Anda di halaman 1dari 6

Handy Suryanta

201670002

JAWABAN TEORI ASP


1. Isi laporan keuangan yang harus disajikan oleh pemerintah yaitu :
 Laporan Realisasi Anggaran.
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
 Laporan Operasional.
 Laporan Perubahan Ekuitas.
 Neraca.
 Laporan Arus Kas.
 Catatan Atas Laporan Keuangan.

2. Keuangan negara adalah semua hak & kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
demikian pula segala sesuatu baik yang berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
milik negara sehubungan dengan pelaksanaan hak & kewajiban yang dimaksud.

Ruang lingkup keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi yang dikelola langsung oleh
pemerintah & yang dipisahkan pengurusannya. Untuk keuangan negara yang dikelola
langsung oleh pemerintah dibagi lagi menjadi 2 yaitu yang dikelola langsung oleh
pemerintah pusat & daerah. Keuangan yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat
adalah komponen keuangan negara yang mencakup seluruh penerimaan & pengeluaran
yang tercantum dalam APBN & barang inventaris milik negara. Sedangkan keuangan negara
yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah adalah anggaran pendapatan & belanja
negara yang tercantum dalam APBD & barang inventaris milik daerah.

3. Keunggulan Planning Programming Budgeting System (PPBS) :


 Menekankan perencanaan jangka panjang dimana tujuan utama & tujuan jangka
menengah dinyatakan secara eksplisit.
 PPBS mengasumsikan bahwa semua program akan dievaluasi secara tahunan.
 Keputusan mengenai program pada pendekatan PPBS dibuat pada tingkat manajemen
puncak untuk tujuan harmonisasi & kesesuaian dengan rencana strategis, kemudian unit
organisasi dibawahnya diharapkan menyesuaikan aktivitas mereka untuk memenuhi
tujuan & sasaran yang telah disepakati.
Kelemahan Planning Programming Budgeting System (PPBS) :

 Cukup sulit membuat pernyataaan bermakna & eksplisit mengenai tujuan & sasaran
pemerintah yang disetujui secara bersama oleh mereka yang berkepentingan tanpa
peduli betapa bernilai & bermaknanya pernyataan tersebut.
 Tidak hanya tujuan yang berubah, tetapi pejabat yang dipilih pun khusus memilih untuk
tidak memenuhi lebih dari pernyataan yang sangat umum sehingga menghalangi
mereka untuk mengubah posisi mereka ketika diharuskan oleh politik.
 Periode waktu yang dipertimbangkan cukup relevan bagi pejabat yang dipilih mungkin
terbatas pada masa jabatannya yang tersisa sehingga menyebabkan mereka lebih
berfokus pada biaya jangka pendek daripada biaya & implikasi jangka panjang.
 Masih sedikitnya organisasi ( misalnya pemerintahan ) yang memiliki data program yang
canggih / staf analis yang kualitasnya baik.
 Pengukuran yang bersifat objektif masih menjadi masalah dalam PPBS karena biaya &
manfaat dalam periode beberapa tahun harus dapat diperkirakan.
 PPBS hanya berfokus pada program & kegiatan yamg selaras dengan perencanaan
strategis.

4. Penganggaran Di Era Pra Reformasi

Pada masa itu UU yang mengatur pengelolaan keuangan daerah yang berlaku adalah UU
Nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok – pokok Pemerintahaan di Daerah.
Aturan yang berlaku pada Masa itu adalah :
 PP no 5 tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggung jawaban, dan Pengawasan.
 PP no 6 tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan
Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD.
 Kepmendagri No. 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan
Daerah (MAKUDA ).
 Permendagri No. 2 tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBD.
 UU No. 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi daerah.
 Kemendagri No. 3 tahun 1999 tentang Bentuk dan Susunan Perhitungan APBD.
Ciri Penganggaran pada masa Pra Reformasi adalah :
1. Tidak adanya pemisah antara lembaga Eksekutif dan Legislatif.

2. Perhitungan APBD berdiri sendiri, terpisah dari pertanggung jawaban kepala daerah.

3. Bentuk laporan perhitungan APBD terdiri atas Perhitungan APBD, Nota Perhitungan,

Perhitungan kas dan pencocokan antara sisa kas dengan sisa perhitungan.

4. Pinjaman baik pinjaman pemerintah daerah atau pun BUMD.

5. Unsur yang terlibat adalah DPRD.

6. Bentuk APBD mengalami 2 perubahaan, pertama berdasarkan UU no 6 tahun 1975 &

pada tahun 1948 – 1988.

7. Indikator kinerja Pemerintah mencakup :

a. Perbandingan antara anggaran dengan real nya.

b. Perbandingan antara standard biaya dengan realisasinya.

c. Target dan persentase fisik proyek.

8. Laporan pertanggungjawaban Kepada Daerah dan laporan perhitungan APBD yang


dibahas dengan yang tak dibahas oleh DPRD tidak mengandung konsekuensi pada
masa jabatan kepala daerah.

9. Anggaran disusun berdasarkan jenis penerimaan dan pengeluaran.

10. Sistem pencatatan menggunakan buku tunggal berbasis kas.


11. Pengawasan pada pengeluaran berdasarkan unsur UU yang berlaku

Penganggaran di Era ( Pasca ) Reformasi ( Periode 1999 – 2004 )

Perubahan dari Pemerintahan Sentralistik menjadi Desentralisasi membuat Desentralisasi

akhirnya melahirkan Otonomi Daerah yang bertugas memberikan wewenang kepada

kepala daerah untuk mengatur daerahnya sendiri.

Pengelolaan keuangan daerah pada masa reformasi memiliki beberapa perubahan yaitu

 Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat lainnya, sebagai


badan eksekutif dan DPRD sebagai legislatif.
 Bentuk laporan keuangan pertanggung jawaban terdiri atas
a. Laporan perhitungan APBD,
b. Nota perhitungan APBD,
c. Laporan aliran kas
d. Neraca Daerah
 Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam pos Pendapatan, melainkan masuk dalam
penerimaan.
 Proses penyusunan APBD melibatkan unsur dalam masyarakat selain Pemda &
DPRD.Bentuk dan susunan APBD terdiri atas tiga bagian yaitu Pendapatan,
Belanja, & Pembiayaan.

Penganggaran Di Era Pasca Reformasi Lanjutan (Periode 2004 – Sekarang)

Ada beberapa perubahan mendasar yang terjadi dalam periode ini adalah :

 Dikenalkan kembali bendahara penerimaan & pengeluaran untuk


mengadministrasikan penerimaan & pengeluaran.
 Pengelompokkan belanja diganti dari belanja aparatur, belanja pelayanan publik,
dll menjadi belanja langsung & tidak langsung yang berkaitan atau tidak dengan
program & kegiatan.
 Penerapan konsep Multi Terms Expenditure Framework (MTF).
 Perlunya penyusunan sistem akuntansi keuangan daerah yang didalamnya
terdapat standar akuntansi pemerintahan & standar akuntansi keuangan daerah
untuk menjamin konsistensi laporan keuangan.
 Proses pengelolaan keuangan daerah bergeser dari sentralisasi ke desentralisasi
atas proses pengelolaan keuangan daerah & tanggung jawab pengelolaanya yang
telah didelegasikan dari kepala daerah kepada masing masing SKPD.

5. a. Perspektif Finansial
Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang profitabilitas ketercapaian target
keuangan sehingga didasarkan sales growth, return on investment, operating income,
& cash flow.
b. Perspektif pelanggan

merupakan faktor customer satisfaction, customer retention, customer profitability, &


market share.

c. Perspektif proses internal

mengidentifikasi faktor kritis dalam proses internal organisasi dengan berfokus pada
pengembangan proses baru yang menjadi kebutuhan pelanggan.

d. Perspektif Inovasi & Pembelajaran

perspektif ini mengukur faktor yang berhubungan dengan teknologi, pengembangan


pegawai, sistem & prosedur , dan faktor lain yang perlu diperbaharui.

JAWABAN HITUNGAN ASP

Tanggal Keterangan Debit Kredit


10-Jan kas Rp200.000.000 (Dana Pembangunan
Pendapatan Rp200.000.000 Kampus)

kas Rp300.000.000 (pencatatan dana


Pendapatan Rp300.000.000 operasional)
28-Jan kas Rp340.000.000 (Dana Beasiswa)
Pendapatan Rp340.000.000
10-Feb Belanja Gaji Rp24.000.000 (Dana Operasional)
kas Rp24.000.000
15-Feb Belanja Kendaraan Rp30.000.000
kas Rp30.000.000
kendaraan Rp30.000.000
diinvestasikan ke Rp30.000.000
asset tetap
30-Mar Transfer pada Dana Rp261.500.000 (Dana Operasional)
abadi
kas Rp261.500.000 (800juta+300juta-24juta-
30juta)*25%
kas Rp261.500.000
Transfer dari dana Rp261.500.000
tiidak terikat
20-Apr kas Rp240.000.000 (Dana Operasional)
Pendapatan Rp240.000.000
kas Rp90.000.000 (Dana Pembangunan
Pendapatan Rp90.000.000 Kampus)
22-Mei Belanja Gedung Rp200.000.000
kas Rp200.000.000
Gedung Rp200.000.000
diinvestasikan ke Rp200.000.000
asset tetap
20-Jun kendaraan Rp200.000.000
diinvestasikan ke Rp200.000.000
asset tetap
25-Jul kas Rp500.000.000 (Dana Operasional)
Pendapatan Rp500.000.000
cadangan utang Rp500.000.000
pendapatan diterima Rp500.000.000
dimuka
10-Agu kas Rp3.000.000.000
Pendapatan Utang Rp3.000.000.000
cadangan utang Rp3.000.000.000
utang jangka panjang Rp3.000.000.000
05-Sep belanja Rp160.000.000
pengembalian
pendapatan
kas Rp160.000.000

BASIS KAS MODIFIKASI


TERNAMA SCHOOL OF MANAGEMENT
LAPORAN AKTIVITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017

Dana
Dana Operasional Dana Beasiswa Dana Abadi
Pembangunan
Pendapatan
Pendapatan Rp1.040.000.000 Rp290.000.000 Rp340.000.000 -
Pendapatan Utang Rp3.000.000.000
jumlah pendapatan Rp4.040.000.000 Rp290.000.000 Rp340.000.000 Rp0
Belanja
Belanja Gaji Rp24.000.000 - - -
Belanja Kendaraan Rp30.000.000 - - -
Belanja Gedung Rp200.000.000 - - -
Belanja Pengembalian Rp160.000.000 - - -
pendapatan
Jumlah Belanja Rp414.000.000 Rp0 Rp0 Rp0

Transfer In - - Rp261.500.000
Transfer Out Rp261.500.000 - - -

Perubahan Ekuitas Rp3.364.500.000 Rp290.000.000 Rp340.000.000 Rp261.500.000


Ekuitas awal tahun Rp800.000.000 - - -
Ekuitas Akhir tahun Rp4.164.500.000 Rp290.000.000 Rp340.000.000 Rp261.500.000
BASIS KAS MODIFIKASI
TERNAMA SCHOOL OF MANAGEMENT
NERACA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017
Asset
Kas Dan Setara Kas Rp 5.056.000.000
Piutang Bunga Rp 100.000.000
Persediaan Rp 70.000.000
Biaya Dibayar Dimuka -
Piutang Lain Lain Rp 50.000.000
Investasi Lancar Rp 200.000.000
Tanah, Bangunan, Peralatan, Kendaraan Rp 1.430.000.000
Jumlah Asset Rp 6.906.000.000

Kewajiban Dan Ekuitas Dana


Kewajiban
Utang Jangka Pendek -
Pendapatan Diterima Dimuka Yang Dapat Dikembalikan Rp 500.000.000
Utang Lain Lain
Utang Wesel
Kewajiban Tahunan
Utang Jangka Panjang Rp 3.000.000.000
Jumlah Kewajiban Rp 3.500.000.000

Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar
Dana Operasional Rp4.164.500.000
Dana Pembangunan Rp290.000.000
Dana Beasiswa Rp340.000.000
Dana Abadi Rp261.500.000

Ekuitas Dana Di Investasikan


Dana Diinvestasikan Dalam Asset Non Kas Rp 420.000.000
Dana Diinvestasikan Dalam Asset Tetap Rp 1.430.000.000
Dana Dicadangkan Untuk Utang Rp (3.500.000.000)
Jumlah Ekuitas Dana Rp 3.406.000.000

Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas Dana Rp 6.906.000.000

Anda mungkin juga menyukai