tali pusar
7. prolaps plasenta

XIII. PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu
karana plasenta rendah sekali atau tak ada sama sekali. Sejak
diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun 1945, kematian
perinatal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian,
hingga kini kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap
memegang peranan utama.

DAFTAR PUSTAKA

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 22
PLASENTA PREVIA

1. Mochtar R, Sinopsis obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC , Jilid


I,Edisi 2, Jakarta,1998.
2. http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html
3. http://www.litbang.com

4. http://adilla-itsme.blogspot.com/2009/02/plasenta-previa.html

5. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/27/tentang-placenta-
previa/

6. http://thedoctorwannabe.blogspot.com/2009/10/gambaran-klinik-
plasenta-previa.html

7. http://www.klikdokter.com/illness/detail/128

8. http://tonang.staff.uns.ac.id/placenta-previa-plasenta-bisa-
pindah/2006/04/12/
9. obstetri-tmhanafiah2.pdf,previa

10. www.nejm.com

STATUS PASIEN

I.Anamnesis Pribadi

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 23
PLASENTA PREVIA
- Nama : Sugiati

- Umur : 30 tahun

- Pekerjaan : ibu rumah tangga

- Agama : Islam

- Pendidikan : SMA

- alamat :

- Tanggal masuk : 22 Juli 2011

- Paritas :2

II. Anamnesa Penyakit

 Keluhan utama : perdarahan pervaginam

Telaah :Os dlamkeadaan hamil perdarahan dialami os


sudah 1 bulan ini namun berhenti dan berulang lagi. Jumlah
darah yang keluar awalnya sedikit hanya 2x ganti
duk,perdarahan berupa darah merah segar . Darah keluar tanpa
sebab namun dapat keluar bila beraktifitas banyak . Os juga
tidak merasakan nyeri.

Dalam 3 hari ini perdarahan semakin banyak,os bisa ganti


duek sampai 3x dan terus mengalir sehingga membuat os
datang untuk pemeriksaan .

Os juga sudah pernah di USG dengan hasil kehamilan 26


minggu dan plasenta menutup jalan lahir (plasenta previa )

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 24
PLASENTA PREVIA
 Riwayat menstruasi sebelumnya :

- Menarche : 14tahun

- siklus : teratur , 28hari

- banyaknya : normal ( 2-3x ganti pembalut )

- lamanya : 6-8 hari

 Riwayat penggunaan KB : (-)

 RPT : (-)

 RPO : (-)

 HPHT :15-112010

 Riwayat persalinan / kehamilan :

-G1:

jenis kelamin = laki-laki

Penolong persalinan = dokter ahli kandungan

Cara melahirkan = SC
BB = 2000gram
Sudah meninggal
- G2 :
Jenis kelamin = perempuan
Penolong persalinan = dokter ahli kandungan
Cara melahirkan = SC
BB = 2500gram
Umur = 3,5tahun

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 25
PLASENTA PREVIA
Anak hidup
- G3 : hamil sekarang ini
III. Status Present
1. Keadaan umum
- sensorium : compos mentis
- tekanan darah : 110/80 mmhg
- heart rate : 96x/i reg
- respiratory rate : 20x/i reg
- temp : 36,3’C
2. Keadaan penyakit
- anemi : (+)
- cyanosis : (-)
- dypsnoe : (-)
- ikterus :(-)
- edema : (-)
IV . Status Lokalisata
1. Kepala
- mata : conjungtiva palpebra inferior
pucat(anemia +)
- telinga : tidak ada kelainan
- hidung :tidak ada kelainan
- leher : pembesaran KGB (-)
2. Thoraks
- inspeksi : simetris fusi formis
- palpasi : stemp fremitus ka=ki
- perkusi : sonor dikedua lapangan paru
- auskultasi : ~suara pernafasan vesikuler,suara
tambahan (-)
~ Bunyi jantung 96x/i reg , desah (-)
3. Abdomen
- inspeksi : perut simetris

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 26
PLASENTA PREVIA
- palpasi : ~L1: TFU 1-2 jari diatas pusat
~ L2: punggung kanan
~ L3: letak bokong
~ L4: bagian terbawah belum masuk
PAP
- perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
- auskultasi : peristaltik (+) , DJJ (+) 140x/i reg
4. Extremitas
- superior : sianosis (-), ikterus (-)
- inferior : sianosis (-), edema (-), ikterus (-)
V. Status Ginekologi
- Abdomen : ~L1: TFU 1-2 jari diatas pusat
~ L2: punggung kanan
~ L3: letak bokong
~ L4: bagian terbawah belum masuk
PAP
VI. Pemeriksaan Laboratorium
a. darah rutin
22 Juli 2011 :
- HB : 9,2 L g/dl
- leukosit : 12,9 103 /ul
- eritrosit : 2,87 106 /ul
25 Juli 2011 :
- HB : 8,8 L g/dl
- leukosit : 11,0 103 /ul
- eritrosit : 2,73 106 /ul
b. Urin Rutin
- warna : kuning jernih
- protein : (-)
- reduksi : (-)
- bilirubin : (-)

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 27
PLASENTA PREVIA
- sediment : leukosit 1-2/LP,epithel 1-2/LP
VII. Pemeriksaan Penunjang
USG : - ketuban (+) cukup, gerak (+) , kehamilan 26 minggu ,
plasenta letak bawah
VIII. Resume
Anamnesa Penyakit

 Keluhan utama : perdarahan pervaginam

Telaah :dialami os sudah 1 bulan ini namun berhenti


dan berulang lagi. Jumlah darah yang keluar awalnya sedikit
hanya 2x ganti duek,perdarahan berupa darah merah segar .
Darah keluar tanpa sebab namun dapat keluar bila beraktifitas
banyak . Os juga tidak merasakan nyeri.Dalam 3 hari ini
perdarahan semakin banyak,os bisa ganti duek sampai 3x dan
terus mengalir sehingga membuat os datang untuk
pemeriksaan .Os juga sudah pernah di USG dengan hasil
kehamilan 26 minggu dan plasenta menutupjalan lahir (plasenta
previa )

 Riwayat menstruasi sebelumnya :

- Menarche : 14tahun

- siklus : teratur , 28hari

- banyaknya : normal ( 2-3x ganti pembalut )

- lamanya : 6-8 hari

 Riwayat penggunaan KB : (-)

 RPT : (-)

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 28
PLASENTA PREVIA
 RPO : (-)

 HPHT : 15-11-2010

 Riwayat persalinan / kehamilan :

-G1:

jenis kelamin = laki-laki

Penolong persalinan = dokter ahli kandungan

Cara melahirkan = SC
BB = 1500gram
Sudah meninggal
- G2 :
Jenis kelamin = perempuan
Penolong persalinan = dokter ahli kandungan
Cara melahirkan = SC
BB = 1900gram
Umur = 3,5tahun
Anak hidup
- G3 : hamil sekarang ini
Status Present
4. Keadaan umum
- sensorium : compos mentis
- tekanan darah : 110/80 mmhg
- heart rate : 96x/i reg
- respiratory rate : 20x/i reg
- temp : 36,3’C
5. Keadaan penyakit
- anemi : (+)

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 29
PLASENTA PREVIA
- cyanosis : (-)
- dypsnoe : (-)
- ikterus :(-)
- edema : (-)
Status Lokalisata
- inspeksi : conjungtiva palpebra inferior
pucat(+)
- palpasi : ~L1: TFU 1-2 jari diatas pusat
~ L2: punggung kanan
~ L3: letak bokong
~ L4: bagian terbawah belum
masuk
PAP
Status Ginekologi
- Abdomen : ~L1: TFU 1-2 jari diatas pusat
~ L2: punggung kanan
~ L3: letak bokong
~ L4: bagian terbawah belum
masuk PAP
Pemeriksaan Laboratorium
b. darah rutin
22 juli 2011 :
- HB : 9,2 L g/dl
- leukosit : 12,9 103 /ul
- eritrosit : 2,87 106 /ul
25 juli 2011 :
- HB : 8,8 L g/dl
- leukosit : 11,0 103 /ul
- eritrosit : 2,73 106 /ul
b. Urin Rutin
- warna : kuning jernih

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 30
PLASENTA PREVIA
- protein : (-)
- reduksi : (-)
- bilirubin : (-)
- sediment : leukosit 1-2/LP,epithel 1-2/LP
Pemeriksaan Penunjang
USG : - ketuban (+) cukup, gerak (+) , kehamilan 26 minggu ,
plasenta letak bawah

IX. Differential Diagnosis


- Plasenta Previa
- Solutio Plasenta
X. Diagnosa Sementara :
Plasenta Previa
XI. Terapi :
-bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj cefotaxime 1gr/12jm
- inj kalnex 1amp/8jm
- duvadilan 1amp/12jm drips

FOLLOW UP

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 31
PLASENTA PREVIA
23 Juli 2011, 06.00 wib
- KU : perdarahan (+) dalam sehari bisa sampai 2-3 x ganti duk
- TD : 90/70 mmHg
- HR : 104x/i reg
- RR : 20x/i reg
- Temp : 36,3’C

Terapi :
-bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj cefotaxime 1gr/12jm
- inj kalnex 1amp/8jm
- duvadilan 1amp/12jm drips
24 Juli 2011, 08.00wib
- KU : perdarahan banyak (+) sampai 3-4x ganti duk,stolsel (+)
- TD : 100/70mmHg
- HR : 64x/i reg
- RR : 20x/i reg
- temp : 36,2’C
Anjuran : - cek darah lengkap
Terapi :
-bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj cefotaxime 1gr/12jm
- inj kalnex 1amp/8jm
- duvadilan 1amp/12jm drips

25 Juli 2011,06.00wib
-KU : perdarahan (+) lebih banyak dari yang
sebelumnya(200cc) ,stolsel (+)
-TD : 110/90mmHg

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 32
PLASENTA PREVIA
-HR : 68x/i reg
-RR : 20x/i reg
-temp : 36,2 ’C
Hasil Lab
HB : 8,8 L g/dl
Eritrosit : 2,73 106/ul
Leukosit : 11.000/ul
Anjuran : - transfusi WBC 500cc
- cek HB ulang
Terapi :
-bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj cefotaxime 1gr/12jm
- inj kalnex 1amp/8jm
- duvadilan 1amp/12jm drips

25 Juli ,23.30wib
-KU : perdarahan bertambah banyak dari pukul 20.00 sampai
sekarang sudah 3x ganti duk dan terus mengalir, stolsel
(+),pasien pucat dan lemah.
-TD : 70/45mmHg
-HR :68x/i reg

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 33
PLASENTA PREVIA
-RR : 20x/i reg
-temp : 35,2 ’C
-DJJ : 150x/i reg

Anjuran : persiapkan operasi

KKS OBGYN RSUD DR.RM DJOELHAM BINJAI


CUT SABRINA NPM 05171035 / UNAYA Page 34

Anda mungkin juga menyukai